Hitstat

31 August 2011

1 Korintus - Minggu 25 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 14:15-25


Dalam Efesus 6:18 rasul menyuruh kita berdoa setiap waktu di dalam roh. Doa adalah penyembahan dan penyembahan harus di dalam roh (Yoh. 4:24). Ketika kita berdoa dengan roh, bukan dengan bahasa yang tidak dimengerti tetapi dengan kata-kata yang dapat dipahami, dengan sendirinya kita akan menggunakan pikiran untuk menerjemahkan dan menyatakan pemikiran roh. Maksud rasul di sini ialah di dalam sidang gereja, untuk keuntungan semua hadirin, kita harus berdoa dengan menggunakan pikiran kita, dengan kata-kata yang dapat dimengerti (ay. 19) untuk menyatakan beban dalam roh kita. Dalam sidang gereja doa kita tidak seharusnya hanya didengar oleh Tuhan dan diperkenan-Nya tetapi juga dapat dimengerti oleh semua hadirin bagi faedah mereka. Untuk tujuan ini, kita harus belajar menggunakan pikiran kita dalam doa bersama, sama seperti kita menggunakan roh kita, melatih agar pikiran kita bekerja sama dengan roh kita, bahkan menjadi satu dengan roh kita, sehingga roh kita dapat menjadi roh pikiran (Ef. 4:23).

Ayat 23 mengatakan, "Jadi, kalau seluruh jemaat berkumpul bersama-sama dan tiap-tiap orang berkata-kata dengan bahasa lidah, lalu masuklah orang-orang luar atau orang-orang yang tidak beriman, bukankah mereka akan katakan, bahwa kamu gila?" Jika di dalam suatu perhimpunan seluruh gereja, semua orang berkata-kata dalam bahasa lidah, orang luar akan menganggap bahwa semua hadirin itu gila. Karena itu mendorong semua orang berkata-kata dalam bahasa lidah dalam sidang gereja adalah tidak benar; ini berlawanan dengan perkataan Paulus.

Dalam ayat 24 Paulus berkata, "Tetapi kalau semua bernubuat, lalu masuk orang yang tidak beriman atau orang baru, ia akan diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua." Frase "semua bernubuat" menyiratkan bahwa semua hadirin memiliki tanggung jawab, dan kemampuan untuk bertutur-sabda. Jika semua bertutur-sabda di dalam sidang gereja, orang-orang akan diyakinkan. Bertutur-sabda semacam ini terutama bukan mengucapkan kata-kata nubuat, tetapi berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan.

Perkara diyakinkan oleh semua dan diselidiki oleh semua, tidak akan dihasilkan dari perkataan nubuat, tetapi dari penuturan sabda, yang berbicara bagi Tuhan dan mengutarakan Tuhan. Penuturan sabda semacam ini memerlukan pertumbuhan sampai taraf tertentu dalam hayat. Perkataan ini juga merupakan dorongan terhadap praktek bertutur-sabda.

Dalam ayat 25 Paulus menyimpulkan, "Segala rahasia yang terkandung di dalam hatinya akan menjadi nyata, sehingga ia akan sujud menyembah Allah dan mengaku: 'Sungguh, Allah ada di tengah-tengah kamu.'" Ini menyiratkan bahwa bertutur-sabda, berbicara bagi Allah, Allah dengan Allah sebagai isi, menyuplaikan Allah kepada para pendengar, dan membawa mereka kepada Allah. Ini juga menunjukkan bahwa sidang-sidang gereja seharusnya dipenuhi dengan Allah, dan bahwa semua kegiatannya seharusnya menyampaikan dan mentransmisikan Allah kepada orang-orang supaya mereka dapat diinfus dengan Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 61

No comments: