Hitstat

14 November 2015

Ibrani - Minggu 25 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Ibr. 12:2-4


Beban berat dan dosa yang merintangi akan menghalangi dan membatasi kaum beriman Ibrani sehingga mereka tidak dapat berlari pada perlombaan surgawi dalam perjanjian yang baru, mengikuti Yesus, yang telah ditolak oleh Yudaisme. Bagi kaum beriman Ibrani yang bimbang, pikiran mereka yang ingin berbalik kembali ke agama Yahudi adalah dosa yang merintangi mereka. Dosa yang tercantum dalam ayat 1 adalah dosa, yang khusus dan unik, sebab Paulus memberinya kata sandang tertentu ‑ "dosa itu" (Tl.). Dosa unik yang merintangi orang adalah dosa yang disengaja, seperti mengabaikan pertemuan ibadah dengan kaum saleh, mengabaikan jalan perjanjian yang baru, dan kembali ke dalam agama Yahudi.

Dalam ayat 2 Paulus menyuruh kaum beriman Ibrani "melakukannya dengan mata yang tertuju kepada Yesus, yang memimpin kita dalam iman dan membawa iman kita itu kepada kesempurnaan." Pelari dalam lomba lari, misalnya pelari 100 m, harus memandang sasarannya saja, lain tidak. Kaum beriman Ibrani harus berpaling dari segala hal dalam lingkungan mereka, dari agama lama mereka, Yudaisme dan penganiayaannya, serta dari segala hal bumiah, sehingga mereka dapat memandang Yesus, yang sekarang duduk di sebelah kanan takhta Allah di surga.

Mulai dari 1:3, kitab ini terus‑menerus mengarahkan kita kepada Kristus yang telah duduk di surga. Paulus secara khusus menunjukkan Kristus yang telah duduk di surga dan yang memiliki begitu banyak aspek, sehingga Dia dapat memelihara kita dalam segala hal. Kristus yang surgawi ini berlawanan dengan agama duniawi dan segala hal bumiah. Untuk menikmati Kristus yang surgawi, kita perlu berpaling dari segala hal yang berada di bumi kepada Dia, yang telah duduk di sebelah kanan takhta Allah. Melalui kematian dan kebangkitan‑Nya, Dia telah merampungkan segala sesuatu yang diperlukan oleh Allah dan manusia. Sekarang di dalam kenaikan‑Nya, Dia sedang duduk di surga, di dalam status Putra Allah (1:5) dan Anak Manusia. (2:6), juga di dalam status Allah (1:8) dan manusia (2:6), menjadi ahli waris segala sesuatu (1:2), yang diurapi Allah (1:9), Pemimpin keselamatan kita (2:10), Sang Pengudus (2:11), Penolong yang konstan (2:16), Penolong pada waktunya (4:16), Rasul Allah (3:1), Imam Besar (2:17; 4:14; 7:26), Pelayan kemah yang sejati (8:2) dengan ministri yang jauh lebih agung (8:6), jaminan dan Pengantara dari perjanjian yang lebih baik (7:22; 8:6, 12:24), Pelaksana perjanjian yang baru (9:16‑17), Perintis (6:20), Pemulai dan Penyempurna iman (12:2), dan Gembala Agung segala domba (13:20). Jika kita menengadah kepada Dia yang demikian ajaib dan almuhit, Dia akan menyuplaikan surga, hayat, dan kekuatan kepada kita, mentransfusi dan menginfus kita dengan segala apa adanya Dia, sehingga kita mampu berlari dalam perlombaan surgawi dan menempuh kehidupan surgawi di bumi. Dengan cara ini Dia akan membawa kita menempuh jalan seumur hidup ini dan memimpin kita masuk ke dalam kemuliaan (2:10).

Yesus yang ajaib ini, telah duduk di takhta di surga dan telah "dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat" (2:9). Dia adalah daya tarik terbesar dalam alam semesta, seperti sebuah magnit yang sangat besar, menarik semua pencari-Nya kepada‑Nya. Karena ditarik oleh keelokan‑Nya yang mempesona, maka kita berpaling dari segala hal lain di luar Dia. Tanpa obyek yang sedemikian mempesona, bagaimana kita dapat berpaling dari begitu banyak hal yang menyesatkan di bumi ini?

Karena latar belakang Paulus persis dengan kaum beriman Ibrani, maka ia layak menjadi seorang teladan bagi semua peserta perlombaan. Galatia 2:2 dan I Korintus 9:26‑27 memperlihatkan bagaimana Paulus mengawali perlombaannya. Filipi 3:5‑8, 12‑14 memperlihatkan bagaimana Paulus terus‑menerus berlari dalam perlombaannya. Dalam Filipi 3 kita nampak Paulus sebagai satu model kaum beriman Ibrani, ia berlari terus ke depan, meninggalkan agama Yahudi yang usang. Dalam 2 Timotius 4:7‑8, yang ditulisnya tidak lama menjelang mati martirnya, ia memberi tahu kita bahwa Ia telah menyelesaikan perlombaan itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 50

No comments: