Hitstat

11 March 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 1 Sabtu

Jalan Untuk Melihat Yerusalem Baru: Di Dalam Roh
Wahyu 21:10
“Lalu, di dalam roh ia membawa aku ke atas sebuah gunung yang besar lagi tinggi dan ia menunjukkan kepadaku kota yang kudus itu, Yerusalem, turun dari sorga, dari Allah.”

Untuk melihat visi Yerusalem Baru, kita harus di dalam roh. Banyak orang membaca dan mempelajari Kitab Wahyu, namun mereka tidak melihat apa pun, karena mereka tidak di dalam roh. Jangan memandang rendah roh kita, ia mampu melihat Yerusalem Baru.
Frase “di dalam roh” digunakan empat kali dalam Kitab Wahyu (1:10; 4:2; 17:3; 21:10). Di dalam roh, Yohanes melihat situasi gereja-gereja; di dalam roh, dia melihat nasib dunia; di dalam roh, dia melihat perihal Babilon besar; dan di dalam roh, dia melihat perihal Yerusalem Baru.
Kita perlu berlatih tinggal di dalam roh agar dapat melihat semua visi ini. Jika tidak, maka keempat visi ini akan lenyap dari pandangan kita. Semakin lama kita tinggal di dalam roh bersekutu dengan Tuhan, kita akan nampak semakin jelas. Mungkin kita tidak dapat mengerti keseluruhannya atau tidak dapat menerangkannya kepada orang lain, namun kita sendiri jelas telah melihatnya dan peka terhadapnya. Keperluan kita hari ini adalah visi, bukan pengertian. Apa gunanya mengerti kota Jakarta jika kita tidak pernah melihatnya?
Menurut Kitab Wahyu, Rasul Yohanes melihat banyak hal, termasuk Yerusalem Baru. Jadi, Kitab Wahyu yang ditulisnya ini bukan hanya sebuah ceramah atau khotbah, melainkan sebuah gambaran tentang apa yang telah dilihatnya. Jika kita melihat visi Yerusalem Baru dengan peka dan jelas, hidup kita pasti berbeda. Visi ini akan mempengaruhi penghidupan sehari-hari kita dan penghidupan gereja kita.

Melihat Yerusalem Baru Sebagai Tanda
Why. 21:11

Kita perlu melihat visi Yerusalem Baru dengan pikiran yang diperbarui dan diterangi, tidak menurut konsep alamiah kita. Ketika Alkitab mengatakan gereja adalah kaki pelita emas, maksud sebenarnya bukan mengatakan bahwa gereja benar-benar satu kaki pelita dengan tujuh pelita. Demikian juga gambaran Kristus sebagai Anak Domba, ini bukan berarti bahwa Tuhan kita benar-benar anak domba yang berkaki empat dan berekor.
Kota Yerusalem Baru juga adalah sebuah tanda. Yerusalem Baru bukan benar-benar sebuah kota fisik berbentuk kubus. Ia begitu rahasia, dan sukar dipahami, sehingga bahasa manusia tidak dapat melukiskannya dengan memuaskan. Sebab itu, dalam hikmat-Nya, Allah memakai gambar, tanda, untuk mewahyukannya kepada kita. Tidaklah masuk akal kalau Allah menghabiskan waktu selama beribu-ribu tahun hanya untuk memenuhi kota fisik dengan kemuliaan-Nya dan hanya sekadar membuat cahaya kota itu seperti permata indah. Bagaimana Allah bisa terekspresi dari kota fisik yang mati itu? O, kita perlu menyadari bahwa kitalah yang akan penuh dengan kemuliaan Allah. Melalui kitalah Allah diekpresikan. Kitalah Yerusalem Baru.
Ketika Yohanes melihat Yerusalem Baru yang adalah sebuah kota gunung, dia berada di dalam roh dan dibawa ke gunung yang besar dan tinggi. Apa yang dilihat Yohanes? Ayat 11 mengatakan, “Kota itu penuh dengan kemuliaan Allah dan cahayanya sama seperti permata yang paling indah,....” Kemuliaan Allah adalah Allah yang terekspresikan. Saudara saudari, kitalah yang telah ditentukan untuk kemuliaan ini dan dipanggil kepada kemuliaan ini (1 Kor. 2:7; 1 Ptr. 5:10; 1 Tes. 2:12). Kini kita sedang diubah ke dalam kemuliaan ini (2 Kor. 3:18) dan kita akan dibawa ke dalam kemuliaan ini (Ibr. 2:10). Akhirnya kita akan dimuliakan bersama dengan Kristus (Rm. 8:17, 30) dan memikul kemuliaan Allah bagi ekspresi Allah di dalam Yerusalem Baru.
Yerusalem Baru juga adalah pengemban terang yang menyinarkan Allah sebagai terang ke atas bangsa-bangsa yang berada di sekitarnya (ay. 24). Hari ini, kita sebagai anak terang (Ef. 5:8) adalah terang dunia (Mat. 5:14), bersinar di tengah angkatan yang bengkok hatinya dan sesat ini (Flp. 2:15).

Penerapan:
Perjalanan hidup sebagai seorang Kristen yang menuntut dan mengasihi Tuhan memang tidak mudah. Alkitab mengatakan bahwa jalan ini adalah jalan sempit (Mat. 7:14). Karena itu, kita perlu melihat visi agar dapat menempuh jalan ini dengan penuh ketabahan dan kekuatan. Marilah kita secara khusus mohon kepada Tuhan agar menunjukkan visi yang mulia itu kepada kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, buatlah aku melihat keelokkan dan kemuliaan-Mu seperti Abraham agar aku dapat menempuh jalan yang Kau pilihkan bagiku. Buatlah aku juga agar dapat melihat rencana kekal-Mu, maksud dari semua karya-Mu, agar aku dapat mempersembahkan seluruh hidupku dan keluargaku bagi rencana-Mu.

No comments: