Hitstat

13 October 2016

1 Yohanes - Minggu 8 Kamis



Pembacaan Alkitab: 1 Yoh. 2:3-6
Doa baca: 1 Yoh. 2:5
Tetapi siapa yang menuruti firman-Nya, di dalam orang itu sungguh sudah sempurna kasih Allah; dengan itulah kita ketahui bahwa kita ada di dalam Dia.


Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa kita ada di dalam Allah Tritunggal? Apakah tandanya bahwa kita benar-benar di dalam Dia? Tanda pertama yang menunjukkan kita ada di dalam Dia adalah kita mengenal Allah secara pengalaman dalam kehidupan kita sehari-hari.

Ketika Yohanes berbicara mengenai mengenal Allah (ayat 3), dia berbicara tentang mengenal Dia tidak secara doktrinal, melainkan secara pengalaman, dengan menuruti perintah-perintah-Nya. Kita tidak boleh hanya mengenal secara doktinal saja bahwa Allah itu Mahakuasa dan bahwa Dia menciptakan langit dan bumi. Kita perlu mengenal Allah dalam pengalaman sehingga mempengaruhi kehidupan kita sehari-hari. Orang lain mungkin heran mengapa Anda tidak berbagian dalam hiburan duniawi tertentu. Alasan Anda tidak berbagian dalamnya haruslah karena Anda mengenal Allah, karena Anda mengenal Dia dalam sifat-Nya yang kudus. Karena sifat kudus Allah tidak mengizinkan Anda berbagian dalam hiburan semacam itu, maka Anda menahan diri untuk melakukannya. Demikian juga, jika kita mengenal Allah dalam sifat-Nya, ini akan mempengaruhi cara kita berbelanja. Mengenal Allah secara demikian juga akan membuat kita menjadi tulus dalam berhubungan dengan orang lain. Karena kita mengenal Tuhan dalam sifat-Nya yang tulus, kita tidak akan berpolitik. Karena itu, alasan kita berperilaku dan membawa diri secara demikian seharusnya bukan karena kita menuruti ajaran Alkitab secara luaran, tetapi terlebih karena kita mengenal sifat dan karakter Allah dan hidup menurut apa adanya Allah.

Berada di dalam Tuhan Yesus Kristus adalah bersatu dengan-Nya secara organik. Ini bukan hanya bersatu dengan Dia secara doktrinal. Bila kita secara organik bersatu dengan Tuhan, Dia adalah hayat kita dan bahkan menjadi sifat kita.

Setiap macam hayat mempunyai sifat yang khusus. Sifat hayat ilahi memiliki semacam cita rasa. Karena kita mempunyai Tuhan sebagai hayat kita dan karena kita menikmati sifat-Nya, kita juga mempunyai cita rasa yang berasal dari sifat ilahi itu. Akan tetapi, seseorang yang tidak mempunyai sifat ilahi tidak dapat mempunyai cita rasa ilahi. Tetapi karena kita mempunyai cita rasa sifat ilahi, kita tidak dapat melakukan hal-hal tertentu.

Sebagai ilustrasi tentang apakah yang kita maksud dengan cita rasa sifat ilahi, kita dapat memperhatikan apa yang terjadi bila sesuatu yang pahit diletakkan di dalam mulut seorang bayi. Tidak perlu mengajar anak itu untuk tidak makan sesuatu yang pahit. Begitu satu benda yang pahit diletakkan di dalam mulut seorang bayi, dia akan segera memuntahkannya. Anak itu tidak melakukannya menurut peraturan-peraturan yang diajarkan dari ibunya. Ibunya tidak perlu mengajar bayinya untuk tidak makan benda-benda yang pahit. Dalam hayat anaknya ada satu sifat yang menolak benda-benda yang pahit. Dengan cara yang sama, dalam sifat ilahi ada satu cita rasa khusus yang menyebabkan kita menolak hal-hal yang bertentangan dengan sifat "Orang" yang hidup di dalam kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Yohanes, Buku 1, Berita 16

No comments: