Hitstat

07 April 2011

1 Korintus - Minggu 4 Kamis

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 1:2, 9-13

Persona yang kita percayai, yang kita terima, dan yang masuk ke dalam kita seharusnya juga Persona yang nama-Nya kita serukan. Namun, kebanyakan orang Kristen hari ini tidak memperhatikan perihal menyeru nama Tuhan Yesus. Seperti telah kita lihat, Paulus menyinggung hal ini dalam 1:2, yakni ketika ia berkata, "Dengan semua orang di segala tempat, yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus." Di sini, kata "berseru" dalam bahasa Yunani adalah epikaleo. Kata ini berarti memanggil dengan suara keras. Berdoa dengan lembut dan diam-diam sangatlah berbeda dengan memanggil nama Tuhan Yesus dengan suara keras. Misalkan seorang berdosa mendengar pemberitaan Injil dan mau percaya kepada Tuhan dan berseru kepada-Nya. Mungkin ia akan berdoa dengan tenang, "Tuhan Yesus, aku adalah orang berdosa. Aku berterima kasih karena Engkau mati untukku. Aku percaya kepada-Mu. Darah-Mu menyucikan aku. Engkau mengaruniakan hayat kekal kepadaku." Orang yang berdoa secara demikian memang bisa diselamatkan, tetapi ia tidak diselamatkan secara perkasa. Misalkan lagi ada seorang lain yang telah diyakinkan dan mau percaya kepada Tuhan Yesus. Tetapi ia bukan berdoa dengan tenang, melainkan berseru dengan suara keras kepada nama Tuhan, mengumumkan bahwa ia percaya kepada-Nya dan menerima-Nya. Jika ia berseru kepada Tuhan secara demikian, pengalaman-Nya atas keselamatan akan menjadi sangat kuat.

Ketika kita menyeru nama Tuhan Yesus, Persona yang kita terima, Ia segera menjadi milik kita. Ini berarti Ia menjadi bagian kita, bahkan menjadi bagian kita yang almuhit. Sebagai bagian kita, Kristus adalah hayat kita, suplai hayat kita, dan segala-gala kita. Ia adalah apa saja yang kita butuhkan: penghiburan, kesabaran, kebenaran, kekudusan, kekuatan, dan sebagainya. Lalu Ia pun menjadi hikmat kita dari Allah. Kristus ini adalah Tuhan mereka juga Tuhan kita.

Dalam 1:9 Paulus mengatakan bahwa Allah telah memanggil kita ke dalam persekutuan Putra-Nya. Makna persekutuan ini sangat dalam. Perjanjian Baru mengilustrasikan persekutuan ini sebagai suatu perjamuan. Dalam kitab-kitab Injil, Tuhan Yesus berkata bahwa suatu perjamuan telah dipersiapkan dan orang-orang pun telah diundang (Mat. 22:1-3; Luk. 14:16-17). Kita semua telah diundang untuk menghadiri perjamuan yang menakjubkan ini. Di dalam perjamuan ini kita menikmati hidangan demi hidangan. Kenikmatan perjamuan ini adalah partisipasi yang timbal balik, suatu kenikmatan bersama. Jadi, dalam persekutuan Putra Allah, kita memiliki kenikmatan. Namun kenikmatan ini bukan bersifat individual, melainkan bersifat korporat. Ketika kita menikmati perjamuan ini bersama-sama, kita akan saling bersekutu, saling berbagian.

Allah memanggil kita ke dalam persekutuan ini, yakni persekutuan Putra-Nya, Yesus Kristus Tuhan kita. Persekutuan ini mencakup Allah Tritunggal, Bapa, Putra, dan Roh. Ini adalah persekutuan Kristus yang berinkarnasi, tersalib, dan bangkit. Persona yang dalam kebangkitan adalah Roh pemberi-hayat. Persona almuhit inilah perjamuan (pesta) kita, dan pesta ini berarti persekutuan. Sebagai orang-orang yang telah dipanggil ke dalam persekutuan ini, kita sekarang menikmati Kristus melalui berpesta atas diri-Nya. Lagi pula, kita memiliki kenikmatan bersama dan kita kini berada dalam komunikasi seorang dengan yang lain. Persekutuan ini, kenikmatan bersama ini, adalah kehidupan gereja.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 1, Berita 11

No comments: