Hitstat

23 January 2015

1 Tesalonika - Minggu 11 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 4:9, 13; 5:16-24


Sebagai orang yang hidup, kita memiliki satu hati di batin dan satu tubuh di lahir. Hati adalah pengarah kita, yang mengarahkan tindakan, aktivitas, dan gerak gerik kita. Tubuh adalah sarana organ yang dengannya kita bertindak secara lahiriah. Melalui tubuh, hati kita bergerak, dan tubuh bertindak di bawah pengarahan hati. Inilah alasan pasal 3 membahas tentang pengudusan hati dan pasal 4 tentang pengudusan tubuh.

Kemudian, bagaimana dengan roh dan jiwa kita? Sekalipun jiwa sangat mirip dengan hati dalam unsur penyusunnya, namun masih terdapat perbedaan antara jiwa dengan hati. Mengenai susunan diri kita, kita memiliki roh, jiwa, dan tubuh. Tetapi dalam tindakan dan kehidupan kita, kita mempunyai satu hati dan satu tubuh. Jadi, dalam membicarakan apa adanya kita, kita harus menyinggung roh, jiwa, dan tubuh. Tetapi dalam membicarakan kehidupan dan tindakan kita, kita harus menyinggung hati dan tubuh. Kehidupan sehari-hari kita adalah masalah hati kita dan tubuh kita. Karena itu, dalam Kitab 1 Tesalonika Paulus membedakan apa adanya kita dengan bagaimana kita bertindak. Dalam hal aktivitas, kita mempunyai satu hati dengan satu tubuh. Tetapi dalam apa adanya kita, kita memiliki roh, jiwa, dan tubuh.

Satu Tesalonika 3 membicarakan bagian batiniah kita -- pengudusan hati kita. Dalam pasal 4 membicarakan bagian lahiriah kita -- pengudusan tubuh kita. Kemudian dalam pasal 5, sebagai penutup kitab ini, pengudusan meliputi seluruh diri kita. Inilah sebabnya Paulus membicarakan Allah damai sejahtera menguduskan kita seluruhnya. Kata "seluruhnya" ini Paulus tujukan kepada seluruh roh dan jiwa dan tubuh kita. Sebab itu, ia mengungkapkan harapannya agar roh, jiwa, dan tubuh kaum beriman bisa terpelihara sempurna. Inilah dikuduskan seluruhnya.

Kata keterangan "seluruhnya" dalam 5:23 menunjukkan kuantitas, menunjukkan fakta bahwa setiap bagian dari diri kita -- roh, jiwa, dan tubuh -- perlu dikuduskan dan dipelihara. Selain itu, kata sifat "sempurna" menerangkan kualitas. Demikianlah Paulus, seorang penulis yang ulung menunjukkan secara singkat bahwa dari segi kuantitas kita perlu dikuduskan seluruhnya, dan dari segi kualitas kita perlu dipelihara sempurna. Kita perlu dipelihara bukan sebagian atau pada permukaan, melainkan seluruhnya, bahkan mutlak dan sempurna. Saya harap tinjauan ringkas atas Kitab 1 Tesalonika ini akan membantu Anda memahami apa yang akan kita bahas dalam berita ini dan berita selanjutnya.

Allah sangat damba menguduskan kita seluruhnya. Ia ingin memelihara kita dalam tiga bagian diri kita, yakni memelihara roh, jiwa, dan tubuh kita. Menurut 5:23, manusia kita tersusun dari tiga bagian, yaitu roh, jiwa, dan tubuh.

Ketika masih muda, saya sudah mengetahui kebenaran tentang ketiga bagian manusia dan saya pun berjuang untuk kebenaran ini. Dalam teologi, ini dikenal sebagai trikotomi. Ada pula aliran dikotomi, yang mengajarkan bahwa manusia terdiri dari dua bagian: tubuh dan jiwa. Satu Tesalonika 5:23 membuktikan dengan tegas bahwa ajaran dikotomi itu tidak benar. Dalam ayat ini terdapat kata sambung antara kata roh dan jiwa, juga antara kata jiwa dan tubuh. Ini menunjukkan bahwa roh, jiwa, dan tubuh berbeda dan terpisah. Namun demikian, beberapa guru Alkitab berpendapat bahwa istilah roh dan jiwa sinonim (bersamaan arti). Ini dapat diumpamakan dengan mengatakan bahwa anggota tubuh jasmani kita yang berbeda, misalnya perut dan hati, adalah sama. Kesalahpahaman yang menganggap jiwa dan roh adalah sinonim sangatlah serius.


Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 23

No comments: