Hitstat

16 January 2015

1 Tesalonika - Minggu 10 Jumat



Pembacaan Alkitab: 1 Tes. 1:3


Bila kita memiliki pandangan menyeluruh terhadap Kitab 1 Tesalonika, pasti akan nampak bahwa ketiga pasal yang pertama merupakan satu bagian, dan dua pasal terakhir merupakan bagian lain. Kita telah nampak bahwa surat ini mempunyai susunan dasar yang mengandung tiga unsur: pekerjaan iman, usaha (jerih lelah) kasih, dan ketekunan pengharapan. Paulus menyinggungnya dalam 1:3, "Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha (jerih lelah) kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita." Dengan susunan ini sebagai dasar, Paulus mengatakan dalam 1:9-10 bahwa kaum beriman berbalik dari berhala, melayani Allah yang hidup dan benar, serta menunggu kedatangan Putra-Nya dari surga. Dalam pasal 2 kita nampak pemeliharaan kehidupan yang kudus bagi hidup gereja. Pemeliharaan ini adalah pekerjaan seorang ibu yang mengasuh dan seorang bapak yang menasihati. Hasil dari pemeliharaan yang tepat ini adalah kita hidup sepadan dengan kehendak Allah yang memanggil kita ke dalam Kerajaan dan kemuliaan-Nya (2:12). Agar bisa berperilaku seperti itu, kita perlu disempurnakan dalam iman kita, dan perlu bertambah-tambah serta berlimpah dalam kasih kita. Dalam pasal 3, Paulus benar-benar menaruh perhatian kepada iman dan kasih orang-orang Tesalonika. Menurut 3:10 ia ingin sekali menyempurnakan apa yang kurang pada iman mereka. Memang, orang-orang Tesalonika beriman, namun perlu disempurnakan. Paulus rindu berjumpa dengan mereka untuk menyempurnakan apa yang kurang pada iman mereka. Dalam 3:12 ia melanjutkan, "Kiranya Tuhan menjadikan kamu bertambah-tambah dan berkelimpahan dalam kasih seorang terhadap yang lain dan terhadap semua orang, sama seperti kami juga mengasihi kamu." Sebagai kaum beriman, kita semua perlu disempurnakan dalam iman dan bertambah-tambah serta berkelimpahan di dalam kasih.

Dalam 3:13 kita mendapatkan alasan khusus tentang perlunya kita disempurnakan atas iman, dan bertambah serta berkelimpahan dalam kasih, yaitu supaya Tuhan meneguhkan hati kita supaya tak bercacat dalam kekudusan. Peneguhan hati kita adalah hasil atau akibat dari penyempurnaan iman kita dan bertambah-tambah serta berlimpahnya kasih kita. Tuhan sedang melakukan pembangunan, yaitu meneguhkan hati kita. Hati kita perlu dibangun, diteguhkan supaya tak bercacat. Nanti, kita akan menerangkan arti perkataan "tak bercacat" dalam ayat 13.

Dalam 3:13 Paulus mengatakan bahwa Tuhan akan meneguhkan hati kita supaya tak bercacat dalam kekudusan. Ia tidak mengatakan bahwa hati kita akan diteguhkan supaya tak bercacat dalam kemurnian atau dalam kebersihan. Perjanjian Baru menekankan hati yang murni. Tuhan Yesus berfirman, "Berbahagialah orang yang murni hatinya, karena mereka akan melihat Allah" (Mat. 5:8 Tl.). Paulus menasihati Timotius agar bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dari hati yang murni (2 Tim. 2:22). Tidak hanya demikian, dalam Mazmur 51:12, Daud berdoa supaya Tuhan menciptakan di dalamnya hati yang tahir (bersih). Mengapa Paulus tidak mengatakan tak bercacat dalam kemurnian atau dalam kebersihan, melainkan tak bercacat dalam kekudusan? Ini disebabkan Kitab 1 Tesalonika membahas kehidupan yang kudus bagi hidup gereja. Kesimpulan bagian pertama surat ini, yang terdiri dari pasal 1, 2, dan 3, adalah Tuhan akan meneguhkan hati kita supaya tak bercacat dalam kekudusan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Tesalonika, Buku 2, Berita 20

No comments: