Hitstat

22 March 2006

Wahyu Volume 8 - Minggu 2 Rabu

Tempat Maha Kudus
Wahyu 21:16
“Kota itu bentuknya empat persegi, panjangnya sama dengan lebarnya. Dan ia mengukur kota itu dengan tongkat itu: dua belas ribu stadia; panjangnya dan lebarnya dan tingginya sama.”

Yerusalem Baru berbentuk kubus. Tempat Maha Kudus dalam Kemah Pertemuan juga berbentuk kubus dengan ukuran 10 hasta pada tiap dimensinya (Kel. 26:2-8). Tempat Maha Kudus dalam Bait Suci juga berbentuk kubus berukuran 20 hasta di setiap sisinya (1 Raj. 6:20). Bentuk kubus ini menyatakan bahwa seluruh Yerusalem Baru adalah Tempat Maha Kudus yang sangat diperbesar.
Ini berarti pengalaman kita akan Tempat Maha Kudus juga harus terus diperbesar. Mula-mula, kita mempunyai Tempat Maha Kudus yang kecil dalam Kitab Keluaran, kemudian kita mempunyai Tempat Maha Kudus yang lebih besar dalam Kitab 1 Raja-raja, dan akhirnya kita mempunyai Tempat Maha Kudus yang paling besar dalam Kitab Wahyu, lebih dari 2176 km, panjang, lebar, dan tingginya.
Bagaimana mengalami Tempat Maha Kudus ini? Menurut Perjanjian Lama, hanya Imam Besar yang diizinkan masuk ke dalam Tempat Maha Kudus. Tetapi Kitab Ibrani mewahyukan bahwa melalui darah penebusan Kristus, Tempat Maha Kudus telah terbuka bagi semua yang percaya kepada-Nya (Ibr. 10:19-22). Kita boleh datang ke hadapan Allah, hidup di sana dan berdiam di sana, menikmati persekutuan dalam keesaan dengan Allah. Yerusalem Baru yang akan datang adalah tempat yang demikian. Setiap orang di dalamnya akan melihat Allah, menyentuh Allah, menyembah Allah, melayani Allah, bahkan hidup dan tinggal dalam hadirat Allah. Hidup gereja hari ini juga harus merupakan suatu Tempat Maha Kudus. Sifat gereja harus sepenuhnya kudus.

Di Dalam Kebangkitan
Why. 21:17

Telah kita bahas bahwa tembok itu diukur menurut ukuran manusia yang adalah juga ukuran malaikat. Ini berarti kita perlu melakukan segala sesuatu di dalam kebangkitan. Misalnya, ketika hampir marah, kita perlu segera datang kepada Tuhan, berdoa, menyeru nama-Nya, untuk menyalib-kan manusia alamiah (ego atau diri) kita. Begitu berbuat demikian, kita berada dalam kebangkitan. Kita harus berlatih sedemikian bukan hanya terhadap amarah kita, bahkan terhadap kasih kita. Jangan mengasihi orang lain secara alamiah. Kasihilah mereka dalam kebangkitan.
Pada tahun 1932, ketika sdr. Witness Lee (seorang hamba Tuhan) masuk dalam hidup gereja, ia mendapatkan pelajaran pertama dalam hal bagaimana bertindak dalam kebangkitan, bukan dalam hayat alamiah. Ia melihat seorang saudari yang selalu membantu yang lain, tetapi tidak punya cukup uang untuk membeli Alkitab yang baik bagi dirinya sendiri. Sdr. Lee mulai mengetahui keadaannya dan melihat bahwa saudari tersebut menggunakan sebuah Alkitab yang tua. Dengan spontan sdr. Lee berbeban untuk membelikannya sebuah Alkitab yang bagus, terbungkus kulit dan memberikan padanya tanpa sepengetahuan dia. Ketika membawa hal itu ke hadapan Tuhan, sdr. Lee berdoa, “Tuhan, saya akan membeli sebuah Alkitab untuk seorang saudari. Saya melakukan ini dalam hayat alamiah saya ataukah dalam hayat kebangkitan-Mu?” Dengan bertanya demikian kepada Tuhan, ia belajar banyak. Karena ia tidak yakin apakah ia melakukannya berdasarkan hayat kebangkitan, ia tidak bisa langsung membeli Alkitab. Ia menunggu sejangka waktu sampai yakin bahwa ia melakukannya bukan berdasarkan hayat alamiah, tetapi berdasarkan hayat kebangkitan Kristus.
Suatu hari sdr. Lee benar-benar membeli sebuah Alkitab untuk saudari itu dan memberikannya tanpa setahu dia. Melalui menerima Alkitab ini sebagai hadiah, iman saudari itu dikuatkan, dan ia bertumbuh dalam hal percaya Tuhan. Bila sdr. Lee memberikannya beberapa minggu sebelumnya, saudari itu mungkin tidak terbantu dalam hal ini. Pada waktu sdr. Lee yakin bahwa ia dapat memberinya sebuah Alkitab dalam kebangkitan, itulah hari yang tepat saudari itu perlu menerimanya.

Penerapan:
Pagi-pagi sekali, sebelum menangani urusan apa pun, marilah kita terlebih dulu datang menghampiri Tuhan, karena saat inilah saat yang terbaik. Janganlah hanya sekadar berdoa untuk memohon berkat dan perlindungan di hari itu, tetapi tinggallah di dalam hadirat Tuhan, bacalah firman-Nya, nikmatilah terang-Nya, wahyu-Nya, serta kehadiran-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih karena Engkau begitu dekat. Kami boleh tinggal dalam hadirat-Mu, menyentuh-Mu, menyembah-Mu, melihat-Mu, dan melayani-Mu. Oh Tuhan, buatlah aku setiap hari mengalami hal ini dan mengalaminya makin hari makin dalam, makin besar, sampai Yerusalem Baru.

No comments: