Hitstat

09 March 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 1 Kamis

Kemah Allah
Wahyu 21:3
“Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari takhta itu berkata: ‘Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umat-Nya dan Ia akan menjadi Allah mereka.”

Dalam Perjanjian Lama dan Baru, Allah juga mengumpamakan umat pilihan-Nya sebagai tempat kediaman-Nya (Kel. 29:45-46; Bil. 5:3; Yeh. 43:7, 9; Mzm. 68:19; 1 Kor. 3:16-17; 6:19; 2 Kor. 6:16; 1 Tim. 3:15). Tempat kediaman adalah untuk perhentian Allah, agar Allah memiliki ekspresi. Kemah yang dibuat oleh Musa adalah lambang dari kemah ini (Kel. 25:8-9; Im. 26:11). Betapa Allah ingin tinggal bersama-sama manusia.
Lambang ini pertama-tama digenapi dalam Kristus sebagai kemah Allah di tengah-tengah manusia (Yoh. 1:14). Pada akhirnya, lambang ini sepenuhnya digenapkan dalam Yerusalem Baru. Yerusalem Baru adalah kemah Allah bersama manusia sampai kekal, sebagai tempat tinggal Allah. Itulah sebabnya dalam ayat 3 ini ada suara nyaring yang berseru, “Lihatlah, kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan Ia akan diam bersama-sama dengan mereka.” Saudara saudari, Allah damba tinggal bersama-sama manusia.
Tempat tinggal seseorang mengekspresikan orang itu sendiri. Sebagaimana rumah kita mengekspresikan kita, maka Yerusalem Baru, kemah Allah, akan mengekspresikan Dia. Setiap aspeknya mengekspresikan Allah. Ia adalah tempat tinggal (kemah) Allah untuk mengekspresikan Dia.
Hari ini, gereja sebagai tempat tinggal Allah juga adalah ekspresi-Nya. Di dalam gereja, miniatur Yerusalem Baru yang akan datang, Allah harus diekspresikan. Untuk itu, Allah harus diekspresikan dalam hidup kita sehari-hari.

Firdaus Allah
Kej. 2:8; Luk. 23:43; Why. 2:7; 21:4, 7

Yerusalem Baru juga adalah Firdaus Allah. Alkitab tidak pernah menyebut Taman Eden (Kej. 2:8) sebagai Firdaus seperti anggapan banyak orang. Alkitab hanya mencatat Firdaus yang disebut oleh Tuhan Yesus (Luk. 23:43) dan Firdaus Yerusalem Baru. Firdaus yang disebut Tuhan Yesus dalam Lukas 23:43 adalah bagian yang menyenangkan dalam alam maut. Firdaus ini adalah tempat sementara roh-roh dan jiwa-jiwa yang tidak bertubuh dari orang-orang yang diselamatkan pada waktu sekarang ini sambil menunggu waktu kebangkitan. Namun Wahyu 2:7 mengatakan,” … Barangsiapa menang, dia akan Kuberi makan dari pohon kehidupan yang ada di Taman Firdaus Allah”. Ini menunjukkan adanya Firdaus yang lain sebagai pahala bagi para pemenang. Sebagai pahala, tentu saja Firdaus di ayat ini tidak mungkin berada dalam alam maut. Firdaus ini adalah Yerusalem Baru, yang kekal, jauh lebih unggul dari Firdaus dalam alam maut, yang hanya sebagai tempat sementara. Firdaus Yerusalem Baru adalah pahala bagi para pemenang di dalam zaman kerajaan dan satu bagian yang umum bagi seluruh umat tebusan Allah dalam kekekalan (21:7). Kelak, seluruh kaum saleh yang telah mati, yang berada dalam Firdaus alam maut, akan dibangkitkan untuk mengenakan satu tubuh kebangkitan dan akhirnya berbagian dalam Yerusalem Baru sebagai Firdaus mereka.
Mari kita melihat bangsa-bangsa di langit baru dan bumi baru, yang berada di luar atau di sekeliling Yerusalem Baru. Mereka akan menikmati berkat-berkat yang umum yang disebutkan dalam ayat 4, “Dan ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” Dalam langit baru dan bumi baru tidak ada lagi air mata, maut, perkabungan, ratap tangis, dan dukacita. Yang ada hanyalah kepuasan dan perhentian yang penuh. Maut akan sepenuhnya tertelan oleh hayat (1 Kor. 15:54) dan akan dilemparkan ke dalam lautan api (20:14), termasuk juga unsur-unsur maut — perkabungan, ratap tangis, dan dukacita — akan dilenyapkan. Berkat-berkat dalam ayat 4 ini adalah berkat bagi bangsa-bangsa bukan bagi kita, kaum beriman.

Penerapan:
Dua Korintus 6:16 mengatakan, “… kita adalah bait dari Allah yang hidup menurut firman Allah ini:‘Aku akan diam bersama-sama dengan mereka dan hidup di tengah-tengah mereka, dan Aku akan menjadi Allah mereka, dan mereka akan menjadi umat-Ku.’” Banyak ayat di Alkitab menunjukkan betapa Allah senang tinggal bersama-sama kita. Kita perlu menyadari hal ini dan menikmati penyertaan-Nya setiap hari.

Pokok Doa:
Ya Tuhanku, terima kasih kepada-Mu karena Engkaulah sang Imanuel yang selalu menyertai kami. Tuhan Yesus, berkatilah kami dan berkati gereja-Mu, agar lewat kami Engkau dapat diekspresikan. Kami damba, semua orang dapat mengatakan bahwa Allah memang ada di tengah-tengah kami.

No comments: