Hitstat

30 November 2018

Markus - Minggu 25 Jumat


Pembacaan Alkitab: Yoh. 1:29; Rm. 6:6;
1 Kor. 15:3; Ibr. 2:14
Doa baca: “Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka Ia juga menjadi sama dengan mereka dan turut mengalami keadaan mereka, supaya melalui kematian-Nya Ia memusnahkan dia, yaitu Iblis yang berkuasa atas maut.” (Ibr. 2:14)


Yang Digenapkan oleh Kematian Kristus


Pertama kematian Kristus menggenapkan masalah dosa-dosa kita, masalah pelanggaran-pelanggaran dan kesalahan kita, dan perbuatan dosa kita. Kematian-Nya telah membereskan masalah dosa-dosa kita secara kekal. Kedua, kematian Kristus yang almuhit, telah menanggulangi dosa. Dosa-dosa mengacu kepada perbuatan, pelanggaran, kesalahan, kekeliruan. Dosa sesungguhnya adalah sifat dosa Satan. Satan adalah sumber dosa. Dosa adalah penemuan Satan, dan Satan sendiri adalah unsur dosa. Sesungguhnya dalam pandangan Allah, dosa adalah Satan. Menurut Kitab Roma, dosa adalah sesuatu yang hidup, yang dapat membuat kita melakukan hal-hal yang tidak ingin kita lakukan, sesuatu yang dapat berhuni di dalam kita, menipu kita bahkan membunuh kita (Rm. 6:14; 7:8, 11, 17). Pada waktu kejatuhan manusia, ketika manusia makan buah pengetahuan yang baik dan jahat, dia menerima sifat jahat Satan ke dalam dirinya.

Masalah ketiga yang ditanggulangi oleh kematian Kristus adalah manusia lama kita. Roma 6:6 mengatakan “Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan.” Kita telah diletakkan ke dalam Kristus oleh Allah dan kita berada di dalam Dia ketika Dia disalibkan. Karena itu kita tercakup dalam kematian-Nya yang kekal dan almuhit. Keempat, karena manusia lama kita telah disalibkan bersama Kristus, seluruh ciptaan lama disalibkan juga. Sebagai umat manusia, kita adalah pemuka ciptaan lama dan mewakili ciptaan lama. Ketika wakil ciptaan lama, disalibkan, seluruh ciptaan lama juga disalibkan. Kelima, dalam keinsanian-Nya dan melalui kematian-Nya dalam daging, Kristus menghancurkan Satan, persona yang memiliki kuasa maut (Ibr. 2:14).


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 49

29 November 2018

Markus - Minggu 25 Kamis


Pembacaan Alkitab: 1 Tim. 3:16
Doa baca: “Sesungguhnya agunglah rahasia ibadah kita: ‘Dia, yang telah menyatakan diri-Nya dalam rupa manusia, dibenarkan dalam Roh; yang menampakkan diri-Nya kepada malaikat-malaikat, diberitakan di antara bangsa-bangsa; yang dipercayai di dalam dunia, diangkat dalam kemuliaan.’” (1 Tim. 3:16)


Kelayakan Kristus Menjadi Penebus Kekal


Dalam Matius 3 kita nampak tiga dari Trinitas sebagai unik yang berbeda: Bapa di surga, Putra di bumi, dan Roh yang turun sebagai burung merpati dari udara. Menurut Matius 1, Kristus dikandung dari Roh Kudus. Hal ini berhubungan dengan Yohanes 1:14, ayat yang memberi tahu kita bahwa firman menjadi daging. Menurut Injil Yohanes, firman adalah Putra Allah. Ketika Tuhan Yesus dikandung dari Roh itu dalam kandungan Maria, hal itu adalah inkarnasi Putra Allah, firman menjadi daging. Karena itu, 1 Timotius 3:16 berbicara tentang kebesaran rahasia ibadah, yaitu Allah ternyata dalam daging. Matius 1:18 dan 20, Yohanes 1:14 dan 1 Timotius 3:16 semua mengacu kepada hal yang sama. Keterkandungan Tuhan Yesus dari Roh Kudus adalah inkarnasi Putra Allah, dan inkarnasi Putra Allah adalah Allah dinyatakan dalam daging. Bila kita menjajarkan ayat-ayat ini, kita memiliki Roh Kudus bagi keterkandungan Yesus, Putra untuk inkarnasi, dan Allah bagi manifestasi. Ini menunjukkan bahwa Roh, Putra Allah, dan Allah sendiri adalah satu.

Karena Kristus dikandung dari Roh Kudus, Dia adalah manusia Allah. Pada Dia ada perbauran keilahian dengan keinsanian. Karena itu, ketika dibaptis, Dia dibaptis sebagai Manusia-Allah. Dalam prinsip yang sama, ketika Dia mati di atas salib, Dia mati sebagai Manusia-Allah. Keinsanian-Nya melayakkan Dia mati bagi kita. Karena Dia adalah seorang manusia, Dia memiliki darah untuk dicurahkan bagi pencucian dosa-dosa kita. Sebagai Putra Allah, keilahian-Nya menjadi khasiat kekal dari darah penebusan-Nya. Karena itu, keinsanian-Nya melayakkan Dia untuk menjadi Penebus dan Pengganti kita; keilahian-Nya membuat kelayakan-Nya memiliki kekuatan kekal.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 49

28 November 2018

Markus - Minggu 25 Rabu


Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 5:21
Doa baca: “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” (2 Kor. 5:21)


Khasiat Kekal Kematian Tuhan


Ketika Tuhan Yesus berseru, “Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?” pada waktu itu, Dia sedang menanggung dosa-dosa kita (1 Ptr. 2:14), dijadikan dosa karena kita (2 Kor. 5:21), dan mengambil tempat orang dosa (1 Ptr. 3:18). Ini berarti Allah menghakimi Dia sebagai pengganti kita karena dosa-dosa kita. Dalam pandangan Allah, Kristus telah menjadi orang dosa yang besar. Mengenai hal ini, 2 Korintus 5:21 mengatakan, “Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.” Allah membuat Kristus bukan hanya menjadi pengganti kita, juga membuat Dia menjadi dosa karena kita. Selama tiga jam terakhir Kristus berada di atas salib, saat itulah Allah membuat-Nya menjadi dosa. Karena Kristus adalah pengganti dan dijadikan dosa dalam pandangan Allah, maka Allah menghakimi Dia.

Kematian Tuhan Yesus bukan hanya kematian seorang manusia, juga adalah kematian seorang Manusia-Allah. Karena alasan ini, kematian-Nya memiliki khasiat kekal. Kematian Tuhan memiliki kuasa kekal bagi penebusan kita. Jika tidak, tidak akan mungkin seorang manusia mati bagi begitu banyak orang. Seorang individu terbatas karena seorang manusia tidak kekal. Jika Tuhan telah mati hanya sebagai manusia, kematian-Nya akan terbatas khasiat-Nya. Dia dapat menjadi pengganti bagi satu orang tetapi tidak bagi jutaan orang. Setelah Allah menganggap Dia sebagai orang dosa untuk menjadi pengganti kita, bahkan membuat Dia menjadi dosa karena kita, dan telah menerima persembahan-Nya, Allah sebagai Roh Kudus yang telah turun ke atas Dia meninggalkan Dia. Namun, Tuhan masih tetap seorang Manusia-Allah dan mati sebagai Manusia-Allah. Karena itu, di dalam kematian-Nya ada unsur ilahi dan kekal. Kematian-Nya telah menggenapkan penebusan kekal dengan kefektifan dan kuasa yang kekal.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 3, Berita 48