Hitstat

21 January 2006

Wahyu Volume 7 - Minggu 4 Sabtu

Penghakiman Di Takhta Putih Besar
Wahyu 20:11
"Lalu aku melihat suatu takhta putih yang besar dan Dia, yang duduk di atasnya. Dari hadapan-Nya lenyaplah bumi dan langit dan tidak ditemukan lagi tempatnya."

Penghakiman di depan takhta putih besar setelah kerajaan Seribu Tahun adalah untuk menanggulangi orang-orang tidak percaya yang telah mati, maut dan alam maut yang menahan orang mati, serta roh-roh jahat.
Dalam ayat 11 kata "Dia" pasti mengacu kepada Tuhan Yesus. Allah Bapa telah "menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak" (Yoh. 5:22) dan telah menentukan Dia menjadi Hakim atas orang-orang hidup (Mat. 25:31-46) dan orang-orang mati (Kis. 10:42; 17:31; 2 Tim. 4:1; Rm. 2:16). Setelah Kerajaan Seribu Tahun, Dia akan menghakimi orang-orang mati dengan adil (takhta-Nya berwarna putih). Saat itu juga, langit lama dan bumi lama beserta unsurnya akan dibakar habis.
Ayat 12 mengatakan, "Aku melihat orang-orang mati, besar dan kecil, berdiri di depan takhta itu. Lalu dibuka semua kitab dan dibuka juga sebuah kitab lain, yaitu kitab kehidupan. Orang-orang mati dihakimi menurut perbuatan mereka, berdasarkan apa yang ada tertulis di dalam kitab-kitab itu." Kata "berdiri" di sini menunjukkan bahwa orang-orang mati yang tidak percaya, baik besar maupun kecil telah dibangkitkan untuk dihakimi (Yoh. 5:28-29; 1 Kor. 15:23-24) oleh hal-hal yang tertulis dalam kitab-kitab itu. Kitab-kitab itu mencantumkan pekerjaan dan perbuatan orang-orang yang tidak percaya. Kitab lain yang dibuka, kitab kehidupan, adalah catatan nama-nama kaum beriman (13:8; 17:8; Luk. 10:20). Semua yang telah mereka katakan dan lakukan tercatat dalam kitab-kitab itu. Dalam Matius 12:36 dikatakan, “Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman." Setiap kata sia-sia kita akan direkam oleh perekam alam semesta. Pada takhta putih besar, kitab-kitab akan dibuka, dan Tuhan akan berkata kepada mereka, "Inilah yang telah kaukatakan, dan inilah yang telah kauperbuat." Setiap mulut akan terkatup. Allah adalah Allah; Dia memperhatikan setiap orang.

Kitab Kehidupan
Why. 20:12-13, 15; 1 Kor. 15:26; Luk. 16:22-24; Yoh. 16:9, 11; Mat. 25:41

Selanjutnya maut dan kerajaannya juga akan dilemparkan “ke dalam lautan api." Lautan api adalah "tong sampah" alam semesta. Maut adalah musuh terakhir yang dibinasakan oleh Tuhan (1 Kor. 15:26).
Ayat 15 mengatakan, "Setiap orang yang tidak ditemukan namanya tertulis di dalam kitab kehidupan itu, ia dilemparkan ke dalam lautan api itu." Orang-orang yang tidak percaya yang binasa akan dihakimi menurut kitab-kitab itu, yaitu catatan perbuatan-perbuatan mereka (ayat 12-13), namun mereka akan dilemparkan ke dalam lautan api menurut kitab kehidupan. Ini menunjukkan, meskipun mereka dijatuhi hukuman oleh Tuhan karena perbuatan-perbuatan jahat mereka, tetapi mereka binasa karena ketidakpercayaan mereka, karena nama mereka tidak tertulis dalam kitab kehidupan. Tidak percaya kepada Tuhan Yesus adalah satu-satunya dosa yang menyebabkan orang binasa (Yoh. 16:9).
Pada kematian pertama, jiwa dan roh manusia yang jatuh, terpisah dengan tubuhnya, dan binasa di tempat penderitaan dalam alam maut (Luk. 16:22-24). Pada kematian yang kedua, jiwa dan roh bersatu kembali dengan tubuh yang bangkit, kemudian dilemparkan ke dalam lautan api bersama tubuhnya. Itu berarti, seluruh diri orang yang tidak percaya -- roh, jiwa, dan tubuh mereka -- akan binasa dalam siksaan kekal di lautan api.
Lautan api pada mulanya disiapkan untuk Iblis dan malaikat-malaikatnya (Mat. 25:41). Karena orang-orang yang tidak percaya mengikuti Iblis, mereka akan berbagian dalam penghakiman atas Iblis (Yoh. 16:11), dan akan bersama-sama menerima siksaan kekal yang diderita Iblis. Karena roh-roh jahat mengikuti Iblis, mereka juga akan mengalami nasib yang sama.
Kita perlu memiliki perasaan yang dalam terhadap perkara ini. Mungkin Anda sudah beroleh selamat, beroleh hidup kekal, dan tidak mungkin masuk ke dalam lautan api yang menyala-nyala, tetapi bagaimana dengan sanak keluarga, teman-teman, dan orang-orang disekitar Anda? Sudahkah mereka menerima Injil? Biarlah nama-nama mereka tertulis di dalam kitab kehidupan.

Penerapan:
Sudahkah nama dari anggota keluarga, sanak famili, dan teman-teman Anda tercatat dalam kitab kehidupan? Berdoa dan berusahalah menyelamatkan mereka sebelum kesempatan tertutup, karena setiap orang yang namanya tidak tercantum dalam kitab kehidupan akan dicampakkan ke dalam lautan api.

Pokok Doa:
“Ya Tuhan, jangan karena aku malu dan takut, orang lain binasa dalam lautan api. Tuhan, jadikan aku berkat bagi orang di sekelilingku dengan memberitakan Injil kepada mereka.”

No comments: