Hitstat

23 March 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 2 Kamis

Tembok Untuk Pemisahan dan Perlindungan
Wahyu 21:18
“Tembok itu terbuat dari permata yaspis; dan kota itu sendiri dari emas tulen, bagaikan kaca murni.”

Ayat 14 mengatakan, “Tembok kota itu mempunyai dua belas batu dasar dan di atasnya tertulis kedua belas nama kedua belas rasul Anak Domba itu.” Kedua belas rasul di sini mewakili anugerah Perjanjian Baru, menunjukkan bahwa Yerusalem Baru dibangun di atas anugerah Allah. Jalan masuk ke dalam kota kudus adalah berdasarkan hukum Allah, tetapi kota itu dibangun di atas anugerah Allah.
Karena nama kedua belas rasul itu tertera pada kedua belas batu dasar tembok kota, ini menunjukkan bahwa Yerusalem Baru tidak hanya tersusun dengan kaum saleh Perjanjian Lama yang diwakili oleh Israel, tetapi juga oleh kaum saleh Perjanjian Baru yang diwakili oleh para rasul. Kaum beriman Perjanjian Baru bukanlah untuk pintu gerbang, melainkan untuk tembok. Pintu gerbang adalah untuk penyebaran dan jalan masuk, tetapi tembok adalah untuk pemisahan dan perlindungan.
Tembok kota itu memisahkan kita dari segala sesuatu yang umum (Why. 21:27); melindungi dan menjaga kita dalam lingkungan penampilan Allah. Segala sesuatu yang dipisahkan pasti dipelihara dan dilindungi.
Dalam hidup gereja, bagaimanakah kita mengalami pemisahan ini? Kita harus mempunyai ekspresi Allah. Jika kita menempuh hidup yang mengekspresikan Allah, orang-orang dunia akan secara otomatis menghindari kita, demikianlah kita mengalami perlindungan dan pemeliharaan dalam kehidupan kita setiap hari.

Permata Yaspis
Why. 21:18

Yaspis adalah penampilan Allah (4:3). Jadi, tembok yaspis menyatakan bahwa seluruh kota itu, menyandang penampilan Allah (Why. 21:11). Saat itu, kita tidak akan mengekspresikan sifat Indonesia, sifat Cina, sifat Amerika, atau sifat insani yang lain. Sebaliknya, kita akan mengekspresikan sifat ilahi, yang merupakan penampilan Allah sendiri. Hari ini, gereja pun harus demikian. Gereja harus mengekspresikan Allah sendiri, tidak boleh mengekspresikan yang lain.
Yaspis adalah suatu substansi (zat) yang diciptakan oleh Allah, namun diubah melalui pemanasan dan penekanan hingga menjadi kristal yang murni. Tidak seorang pun dari kita yang diciptakan sebagai yaspis. Kita diciptakan sebagai tanah liat (Kej. 2:7). Tetapi, puji Tuhan, kita telah dilahirkan kembali dan kita sedang diubah! Hari demi hari, kita berada di bawah proses pengubahan. Pengubahan tidak ditentukan oleh kepandaian seseorang, berapa pengetahuan kebenaran yang dimilikinya, juga tidak ditentukan oleh usia baptisannya. Pengubahan ini diukur oleh kadar kelimpahan hayat yang kita miliki, kadar Allah di dalam kita. Itu sebabnya Alkitab mengatakan bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia (Rm. 8:28). Jika kita melewati masalah kita bersama Tuhan, melalui banyak berdoa dan mengaku dosa, maka kadar Allah akan bertambah di dalam kita (ditunjukkan oleh warna yaspis yang hijau tua – menyatakan kelimpahan hayat) dan kita makin diubah.
Gereja tidak dapat dibangun melalui usaha kita untuk menjadi ramah dan sabar terhadap yang lain. Membangun bukanlah perkara saya memberikan sedikit ruang kepada Anda dan sebaliknya. Itu adalah sikap etika, sesuatu yang seperti ajaran etika; bukan ajaran Alkitab. Pembangunan yang sejati adalah kita ditelan oleh sifat ilahi serta dipenuhi, diisi, dijenuhi, dan diresapi oleh sifat ilahi. Agar hal ini bisa terwujud, kita harus mengasihi Tuhan dan mempersembahkan diri kita kepada-Nya tanpa syarat. Kita berkata kepada-Nya, “Tuhan, aku tidak mau menyisakan diriku. Aku berikan seluruhnya kepada-Mu dan membiarkan Engkau mengambil alih seluruh hak atasku dan memenuhi aku sepenuhnya. Tuhan, isilah aku dengan diri-Mu sendiri.”

Penerapan:
Satu Korintus 15:33, “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.” Saudara saudari, pergaulan kita pun harus mengalami pemisahan. Tanpa pemisahan, kita akan secara perlahan tetapi pasti, terseret oleh perkara-perkara dunia. Tanpa pemisahan, kita akan kehilangan perlindungan.

Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, ampuni aku yang kurang mengekspresikan-Mu, ampuni aku yang tidak memiliki penampilan Allah. Oh Tuhan, aku mau mempunyai permulaan yang baru, menempuh hidup yang menampilkan-Mu. Bimbinglah aku, ya Tuhan, agar aku boleh mengalami pemisahan dan perlindungan ini.

No comments: