Hitstat

13 April 2017

Wahyu - Minggu 10 Kamis



Pembacaan Alkitab: Why. 6:1-8
Doa baca: Why. 6:2
Aku melihat: Sesungguhnya, ada seekor kuda putih dan orang yang menungganginya memegang sebuah panah dan kepadanya dikaruniakan sebuah mahkota. Lalu ia maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan.


Dalam berita ini kita akan melihat keempat meterai yang pertama dengan keempat kuda dan keempat penunggangnya (6:1-8). Pembukaan ketujuh meterai oleh Anak Domba terjadi segera sesudah kenaikan Kristus. Melalui inkarnasi-Nya, kematian-Nya di salib, dan kebangkitan-Nya, Kristus sepenuhnya layak dalam kenaikan-Nya membuka rahasia ekonomi Allah yang terkandung dalam ketujuh meterai itu. Karena ekonomi Allah terhadap makhluk ciptaan terkandung dalam ketujuh meterai itu, maka keempat makhluk hidup itu dengan antusias masing-masing memproklamirkan pembukaan keempat meterai yang pertama.

Keempat meterai yang pertama terdiri atas empat ekor kuda beserta penunggangnya, seperti pacuan empat ekor kuda. Keempat penunggangnya bukan manusia sebenarnya, melainkan perkara yang dipersonifikasikan. Sudah pasti, penunggang kuda kedua (kuda merah) adalah peperangan (ayat 4); penunggang kuda ketiga (kuda hitam) adalah kelaparan (ayat 5); penunggang kuda keempat (kuda abu-abu -- hijau kuning) adalah maut (ayat 8). Berdasarkan fakta sejarah, penunggang kuda pertama (kuda putih) pastilah Injil, bukan Kristus atau Antikristus seperti yang dijelaskan oleh beberapa orang. Menyusul kenaikan Kristus, keempat hal ini -- Injil, peperangan, kelaparan, dan maut -- mulai berlari seperti keempat penunggang kuda yang menunggangi kudanya, dan mereka akan terus berlari sampai Kristus kembali. Dari abad pertama, Injil telah tersebar luas sepanjang dua puluh abad ini. Dalam waktu yang sama, peperangan di antara umat manusia terus-menerus terjadi. Peperangan selalu menyebabkan kelaparan, dan kelaparan mendatangkan maut. Semua ini akan berlangsung terus sampai akhir zaman ini.

Penunggang kuda putih adalah pemberitaan Injil. Putih melambangkan bersih, murni, adil, dan diperkenan. Kuda putih melambangkan pemberitaan Injil, yang bersih, murni, adil, dan diperkenan di pandangan Allah maupun manusia.

Busur dengan anak panah adalah untuk berperang. Tetapi di sini hanya ada busur tanpa anak panah (ay. 2). Ini menunjukkan bahwa anak panahnya sudah dipanahkan untuk menghancurkan musuh, dan kemenangan sudah didapat, supaya Injil damai sejahtera bisa terbentuk. Kini peperangan telah usai dan Injil damai sejahtera diberitakan dengan damai. Di atas salib, anak panah telah dipanahkan dan menembus jantung musuh, peperangan telah berlangsung, dan kemenangan telah diraih. Karena itu, busur tanpa anak panah menunjukkan bahwa peperangan telah usai dan kemenangan telah diraih.

Ayat 2 juga mengatakan bahwa penunggang di atas kuda putih "maju sebagai pemenang untuk merebut kemenangan" Dari zaman ke zaman, ke mana pun Injil diberitakan, Injil selalu menaklukkan dan mengalahkan segala macam tantangan dan serangan. Kita tidak diberi tahu bahwa penunggang kuda kedua, ketiga, dan keempat maju untuk memperoleh kemenangan. Hanya penunggang kuda pertama, yaitu pemberitaan Injil, yang terus-menerus memperoleh kemenangan. Di mana saja Injil diberitakan, di sana ada kemenangan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Wahyu, Buku 2, Berita 19

No comments: