Hitstat

18 January 2006

Wahyu Volume 7- Minggu 4 Rabu

Kebangkitan Pertama
Wahyu 20:5
“Tetapi orang-orang mati yang lain tidak bangkit sebelum berakhir masa yang seribu tahun itu. Inilah kebangkitan pertama.”

“Kebangkitan pertama” bukanlah kebangkitan yang hanya sekali; tidak juga mengacu kepada kebangkitan umum yang mana pun. Kebangkitan pertama mencakup semua kebangkitan yang ”terbaik” yang terjadi sebelum milenium. Kata ”inilah” dalam ayat di atas termasuk dua hal yang disebutkan dalam ayat 4, yaitu, hidup kembali dan memerintah. Jadi, kebangkitan pertama adalah kebangkitan yang ”terbaik”, yaitu hidup kembali dan memerintah. Kebangkitan ini adalah pahala bagi para pemenang (Luk. 14:14; 20:34-36), yaitu memerintah bersama Tuhan selama seribu tahun.
Dalam Filipi 3:11 Paulus mengatakan, “Supaya aku akhirnya beroleh kebangkitan dari antara orang mati.” Apakah maksudnya? Bukankah semua manusia yang mati suatu hari kelak akan dibangkitkan untuk dihakimi? Mengapa Paulus dalam ayat ini masih mengharapkan kebangkitan dari antara orang mati? Ini menunjukkan bahwa Paulus bukan mengharapkan untuk dibangkitkan dari kematian, dia juga tidak mengharapkan kebangkitan roh (sebab kebangkitan roh telah diterima dalam kelahiran kembali). Apa yang Paulus harapkan adalah ”kebangkitan yang luar biasa,” kebangkitan terbaik, yang dibicarakan dalam Wahyu 20:5, yaitu hidup kembali dan memerintah bersama Tuhan selama seribu tahun.
Kebangkitan pertama ini bukan hanya dinikmati oleh mereka yang dibangkitkan dari antara orang mati tetapi juga dinikmati oleh para pemenang yang terangkat hidup-hidup.

Kematian Yang Kedua
Mat. 18:34-35; 1 Tes. 4:5-6; Luk. 12:4-5; Yoh. 15:6

Wahyu 20:6a mengatakan, “Berbahagia dan kuduslah ia, yang mendapat bagian dalam kebangkitan pertama itu. Kematian yang kedua tidak berkuasa lagi atas mereka.” Kematian sebelum kebangkitan adalah kematian yang pertama, dan kematian setelah kebangkitan adalah kematian yang kedua.
Jangan mengira bahwa setelah dibangkitkan, segalanya akan beres. Setelah dibangkitkan, kita harus berdiri di depan takhta penghakiman Kristus (2 Kor. 5:10). Jika kita sudah pasti tidak mempunyai masalah lagi, mengapa kita masih dihakimi setelah kebangkitan? Kita memang telah diselamatkan dan tidak akan binasa selamanya (Yoh. 10:28-29). Tetapi dalam 1 Korintus 3:15 Paulus mengatakan, "Jika pekerjaannya terbakar, ia akan menderita kerugian; ia sendiri akan diselamatkan, tetapi seperti dari dalam api." Roma 14:12 juga mengatakan, "Setiap orang di antara kita akan memberi pertanggungjawaban tentang dirinya sendiri kepada Allah." Meskipun telah diselamatkan, kita masih mungkin menderita kerugian. Jangan mengharapkan langsung masuk ke Kerajaan Seribu Tahun dan menjadi raja bersama Kristus. Kita harus diperiksa dahulu. Saat itu kita mungkin berkata, "Tuhan, setelah diselamatkan, aku masih mabuk dan nonton bioskop. Aku diberi tahu bahwa aku harus mengasihi-Mu, tetapi aku tidak mempunyai hati untuk mengasihi-Mu. Aku mendengar berita-berita tentang kerajaan, tetapi aku tidak begitu mempedulikannya. Tuhan, ampunilah aku." Tetapi Tuhan akan berkata, "Zaman telah berubah. Kamu akan diletakkan ke dalam satu situasi yang akan membantumu bertumbuh." Dapat dipastikan bahwa situasi itu sangat tidak menyenangkan. Ini berarti setelah dibangkitkan, orang beriman pun masih dapat dijamah oleh sesuatu dari kematian yang kedua; kematian kedua masih memiliki kuasa atas dia. Hanya para pemenang, orang-orang yang berbagian dalam kebangkitan yang terbaik, yang tidak dapat dikuasai oleh apa pun dari kematian yang kedua.
Jika telah matang dalam zaman ini, kita tidak perlu menunggu zaman yang akan datang untuk dimatangkan. Tetapi jika belum matang dalam zaman ini, kita harus matang dalam zaman yang akan datang. Dalam zaman ini Allah memberikan hayat-Nya dan karunia-Nya kepada kita, dan Dia juga menyiapkan lingkungan dan keadaan yang kita perlukan untuk bertumbuh ke dalam kematangan. Dia memakai hal-hal dari kematian pertama, seperti kelemahan, penyakit, kesulitan dan penderitaan untuk membantu kita bertumbuh. Tetapi kalau setelah ada hayat, karunia dan lingkungan, kita masih tidak matang dalam zaman ini, lalu dalam hikmat-Nya, Allah akan memakai zaman terakhir, zaman kerajaan, untuk membuat kita matang. Bagi orang-orang yang matang dan sempurna, Kerajaan Seribu Tahun adalah satu pahala dan satu kenikmatan. Tetapi bagi orang yang belum matang, Kerajaan Seribu Tahun adalah suatu kerugian dan penanggulangan.
Hari ini Allah memakai kelemahan, penyakit, kesulitan dan penderitaan untuk mendisiplinkan dan menghajar kita agar kita dapat bertumbuh dalam hayat. Jika kita mati sebelum matang, kita akan dibangkitkan dan diangkat dalam keadaan yang sama. Bagaimana keadaan kita hari ini? Masihkah bersifat daging? Masihkah mengasihi dunia? Masihkah bertengkar dengan istri atau memberontak melawan suami? Jika keadaan kita demikian, apa yang akan kita katakan kepada Tuhan ketika kita berdiri di depan takhta penghakiman Kristus setelah dibangkitkan? Apa pula yang akan Dia katakan kepada kita? Dia akan memberi tahu bahwa kita perlu menderita sesuatu supaya matang, kita memerlukan sesuatu dari kematian kedua menggarap diri kita. Tetapi puji Tuhan atas para pemenang yang berbagian dalam kebangkitan yang terbaik dan atas orang-orang yang atasnya kematian kedua tidak berkuasa!

Penerapan:
Jika kita tidak pernah mendambakan kebangkitan pertama ini maka kita memang tidak layak untuk itu. Jika kita mendambakannya, kita pastilah orang yang selalu menanti-nantikan kedatangan Tuhan.

Pokok Doa:
“O Tuhan Yesus, biarlah Engkau menurut kekayaan kemuliaan-Mu, menguatkan dan meneguhkan aku oleh Roh-Mu di dalam batinku, agar aku lebih mutlak untuk-Mu.”

No comments: