Hitstat

17 August 2011

1 Korintus - Minggu 23 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 12:7-11


Dalam ayat 8 Paulus melanjutkan berkata, "Sebab kepada yang seorang Roh memberikan karunia untuk berkata-kata dengan hikmat, dan kepada yang lain Roh yang sama memberikan karunia berkata-kata dengan pengetahuan." Menurut konteks kitab ini, perkataan hikmat adalah perkataan mengenai Kristus sebagai hal yang dalam dan rahasia dari Allah, yang telah ditentukan Allah untuk menjadi bagian kita (1:24, 30; 2:6-10). Perkataan pengetahuan adalah perkataan yang membagikan pengetahuan umum akan hal-hal mengenai Allah dan Tuhan (8:1-7). Perkataan hikmat terutama berasal dari roh kita melalui wahyu; perkataan pengetahuan terutama berasal dari pengertian kita melalui pengajaran. Perkataan hikmat lebih dalam daripada perkataan pengetahuan. Namun keduanya (bukan berkata-kata dalam bahasa lidah atau karunia mujizat lainnya) dicantumkan sebagai karunia-karunia utama dan penyataan-penyataan tertinggi dari Roh itu. Karena keduanya merupakan ministri-ministri, atau pelayanan-pelayanan yang paling berfaedah bagi penggenapan kaum saleh dan pembangunan gereja untuk melaksanakan operasi Allah.

Tidaklah mudah untuk membedakan perkataan hikmat dengan perkataan pengetahuan. Menurut 1 Korintus, perkataan hikmat adalah perkataan mengenai Kristus. Jika kita ingin membicarakan Kristus, maka kita memerlukan perkataan hikmat ini. Dalam pasal 1 dan 2 Paulus menekankan bahwa Kristus adalah hikmat Allah dan bahwa inilah hikmat yang kita bicarakan. Untuk perkataan hikmat ini, kita memerlukan wahyu, bukan sekadar pengajaran. Ini berarti kita memerlukan sesuatu yang diperlihatkan kepada kita oleh Roh itu di dalam roh kita -- kita memerlukan visi tentang Kristus sebagai hal-hal yang dalam dan rahasia dari Allah. Perkataan mengenai Kristus sebagai hal-hal yang dalam dan rahasia dari Allah adalah perkataan hikmat. Perkataan ini terutama diberikan kepada para rasul dan para nabi. Mereka telah melihat visi, wahyu, tentang Kristus, dan apa saja yang mereka katakan mengenai Kristus adalah perkataan hikmat.

Dalam ayat 10 Paulus juga menyinggung tentang bernubuat. Ini adalah untuk berbicara bagi Allah dan mengutarakan Allah, termasuk bernubuat dan meramal. Berbicara bagi Allah dan mengutarakan Allah berasal dari karunia hayat, yaitu yang berkembang oleh karena pertumbuhan hayat. Kita tidak boleh memahami kata nubuat di sini terutama berarti meramal. Ini terutama berarti berbicara bagi Tuhan, dan mengutarakan Tuhan. Tentunya, kadang-kadang mencakup unsur meramal, berbicara bagi, mengutarakan, dan bernubuat.

Paulus menyimpulkan ayat 10 dengan berkata, "Kepada yang seorang, Ia memberikan karunia untuk berkata-kata dengan bahasa lidah, dan kepada yang lain Ia memberikan karunia untuk menafsirkan bahasa lidah itu." Bahasa lidah di sini mengacu kepada bahasa atau dialek yang wajar (Kis. 2:4, 6, 8, 11) dari manusia atau dari malaikat (13:1), bukan suara atau bunyi yang tidak berarti. Berkata-kata dalam bahasa lidah yang tepat dan sejati adalah salah satu dari banyak karunia Roh (ayat 4), salah satu dari banyak aspek penyataan Roh itu (ayat 7). Ada orang berkata, "Berkata-kata dalam bahasa lidah adalah bukti awal dari baptisan Roh, yang kemudian menjadi karunia Roh. Setiap orang beriman harus berkata-kata dalam bahasa lidah sebagai bukti awal, tetapi tidak setiap orang beriman perlu memiliki karunia berkata-kata dalam bahasa lidah." Pengajaran semacam itu tidak ada dasarnya dalam Perjanjian Baru. Perjanjian Baru mengatakan dengan jelas bahwa berkata-kata dalam bahasa lidah hanyalah salah satu dari banyak karunia Roh, dan tidak semua orang beriman mempunyai karunia ini.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 3, Berita 57

No comments: