Hitstat

14 April 2017

Wahyu - Minggu 10 Jumat



Pembacaan Alkitab: Why. 6:1-8
Doa baca: Why. 6:7
Ketika Anak Domba itu membuka meterai yang keempat, aku mendengar suara makhluk yang keempat berkata, "Mari!”

Merah dalam 6:4 menyatakan penumpahan darah. Kuda merah mengibaratkan berkecamuknya peperangan, yang sepenuhnya merupakan hal penumpahan darah. Sejak Kristus naik ke surga, selain ada pemberitaan Injil, juga ada peperangan.

Hitam dalam 6:5 menunjukkan kelaparan (Yer. 14:1-4), menyatakan raut muka orang yang kelaparan (Rat. 4:8-9; 5:9-10). Kuda hitam melambangkan meluasnya kelaparan yang membuat wajah manusia menjadi hitam. Timbangan di sini adalah neraca (alat pengukur berat) yang dipakai untuk menimbang benda-benda berharga. Tetapi di sini dipakai untuk menimbang makanan (ayat 6), dengan demikian menunjukkan adanya kekurangan makanan (lihat Im. 26:26; Yeh. 4:16). Minyak dan anggur adalah untuk menyukakan hati manusia (Mzm. 104:15). Pada waktu kelaparan, minyak dan anggur pasti berkurang dan menjadi barang berharga. Selama kelaparan, minyak dan anggur harus dijaga dan jangan dirusakkan. Kelaparan selalu mengikuti peperangan, karena peperangan membuat makanan menjadi jarang. Jika hari ini di dunia ada peperangan lagi, dunia pasti akan kekurangan makanan.

Penunggang kuda keempat dengan jelas diperkenalkan sebagai Maut. Kata "hijau kuning" di sini juga bisa diterjemahkan sebagai "abu-abu", "hijau pucat"; menyatakan warna wajah orang yang terserang bencana. Kuda abu-abu adalah lambang pembantaian oleh maut, menimbulkan penampilan yang abu-abu pucat. Alam maut adalah tempat di bawah tanah, tempat penyimpanan jiwa orang yang tidak beroleh selamat, sebelum orang-orang mati dibangkitkan untuk dihakimi di depan takhta putih besar (20:11-15). Sesudah dihakimi, orang-orang yang tidak beroleh selamat akan dilemparkan ke dalam lautan api untuk selama-lamanya. Alam maut dapat dianggap seperti tempat tahanan sementara, dan lautan api seperti penjara yang kekal. Di sini alam maut mengikuti kematian, untuk menerima orang-orang yang dibunuh oleh maut. Pembunuhan oleh binatang-binatang buas, yang tercantum dalam ayat 8, adalah penghakiman Allah (2 Raj. 2:24; 17:25; Bil. 21:6).

Melalui keempat meterai ini kita nampak pemberitaan Injil, peperangan, kelaparan, dan maut. Selama dua puluh abad ini, keempat perkara tersebut telah menandai sejarah umat manusia. Setiap perkara yang terjadi selama zaman ini telah tercakup dalam keempat perkara tersebut. Segera setelah Kristus naik ke surga, pemberitaan Injil dimulai. Kuda putih mulai memasuki arena perlombaan dan berlari, dan penunggangnya adalah Injil kemuliaan Kristus. Pada 70 setelah Masehi, Titus, pangeran Romawi, dengan pasukan tentaranya membinasakan Kota Yerusalem. Sejak itu, abad demi abad, terus-menerus timbul perang. Ada perang, tentu ada kelaparan, dan kelaparan menyebabkan penyakit dan maut. Karena itu, dalam sejarah selama dua ribu tahun ini, tidak ada yang lainnya, kecuali pemberitaan Injil, peperangan, kelaparan, dan maut. Inilah cara mempelajari sejarah dunia.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 19

No comments: