Hitstat

30 August 2014

Kolose - Minggu 22 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:19


Ketika kita menyadari bahwa kita telah berakar dalam Dia, kita akan dengan otomatis berperilaku dalam Dia. Menurut Kolose 2:6-7, berakar harus mendahului berperilaku. Setelah berakar dalam Kristus, kita sekarang berperilaku dalam Dia. Kita hanya tinggal dalam Kristus, dan Dialah yang berperilaku. Karena itu, perilaku-Nya menjadi perilaku kita.

Dalam Kolose 2:19 kita memiliki perkataan “berpegang teguh kepada Kepala”. Apakah arti berpegang teguh kepada Kristus sebagai Kepala? Tubuh berpegang kepada Kepala berarti Tubuh tidak bisa melepaskan dirinya dari Kepala. Jika kita benar-benar berpegang teguh kepada Kristus sebagai Kepala, kita tidak akan dipisahkan dari-Nya oleh apa pun. Ketika kita memperhidupkan kebudayaan dan bukannya memperhidupkan Kristus, kita memisahkan diri kita dari Kristus sebagai Kepala dan digagalkan dari pahala kita, yang adalah kenikmatan akan Kristus.

Kolose 2:19 membicarakan tentang suplai dan terjalinnya Tubuh menjadi satu. Bila Tubuh tersuplai dan terjalin menjadi satu melalui berpegang kepada Kepala, Tubuh bertumbuh dengan pertumbuhan Allah. Frase “dari mana” dalam ayat ini penting sekali. Frase ini menunjukkan bahwa Tubuh bertumbuh dari Kepala, karena semua suplai berasal dari Kepala. Di satu aspek, Kristus adalah Kepala; di aspek lain, Dialah tanah itu. Ketika kita menyerap segala kekayaan tanah itu, kita berpegang kepada Kepala. Demikian pula, menerima suplai dari Kepala berarti menyerap segala kekayaan dari tanah tersebut.

Untuk memiliki pertumbuhan yang tepat sebagai orang Kristen, kita perlu memahami bahwa Allah telah menempatkan kita sebagai tanaman yang hidup ke dalam Kristus. Sekarang kita harus berkata, “Tuhan, aku mau tinggal di dalam Engkau, dan hidup serta bergerak (berperilaku) kapan pun Engkau bergerak. ” Melalui hidup di dalam Kristus, kita menyerap kekayaan tanah itu ke dalam diri kita. Kemudian, melalui pertambahan kekayaan ini di dalam kita, kita bertumbuh. Penyerapan kekayaan tanah itu sama dengan berpegang kepada Kristus sebagai Kepala. Kita bertumbuh dengan pertambahan dari tanah itu; kita pun bertumbuh sebagai Tubuh dengan suplai yang berasal dari Sang Kepala.

Dalam Surat Kiriman kepada jemaat di Kolose, Paulus menyuruh kita berhati-hati terhadap filsafat, tradisi, dan unsur-unsur dunia. Ini berarti kita harus berhati-hati terhadap kebudayaan dalam setiap bentuknya: kebudayaan rasial, kebudayaan nasional, dan kebudayaan buatan atau ketetapan sendiri. Jangan biarkan kebudayaan menjadi suatu pengganti Kristus. Walaupun kita tidak perlu dengan sengaja mencoba membuang kebudayaan kita, kita harus berhenti mengapresiasinya. Dahulu kita memustikakan kebudayaan kita, merangkulnya dengan sayang. Tetapi jika kita nampak bahwa kebudayaan dapat menjadi suatu pengganti Kristus, kita tidak akan memustikakan atau mengapresiasinya sedemikian tingginya. Sebaliknya, kita nampak bahwa kita adalah tanaman hidup yang berakar di dalam Kristus. Karena kita berakar di dalam Dia, kita tidak boleh membiarkan apa pun menggantikan Dia. Kita harus hanya berperilaku di dalam Dia sebagai tanah yang hidup dan bertumbuh melalui menyerap segala kekayaan tanah itu ke dalam kita. Dengan demikian kekayaan tanah itu, yang juga adalah kekayaan Kepala, akan tersuplai ke dalam kita. Hasilnya, seluruh Tubuh akan bertumbuh dengan pertumbuhan Allah Tritunggal, dan dengan otomatis, kebudayaan kita akan digantikan oleh Kristus.

Kita harus terus-menerus berperilaku di dalam Kristus saja, tidak mengapresiasi dan tidak memustikakan kebudayaan kita. Semakin kita berperilaku di dalam Kristus, kita akan semakin menyerap segala kekayaan tanah itu, yakni suplai yang kaya dari Sang Kepala. Selanjutnya, dengan berpegang kepada Kepala, kita akan mengalami pertumbuhan yang sejati dan tepat di dalam Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 44

No comments: