Hitstat

06 March 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 1 Senin

Langit Baru Dan Bumi Baru
Wahyu 21:1a
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu.”
Dalam Yesaya 65:17 Allah berkata, “Sebab sesungguhnya, Aku menciptakan langit yang baru dan bumi yang baru; hal-hal yang dahulu tidak akan diingat lagi, dan tidak akan timbul lagi dalam hati.” Langit baru dan bumi baru akan tinggal tetap selamanya di hadapan Allah yang kekal (Yes. 66:22). Dua Petrus 3:13 mengatakan, “…sesuai dengan janji-Nya, kita menantikan langit yang baru dan bumi yang baru, di mana terdapat kebenaran.” Ini berarti dalam langit yang baru dan bumi yang baru, segala sesuatunya tepat, wajar, dan cocok, tidak ada lagi perselisihan.
Dalam langit lama dan bumi lama, terdapat empat zaman, yaitu zaman nenek moyang (Rm. 5:14); zaman Hukum Taurat (Yoh. 1:17); zaman anugerah (Kis. 3:20-21); dan zaman kerajaan (Why. 11:15; 20:4, 6). Allah memakai keempat zaman ini untuk menyempurnakan umat pilihan-Nya demi menggenapkan tujuan-Nya. Allah memakai Iblis, Antikristus, nabi palsu, kelemahan, situasi, lingkungan, penyakit, berbagai kesukaran, dan lain-lain, untuk menyempurnakan umat-Nya. Jika kita belum menyelesaikan pelajaran kita di zaman anugerah sekarang ini, Tuhan akan sabar dan menunggu sampai di zaman kerajaan untuk menyempurnakan kita.
Setelah kita disempurnakan, Allah dapat berkata, “Hai, iblis, penyakit, penderitaan, dan air mata, pergilah ke lautan api. Aku tidak memerlukan kalian lagi.” Saat itulah tiba langit yang baru dan bumi yang baru.

Segala Yang Usang Tidak Ada Lagi
Why. 21:1; Ibr. 1:11-12; 2 Ptr. 3:10-13; 2 Kor. 5:17

Menurut Ibrani 1:11-12, langit dan bumi akan menjadi “usang seperti pakaian”, dan Tuhan akan “menggulungnya” untuk melenyapkannya. Tetapi 2 Petrus 3:10-13 menyatakan bahwa langit dan bumi akan dibakar. Jadi, suatu saat, langit lama dan bumi lama akan digulung dan dibakar untuk menjadi langit baru dan bumi baru.
Alam semesta akan diperbarui jika kita terlebih dahulu telah diperbarui menjadi ciptaan baru (2 Kor. 5:17). Sekarang, segala sesuatu sedang menunggu kita disempurnakan dan diperbarui. Kita harus bertekad disempurnakan sebelum mati. Sebaiknya kita berdoa meminta umur panjang agar memiliki waktu lebih lama untuk disempurnakan oleh Tuhan. Namun umur panjang saja tidak cukup, yang sangat penting adalah apakah kita mengijinkan Tuhan memiliki kebebasan penuh untuk menyempurnakan kita.
Hari ini, selain keluarga kita, hanya ada satu tempat yang memungkinkan kita disempurnakan dengan cepat, yaitu hidup gereja. Sekali kita benar-benar masuk ke dalam hidup gereja, tidak ada pintu keluar, tidak ada tangga darurat, tidak ada pintu belakang. Kita harus tinggal di sini dan dibakar serta ditanggulangi untuk penyempurnaan kita. Hidup gereja adalah “oven” yang terbaik untuk kita. Bersyukurlah kepada Tuhan untuk semua hal menyulitkan yang kita jumpai dalam hidup gereja.
Di langit dan bumi baru, semua hal yang usang dari langit pertama dan bumi pertama akan diakhiri, termasuk laut. Wahyu 21:1b mengatakan, “Dan laut pun tidak ada lagi.” Laut berasal dari air penghakiman yang digunakan Allah untuk menghakimi dunia sebelum zaman Adam. Makhluk-makhluk hidup dari dunia sebelum Adam telah mengikuti penghulu malaikat (sekarang menjadi Satan) untuk memberontak kepada Allah. Karena itu, Allah menghukum mereka dengan air hingga mereka menjadi penghuni-penghuni laut, roh-roh jahat. Setelah ditanggulangi oleh Kristus dan kaum beriman-Nya (Mat. 8:29-32; Luk. 10:17; Kis. 16:16-18; 19:12), laut menyerahkan mereka kepada penghakiman takhta putih besar (20:13), maka laut tidak diperlukan lagi. Ini berarti, Iblis dan semua pengikutnya yang jahat telah ditanggulangi dan tidak akan ditemukan lagi di langit baru dan bumi baru.

Penerapan:
Pandanglah berbagai situasi, orang, benda, dan perkara yang terjadi atas kita dengan kacamata Tuhan. Jangan mencari-cari “sebabnya” dan terus berputar-putar dalam “akibatnya”. Jangan menyalahkan siapa pun atau apa pun. Sebaliknya, kita harus berkata, “Tuhan, terima kasih atas situasi ini. Ini adalah alat-Mu dan sarana-Mu untuk menyempurnakan aku.

Pokok Doa:
O Tuhan, terima kasih untuk tujuan-Mu, Engkau sedang menolongku untuk disempurnakan. Tuhan, terima kasih atas pasanganku, dan anak-anakku, yang “meng-oven” diriku tiap hari. Terima kasih atas orang tua yang mendidik dengan keras, saudara saudari yang antik, aneh, dan menyulitkan. Terima kasih atas situasi pelayanan yang menekan. Semuanya menolongku untuk matang dan disempurnakan.

No comments: