Hitstat

15 August 2014

Kolose - Minggu 20 Jumat



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:6-9


Wahyu tentang Kristus yang diberikan dalam Kitab Kolose sejauh ini sepenuhnya bersifat obyektif. Sebagai contoh, Kristus secara obyektif adalah gambar Allah dan yang sulung dari segala yang diciptakan. Namun, dalam ayat 24-29 kita jumpai kepengurusan rumah tangga, ekonomi, penyaluran, yang melaluinya Kristus yang obyektif tersalur ke dalam kita. Kristus yang diwahyukan dengan obyektif dalam ayat 15-19 telah tersuplai ke dalam kita secara subyektif melalui pelayanan pengurus rumah tangga Allah dalam ayat 25-29. Sebab itu, dalam Kolose 1 kita mempunyai wahyu yang obyektif dan ministri yang subyektif. Sasaran ministri yang subyektif ialah menyalurkan Kristus yang diwahyukan secara obyektif itu ke dalam kita. Jika kita memiliki ayat 15-19 tanpa ayat 25-29, kita hanya akan memiliki wahyu yang obyektif, tidak ada ministri yang subyektif. Kita perlu ministri yang subyektif agar Kristus yang almuhit yang diwahyukan secara obyektif itu tersuplai kepada kita.

Ministri yang subyektif dari Kristus yang obyektif ialah melengkapkan firman Allah. Karena itu, kelengkapan firman Allah bukan doktrin melulu, melainkan suatu ministri. Melalui ministri yang subyektif ini, Kristus yang obyektif menjadi Kristus yang di dalam kita, sesuai dengan ayat 27. Dalam ayat 25-29 Kristus tidak lagi hanya bersifat obyektif, karena Ia kini adalah Kristus yang subyektif yang tinggal di dalam kita menjadi pengharapan akan kemuliaan kita. Dia telah menjadi subyektif karena Dia telah tersalur ke dalam kita melalui ministri pengurus rumah tangga itu. Sekarang Kristus yang obyektif telah menjadi Kristus yang subyektif, yaitu Kristus yang hidup di dalam kita.

Setelah menyajikan wahyu yang obyektif tentang Kristus, Paulus meneruskan mengenai perlunya ministri yang subyektif dari Kristus. Melalui ministri ini, Kristus yang obyektif yang diwahyukan dalam Kolose 1:15-19 tersalur ke dalam kaum saleh dan tinggal di dalam mereka sebagai pengharapan akan kemuliaan mereka. Lagi pula, harus ada usaha dan pergumulan untuk mempersembahkan kaum saleh dewasa penuh dalam Kristus. Menyuplaikan Kristus ke dalam orang memang sukar, tetapi lebih sukar lagi mempersembahkan orang dewasa penuh dalam Kristus. Penting sekali kita mengalami Kristus hidup di dalam kita dan memiliki pengalaman sejati atas menjadi dewasa penuh dalam Dia.

Dalam pasal 1 kita telah menyinggung wahyu yang obyektif dan ministri yang subyektif dari Kristus. Sekarang dalam pasal 2 kita masih mempunyai hal lain, yaitu pengalaman yang riil atas Kristus yang obyektif yang telah tersalur secara subyektif ke dalam kita. Karena itu, kita memiliki wahyu yang obyektif, ministri yang subyektif, dan pengalaman yang riil. Kolose 2 ditujukan pada masalah pertumbuhan atau perkembangan yang penuh dari pengalaman yang riil atas Kristus yang almuhit.

Berhubungan dengan perkembangan ini Paulus mengatakan bahwa ia berjuang bagi kaum saleh agar hati mereka terhibur, dan agar mereka terjalin bersama dalam kasih. Paulus menyadari pentingnya hati yang terhibur dan gembira. Saya dapat bersaksi, jika hati saya tidak gembira, sukar sekali saya mengalami Kristus. Sebagai contoh, suatu hari saya tidak senang karena perlakuan sebuah maskapai penerbangan. Saya harus menunggu beberapa jam baru dapat pesawat terbang. Saya tidak mau tinggal dalam ketidaksenangan, maka saya berdoa, “Tuhan, ketika aku harus menunggu pesawat selama tiga jam, buatlah hatiku gembira. ” Saya menyadari pada waktu itu, seperti sekarang ini, sukar sekali mengalami Kristus yang almuhit kalau hati kita tidak gembira. Bila hati kita tidak gembira, Kristus seolah-olah jauh dari kita dalam pengalaman. Jika Anda ingin mengalami Kristus yang almuhit, jangan biarkan diri Anda tetap gusar terhadap suami atau istri Anda. Anda perlu berdoa agar Tuhan menjauhkan segala ketidakgembiraan dari hati Anda. Paulus mengetahui pentingnya sebuah hati yang terhibur, maka dia berjuang untuk kaum saleh, agar hati mereka dihangatkan dan agar mereka dapat memiliki “pengenalan yang penuh akan rahasia Allah, yaitu Kristus”.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 40

No comments: