Hitstat

20 August 2014

Kolose - Minggu 21 Rabu



Pembacaan Alkitab: Flp. 1:21


Dalam berita ini saya khusus berbeban menerangkan fakta adanya suatu kebudayaan buatan dan ketetapan sendiri pada kita semua. Kebudayaan ini merupakan pengganti Kristus. Mungkin Anda tidak menyadari betapa kuatnya kebudayaan yang Anda buat sendiri. Kebudayaan ini telah memisahkan kita dari orang lain dan membuat kita tidak dapat terbangun bersama-sama mereka. Kebudayaan kita boleh jadi ibarat sebuah sel baja yang mengurung kita di dalamnya. Kita semua memiliki sebuah kebudayaan buatan sendiri dan ketetapan sendiri. Orang beriman tertentu boleh jadi sangat baik dan mustika. Namun ia penuh dengan kebudayaan buatan sendiri. Sebagai contoh, seorang saudara mungkin sangat jujur dan terus terang, sama sekali tidak main politik. Tetapi kejujuran dan keterusterangannya itu boleh jadi suatu kebudayaan, bukan Kristus. Ada lagi yang mungkin sangat baik hati dan satria, tidak pernah melukai siapa pun, tetapi itu pun boleh jadi adalah satu aspek dari kebudayaan mereka. Kita semua memiliki kebudayaan kita masing-masing. Jika orang lain hidup menurut kebudayaan kita, kita merasa senang. Tetapi, jika mereka tidak hidup menurut kebudayaan kita, mungkin kita akan tersinggung.

Pada waktu-waktu silam saya sering mengatakan tentang masalah yang diakibatkan oleh opini-opini dalam hidup gereja. Akhir-akhir ini saya dengar di tempat-tempat tertentu ada beberapa saudari dengan gigih menentang piano, tetapi dengan kegigihan yang sama mereka menyukai gitar. Opini-opini seperti itu berasal dari kebudayaan kita karena kebudayaan adalah sumber opini. Jika kebudayaan kita telah tertanggulangi, kita tidak akan memiliki opini tentang piano atau gitar, tetapi hanya memperhatikan Kristus. Tanpa opini berarti tanpa kebudayaan. Kalau Anda berpegang pada kebudayaan Anda, sangat sulitlah Anda untuk tidak beropini. Kebudayaan Anda menyebabkan Anda mempertahankan opini sendiri. Saya adalah seorang yang kuat dalam opini saya. Tetapi selama bertahun-tahun saya telah ditanggulangi Tuhan. Sekarang bagi saya menggunakan piano atau gitar dua-duanya atau tidak sama sekali, tidak jadi soal. Demikian pula, kaum saleh memakan makanan macam apa pun tidak jadi soal bagi saya. Akan tetapi, kalau kita ada kebudayaan tetapi tanpa Kristus, niscayalah kita akan banyak memperhatikan hal-hal semacam itu. Betapa kita perlu penyelamatan Tuhan! Gangguan yang paling tersembunyi dan terlicik dalam memperhidupkan Kristus ialah kebudayaan kita. Benteng kebudayaan yang ada dalam kita ini harus diruntuhkan oleh Tuhan, barulah kita tidak memiliki kebudayaan, melainkan hanya memiliki Kristus. Dalam berbagai macam situasi dan keadaan kita tidak lagi memiliki opini-opini menurut kebudayaan kita, tetapi kita hanya memperhatikan Kristus saja. Kalau orang lain ingin pakai piano atau gitar, kita tidak mempunyai perasaan apaapa tentang hal tersebut. Jika mereka sama sekali tidak menggunakan alat-alat musik, kita pun tidak merasa apaapa. Karena kita telah diselamatkan dari kebudayaan kita, kita hanya memperhatikan Kristus dan memperhidupkan Kristus semata.

Jalan untuk dibebaskan dari kebudayaan buatan sendiri ialah tidak sengaja mencoba membuang kebudayaan kita. Kalau kita berbuat demikian, usaha kita untuk membuang kebudayaan kita akan menjadi bentuk kebudayaan yang lain, yakni suatu kebudayaan yang anti kebudayaan. Kita perlu nampak bahwa jalan untuk dibebaskan dari kebudayaan tidak lain ialah memperhidupkan Kristus di dalam roh secara terus-menerus. Kita semua telah tersusun dengan kebudayaan menurut suku dan bangsa kita masing-masing, bahkan menurut hidup gereja. Hidup gereja kini memainkan peranan penting dalam kebudayaan kita. Kita harus mengecam kebudayaan yang mana pun yang menggantikan Kristus. Keperluan kita ialah memperhidupkan Kristus, hidup oleh persona almuhit ini di dalam roh kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 2, Berita 41

No comments: