Hitstat

17 November 2015

Ibrani - Minggu 26 Selasa



Pembacaan Alkitab: Ibr. 12:5-14


Ganjaran adalah untuk kekudusan dan yang menghasilkan kebenaran (keadilan). Kudus adalah sifat hayat ilahi Allah yang berada dalam batin, sedang kebenaran adalah perbuatan (tingkah laku) kaum beriman yang telah dikuduskan yang tertampil di luar. Perbuatan ini muncul dari sifat yang di dalam batin, yang menghasilkan buah damai (ayat 11; Yes. 32:17). Kalau batin kita tidak pernah dijenuhi oleh sifat Allah yang kudus, perbuatan kita yang di luar tidak mungkin dapat memiliki kebenaran yang normal. Pertama-tama, hukum hayat menggarapkan sifat ilahi Allah ke dalam kita. Kemudian, perbuatan kita yang di luar menghasilkan buah kebenaran, yaitu damai sebagai hasil kekudusan dalam batin. Dalam pengalaman kita yang riil, kekudusan ialah yang pertama, kedua adalah kebenaran, dan terakhir adalah damai.

Kaum beriman Ibrani dianiaya oleh penganut agama Yahudi. Ketika mereka berada di bawah penganiayaan, mereka ingin berdamai dengan penganiaya-penganiaya itu, tetapi mereka mengabaikan kekudusan mereka. Kudus tidak lain berarti masuk ke dalam tempat maha kudus dan menjamah hukum hayat. Hukum hayat ini akan bekerja menjenuhi kita dengan sifat kudus Allah. Ketika kita dipenuhi sifat Allah, dengan spontan kita akan menghasilkan buah kebenaran, dan kebenaran ini akan membawakan damai yang sejati. Banyak orang Kristen memiliki damai, tetapi bukan damai yang sejati, melainkan yang berasal dari kompromi. Mungkin ada beberapa orang beriman Ibrani berkata kepada orang tuanya, "Ya, ayah, jika engkau tidak mengizinkan aku menempuh jalan perjanjian yang baru dengan mutlak, baiklah aku pergi ke Bait Suci bersama ayah pada hari ketujuh. Di hari kedelapan, yaitu hari pertama dari satu minggu, aku pergi lagi mengikuti pertemuan ibadah orang Kristen. Demikian, kita pasti akan tinggal bersama dengan damai. Damai semacam ini adalah hasil kompromi, yaitu yang diperoleh dari mengorbankan kekudusan.

Seperti kita telah lihat, damai ialah buah kebenaran. Kekudusan ialah sifat batiniah, sedang kebenaran ialah perbuatan lahiriah. Ganjaran Allah tidak saja membantu kaum beriman beroleh bagian dalam kekudusan-Nya, juga membuat mereka menjadi benar dengan Allah maupun dengan manusia, sehingga dalam kondisi kebenaran ini mereka dapat menikmati damai sebagai buah yang manis, yakni buah damai sejahtera.

Dikatakan dalam ayat 12-13, "Sebab itu, kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut yang goyah; dan luruskanlah jalan bagi kakimu, sehingga yang pincang jangan terkilir tetapi menjadi sembuh." Kehidupan orang Kristen bukanlah perkara doktrin-doktrin teoritis untuk dipikirkan, melainkan harus terdiri dari jalan-jalan praktis untuk ditempuh. Semua doktrin yang baik dan sehat di dalam Alkitab merupakan jalan-jalan yang dapat ditempuh. Hal ini benar-benar nyata di dalam Kitab Ibrani. Pertama, kitab ini menyuplai kita doktrin-doktrin yang paling tinggi dan paling sehat tentang Kristus dan perjanjian-Nya yang baru. Kemudian, berdasarkan doktrin-doktrin yang tepat yang ditunjukkan kepada kita, kitab ini menyuruh kita berlari dalam perlombaan dan meluruskan jalan bagi kaki kita. Bagian pertama dari kitab ini (1:1-10:18) menyinggung tentang doktrin-doktrin, dan bagian yang kedua (10:19-13:25) menyinggung tentang perlombaan dan jalan‑jalan itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 51

No comments: