Hitstat

24 March 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 2 Jumat

Dasar Kota (1)
Wahyu 21:19
“Dan dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata. Dasar yang pertama batu yaspis, dasar yang kedua batu nilam, dasar yang ketiga batu mirah, dasar yang keempat batu zamrud.”

Sekarang kita sampai pada dasar kota. Ini sangat penting. Dalam Ibrani pasal sebelas ayat sepuluh yang menyinggung tentang Abraham dikatakan, “Sebab ia menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.” Kota yang berdasar ini, Yerusalem Baru, direncanakan dan dibangun oleh Allah.
Wahyu pasal dua puluh satu ayat sembilan belas mengatakan, “Dasar-dasar tembok kota itu dihiasi dengan segala jenis permata.” Ayat ini dan ayat berikutnya memuat urutan kedua belas batu permata, yang adalah kedua belas rasul Anak Domba itu (ay. 14). Setiap rasul dilambangkan dengan sebuah batu permata. Tidak ada seorang pun dari mereka yang bukan batu permata. Telah kita lihat bahwa batu permata bukanlah ciptaan, melainkan dihasilkan dari pengubahan benda ciptaan. Semua rasul diciptakan sebagai tanah liat, tetapi mereka telah dilahirkan kembali dan diubah menjadi batu-batu permata bagi pembangunan kekal Allah. Kita semua perlu dilahirkan kembali dan diubah seperti itu, agar dapat menjadi bagian dari Yerusalem Baru.
Kiranya lagu di bawah ini menjadi doa kita:
Ubah aku butuhkan, diri remuk tak sisa;
Tanah jadi permata, ganti corak mustika.

Dasar Kota (2)
Why. 21:19-20

Walaupun seluruh tembok adalah yaspis, kedua belas batu dasarnya adalah batu permata yang berbeda-beda dengan bermacam-macam warna. Setiap lapis berbeda satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa setiap rasul mempunyai ministri yang berbeda. Ministri Paulus berbeda dengan ministri Petrus, dan ministri Petrus berbeda dengan ministri Yohanes. Tetapi, kedua belas batu dasar ini bukan diletakkan bersebelahan, melainkan diletakkan bertumpukan. Lapisan yang teratas, lapisan yang berhubungan dengan tembok, adalah yaspis, warnanya sama seperti tembok. Demikianlah semua pekerjaan rasul-rasul ditampilkan dalam penampilan yang sama, yaspis. Kedua belas lapis terarah kepada dan mendukung kesaksian yang unik dalam ekspresi yang unik.
Ministri Petrus adalah ministri menjala manusia, ministri Paulus adalah ministri pembangunan, dan ministri Yohanes adalah ministri penambalan1). Setiap rasul berdiri di atas pekerjaan rasul yang lain. Paulus berdiri di atas pekerjaan Petrus, Yohanes berdiri di atas pekerjaan Paulus. Hasilnya, mereka menghasilkan sebuah bangunan, bukan tiga rumah yang berlainan. Pekerjaan setiap rasul membentuk lapisan demi lapisan dan semuanya mengarah kepada penampilan yang unik dari yaspis, yaitu penampilan Allah dalam Kristus.
Warna dari kedua belas batu permata itu, yang menyatakan kedua belas rasul, adalah sebagai berikut: pertama hijau, kedua dan ketiga biru, keempat hijau, kelima dan keenam merah, ketujuh kuning, kedelapan hijau kebiruan, kesembilan kuning, kesepuluh hijau apel, kesebelas dan kedua belas ungu. Kedua belas lapis batu dasar dengan warna-warna tersebut di atas tampak seperti pelangi, melambangkan bahwa kota itu dibangun dan dijaga oleh kesetiaan Allah dalam memegang perjanjian-Nya (Kej. 9:8-17), dan bahwa dasar kota itu dapat dipercaya dan disandari.
-------------------
1) Pada masa tua Yohanes, semua rasul yang lain telah meninggal. Saat itu gereja mengalami kemerosotan, banyak ajaran lain dicampurkan ke dalam firman Tuhan. Saat itulah Yohanes menulis Injil Yohanes, Surat Kiriman, dan Kitab Wahyu. Semua tulisan Yohanes ini berfungsi sebagai penambalan untuk mengatasi kemerosotan dalam gereja.

Penerapan:
Tanpa panas dan tekanan yang luar biasa besar, maka tidak mungkin dihasilkan batu permata. Karena itu, kita perlu menanggung segala ganjaran yang Tuhan berikan karena Ia mengganjar kita dengan maksud mengubah kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku memang adalah tanah liat. Tetapi, aku telah dilahirkan kembali. Ajarku terus menyangkal ego agar Engkau dapat meluas ke dalam pikiranku, memperbaruinya hingga aku hanya memikirkan hal-hal yang kekal. Meluaslah juga Tuhan, ke dalam emosiku hingga aku dapat membenci segala yang Kaubenci dan mengasihi apa yang Kaukasihi. Dapatkan juga tekadku Tuhan, agar aku tidak salah mengambil keputusan.

No comments: