Hitstat

19 June 2007

Matius Volume 3 - Minggu 1 Rabu

Memiliki Kerajaan Surga
Matius 5:3
Berbahagialah orang yang miskin di dalam roh, karena merekalah yang empunya Kerajaan Sorga (Tl.).

Apabila kita adalah orang Kristen yang merasa bahwa diri sendiri sudah mencapai taraf rohani yang lumayan sehingga berhenti mengejar Tuhan dan kerajaan-Nya, maka kita benar-benar berada dalam bahaya yang besar. Bahkan ketika Paulus menulis Surat Filipi, ia tidak menganggap dirinya telah sepenuhnya mendapatkan Kristus. Sebaliknya, ia terus berusaha mengejar Kristus agar dapat memperoleh Dia (Flp. 3:12). Perlu kita ketahui bahwa Kristus dan Kerajaan Surga bukanlah dua hal yang terpisah. Mendapatkan Kristus berarti mendapatkan Kerajaan Surga (Luk. 17:21). Jadi, kehidupan orang Kristen adalah kehidupan yang mengejar dan mendapatkan Kristus. Sudah berapa banyakkah Kristus yang kita dapatkan? Ini adalah pertanyaan yang sangat penting. Mendapatkan Kristus merupakan perkara seumur hidup. Dari hari ke hari sasaran kita adalah mendapatkan Dia. Bahkan dalam penjara, Paulus tetap mengejar Kristus, agar mendapatkan Dia.
Tuhan hanya mewahyukan diri-Nya dan kerajaan-Nya kepada orang yang dengan sungguh-sungguh meminta, mencari, dan mengetuk (Mat. 7:7). Kita semua perlu berdoa, “Tuhan, hampakanlah aku. Kosongkanlah rohku. Aku tidak ingin menyimpan apa pun dalam rohku selain diri-Mu. Aku mau semua daya muat dalam rohku terisi oleh-Mu.” Jangan puas dengan hal-hal usang yang kita miliki. Segala sesuatu selain Kristus adalah sampah (Flp. 3:8). Hanya Kristus yang terbaik. Apakah kita menyukai sampah? Tentu tidak. Tetapi hari ini banyak orang di dunia senang mencari sampah; sampah adalah “makanan” kesukaan mereka. Salomo mengatakan bahwa mereka mengejar kesia-siaan (Pkh 1:14; 2:11). Kalau yang kita miliki adalah sampah, kesia-siaan, maka di pandangan Tuhan, kita ini melarat, malang, miskin, buta, dan telanjang (Wahyu 3:17-18). Demikianlah nasib orang yang tidak kaya di hadapan Allah.

Mat. 5:3; Flp. 3:8-12; Luk. 17:21; Why. 3:17-18

Tuhan Yesus datang sebagai Raja baru untuk memulai suatu zaman yang baru - zaman Kerajaan Surga. Namun kita jangan beranggapan bahwa Kerajaan Surga itu sebagai sesuatu yang terpisah dari Kristus. Kerajaan Surga adalah Kristus itu sendiri. Tanpa Raja, kita tidak akan memiliki kerajaan. Kita tidak akan dapat memiliki Kerajaan Surga tanpa Kristus. Ketika orang-orang Farisi bertanya kepada Tuhan Yesus kapankah Kerajaan Allah akan datang, Ia menjawab, “Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu” (Luk. 17:21). Perkataan Tuhan kepada orang-orang Farisi ini menunjukkan bahwa Ia sendirilah kerajaan itu. Di mana Yesus berada, di situ pula kerajaan berada. Kerajaan Allah adalah persona Raja. Karena itu, ketika kita memiliki Raja, kita juga memiliki kerajaan.
Hanya orang yang miskin di dalam rohlah yang siap untuk menerima Raja Surgawi. Ketika Ia masuk ke dalam kita, Ia membawa serta Kerajaan Surga bersama-Nya. Dalam pengalaman kita, agar dapat memiliki Kerajaan Surga, pertama-tama kita harus berpartisipasi dalam kehidupan gereja yang wajar. Dalam kehidupan gereja, yang adalah realitas dari Kerajaan Surga, kita dapat bertumbuh, menjadi matang, dan menang atas segala bentuk kemerosotan. Pada akhirnya, kita akan mewarisi manifestasi Kerajaan Surga, berbagian dalam Kerajaan Seribu Tahun sebagai pahala yang Tuhan sediakan bagi semua kaum saleh pemenang. Inilah makna dari perkataan, “karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.” Sebaliknya, kaum beriman yang lemah, yang kalah, dan yang mundur, mereka akan kehilangan kenikmatan atas realitas Kerajaan Surga pada masa kini. Akibatnya, merekapun akan kehilangan bagian dalam manifestasi Kerajaan Surga pada masa yang akan datang. Jika hari ini kita miskin di dalam roh, maka kitalah yang mempunyai Kerajaan Surga.
Setiap orang yang tidak miskin di dalam roh dan menganggap diri sendiri rohani sehingga menjadi sombong, dapat dipastikan tidak berada di bawah pemerintahan Kerajaan Surga. Sebaliknya, jika kita miskin di dalam roh, kita akan berkata, “Tuhan, aku tidak memiliki apapun. Belaskasihanilah aku. Tuhan, aku mau menjadi miskin di dalam roh dan aku lapar di hadapan-Mu.”

Doa:
Tuhan Yesus, perbaruilah pikiranku dari segala bentuk kecemaran dan keusangan. Aku mau menjauhkan diri dari semua pencemaran jasmani dan rohani. Bertakhtalah di dalam hatiku dan kendalikanlah hidupku sepenuhnya melalui hukum baru kerajaan-Mu. Tuhan, aku tidak puas dengan kemajuanku saat ini, aku mau terus mengejar Engkau dan mendapatkan Engkau.

No comments: