Hitstat

01 October 2016

1 Yohanes - Minggu 6 Sabtu



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 1:8-10
Doa baca: 1 Yoh. 1:9
Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan.


Apakah perbedaan antara pengampunan dan penyucian? Untuk mengetahui perbedaan ini, kita perlu mengetahui perbedaan antara dosa-dosa dan ketidakbenaran. Dosa-dosa mengacu kepada pelanggaran-pelanggaran, dan ketidakbenaran adalah bekas, noda, kesalahan perilaku kita yang disebabkan oleh melakukan satu kesalahan. Kapan saja kita berdosa, kita melakukan satu kesalahan. Kesalahan ini lalu menjadi satu noda pada perilaku kita, dan noda ini adalah ketidakbenaran. Misalnya, Anda membeli dua barang, tetapi Anda hanya membayar satu. Jika Anda membayar hanya satu barang, itu akan menjadi satu perbuatan dosa terhadap toko itu. Dari segi penjualnya, itu adalah satu kesalahan. Tetapi dari segi karakter Anda, itu adalah satu bekas ketidakbenaran. Karena inilah, orang lain tidak mengatakan Anda berdosa, tetapi mengatakan Anda tidak benar.

Demikian pula, bila kita melakukan dosa-dosa di ha­dapan Allah, dari segi Allah, dosa-dosa ini adalah kesalahan­kesalahan; tetapi dari segi kita, dosa-dosa itu adalah noda ketidakbenaran. Kita perlu mengakui dosa-dosa kita. Kemudian, di satu, pihak, Allah mengampuni dosa-dosa kita, kesalahan-kesalahan kita. Di pihak lain, Allah mencuci bekas­bekas, noda-noda ketidakbenaran kita. Inilah sebabnya dalam 1 Yohanes 1:9 dibicarakan pengampunan dosa-dosa dan penyucian ketidakbenaran.

Allah setia dalam firman-Nya untuk mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, dan Dia adil dalam tindakan-Nya untuk membersihkan noda dari ketidakbenaran kita. Melalui pengampunan dan penyucian Allah, pelanggaran kita diampuni, dan setiap bekasnya dibersihkan. Hasilnya adalah persekutuan kita dengan Allah sepenuhnya dipulihkan. Persekutuan dengan Allah terputus karena dosa dan ketidakbenaran. Tetapi ketika dosa diampuni dan ketidakbenaran disucikan, persekutuan kita dengan Allah dipulihkan. Sekali lagi kita memiliki kenikmatan atas hayat Allah melalui persekutuan kita dengan Bapa dan Putra.

Janji dalam 1:9 tidak boleh disalahgunakan sebagai dorongan untuk berbuat dosa. Ini berarti kita tidak seharusnya berpikir bahwa kita boleh keluar dan berbuat dosa lalu mengaku dan menerima penyucian Tuhan. Konsepsi ini mengarah kepada aliran Antinomian, konsepsi yang menyatakan, karena kita berada di bawah anugerah, kita bebas dari segala peraturan dan dapat berbuat dosa seenaknya. Seperti yang akan kita lihat dalam 2:1, Yohanes berkata, "Anak-anakku, hal-hal ini kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa." Yohanes menulis dengan harapan bahwa kita tidak akan berbuat dosa. Namun, kita memiliki janji dalam 1:9 yaitu jika kita berbuat dosa, kita dapat diampuni dan disucikan, asalkan kita mengakui dosa kita kepada Allah.

Kami telah menunjukkan bahwa kita tidak seharusnya percaya bahwa kita dapat sempurna selamanya sebelum Tuhan datang untuk mengubah tubuh kita. Itu adalah konsepsi yang salah mengenai kesempurnaan. Kita percaya bahwa dengan anugerah Tuhan kita dapat menang dan sempurna. Namun, kemenangan dan kesempurnaan ini bukanlah sekali untuk selamanya. Karena itu, kita perlu takut dan gentar dan berjaga-jaga agar kita tidak dirusak oleh dosa yang tinggal di dalam daging kita. Hari demi hari, kita perlu menengadah kepada Tuhan, berdoa, dan berjaga-jaga. Bila kita gagal dan berbuat dosa, kita harus mengakuinya kepada Tuhan. Dia akan setia dan adil untuk mengampuni kita dan menyucikan kita dengan darah Anak-Nya, Yesus Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 12

No comments: