Hitstat

10 March 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 1 Jumat

Putra-Putra Allah Di Dalam Yerusalem Baru
Wahyu 21:7
“Barangsiapa menang, ia akan memperoleh semuanya ini, dan Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.”

Setelah segala sesuatu yang lama berlalu, langit baru dan bumi baru muncul, Yerusalem Baru turun dari sorga, Dia yang duduk di atas takhta itu berkata: “Lihatlah, Aku menjadikan segala sesuatu baru!” (ay. 5).
Setelah segala sesuatunya baru, tidak akan ada anak-anak Allah yang kalah. Lalu mengapa ayat 7 mengatakan, “Barangsiapa menang...”? Makna menang di sini berbeda dengan yang terdapat dalam pasal 2 dan 3 yang dipakai sebanyak tujuh kali. Di sini kata ini berarti menang karena percaya, seperti dalam 1 Yohanes 5:4-5 yang mengatakan bahwa kita menang karena kita lahir dari Allah, kita menang karena iman kita, percaya bahwa Yesus adalah Putra Allah.
Menang dalam pasal 2 dan 3 berarti bersyarat mendapat pahala khusus, sedangkan menang karena percaya, membuat kita semua bersyarat untuk berbagian dalam Yerusalem Baru beserta semua kenikmatannya. Betapa kita bersyukur pada Tuhan, karena kita telah mendengar Injil dan telah percaya pada-Nya.
Terhadap orang-orang yang menang ini, Allah berkata, “Aku akan menjadi Allahnya dan ia akan menjadi anak-Ku.” “Anak” dalam ayat ini adalah kaum beriman yang akan tinggal di dalam Yerusalem Baru. Kita adalah anak Allah yang telah dilahirkan kembali, menjadi komposisi hidup yang menyusun Yerusalem Baru, dan kita juga akan tinggal di dalam Yerusalem Baru.
Inilah berkat besar yang Allah sediakan bagi kita.

Kenikmatan Putra-Putra Allah
Why. 21:6, 8; 22:1, 3-5; 14:10-11

Anak-anak Allah akan berbagian dalam semua kenikmatan Yerusalem Baru, khususnya kenikmatan air hayat.
Wahyu 21:6 berkata, “Firman-Nya lagi kepadaku: “Semuanya telah terjadi. Aku adalah Alfa dan Omega, Yang Awal dan Yang Akhir. Orang yang haus akan Kuberi minum dengan cuma-cuma dari mata air kehidupan”. Banyak orang Kristen memiliki anggapan bahwa kenikmatan bangsa-bangsa dengan kenikmatan kaum saleh dalam Wahyu pasal 21 adalah sama. Anggapan ini salah, sebab bangsa-bangsa hanya akan menikmati berkat yang umum, tetapi kaum saleh akan mempunyai satu kenikmatan yang khusus. Kenikmatan khusus kita adalah minum dari mata air hayat. Inilah yang utama. Kita akan menikmati suplai dari mata air hayat (Why. 22:1). Kenikmatan air hayat bukan hanya kita dapat di masa sekarang ini, tetapi juga di masa kekekalan dalam Yerusalem Baru. Kenikmatan air hayat ini tidak pernah berhenti.
Selanjutnya, di dalam Yerusalem Baru kita akan melayani Allah dan Anak Domba di dalam hadirat-Nya sampai kekal (Why. 22:3-4). Dan pada saat yang sama, kita akan memerintah sampai selamanya (Why. 22:5). Kita akan menjadi raja-raja tidak hanya selama seribu tahun; kita akan menjadi raja-raja sampai kekal.
Wahyu pasal dua puluh satu ayat delapan mengatakan, “Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala dengan api dan belerang; inilah kematian yang kedua.” Dalam langit lama dan bumi lama ada lautan air yang menampung akibat penghakiman Allah, sedangkan dalam langit baru dan bumi baru akan ada lautan api untuk menggantikan lautan air. Setelah dihakimi Allah, semua hal negatif dan cemar termasuk semua jenis orang yang tercantum dalam ayat delapan akan dibuang ke dalam lautan api, mengalami kematian kedua, menderita pembakaran api dan belerang sampai selama-lamanya (14:10-11).

Penerapan:
Allah kita adalah sumber berkat dan Ia juga senang memberkati kita. Kita harus bersyukur karena Ia-lah Allah kita dan kita adalah anak-Nya. Tanpa Allah yang demikian, kita pasti telah binasa. Karena itu, marilah kita terus menerus datang kepada-Nya, berdoa, membaca Firman, dan memuji Dia setiap waktu, dengan demikian kita akan menikmati segala berkat yang Dia sediakan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau-lah Allahku juga Bapaku. Terima kasih Tuhan, karena telah memilihku yang demikian buruk ini untuk menjadi anak-Mu. Tuhan Yesus, aku tidak mau menunggu hingga kelak dalam kekekalan baru menikmati segala berkat yang Engkau sediakan. Buatlah aku dalam hidupku sehari-hari selalu mengalami Engkau sebagai berkatku.

No comments: