Hitstat

25 December 2015

Ibrani - Minggu 31 Jumat



Pembacaan Alkitab: Bil. 16:36-40


Setiap orang suka menjadi nomor satu. Di antara kita tidak hanya ada ambisi terhadap, kedudukan, juga ada ambisi terhadap promosi (kenaikan pangkat). Dalam pelayanan gereja, orang nomor dua mengharapkan kenaikan pangkat menjadi nomor satu. Sementara itu, mereka yang telah menjadi orang nomor satu, khawatir sekali kehilangan kedudukannya sebagai pemimpin. Ambisi untuk kedudukan dan naik pangkat tetap ada di antara kita.

Berambisi tidak saja tidak menghasilkan apa‑apa, sebaliknya hanyalah mendatangkan penghakiman Allah di atas diri kita pada aspek negatifnya. Anda jangan mengira diri Anda hanya seperti Musa. Walau saya tidak tahu apakah Anda Musa, tetapi saya sungguh yakin bahwa Korah, Datan, dan Abiram juga ada di dalam Anda. Di dalam batin kita semua terkandung unsur pemberontakan, sebab kita dilahirkan bersamanya; sejak dilahirkan, kita adalah Korah. Tetapi karena rahmat dan anugerah Allah, unsur Musa yang sejati juga sedang digarapkan di dalam kita. Tanpa belas kasihan dan anugerah‑Nya, kita hanya menjadi Korah. Jika dalam Bilangan 16 Korah, Datan, dan Abiram tidak aktif, mungkin tidak akan terjadi apa‑apa. Namun mereka begitu berambisi dan seolah‑olah berkata, "Hai Musa dan Harun, hanya kalian sajakah yang bisa menjadi pemimpin? Bukankah kami juga bisa?" Karena itu, terjadilah penghakiman Allah. Bumi membuka mulutnya dan menelan Korah, Datan, dan Abiram (Bil. 16:31‑33), dan "keluarlah api, berasal daripada Tuhan, lalu memakan habis kedua ratus lima puluh orang yang mempersembahkan ukupan itu" (Bil. 16:35).

Setelah penghakiman atas pemberontakan, Allah memerintahkan agar perbaraan‑perbaraan tembaga dari kedua ratus lima puluh orang yang terbakar itu ditempa tipis‑tipis menjadi salut mezbah "menjadi suatu tanda peringatan bagi orang Israel" (Bil. 16:36‑40). Pelat tembaga di atas mezbah ini menjadi tanda peringatan penghakiman Allah atas pemberontakan. Di sini kita nampak bahwa mezbah bukan hanya tempat penebusan kita, juga tempat penghakiman kita. Di atas mezbah, unsur alamiah di dalam kita telah dihakimi, dan penghakiman itu tertinggal sebagai satu tanda, satu peringatan, juga sebagai satu petunjuk bahwa hayat dan unsur alamiah kita harus dihakimi dan dibakar.

Dalam Bilangan 16 dan 17 terdapat dua tanda, satu berada di mezbah, satu lagi berada di tabut. Tanda di mezbah ialah penghakiman unsur alamiah (Bil. 16:38), sedang tanda di tabut adalah kebangkitan dari hayat yang telah dibangkitkan (Bil. 17:10). Tongkat yang bertunas dalam Bilangan 17 bukan hidup dengan sendirinya, melainkan oleh hayat kebangkitan. Hal ini menunjukkan bahwa terutama unsur hayat alamiah kita harus dihakimi dan dibakar. Ambisi kita untuk kedudukan dan naik pangkat harus dibakar. Setiap kali kita masuk ke dalam Kemah Pertemuan, pertama, kita harus datang ke mezbah dan melihat satu tanda dari penghakiman Allah terhadap unsur alamiah kita. Baik dosa maupun unsur alamiah kita harus dihakimi di atas mezbah tembaga itu. Setelah mengalami penghakiman di mezbah, barulah kita boleh maju ke bejana pembasuhan, meja roti sajian, kaki pelita, mezbah ukupan, dan masuk ke tabut di tempat maha kudus. Di tabut inilah kita dapat melihat tongkat yang bertunas. Inilah tanda peringatan kedua.

Tanda pertama, lempengan tembaga di atas mezbah, mengartikan bahwa unsur alamiah kita harus dihukum dan dibakar. Unsur negatif ini tidak ada bagian dalam pembangunan Allah. Dalam pembangunan Allah, setiap hal alamiah tidak ada kedudukannya. Jika Anda ingin mendapat bagian dalam kepemimpinan, maka Korah, Datan, dan Abiram dalam alamiah Anda harus dihakimi dan dibakar, dan penghakiman itu harus meninggalkan satu tanda peringatan bagi Anda. Kapan saja Anda datang melayani Allah, Anda, akan melihat tanda peringatan itu di atas mezbah. Jika kita ingin mengambil bagian dalam pelayanan kepada Allah, kita harus tahu bahwa unsur alamiah kita harus dihakimi. Tidak peduli Anda ingin menjadi yang pertama atau yang terakhir, Anda tetap harus dihakimi dan dibakar di atas mezbah. Hal yang pertama dalam pembangunan Allah ialah penghakiman‑Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Ibrani, Buku 4, Berita 62

No comments: