Pembacaan Alkitab: Kis. 6:3, 5; 7:55; 11:24; 13:52
Doa baca: “Murid-murid di Antiokhia tetap penuh
dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.” (Kis. 13:52)
Roh Esensial
dan Roh Ekonomikal
Kisah Para Rasul 1:5 mengatakan, “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan
dibaptis dengan Roh Kudus.” Hal ini dengan jelas mengacu kepada Roh
ekonomikal. Kemudian ayat 8 meneruskan,
“Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu.” Roh
turun ke atas kita adalah masalah Roh ekonomikal. Dalam Kisah Para Rasul 2:4
kita nampak bahwa murid-murid dipenuhi dengan Roh secara ekonomikal bagi
ministri mereka. Ayat-ayat ini membicarakan pencurahan Roh, berbeda dengan
pengembusan Roh ke dalam murid-murid yang keluar dari mulut Kristus pada hari
kebangkitanNya. Pencurahan Roh Allah adalah dari langit pada hari kenaikan
Kristus. Yang terdahulu adalah aspek esensial dari Roh yang diembuskan ke dalam
murid-murid bagi apa adanya dan eksistensi rohani mereka; yang kemudian adalah
aspek ekonomikal dari Roh yang dicurahkan ke atas mereka sebagai kekuatan bagi
pekerjaan mereka.
Dalam Kisah Para Rasul 6:5 kita diberi tahu bahwa
Stefanus adalah “seorang yang penuh iman
dan Roh Kudus.” Hal ini mengacu kepada aspek esensial Roh itu. Ketika
Stefanus dirajam batu, dia penuh dengan Roh itu secara esensial: “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh
Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di
sebelah kanan Allah” (7:55). Pemenuhan Roh di sini adalah perihal hayat,
bukan kekuatan. Kisah Para Rasul 13:52 mengatakan, “Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh
Kudus.” Dalam ayat ini para murid dipenuhi dengan Roh Kudus secara esensial
untuk hayat, bukan untuk kekuasaan. Ketika kita membahas ayat-ayat ini dalam
Kitab Kisah Para Rasul, kita nampak dengan jelas dua aspek Roh Kudus. Di satu
pihak, aspek esensial dari Roh itu bagi hayat rohani kita; di pihak lain, aspek
ekonomikal dari Roh itu bagi pekerjaan kita untuk melaksanakan ekonomi
Perjanjian Baru Allah.
Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 67
No comments:
Post a Comment