Hitstat

07 January 2015

1 Tesalonika - Minggu 9 Rabu



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 5:6-11


Waspada ada hubungannya dengan berjaga-jaga. Waspada adalah tanggapan yang jelas terhadap situasi di medan peperangan, juga pemahaman yang tepat mengenai di mana kita berada dan di mana musuh kita berada. Ini adalah mengenali taktik serang musuh dan bagaimana kita harus membalas serangan. Asal kita waspada, pasti akan jelas arah kita. Waspada berarti jelas terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan peperangan. Jelas tentang di mana musuh berada, apa yang sedang musuh lakukan, dan bagaimana musuh menyusun serangannya, termasuk tahu jelas bagaimana melindungi diri kita dan bagaimana melancarkan serangan balasan. Orang yang waspada tahu sepenuhnya tentang situasi dirinya.

Dalam ayat 6 Paulus mengatakan, "Sebab itu baiklah jangan kita tidur seperti orang-orang lain, tetapi berjaga-jaga dan sadar (waspada)." Berjaga-jaga di sini berlawanan dengan tidur dalam ayat berikutnya, dan sadar atau waspada berlawanan dengan mabuk. Saat membicarakan pengharapan tentang kedatangan Tuhan, kita perlu memperhatikan diri kita sendiri dan bertanya apakah kita berjaga-jaga atau tertidur, waspada atau mabuk. Ada stiker yang ditempelkan pada bemper, menyinggung kedatangan Tuhan, menunjukkan bahwa orang Kristen banyak yang mabuk dan mati rasa. Tidak ada sikap berjaga-jaga dan berwaspada terhadap kedatangan Tuhan. Apakah kita berperang demi kepentingan Tuhan? Apakah kita berjaga-jaga? Apakah kita waspada dan sadar terhadap situasi kita? Kita perlu bertanya kepada diri sendiri tentang hal-hal ini.

Bila kita berjaga-jaga dan waspada, kita akan mengenakan persenjataan. Menurut ayat 8 kita harus mengenakan baju zirah iman dan kasih serta ketopong pengharapan keselamatan. Baju zirah ini melindungi iman dan kasih kita, ketopong melindungi pengharapan kita. Jadi, dengan persenjataan, susunan dasar kehidupan orang Kristen -- iman, kasih, dan pengharapan -- akan terlindung.

Dalam ayat 9-10 Paulus mengatakan, "Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, tetapi untuk beroleh keselamatan melalui Yesus Kristus, Tuhan kita, yang sudah mati untuk kita, supaya entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, kita hidup bersama-sama dengan Dia." Karena Allah tidak menetapkan kita untuk ditimpa murka, maka kita harus berjaga-jaga, waspada, dan berjuang (ayat 6, 8) untuk bekerja sama dengan Allah, supaya kita dapat memperoleh keselamatan-Nya melalui Tuhan Yesus. Sebagaimana telah kita tunjukkan, keselamatan dalam ayat ini bukanlah keselamatan yang kekal, melainkan keselamatan dari kebinasaan yang akan menimpa kita dan dari perbudakan perusakan ciptaan lama. Kita sedang menunggu keselamatan dari kebinasaan dan perbudakan perusakan. Kemudian kita akan menikmati kemerdekaan kemuliaan anak-anak Allah.

Ayat 10 Paulus menyinggung hidup bersama dengan Tuhan. Tuhan mati bagi kita bukan hanya supaya kita diselamatkan dari kebinasaan kekal, tetapi juga supaya kita bisa hidup bersama-Nya melalui kebangkitan-Nya. Kehidupan semacam ini dapat menyelamatkan kita dari kebinasaan yang akan datang. Kita hidup bersama-Nya, entah kita berjaga-jaga, entah kita tidur, yaitu entah kita masih hidup atau sudah meninggal. Di satu pihak, Tuhan meninggalkan kita dan kita sedang menunggu kedatangan kembali-Nya; di pihak lain, Dia berserta dengan kita (Mat. 28:20) dan kita bisa hidup bersama-Nya (Rm. 6:8).


Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 17

No comments: