Hitstat

06 April 2005

1&2 Petrus Volume 4 - Minggu 3 Rabu

Fajar Menyingsing Dan Bintang Timur Terbit Di hati Kita (1)
2 Petrus 1:19b
“Alangkah baiknya kalau kamu memperhatikannya sama seperti memperhatikan pelita yang bercahaya di tempat yang gelap sampai fajar menyingsing dan bintang timur terbit bersinar di dalam hatimu.”

Seluruh dunia adalah satu tempat yang gelap dan zaman sekarang ini adalah malam yang gelap. Apakah kita merasakan sekeliling semuanya gelap? Kalau kita tidak mengetahui apa yang disebut gelap, kalau kita tidak merasakan sekeliling semuanya gelap, mungkin kita sudah berbaur dengan dunia. Menurut pandangan manusia, dunia ini semakin lama semakin terang, semakin lama semakin maju. Tetapi menurut firman Allah, “hari sudah jauh malam” (Rm. 13:12).
Dalam dunia yang gelap, jika kita tidak memiliki perkataan nubuat (firman yang disampaikan oleh para nabi), kita juga akan ada di dalam kegelapan, karena kita tidak mempunyai pelita. Tetapi ketika kita memperhatikan perkataan nubuat ini, kita menerima sorotan terang. Akhirnya, terang ini akan bersinar sampai fajar rohani menyingsing di dalam kita, dan bintang timur terbit di dalam hati kita.
Petrus pertama-tama berbicara tentang hari rohani, yaitu saat fajar menyingsing di dalam kita. Tetapi Petrus juga berbicara tentang hari yang akan datang, hari kedatangan Tuhan kali kedua.
Jika kita terus menikmati firman-Nya, perkataan nubuat, dan mengalami bintang timur dan fajar rohani yang menyingsing di dalam hati kita, maka kelak kita akan mengalami Tuhan yang muncul sebagai bintang timur kepada orang-orang yang berjaga-jaga dan Ia akan menyingsing sebagai Surya kebenaran.

Fajar Menyingsing Dan Bintang Timur Terbit Di hati Kita (2)
Mrk. 6:45-51

Markus 6:47-48 mengatakan, “Ketika hari sudah malam perahu itu sudah di tengah danau, sedang Yesus tinggal sendirian di darat. Ketika Ia melihat betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal, maka kira-kira jam tiga malam Ia datang kepada mereka berjalan di atas air dan Ia hendak melewati mereka.”
Bagaimana keadaan murid-murid di atas penempuhan ini? Hari sudah malam, perahu berada di tengah danau. Kristus adalah terang dunia, tetapi sudah meninggalkan dunia ini. Ketika Ia datang lagi, Dia akan menjadi Bintang Timur dan Matahari. Sejak Kristus naik ke surga sampai datang kembali, dunia ini terus berada dalam masa malam yang panjang.
“Betapa payahnya mereka mendayung karena angin sakal”. Setiap orang beriman yang setia pasti merasakan perkara ini — betapa payahnya mendayung karena angin sakal! Beberapa tahun belakangan ini, pencobaan lebih banyak dan lebih hebat daripada dulu. Orang-orang milik Tuhan, sepertinya banyak perkara, tubuh mereka sering lemah, sering sakit; keluarga mereka banyak urusan, banyak kesulitan; usaha mencari nafkah lebih sulit daripada dulu; masyarakat semakin lama semakin memberi tekanan dan serangan kepada mereka; setan, roh jahat lebih-lebih sekuatnya menimbulkan gelombang, ingin menganiaya orang beriman, ingin membasmi orang beriman. O, semuanya itu adalah angin sakal! Kondisi yang demikian membuat berbagai macam ajaran bidah muncul.
Tetapi lebih baik payah mendayung daripada terhanyut. Terhanyut tidak perlu tenaga. Asal kita mau sedikit kompromi, sedikit kendur, kita pasti langsung terhanyut, tidak perlu mengeluarkan tenaga.
Meskipun gelap sungguh terlalu pekat, tetapi tidak akan lama lagi. Yesaya 21:12 mengatakan, “Pengawal itu berkata: Pagi akan datang, . . . .” . Semoga kita terus berjaga-jaga dan memperhatikan perkataan nubuat, sehingga kita menjadi seperti yang dikatakan Mazmur 1:2-3, “Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.”

No comments: