Hitstat

26 October 2017

Matius - Minggu 4 Kamis

Pembacaan Alkitab: Mat. 2:2, 9
Doa baca: Mat. 2:9
Setelah mendengar kata-kata raja itu, berangkatlah mereka. Lihatlah, bintang yang mereka lihat di Timur itu mendahului mereka hingga tiba dan berhenti di atas tempat, di mana Anak itu berada.


Pada waktu kelahiran Yesus, terdapat suatu agama yang disebut agama Yahudi. Agama Yahudi sangat mutlak untuk Alkitab. Namun hampir tidak ada seorang pun dalam agama itu yang mengetahui bahwa Kristus telah datang. Kita tidak menjumpai catatan dalam Perjanjian Baru yang menyatakan bahwa beberapa di antara umat agama itu pergi untuk menemui Kristus. Sebaliknya, tercatat bahwa beberapa orang majus (ahli perbintangan) datang mencari Dia (2:1-12). Tentunya hal ini adalah inisiatif Allah, bukan mereka.

Allah memberi orang-orang Majus itu sebuah bintang yang bersinar untuk memimpin mereka (2:2). Bintang ini tidak muncul di Tanah Kudus. Ia tampil di hadapan orang-orang yang jauh, jauh dari negeri kudus, jauh dari kota kudus, jauh dari Bait Suci dan agama kudus, jauh dari Kitab Suci, kaum kudus, dan imam-imam kudus. Jauh dari semua benda-benda kudus ini, bintang terang itu tampil di hadapan beberapa orang Majus di Timur. Cahaya bintang terang ini menggerakkan orang-orang Majus ini terhadap Raja orang Yahudi. Saya tidak tahu bagaimana orang-orang Majus ini digerakkan terhadap Raja orang Yahudi, dan saya tidak mau menerka. Sudah terlalu banyak khayalan tentang orang-orang Majus ini. Bagaimanapun, mereka datang dari Timur, Negeri Timur dan mengetahui bahwa bintang itu menunjukkan Raja orang Yahudi.

Setelah orang-orang majus mengalami visi bintang surgawi itu, mereka mendapat kesulitan. Kesulitan ini datang dari konsepsi alami mereka. Orang-orang Majus ini nampak visi dan mengetahui bahwa itu menunjukkan Raja orang Yahudi, mereka menduga bahwa mereka harus pergi ke Yerusalem, ibu kota bangsa Yahudi, di mana Raja orang Yahudi diperkirakan ada (ayat 12). Keputusan mereka pergi ke Yerusalem bukan datang dari terang bintang itu. Yerusalem tempat yang keliru. Yerusalem, sebagai ibu kota dan kota tempat Bait Suci berlokasi, bukan tempat terlahirnya Yesus. Teralihkannya orang-orang Majus menyebabkan suatu masalah yang serius dan hampir-hampir mengakibatkan terbunuhnya bayi Yesus. Jikalau bukan karena kedaulatan Allah, Yesus kecil itu pasti akan terbunuh akibat kekeliruan mereka. Kesalahan mereka merenggut jiwa banyak anak kecil (ayat 16-18).

Setelah orang-orang Majus pergi ke Yerusalem, tempat yang keliru, mereka telah dibenarkan oleh Alkitab. Dari Alkitab mereka mengetahui bahwa tempat yang benar ialah Betlehem, bukan Yerusalem (ayat 4-6). Ketika orang-orang Majus dibenarkan oleh Alkitab, mereka meninggalkan Yerusalem dan dipulihkan ke jejak yang benar; bintang itu pun muncul lagi (ayat 9). Visi yang hidup selalu mengikuti Alkitab.

Namun, tidak ada seorang pun agamawan di Yerusalem yang pergi dengan orang-orang Majus ke Betlehem. Ini sangat ganjil. Andaikata Anda seorang imam di antara imam-imam itu, tidakkah Anda pergi bersama-sama orang-orang majus itu untuk melihat apakah Yesus benar-benar dilahirkan di Betlehem? Tetapi tidak ada satu pun di antara mereka yang pergi. Mereka telah mengetahui dan mereka dapat memberi tahu orang lain bahwa Mesias akan dilahirkan di Betlehem, namun tidak ada satu pun dari mereka yang pergi. Mereka untuk pengetahuan Alkitab; mereka bukan untuk persona yang hidup, Mesias.


Sumber: Pelajaran-Hayat Matius, Buku 1, Berita 7

No comments: