Hitstat

07 March 2010

Kisah Para Rasul Volume 4 - Minggu 4 Senin

Orang-orang dari Golongan Bersunat
Kisah Para Rasul 11:2
Ketika Petrus tiba di Yerusalem, orang-orang dari golongan yang bersunat berselisih pendapat dengan dia

Galatia 6:15
Sebab bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi menjadi ciptaan baru, itulah yang ada artinya.

Ayat Bacaan: Kej. 17:9-14; Kis. 15:1; Gal. 2:3-4; 6:12-13; Flp. 3:2; Rm. 6:3-4; 8:13; Gal. 5:24

Sunat adalah ketetapan lahiriah yang diwarisi orang Yahudi dari nenek moyang mereka, Abraham (Kej. 17:9-14). Sunat membuat mereka berbeda dan terpisah dari orang-orang yang tidak percaya. Ini menjadi satu formalitas tradisional yang mati, sekadar tanda pada daging tanpa arti rohaniah apa pun, dan ini justru menjadi penghalang besar bagi perluasan Injil Allah menurut ekonomi Perjanjian Baru-Nya (Kis. 15:1; Gal. 2:3-4; 6:12-13; Flp. 3:2). Yudaisme didirikan di atas hukum Taurat pemberian Allah dengan tiga tiangnya: sunat, hari Sabat, dan peraturan tentang makanan yang kudus. Ketiga hal itu ditetapkan oleh Allah (Kej. 17:9-14; Kel. 20:8-11; Im. 11) sebagai bayangan dari apa yang harus datang (Kol. 2:16-17). Sunat adalah bayangan penyaliban Kristus atas penanggalan tubuh dosa, seperti yang dilambangkan dengan baptisan (Kol. 2:11-12).
Hari Sabat adalah lambang Kristus sebagai perhentian untuk umat-Nya (Mat. 11:28-30). Peraturan tentang makanan yang kudus melambangkan orang-orang yang tahir dan tidak tahir, yang boleh dikontak atau yang tidak boleh dikontak oleh orang-orang kudus Allah (Kis.10:11-16, 34-35). Begitu Kristus datang, semua bayangan itu harus berakhir. Karena itu, memelihara hari Sabat ditiadakan oleh Tuhan Yesus dalam ministri-Nya (Mat. 12:1-12); peraturan tentang makanan yang kudus dihapus oleh Roh dalam ministri Petrus (Kis.10:9-20), dan sunat tidak terhitung dalam wahyu yang diterima Paulus dalam ministrinya (Gal.5:6; 6:15). Lagi pula, hukum Taurat, dasar Yudaisme, telah diakhiri dan diganti oleh Kristus (Rm.10:4; Gal.2:16). Dalam Perjanjian Baru sunat berarti terus menerus menerapkan kematian Tuhan pada daging kita. Roma 6:3-4 mengatakan bahwa kita sudah dibaptis ke dalam kematian Kristus dan dikuburkan bersama Dia, tetapi Roma 8:13 dan Galatia 5:24 memberi tahu kita bahwa kita harus menerapkan sunat salib pada daging kita melalui Roh itu. Faktanya, daging kita telah siap disalibkan, tetapi secara praktis kita perlu menyalibkan daging setiap hari. Inilah realitas dan pelaksanaan tinggal dalam kematian dan penguburan Kristus, dan inilah makna penyunatan. Kita perlu hidup seturut makna dan realitas penyunatan Kristus.

No comments: