Hitstat

02 February 2019

Markus - Minggu 34 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Kis. 6:3, 5; 7:55; 11:24; 13:52
Doa baca: “Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.” (Kis. 13:52)


Roh Esensial dan Roh Ekonomikal


Kisah Para Rasul 1:5 mengatakan, “Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus.” Hal ini dengan jelas mengacu kepada Roh ekonomikal. Kemudian ayat 8 meneruskan, “Tetapi kamu akan menerima kuasa bilamana Roh Kudus turun ke atas kamu.” Roh turun ke atas kita adalah masalah Roh ekonomikal. Dalam Kisah Para Rasul 2:4 kita nampak bahwa murid-murid dipenuhi dengan Roh secara ekonomikal bagi ministri mereka. Ayat-ayat ini membicarakan pencurahan Roh, berbeda dengan pengembusan Roh ke dalam murid-murid yang keluar dari mulut Kristus pada hari kebangkitanNya. Pencurahan Roh Allah adalah dari langit pada hari kenaikan Kristus. Yang terdahulu adalah aspek esensial dari Roh yang diembuskan ke dalam murid-murid bagi apa adanya dan eksistensi rohani mereka; yang kemudian adalah aspek ekonomikal dari Roh yang dicurahkan ke atas mereka sebagai kekuatan bagi pekerjaan mereka.

Dalam Kisah Para Rasul 6:5 kita diberi tahu bahwa Stefanus adalah “seorang yang penuh iman dan Roh Kudus.” Hal ini mengacu kepada aspek esensial Roh itu. Ketika Stefanus dirajam batu, dia penuh dengan Roh itu secara esensial: “Tetapi Stefanus, yang penuh dengan Roh Kudus, menatap ke langit, lalu melihat kemuliaan Allah dan Yesus berdiri di sebelah kanan Allah” (7:55). Pemenuhan Roh di sini adalah perihal hayat, bukan kekuatan. Kisah Para Rasul 13:52 mengatakan, “Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.” Dalam ayat ini para murid dipenuhi dengan Roh Kudus secara esensial untuk hayat, bukan untuk kekuasaan. Ketika kita membahas ayat-ayat ini dalam Kitab Kisah Para Rasul, kita nampak dengan jelas dua aspek Roh Kudus. Di satu pihak, aspek esensial dari Roh itu bagi hayat rohani kita; di pihak lain, aspek ekonomikal dari Roh itu bagi pekerjaan kita untuk melaksanakan ekonomi Perjanjian Baru Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 67

No comments: