Hitstat

19 November 2015

Ibrani - Minggu 26 Kamis



Pembacaan Alkitab: Gal. 5:4


Dalam Ibrani 12 terdapat peringatan kelima atau terakhir dari Surat Ibrani. Peringatan ini menyuruh kita berlari dalam perlombaan dan jangan jatuh dan meninggalkan anugerah. Berlari dalam perlombaan memerlukan anugerah, dan anugerah ini cukup untuk menyuplai kita berlari dalam perlombaan. Dalam pasal 10 dan 12 kita menemukan tiga istilah yang semakna. Dalam Ibrani 10:20 tercantum kata "jalan yang baru dan yang hidup" dalam 12:1 ada kata "perlombaan." Perlombaan ialah jalan di mana kita berlari. Kalau kita hanya berjalan saja, jalan itu tetap sebagai jalan, tetapi bila kita mulai berlari, jalan itu menjadi perlombaan. Istilah yang ketiga yang sama artinya adalah "jalan" (12:13). Jalan yang kita tempuh seharusnya menjadi perlombaan di mana kita. berlari. Baik disebut jalan atau perlombaan, artinya sama saja.

Tinggal dalam tempat maha kudus berarti terus berlari dalam perlombaan. Menurut pengalaman kita, kapan saja kita dalam pikiran berniat sedikit kompromi, roh dalam batin kita akan merasa kehilangan penyertaan Allah, dan merasa tidak lagi berada dalam tempat maha kudus. Jalan kita untuk berkontak dengan Allah segera menjadi tidak lurus lagi, tetapi menjadi berliku‑liku. Liku‑liku itu akan membuat kita meninggalkan tempat maha kudus, meninggalkan tabut kesaksian, manna yang tersembunyi, tongkat yang bertunas, dan meninggalkan loh kesaksian. Meskipun pada mulanya kita hanya terpisah sedikit saja dari tempat maha kudus, tetapi akhirnya kita akan menyadari alangkah jauhnya kita terpisah dari tempat maha kudus.

Perlombaan kita pada akhirnya harus berada dalam tempat maha kudus. Bila kita hanya berlari di pelataran luar, sangatlah dangkal. Kita harus berlari dalam tempat maha kudus. Boleh jadi Anda mengira tempat maha kudus terlalu kecil untuk menjadi tempat lomba lari. Ya, tempat maha kudus dalam Kemah Pertemuan memang hanya sepuluh hasta (panjang, lebar, dan tingginya sama; Kel. 26:8, 16). Pada Bait Allah ukurannya menjadi dua puluh hasta (1 Raj. 6:20), dan sampai di Yerusalem Baru ukurannya menjadi dua belas ribu stadia (Why. 21:16). Ukuran tempat maha kudus, baik dalam Kemah Pertemuan, dalam Bait Allah, maupun dalam Yerusalem Baru semua melambangkan kesempurnaan dari apa adanya Allah yang kekal itu. Ditinjau dari sudut mana saja, Allah itu sempurna dan lengkap; kelengkapan dan kesempurnaan‑Nya kekal dan tidak terbatas.

Sekarang kita harus mempertanyakan satu pertanyaan: Apakah anugerah itu? Anugerah tidak lain ialah Allah dalam Kristus tersalur ke dalam diri kita sebagai kenikmatan kita dalam pengalaman. Jadi bukan hanya pekerjaan yang Tuhan lakukan untuk kita saja; bahkan Allah Tritunggal sendiri tersalur ke dalam diri kita, dan kita alami sebagai kenikmatan. Singkatnya, anugerah ialah Allah Tritunggal yang kita alami. Anugerah tidak lain ialah Allah dalam Kristus tersalur ke dalam diri kita untuk kita nikmati. Pertama, Ia tersalur ke dalam roh kita, dan ketika Ia tersebar ke dalam bagian‑bagian batin kita, Ia menjadi kenikmatan kita. Anugerah Allah datang kepada kita melalui Knstus (Yoh. 1:14, 17), dan ini adalah anugerah Kristus (2 Kor. 13:13; 12:19), bahkan Kristus itu sendiri (Gal. 6:18; bandingkan 2 Tim. 4:22).

Jatuh dan meninggalkan anugerah berarti jatuh dan meninggalkan Kristus. Kalau kita jatuh dan meninggalkan anugerah, kita akan "lepas dari Kristus" (Gal. 5:4). Dalam hal ini Paulus mengingatkan gereja‑gereja di Galatia, yang berada dalam bahaya seperti yang dihadapi kaum beriman Ibrani, yakni jangan "lepas dari Kristus", akibat berpaling kembali ke hukum Taurat agama Yahudi. Jika demikian, mereka akan jatuh dan meninggalkan anugerah Allah yaitu Kristus sendiri. Janganlah kita jatuh dan meninggalkan anugerah, melainkan "menerima anugerah" (12:28 Tl. LAI: mengucap syukur), "diteguhkan dengan anugerah (13:9), bahkan harus "berdiri di dalam anugerah" (Rm. 5:2). Baik Surat Galatia maupun Ibrani semua ditutup dengan pemberkatan anugerah (Gal. 6:18; Ibr. 13:25).


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 3, Berita 52

No comments: