Hitstat

11 June 2005

1 Yohanes Volume 2 - Minggu 4 Sabtu

Hati Kita Tidak Menuduh
1 Yohanes 3:21
"…, jikalau hati kita tidak menuduh kita, maka kita mempunyai keberanian percaya untuk mendekati Allah."

Di dalam 3:21, kita mempunyai satu seluk beluk yang berhubungan dengan persekutuan ilahi yaitu hidup oleh realitas ilahi. Jika hati kita menghukum kita karena tidak hidup di dalam realitas ilahi, ini adalah satu tanda bahwa Allah juga menghukum kita. Kesadaran ini akan membuat kita selalu bersiaga agar jangan terputus dari persekutuan dengan Allah.
Tinggal di dalam Tuhan membutuhkan satu hati yang tenang dengan satu hati nurani yang tanpa pelanggaran. Ini sangat vital untuk persekutuan kita dengan Allah. Hati nurani yang bercela (ada pelanggaran) menghalangi tinggalnya kita di dalam Tuhan dan memutuskan persekutuan kita dengan Allah. Oleh karena itu, kita harus berjaga-jaga untuk selalu mempunyai satu hati yang tenang di hadapan Allah.
Kemudian ayat 22 berkata, "Dan apa saja yang kita minta, kita memperolehnya dari pada-Nya, karena kita menuruti segala perintah-Nya dan berbuat apa yang berkenan kepada-Nya." Menuruti segala perintahnya berarti tinggal di dalam-Nya, yaitu hidup dengan intim dan dekat dengan penyelamat. Ketika kita ada dalam persekutuan dengan-Nya, kita membuat kehendak-Nya menjadi kehendak kita. Dia akan membuat kita mengenal kehendak-Nya. Dalam keadaan demikian, kita tidak akan meminta hal-hal yang diluar kehendak Allah. Perasaan bersalah dari hati nurani dalam hati yang terhukum adalah suatu penghalang bagi doa kita. Hati nurani yang tanpa cela dalam hati yang tenang bisa meluruskan dan menjernihkan jalan bagi permohonan kita kepada Allah.

Kita Di dalam Allah Dan Allah Di dalam Kita
1 Yoh. 3:23-24

Satu Yohanes 3:23-24 berkata, "Dan inilah perintah-Nya itu: supaya kita percaya akan nama Yesus Kristus, Anak-Nya, dan supaya kita saling mengasihi ...Barangsiapa menuruti segala perintah-Nya, ia diam di dalam Allah dan Allah di dalam dia…" Mempunyai iman adalah menerima hayat ilahi di dalam hubungan kita dengan Tuhan; mengasihi adalah memperhidupkan hayat ilahi di dalam hubungan kita dengan saudara-saudara. Iman menjamah sumber hayat ilahi; kasih mengekspresikan esensi hayat ilahi. Keduanya perlu bagi kaum imani untuk memperhidupkan satu hayat yang tinggal di dalam Tuhan. Menurut Injil Yohanes, iman dan kasih adalah dua syarat bagi kita untuk menerima dan menikmati Allah.
Menaati Dia berarti tinggal di dalam Dia dan mereka yang tinggal di dalam Dia dijamin oleh kehadiran-Nya yang terus menerus. Bagian ini mewahyukan bahwa perkara tinggal di dalam Tuhan adalah kehidupan anak-anak Allah oleh hayat ilahi yang mereka terima dari Allah melalui kasih Bapa yang memperanakkan mereka (2:29; 3:7,10-11, 14-23). Hayat ini, sebagai benih ilahi, tumbuh di dalam pelaksanaan kebenaran (perintah-perintah). Ini adalah misterius tetapi riil di dalam Roh. Ayat ini adalah penutup bagian ini yang dimulai dari 2:28, mengenai tinggalnya kita di dalam Tuhan menurut pengajaran pengurapan ilahi seperti yang diuraikan dalam bagian sebelumnya (2:20-27). Bagian ini mewahyukan bahwa tinggal di dalam Tuhan adalah kehidupan anak-anak Allah berdasarkan hayat kekal-Nya sebagai benih ilahi (2:9, 15) yang bertumbuh berdasarkan mempraktekkan kebenaran Allah yang melahirkan mereka (2:29; 3:7, 10) dan kasih Bapa yang melahirkan mereka (3:10, 11, 14-23). Perkara tinggal di dalam yang sedemikian dan dasarnya – kelahiran kembali dan hayat ilahi sebagai benih ilahi – bersifat misterius namun nyata dalam Roh itu.
Kita tinggal di dalam Tuhan, maka Dia tinggal di dalam kita. Tinggalnya kita di dalam Dia adalah syarat bagi tinggalnya dia di dalam kita (Yoh. 15:4). Kita menikmati tinggalnya Dia di dalam kita melalui tinggal di dalam Dia.

Penerapan:
Dalam Kisah Para Rasul 23:1, rasul Paulus berkata, "... sampai kepada hari ini aku tetap hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah." Kemudian dalam 24:16 ia juga berkata, "aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia."

Pokok Doa:
Berdoalah agar Allah sang Terang menyoroti dan menyingkapkan semua debu dosa, pelanggaran, kecemaran, kelemahan, kekurangan serta cacat dalam moral kita dan mohonlah pembasuhan darah Putra-Nya, Yesus Kristus, agar hati nurani Anda disucikan dari segala tuduhan.

No comments: