Hitstat

31 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Sabtu

Sisipan Sebelum Cawan Ketujuh
Wahyu 16:14
“Itulah roh-roh setan yang mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan mereka pergi mendapatkan raja-raja di seluruh dunia, untuk mengumpulkan mereka guna peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.”
Potongan firman dalam 16:13-16 merupakan sebuah visi yang disisipkan di antara cawan keenam dan cawan ketujuh. Wahyu 16:13 mengatakan, “Dan aku melihat dari mulut naga dan dari mulut binatang dan dari mulut nabi palsu itu keluar tiga roh najis yang menyerupai katak.” Pada akhir kesusahan besar, ada tiga roh najis akan keluar dari mulut Iblis, Antikristus, dan nabi palsu.
Ketiga roh najis yang menyerupai katak itu akan mengadakan perbuatan-perbuatan ajaib, dan dengan segala perbuatan ajaib itu, mereka akan menggerakkan raja-raja di seluruh bumi untuk mengumpulkan pasukan mereka (ay. 13-14) di Harmagedon (ay. 16). Mereka akan bersiap-siap menghadapi peperangan pada hari besar, yaitu hari Allah Yang Mahakuasa.
Perang itu adalah perang terakhir di antara umat manusia sebelum Kerajaan Seribu Tahun. Dalam perang itu, Iblis bermaksud memusnahkan negara Israel (Za. 14:12) dan berperang melawan Kristus bersama pasukan-Nya. Untuk itu, Iblis akan memperalat semua manusia yang memberontak, tetapi Kristus dan para pemenang pilihan-Nya akan mengalahkan dan memusnahkan mereka semua. Ini ditunjukkan dengan gilingan anggur (Why. 14:17-20).
Tanggung jawab kita hari ini adalah memberitakan Injil untuk menyelamatkan manusia. Dengan demikian, setidaknya kita mengurangi jumlah manusia yang memberontak, yang berpihak kepada Iblis di hari peperangan besar itu.

Cawan Ketujuh
Why. 16:17-21

Wahyu 16:15 mengatakan, “Lihatlah, Aku datang seperti pencuri. Berbahagialah dia, yang berjaga-jaga dan yang memperhatikan pakaiannya, supaya ia jangan berjalan dengan telanjang dan jangan kelihatan kemaluannya.” Menurut konteksnya, perkataan ini tentu diucapkan oleh Tuhan pada akhir kesusahan besar, sebelum perang Harmagedon.Hal ini membuktikan bahwa pada saat itu masih ada kaum beriman tertinggal di bumi (yaitu mayoritas kaum beriman yang masih hidup dan tersisa di bumi). Bagi mereka, penampakan diri Tuhan saat Dia datang kembali tetap seperti pencuri, yaitu pada waktu yang tidak diketahui oleh mereka. Mereka tetap harus berjaga-jaga dan memperhatikan pakaiannya.
Ketika cawan ketujuh ditumpahkan ke angkasa, terdengar suatu suara “yang nyaring dari takhta itu, katanya, ‘Sudah terlaksana’” (ayat 17). Ini berarti segala sesuatu untuk penghakiman dan untuk ekspresi Allah, yaitu kesaksian Allah, telah digenapkan. Segera setelah kata-kata ini diucapkan, maka memancarlah kilat dan menderulah bunyi guruh, serta terjadilah gempa bumi yang dahsyat seperti belum pernah terjadi (ayat 18). Gempa bumi itu, sama seperti gempa dalam 11:19, akan membuat kota besar, Yerusalem, terbelah menjadi tiga bagian dan kota-kota bangsa-bangsa akan runtuh (ayat 19). Karena Yerusalem dalam hal kejahatan akan sama dengan Sodom kuno itu, maka Allah akan menghakiminya dengan gempa bumi ini.
Ayat 20 mengatakan, “Semua pulau hilang lenyap, dan tidak ditemukan lagi gunung-gunung.” Ayat 21 menyimpulkan dengan berkata, “Hujan es besar, masing-masing seberat satu talenta, jatuh dari langit menimpa manusia, dan manusia menghujat Allah karena malapetaka hujan es itu, sebab malapetaka itu sangat dahsyat.” Di tengah-tengah hujan es yang dahsyat itu, orang-orang dalam kekaisaran Antikristus tetap akan menghujat Allah. Ini membuktikan mereka itu tidak mempunyai niat untuk bertobat, sebaliknya, malah lebih senang menentang Allah habis-habisan.
Saudara saudari marilah kita bertobat dan jangan mengeraskan hati kita. Jangan sekali-kali kita mengikuti Antikristus dan pengikutnya yang menentang Allah habis-habisan. Kiranya kita memiliki hati yang takut akan Allah.

Penerapan:
Jika sesuatu menimpa kita, bagaimanakah sikap kita? Apakah kita tunduk kepada segala pengaturan Tuhan atau segera memberontak kepada-Nya? Saat kita mendapat tugas pelayanan, bagaimanakah sikap kita? Marilah kita membuang semua benih pemberontakan di dalam kita. Janganlah kita mengikuti perilaku Iblis yang selalu memberontak kepada Allah.

Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, terangi kami senantiasa. Bersihkan hati dan hati nurani kami. Selamatkan kami dari segala bentuk pemberontakan terhadap-Mu. Oh Tuhan, jadikan kami pemenang yang kelak bisa bersama-Mu mengalahkan Antikristus dan pasukannya.

30 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Jumat

Cawan 1 Dan Cawan 2
Wahyu 16:1
“Dan aku mendengar suara yang nyaring dari dalam Bait Suci berkata kepada ketujuh malaikat itu: ‘Pergilah dan tumpahkanlah ketujuh cawan murka Allah itu ke atas bumi.’”

Cawan pertama hingga cawan keenam mirip dengan malapetaka dari sangkakala pertama hingga sangkakala keenam, perbedaannya hanyalah pada tingkat kedahsyatan malapetaka tersebut. Ini mungkin disebabkan karena ketujuh cawan itu tercakup dalam sangkakala ketujuh, maka sepertinya malapetaka dari cawan-cawan itu adalah pengulangan dari melapetaka keenam sangkakala, hanya lebih serius.
Jika pada sangkakala pertama hanya pohon dan rumput yang tertimpa malapetaka, maka pada cawan pertama ini, manusia akan tertimpa malapetaka secara langsung. Allah menandai orang-orang yang memberontak kepada-Nya, yaitu orang-orang yang memiliki tanda dari binatang itu, dengan bisul yang ganas. Allah seolah-olah berkata, “Karena kalian memakai tanda musuh-Ku, binatang itu, Aku pun akan menaruh tanda pada diri kalian.”
“Dan malaikat yang kedua menumpahkan cawannya ke atas laut; maka airnya menjadi darah, seperti darah orang mati dan matilah segala yang bernyawa, yang hidup di dalam laut” (Why. 16:3). Inilah cawan kedua. Malapetaka ini pastilah membuat segala pelayaran terhenti. Selain itu, perusahaan pengalengan ikan atau semua industri yang berkaitan dengan laut sepenuhnya tutup.
Saudara saudari, kita tidak perlu menantikan hari itu, marilah kita bersama-sama mengejar untuk jadi pemenang hingga kita sudah terangkat sebelum hari itu.

Cawan 3 Sampai Dengan Cawan 6
Why. 16:8-12

Ayat 4 mengatakan, “Malaikat yang ketiga menumpahkan cawannya atas sungai-sungai dan mata-mata air, dan semuanya menjadi darah.”
Ayat 7, “Lalu aku mendengar mezbah itu berkata, ‘Ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa, benar dan adil segala penghakiman-Mu.’” Ini adalah pujian yang berasal dari mezbah atas penghakiman Allah yang benar sifatnya dan adil prinsipnya terhadap wilayah Antikristus.
Ayat 8-9 mengatakan, “Malaikat yang keempat menumpahkan cawannya ke atas matahari, dan kepadanya diberi kuasa untuk menghanguskan manusia dengan api. Manusia dihanguskan oleh panas api yang dahsyat, dan mereka menghujat nama Allah yang berkuasa atas malapetaka-malapetaka itu dan mereka tidak bertobat untuk memuliakan Dia.” Manusia hanya memikirkan penderitaan mereka, tetapi tidak memikirkan sebabnya. Mereka tidak memperhatikan Injil Kekal yang diberitakan oleh malaikat.
Ayat 10-11 berkata, “Malaikat yang kelima menumpahkan cawannya ke atas takhta binatang itu dan kerajaannya menjadi gelap, dan mereka menggigit lidah mereka karena kesakitan, dan mereka menghujat Allah yang di surga karena kesakitan dan karena bisul mereka, tetapi mereka tidak bertobat dari perbuatan-perbuatan mereka.”
Ayat 12 melanjutkan, “Malaikat yang keenam menumpahkan cawannya ke atas sungai yang besar, Sungai Efrat, lalu keringlah airnya, supaya siaplah jalan bagi raja-raja yang datang dari sebelah timur.” Dalam 9:14-15 kita mengetahui bahwa keempat malaikat yang terikat pada sungai besar Efrat akan dilepaskan untuk menggerakkan raja-raja yang akan mengutus tentara-tentara mereka, dan 16:12 memberi tahu kita bahwa pada saat cawan keenam ditumpahkan, air Sungai Efrat akan menjadi kering sehingga raja-raja itu beserta tentara mereka bisa melewatinya.
Tidak pernah mau bertobat walaupun terkena cawan murka Allah, adalah salah satu ciri pengikut Antikristus. Kita sebagai kaum beriman, harus terlepas dari kebebalan ini, bahkan sebelum cawan murka Allah menimpa kita. Tiap hari kita harus memiliki pertobatan, perpalingan pikiran dari hal-hal yang di luar Allah kepada Allah dan kerajaan-Nya, pemerintahannya.

Penerapan:
Marilah kita mempersembahkan keluarga kita, pekerjaan atau usaha kita kepada Tuhan. Jangan biarkan ada satu usaha pun yang menjerat kita. Kita perlu ingat, bahwa semuanya itu kelak akan berlalu.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, dapatkan aku dan keluargaku bagi-Mu. Oh Tuhan, walaupun aku harus bekerja mencari nafkah, jangan biarkan pekerjaanku membuat aku menomor-duakan Engkau. Tuhan, jagalah terus hatiku agar tetap murni dan diduduki oleh-Mu semata.

29 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Kamis

Tujuh Malaikat Yang Keluar Dari Bait Suci
Wahyu 15:6
“Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, berpakaian lenan yang putih bersih dan berkilau-kilauan dan dadanya berlilitkan ikat pinggang dari emas.”

Segera setelah puji-pujian para pemenang tahap akhir (yang berdiri di atas lautan kaca bercampur api), terlihatlah suasana di surga. Saat itu, Yohanes melihat Bait Suci kemah kesaksian. Dari Bait Suci kemah kesaksian di surga itulah keluar tujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka. Ketujuh malaikat dengan ketujuh malapetaka itu, keluar dari Bait Suci, bukan dari takhta. Hal ini menunjukkan bahwa mereka bukan hanya untuk penghakiman Allah, tetapi terutama untuk kesaksian-Nya, ekspresi-Nya, dan Bait-Nya.
Cara berpakaian ketujuh malaikat ini bagaikan imam (Yeh. 44:17), bukan seperti tentara. Ini sungguh bermakna. Fakta ini menunjukkan bahwa penumpahan ketujuh cawan tersebut adalah jawaban dari puji-pujian para pemenang. Pada waktu itu, doa-doa akan diakhiri dan pujian akan dimulai. Pada meterai kelima kita nampak seruan, doa-doa dari kaum saleh martir (6:9-11). Tetapi dalam pasal 15 tidak ada lagi seruan dan doa-doa, yang ada hanyalah puji-pujian.
Syukur kepada Allah, karena kelak di alam kekekalan, yang tetap bertahan adalah nyanyian pujian kita. Kita tahu bahwa pujian di surga lebih banyak daripada doa di bumi. Doa-doa akan berlalu, namun puji-pujian akan bertahan sampai kekekalan.
Saudara saudari untuk itu kita mulai sekarang perlu belajar menyanyikan pujian kepada Tuhan. Apapun situasi atau keadaan yang kita hadapi, bila kita belajar memuji Tuhan, maka semua keadaan itu akan jadi berkat bagi kita.

Murka Allah Yang Ditumpahkan
Why. 15:1, 7-8; 16:1

Wahyu 15:7 mengatakan, “Satu dari keempat makhluk itu memberikan kepada ketujuh malaikat itu tujuh cawan dari emas yang penuh berisi murka Allah, yaitu Allah yang hidup selama-lamanya.” Murka Allah dalam ayat ini, juga yang disinggung dalam Wahyu 15:1 dan 16:1, menunjukkan bahwa Allah marah kepada musuh-Nya, terutama terhadap Antikristus dan kerajaannya. Meskipun Allah telah melaksanakan sebagian besar dari penghakiman-Nya dan telah menggenapkan hampir semua perkara yang harus dilaksanakan-Nya, namun kemarahan-Nya belum surut. Kegeraman murka-Nya masih tetap perlu ditumpahkan.
Lalu, ayat 8 mengatakan, “Kemudian Bait Suci itu dipenuhi asap karena kemuliaan Allah dan karena kuasa-Nya, dan seorang pun tidak dapat memasuki Bait Suci itu, sebelum berakhir ketujuh malapetaka dari ketujuh malaikat itu.” Ini berarti mulai sekarang, tidak seorang pun bisa memasuki Bait untuk berdoa guna meredakan murka Allah. Telah tertutup kemungkinan untuk menghentikan murka Allah, sampai murka Allah seluruhnya ditumpahkan ke atas pemberontak yang dihasut Iblis dan yang dipengaruhi Antikristus.
Ketujuh cawan yang diberikan oleh salah seorang dari antara keempat makhluk hidup itu penuh dengan murka Allah. Namun, tetap di dalam cawan. Cawan, biasanya kecil, menunjukkan keterbatasan. Meskipun ketujuh malapetaka terakhir ini merupakan murka Allah yang terakhir, namun murka-Nya tetap terbatas. Kalau tidak, seluruh bumi dan seluruh penghuninya akan dibinasakan. Untuk menggenapkan tujuan kekal-Nya, Allah masih melaksanakan pembatasan terhadap murka-Nya yang terakhir sewaktu menghakimi bumi. Penumpahan murka Allah ini sangat serius, namun masih terbatas. Allah penuh belas kasihan. Binatang itu, yaitu Antikristus, rakyatnya dan seluruh kerajaannya pantas dimusnahkan seluruhnya tanpa pembatasan, namun Allah masih membatasi penumpahan murka-Nya hanya sampai ke ukuran yang kecil saja. Terima kasih kepada Tuhan untuk hal ini! Mulia bagi Allah kita atas keadilan-Nya. Haleluya.

Penerapan:
Memuji adalah pekerjaan anak-anak Allah yang tertinggi, atau pernyataan hidup rohani kaum saleh yang tertinggi. Marilah kita berlatih menghafal banyak kidung, sehingga kita bisa menyanyikan kidung yang cocok saat dibutuhkan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, begitu banyak pujian yang seharusnya kami ucapkan, bukan hanya untuk memuliakan-Mu, tetapi juga untuk mempermalukan musuh-Mu. Oh, Tuhan Yesus, ajarlah kami lebih banyak berkidung dan menghafal kidung. Berkati kami ya Tuhan, agar melalui kidung-kidung kami, kami bisa diberkati, sehingga kami jadi berkat bagi orang yang lain disekeliling kami.

28 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Rabu

Bait Suci Kemah Kesaksian Di Sorga
Wahyu 15:5
“Kemudian daripada itu aku melihat orang membuka Bait Suci-kemah kesaksian-di sorga”

Mengapa kemah kesaksian itu tidak disebut kemah saja? Karena di dalam kemah itu ada tabut dan di dalam tabut ada hukum Allah (Kel. 25:16). Hukum Allah mempersaksikan Allah. Itulah sebabnya kemah itu disebut kemah kesaksian. Jadi, baik kemah kesaksian maupun tabut merupakan ekspresi Allah, kesaksian Allah. Inilah fokus dari kesebelas pasal terakhir kitab Wahyu, yaitu untuk ekspresi Allah dan Kristus sebagai kesaksian Allah. Inilah yang dilihat Yohanes. Haleluya! Sebelum penumpahan ketujuh cawan itu, Bait Suci kemah kesaksian di sorga tidak lagi tersembunyi, tetapi telah dibukakan untuk dilihat oleh alam semesta. Ekspresi Allah dan kesaksian Allah akan diperlihatkan kepada alam semesta.
Dari sini kita tahu bahwa apa yang Allah inginkan bukan hanya takhta tetapi bait, ekspresi Allah. Tujuan kekal Allah bukan berada di atas takhta, melainkan di dalam bait. Karena takhta Allah tegak untuk selama-lamanya, tetap ada selamanya (Mzm. 45:7), maka tidak perlu mendirikannya. Namun, Bait Allah memerlukan banyak sekali pekerjaan pembangunan. Kita perlu menyadari bahwa Allah hari ini memerlukan sebuah bait, gereja, bangunan untuk ekspresi-Nya. Segala sesuatu yang Allah kerjakan hari ini adalah untuk ini. Kita bukan hanya untuk keselamatan individu, melainkan untuk pembangunan gereja secara korporat bagi kesaksian-Nya, bagi ekspresi-Nya (1 Ptr. 2:5). Marilah kita mengarahkan penuntutan rohani kita bagi pembangunan gereja.

Allah Di Atas Takhta Di Dalam Bait-Nya
Why. 16:17
Yohanes melihat, “… Bait Suci dari kemah kesaksian …”? Bahasa Yunani dari frase “Bait Suci” dalam ayat ini adalah “naos”, maksudnya adalah “ruang maha kudus”, bagian yang terdalam dari Bait Suci, tempat tabut berada. Jadi, Yohanes melihat ruang maha kudus dari kemah kesaksian, yaitu tempat tabut berada. Inilah suasana di sorga sebelum ketujuh cawan ditumpahkan. Kemah kesaksian adalah tempat kediaman Allah, sedangkan tabut mengacu kepada Kristus sebagai kesaksian Allah.
Dalam Perjanjian Lama, umat Allah secara bertahap memahami bahwa Allah itu adalah sang Mahakuasa yang duduk di atas takhta untuk pemerintahan-Nya. Kemudian, berangsur-angsur Allah mewahyukan keinginan-Nya untuk memiliki sebuah bait sebagai ekspresi-Nya. Dalam Perjanjian Baru, sekali lagi kita nampak bahwa Allah ada di dalam tempat kediaman-Nya, bait-Nya, yaitu gereja. Dan kelak, sebagai kesimpulannya, bait ini akan menjadi Yerusalem Baru, yang sepenuhnya merupakan ekspresi Allah.
Kitab Wahyu terbagi bagian. Bagian pertama adalah pasal 1-11, fokusnya adalah takhta yang dilingkungi pelangi (4:2-3). Semua perbuatan Allah di bagian ini berasal dari dan dikendalikan oleh takhta tersebut, dan semuanya terutama adalah untuk penghakiman Allah atas bumi. Sewaktu Allah dalam murkanya melaksanakan penghakiman-Nya atas umat manusia yang memberontak, ada pelangi yang melingkungi takhta, yang mengingatkan Allah akan janji-Nya.
Sedangkan di bagian kedua, yaitu dari pasal 12 sampai selesai, fokusnya adalah Bait Suci dengan tabutnya (11:19; 15:5). Semua perbuatan Allah di bagian ini berasal dari Bait. Bait Suci dengan tabut terutama adalah untuk pembangunan Allah demi mengekspresikan diri-Nya, untuk kesaksian-Nya.
Fokus penghakiman Allah adalah takhta dan fokus kesaksian Allah adalah Bait Suci. Maka, kesaksian Allah berasal dari penghakiman Allah, dan penghakiman Allah adalah untuk kesaksian Allah. Bait berasal dari takhta, dan takhta adalah untuk Bait. Prinsip ini bisa diterapkan pada diri kita hari ini. Jika kita mau bagi Bait Allah, ekspresi Allah, kita harus rela dihakimi terlebih dulu. Betapa banyak perkara di dalam kita yang perlu dihakimi! Hasil dari penghakiman ini akan menjadi kesaksian Allah.

Penerapan:
Mari kita mengalokasikan waktu untuk memberitakan Injil kepada orang yang belum percaya, sehingga mereka boleh dipakai sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani bagi ekspresi Allah di bumi.

Pokok Doa:
“Ya Tuhan, terima kasih atas karya keselamatan-Mu yang sempurna, yang membuat aku menjadi tempat kediaman-Mu. Tuhan, pakailah aku untuk membagikan keselamatan ini kepada temanku yang belum percaya. Tuhan, sertai dan berkatilah aku.”

27 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Selasa

Nyanyian Pemenang
Wahyu 15:2b-3a
“Pada mereka ada kecapi Allah. Mereka menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba...”

Wahyu 15 ayat 2b mengatakan, “Pada mereka ada kecapi Allah” . Para pemenang tahap akhir memegang kecapi Allah. Mereka tidak memiliki alat-alat musik duniawi. Allah mempersiapkan kecapi ini bagi mereka, agar mereka memuji-Nya.
Ayat 3 mengatakan, mereka itu “menyanyikan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba”. Nyanyian Musa tercantum dalam Keluaran 15:1-18. Bangsa Israel menang atas pasukan Firaun oleh penyelamatan Allah melalui air penghakiman Laut Merah. Pada waktu itu, di tepi Laut Merah, Musa bersama-sama dengan orang Israel memuji Tuhan sebagai kekuatan, mazmur, keselamatan, dan pahlawan perang mereka. Sekarang, para pemenang tahap akhir menyanyikan lagi nyanyian ini di atas lautan kaca, menunjukkan bahwa mereka juga telah mengalahkan kekuasaan Antikristus, yang akan dihakimi Allah dengan api lautan kaca (19:20).
Melalui nyanyian Anak Domba, para pemenang ini memuji penebusan Kristus yang mereka alami di hadapan musuh. Para pemenang tahap akhir bisa berdiri di atas lautan kaca karena Allah telah menghakimi musuh (di pihak negatif) dan karena Kristus telah menebus umat-Nya (di pihak positif). Dalam pujian itu, mereka menyatakan kepada alam semesta bahwa mereka berada di luar penghakiman Allah yang dilaksanakan atas musuh-musuh-Nya dan mereka berbagian dalam penebusan Kristus.

Nyanyian Musa Dan Nyanyian Anak Domba
Why. 3-4; 14:17-20; Mzm. 103:7

Wahyu 15:3-4, “Dan mereka menyanyi-kan nyanyian Musa, hamba Allah, dan nyanyian Anak Domba, bunyinya: ‘Besar dan ajaib segala pekerjaan-Mu, ya Tuhan, Allah, Yang Mahakuasa! Adil dan benar segala jalan-Mu, ya Raja segala bangsa! Siapakah yang tidak takut, ya Tuhan, dan yang tidak memuliakan nama-Mu? Sebab Engkau saja yang kudus; karena semua bangsa akan datang dan sujud menyembah Engkau, sebab telah nyata kebenaran segala penghakiman-Mu.’”
Dari nyanyian di atas, kita nampak bahwa para pemenang tahap akhir bukan hanya memuji pekerjaan Allah tetapi juga jalan Allah. Banyak orang tidak mampu membedakan pekerjaan Allah dengan jalan-Nya. Pekerjaan Allah adalah perbuatan-Nya, yang agung penampilannya dan ajaib sifatnya. Pekerjaan Allah di sini terutama mengacu kepada penghakiman Allah, keputusan Allah atas Antikristus dan pengikut-Nya (14:17-20). Jalan Allah adalah prinsip pemerintahan-Nya.
Musa mengenal jalan Allah, tetapi bangsa Israel hanya memahami perbuatan-perbuatan-Nya (Mzm. 103:7). Prinsip jalan Allah itu adil, dan janji-janji-Nya benar. Jika mengenal jalan Allah, kita tidak perlu menunggu untuk melihat pekerjaan-Nya. Meskipun pekerjaan-Nya belum terlihat, kita tahu semua itu akan terjadi, karena kita mengenal prinsip pemerintahan-Nya.
Sewaktu para martir itu mengalami penderitaan dan penganiayaan, mereka tahu bahwa Allah itu adil; mereka tahu, sesuai dengan prinsip pemerintahan keadilan-Nya, pada suatu hari, Allah pasti turun tangan dan menghakimi Antikristus serta membalaskan darah mereka. Memang, penghakiman itu masih belum tiba, namun para martir mengenal prinsip Allah, dan mereka memuji Allah atas jalan-Nya dan prinsip pemerintahan-Nya dalam hal memperlakukan orang. Demikian pula terhadap janji-janji Allah, semuanya adalah benar, sejati. Allah berjanji kepada umat-Nya bahwa Ia akan menghakimi orang-orang jahat, mempertahankan jalan-Nya, dan menuntut balas atas darah umat-Nya. Karena para pemenang mengenal jalan Allah, mereka percaya Ia pasti menggenapkan apa yang telah dijanjikan-Nya. Kiranya Tuhan membuka mata kita, sehingga kita bisa mengenal jalan-Nya.

Penerapan:
Kita harus menyadari bahwa puji-pujian merupakan cara untuk beroleh kemenangan dalam peperangan rohani. Marilah kita belajar memuji Tuhan kita atas penebusan-Nya yang ajaib dan kemenangan-Nya atas Satan. Tatkala kurban pujian ditujukan ke hadirat Allah, Iblis, musuh kita itu, akan dikalahkan.

Pokok Doa:
“Ya Tuhan, aku memuji Engkau atas penebusan-Mu yang ajaib terhadapku dan kemenangan-Mu yang mutlak atas musuh-Mu. Tuhan, Engkau tidak pernah salah, aku bersyukur atas situasi di sekelilingku yang telah Engkau aturkan bagiku hari ini. Tuhan, terpujilah nama-Mu.”

26 December 2005

Wahyu Volume 7 - Minggu 1 Senin

Pemenang Tahap Akhir – Mengalahkan Antikristus
Wahyu 15:2
“Kemudian aku melihat sesuatu bagaikan lautan kaca bercampur api, dan di tepi (atas-TL.) lautan kaca itu berdiri orang-orang yang telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Pada mereka ada kecapi Allah.”

Orang-orang yang tercantum dalam ayat di atas bisa disebut sebagai pemenang tahap akhir, karena mereka telah melewati kesusahan besar dan telah mengalahkan binatang itu dan patungnya dan bilangan namanya. Ini berarti, mereka menang atas Antikristus, tidak menyembahnya. Orang-orang ini adalah orang-orang yang disinggung dalam 14:12-13, yang menjadi martir di bawah penganiayaan Antikristus, lalu dibangkitkan untuk meraja bersama Kristus dalam Kerajaan Seribu Tahun (20:4). Meskipun mereka telah dibunuh oleh Antikristus, dalam pandangan Allah, mereka adalah pemenang. Hanya, mereka menjadi pemenang dalam waktu yang lebih lambat, maka mereka dapat disebut sebagai para pemenang tahap akhir.
Bagaimanakah dengan kita? Kita lebih suka menjadi pemenang tahap awal, yang terangkat sebelum penganiayaan Antikristus; atau menjadi pemenang tahap akhir, yang menjadi martir di bawah penganiayaan Antikristus? Jika kita ingin menjadi pemenang tahap awal, kita perlu menang atas prinsip Antikristus di zaman ini.
Alkitab berulang kali mengingatkan agar kita memfokuskan diri kepada Kristus. Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu (Kol. 3:11). Namun sungguh suatu tragedi, kita telah disimpangkan dari Kristus kepada hal-hal lain di luar Dia. Allah ingin Kristus menjadi segala sesuatu kita, namun kita memiliki segala sesuatu kecuali Kristus! Marilah kita memulihkan kenikmatan kita atas Kristus.

Berdiri Di Atas Lautan Kaca
Why. 15:2; 20:4; 4:6; 20:14; 14:9-11; Dan.7:9-10

Menurut Alkitab, Allah mula-mula melaksanakan penghakiman-Nya atas bumi, malaikat, dan umat manusia yang memberontak kepada-Nya, dengan air. Itulah sebabnya dalam Kejadian 1:2 kita melihat bahwa bumi dikelilingi air. Dan sekali lagi dalam Kejadian pasal enam sampai delapan, kita melihat Allah menghukum bumi dengan air. Tetapi, untuk selanjutnya, Allah tidak lagi menggunakan air melainkan api. Karenanya lautan kaca dalam Wahyu 15:2 bercampur api.
Takhta penghakiman Allah seperti nyala api, dan dari nyala api ini, ada api seperti sungai yang mengalir keluar (Dan. 7:9-10). Nyala api penghakiman Allah akan menyapu semua perkara negatif dalam alam semesta ke dalam lautan kaca, yang akhirnya menjadi lautan api (20:4). Lautan api adalah kesimpulan semua api yang dipakai Allah untuk menghakimi berbagai perkara pemberontakan. Jadi, kedua sarana yang dipakai Allah untuk melaksanakan penghakiman, yaitu air dan api akan bercampur menjadi satu, mula-mula sebagai lautan kaca dan terakhir sebagai lautan api.
Para pemenang tahap akhir yang disebutkan dalam Wahyu 15:2, berdiri di tepi lautan kaca yang bercampur api itu. Mereka adalah orang-orang yang dikatakan dalam Wahyu 14:13, “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini. ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka’”. Fakta ini menunjukkan bahwa mereka telah diangkat dan berada di atas telaga api. Mereka telah bangkit dari kematian dan mereka tidak akan menderita lagi oleh kematian yang kedua.
Semua orang beriman yang telah mati akan dibangkitkan, tetapi jika mereka belum matang, mereka akan mengalami kematian yang kedua (Why. 2:11; 20:6). Kematian yang kedua akan dipakai Allah untuk mendisiplin dan menghajar kaum beriman yang belum matang. Hal ini bertujuan positif, yaitu untuk memaksa mereka bertumbuh hingga matang. Karena itu, jika kita tidak matang, kita akan menderita kerugian. Semoga Tuhan menerangi, menggugah kita hingga kita serius terhadap hal ini, sehingga pada jaman ini kita mengejar pertumbuhan rohani sampai mencapai kematangan.

Penerapan:
Sebelum melakukan perkara apa pun, marilah kita belajar terbuka kepada Tuhan dan bertanya kepada diri sendiri: “Adakah Kristus bersamaku dalam mengerjakan hal ini?” Marilah mengundang Kristus masuk ke dalam setiap perkara yang akan kita lakukan, sehingga Kristus betul-betul menjadi fokus dalam hidup kita.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, terangilah aku agar aku nampak hal-hal apa saja yang telah menggantikan Engkau dalam hidupku. Tuhan, aku berpaling kepada-Mu dan bertobat. Aku mau belajar bersatu dengan-Mu dalam melakukan setiap perkara. Amin.

24 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Sabtu

Tuaian
Wahyu 14:14
“Dan aku melihat: sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.”

Wahyu 14 menunjukkan dua macam pengangkatan, pengangkatan buah bungar dan pengangkatan tuaian.
Pada zaman dulu, gandum yang matang duluan akan menjadi buah bungar dan akan dituai lebih dulu, sedang sebagian besar yang matang belakangan akan menjadi tuaian dan akan dituai belakangan. Pengangkatan tuaian akan terjadi pada akhir kesusahan besar. Karena itu, semua yang termasuk dalam pengangkatan tuaian harus menempuh sebagian besar dari kesusahan besar.
Ayat 14 berbunyi, “Lalu aku melihat: Sesungguhnya, ada suatu awan putih, dan di atas awan itu duduk seorang seperti Anak Manusia dengan sebuah mahkota emas di atas kepala-Nya dan sebilah sabit tajam di tangan-Nya.” Tuaian akan dituai oleh Kristus sebagai Anak Manusia. Ia datang sebagai Anak Manusia untuk menabur benih, dan Ia akan datang sebagai Anak Manusia pula untuk menuai apa yang telah ditabur-Nya.
Ayat 15 mengatakan, “Tuaian di bumi sudah masak.” Untuk masak atau matang berarti harus menjemur kering semua air bumiah. Penderitaan pada masa kesusahan besar akan seperti matahari yang memanggang, akan menjemur hingga kering kadar air bumiah dari kaum beriman yang tertinggal di bumi pada masa kesusahan besar sehingga mereka menjadi matang. Sebelumnya, tuaian itu masih berwarna hijau. Tak ada seorang petani pun yang mau menuai padi yang masih hijau. Bila semua tuaian di ladang telah matang, saat menuai pun tibalah.

Kilangan Besar
Why. 14:18-20

Sebelum buah-buah anggur itu dikumpulkan di kilangan besar, mereka akan benar-benar telah masak (ay. 18). Agar gandum menjadi masak, kandungan air di dalamnya harus benar-benar telah kering. Tetapi, tidak demikian dengan buah anggur. Buah-buah anggur itu harus penuh dengan air. Apakah kita itu termasuk gandum atau buah anggur? Hal itu bergantung pada apakah kita kering atau penuh dengan air. Jika kita berambisi memperoleh lebih banyak air duniawi, maka kita hidup seperti buah-buah anggur, bukan seperti gandum.
Buah-buah anggur itu akan dikumpulkan dan dilemparkan ke dalam kilangan besar murka Allah (ay. 19; 16:12-16). Buah-buah anggur di ayat ini mengacu kepada orang-orang kafir yang jahat, tiruan dari buah-buah pohon anggur sejati. Orang-orang kafir sebagai buah-buah anggur ini akan sepenuhnya “dituai” karena mereka sudah dipenuhi hingga kepada puncak dosa mereka dan waktu penghakiman mereka sudah tiba. Tuhan akan mengumpulkan semua kekuatan jahat di dunia ke dalam satu tempat. Di sana Ia akan menginjak kilangan besar ini (Yes. 63:1-6). Dengan menginjak kilangan besar ini, Tuhan akan memusnahkan semua kekuatan jahat di dunia.
Ayat 20 mengatakan, “Dan buah-buah anggur itu dikilang di luar kota dan dari kilangan itu mengalir darah, tingginya sampai ke kekang kuda dan jauhnya dua ratus mil.” Kota di sini mengacu kepada kota Yerusalem, sedang kuda sepadan dengan kuda yang tercantum dalam 19:18. Darah yang mengalir keluar dari kilangan itu akan membentuk sungai yang dua ratus mil panjangnya. Itulah jarak dari Bozra (Yes. 63:1) ke Harmagedon (Why. 16:16). Sungai darah ini demikian tinggi hingga mencapai kekang kuda. Kata Ibrani yang diterjemahkan “darah” dalam Yesaya 63:3 berarti “sari buah”. Penginjakan kilangan ini merupakan penghakiman Tuhan Yesus yang dilaksanakan terhadap Antikristus dengan semua kekuatannya. Semua tentara dari utara, barat, dan timur akan dikumpulkan seperti mengumpulkan buah anggur yang telah masak ke dalam kilangan.
Penginjakan kilangan ini akan mengakhiri kesusahan besar dan juga menyudahi zaman ini. Haleluya. Amin.

Penerapan:
Marilah kita terus memohon agar Tuhan membersihkan kita dari segala unsur dunia, agar kita segera matang dan terangkat. Jika pikiran kita terus mengkhayalkan hal-hal dunia, mengkhayalkan kenyamanan dan kemewahan dunia; jika hati kita dipenuhi dengan keinginan-keinginan; marilah kita segera menghembuskan semua itu di depan Tuhan.

Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, buatlah aku segera matang. Tolonglah aku terlepas dari segala jerat dunia, selamatkan hari-hariku agar tidak dimakan belalang. Tuhan Yesus, kedatangan-Mu sudah dekat, buatlah aku terus siaga dan berjaga-jaga.

23 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Jumat

Ketekunan Orang-Orang Kudus
Wahyu 14:12
“Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.”

Ayat 7 mengatakan, “Telah tiba saat penghakiman-Nya.” Penghakiman di sini adalah penghakiman yang akan dilaksanakan oleh Kristus atas segenap bangsa pada waktu Ia datang kembali ke bumi, seperti yang dinubuatkan-Nya dalam Matius 25:31-46. Ayat 9-10 juga menunjukkan bagaimana sikap Allah terhadap orang-orang yang menyembah binatang dan patungnya itu. Mereka akan disiksa dengan api dan belerang sampai selama-lamanya, siang malam tidak henti-hentinya (ay. 11).
Ayat 12 mengatakan, “Yang penting di sini ialah ketekunan orang-orang kudus, yang menuruti perintah Allah dan iman kepada Yesus.” Orang-orang kudus yang tertinggal dalam kesusahan besar akan dianiaya oleh Antikristus karena mereka tidak mau menyembah Antikristus, mereka hanya menyembah Allah yang hidup. Untuk itu mereka perlu memiliki ketekunan. Ayat 13 mengatakan, “Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: ‘Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.’ ‘Sungguh,’ kata Roh, ‘supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.’” Orang-orang mati di sini mengacu kepada mereka yang martir di bawah penganiayaan Antikristus selama kesusahan besar. Hal ini dibuktikan oleh Wahyu 20:4. Dalam ayat ini kita mengetahui bahwa para martir selama kesusahan besar itu disebut berbahagia. Para martir ini akan beristirahat, dan semua pekerjaan mereka akan mengikuti mereka sebagai pahala mereka. Haleluya.

Tuaian Dan Kilangan Besar
Why. 14:15-16, 18-19

Ayat 15-16 berkata, “Maka keluarlah seorang malaikat lain dari Bait Suci; dan ia berseru dengan suara nyaring kepada Dia yang duduk di atas awan itu: ‘Ayunkanlah sabit-Mu itu dan tuailah, karena sudah tiba saatnya untuk menuai; sebab tuaian di bumi sudah masak.’ Dan Ia, yang duduk di atas awan itu, mengayunkan sabit-Nya ke atas bumi, dan bumi pun dituailah.” Tuaian ini adalah kaum beriman yang masih ada di bumi (1 Kor. 3:9). Pada kedatangan-Nya kali pertama ke bumi, Tuhan menaburkan diri-Nya ke dalam orang-orang yang percaya kepada-Nya (Mat. 13:3-8, 24). Sejak saat itu, setiap orang beriman yang menerima Dia sebagai benih hayat telah menjadi tanaman Allah di bumi. Yang matang lebih dulu akan dituai sebelum kesusahan besar sebagai buah bungar bagi Allah (14:1-5). Mayoritas kaum beriman akan menjadi matang dengan bantuan penderitaan saat kesusahan besar, dan dituai, diangkat pada akhir kesusahan besar.
Ayat 18-19 berkata, “Dan seorang malaikat lain datang dari mezbah; ia berkuasa atas api dan ia berseru dengan suara nyaring kepada malaikat yang memegang sabit tajam itu, katanya: ‘Ayunkanlah sabitmu yang tajam itu dan potonglah buah-buah pohon anggur di bumi, karena buahnya sudah masak.’ Lalu malaikat itu mengayunkan sabitnya ke atas bumi, dan memotong buah pohon anggur di bumi dan melemparkannya ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah.” Alkitab mengumpamakan bangsa Yahudi sebagai pohon ara (Mat. 24:32), kaum beriman sebagai gandum (Mat. 13:25, 30), orang kafir yang jahat sebagai pohon anggur (Why. 14:19), yaitu tiruan dari pohon anggur yang benar, yang tersusun dari Kristus dan anggota-anggota Tubuh-Nya (Yoh. 15:1-6). Buah pohon anggur yang palsu ini akan dilemparkan ke dalam kilangan besar, yaitu murka Allah. Kitab Yoel 3 menunjukkan bahwa Tuhan akan mengumpulkan tentara dari segala bangsa ke lembah Yosafat (juga disebut lembah Kidron), yang berhubungan dengan lembah Hinom, yang terletak di antara Yerusalem dengan Bukit Zaitun. Pada zaman dulu orang-orang menguburkan barang-barang yang najis di sana. Raja Asa dari Yehuda menguburkan berhala ibunya di tempat itu (1 Raj. 15:13). Karena itu, semua anggur palsu ini juga akan dikuburkan di lembah ini.

Penerapan:
Kita jangan menunggu sampai Antikristus datang baru belajar bertekun di hadapan Tuhan. Saat ini, marilah kita bangkit, kembali dipulihkan di hadapan Tuhan. Marilah kita setia melayani, mempersembahkan waktu lebih banyak bagi pekerjaan Tuhan.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, aku sungguh tidak berharap menjadi martir di bawah penganiayaan Antikristus. Aku mau menjadi buah bungar yang terangkat sebelum kesusahan besar. Karena itu, belaskasihi aku agar aku boleh bertekun saat ini, setia melayani-Mu.

22 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Kamis

Tidak Terdapat Dusta Dan Tidak Bercela
Wahyu 14:5
“Dan di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta; mereka tidak bercela.”

Ayat 5 mengatakan tentang buah bungar, “Di dalam mulut mereka tidak terdapat dusta.” Dusta adalah ekspresi dan wakil Iblis. Iblis adalah bapa semua pendusta, dan dusta berasal dari dia (Yoh. 8:44). Dalam mulut pemenang tidak terdapat dusta. Ini menyatakan bahwa mereka sedikit pun tidak mengekspresikan kadar Iblis.
Jika kita menempuh hidup yang mengasihi Tuhan, tidak akan ada dusta atau kepalsuan yang keluar dari mulut kita. Dalam Matius 5:37, Tuhan Yesus berkata, “ Jika ya, hendaklah kamu katakan: ya, jika tidak hendaklah kamu katakan: tidak. Apa yang lebih dari pada itu berasal dari si jahat.” Yakobus 5:12 menegaskan kembali hal ini, agar kita jangan kena hukuman. Jika kita tidak bisa berkata dengan tegas ya atau tidak, janganlah kita berkata apa-apa daripada kena hukuman. Dalam kasus seperti ini kita harus melatih hikmat kita untuk tidak berkata apa-apa, sehingga tidak ada dusta atau kebohongan yang keluar dari mulut kita. Kita tidak mempunyai sangkut-paut apa-apa dengan Iblis, si pembohong dan sumber segala dusta. Kita hanya bersangkut paut dengan Bapa kita, Allah yang tidak pernah berdusta (Ibr. 6:18).
Ayat 5 juga mengatakan buah bungar itu “tidak bercela”. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak bercacat, tidak berkerut, sempurna dalam kekudusan Allah (Ef. 5:27), secara mutlak dikuduskan bagi Allah, dan seluruhnya dijenuhi oleh Allah (1 Tes. 5:23). Semoga hari demi hari Tuhan makin menguduskan kita, dimulai dari mulut kita.

Injil Yang Kekal
Why. 14:6-9

Wahyu 14:6, “Dan aku melihat seorang malaikat lain terbang di tengah-tengah langit dan padanya ada Injil yang kekal untuk diberitakannya kepada mereka yang diam di atas bumi dan kepada semua bangsa dan suku dan bahasa dan kaum.” Injil kekal berbeda dengan Injil anugerah (Kis. 20:24) yang diberitakan pada zaman gereja. Isi dasar Injil anugerah adalah bertobat kepada Allah dan percaya ke dalam Tuhan Yesus (Kis. 20:21), supaya manusia beroleh pengampunan dosa dan dilahirkan kembali menjadi anak-anak Allah (Luk. 24:47; Yoh. 1:12). Isi dasar Injil kekal ialah menyuruh manusia takut kepada Allah, menyembah Allah, supaya mereka tidak teperdaya dan mengikuti Antikristus, tetapi dibawa kembali kepada penyembahan yang sejati terhadap Allah yang menciptakan langit dan bumi (ayat 7). Hari ini di bumi, hanya manusia yang mempunyai hak untuk memberitakan Injil anugerah (Kis. 10:3-6). Tetapi menjelang kesudahan zaman ini, Injil kekal akan diberitakan oleh malaikat di angkasa.
Dalam Injil kekal tidak ada pertobatan, yang ada hanyalah perintah untuk takut kepada Allah, memuliakan Dia, dan menyembah Dia “yang telah menjadikan langit dan bumi dan laut dan semua mata air” (ay. 7). Perintah untuk menyembah Allah sebagai Pencipta berlawanan dengan menyembah Antikristus dan patungnya yang tercantum dalam ayat sembilan.
Allah tahu, penganiayaan yang timbul setelah pengangkatan buah bungar itu demikian dahsyatnya, sehingga tanpa rahmat-Nya tidak seorang pun mampu menanggungnya. Banyak orang kafir akan mendengarkan Injil kekal ini. Mereka mempercayai Injil ini dan memberikan bantuan kepada umat Allah sehingga umat Allah bisa mendapatkan pertolongan untuk memperoleh makanan, pakaian, dan kunjungan. Tuhan tahu perbuatan orang-orang yang membantu umat-Nya, karena itu, ketika Ia datang untuk menghakimi semua orang yang masih hidup, Ia akan memandang mereka sebagai “domba-domba” (Mat. 25:32-40). Memang, dari Injil kekal itu akan diperoleh warga atau rakyat bagi Kerajaan Seribu Tahun, namun tujuan sebenarnya adalah untuk mengurangi penderitaan umat Allah selama kesusahan besar. Allah penuh rahmat dan tahu memelihara umat-Nya. Haleluya. Amin.

Penerapan:
Sangatlah sulit bagi kita untuk tidak berkata dusta. Karena itu, setiap hari kita perlu mohon Tuhan menjaga lidah kita. Selain itu, setiap kali kita berkata dusta, sekecil apa pun, marilah kita baik-baik mengaku dosa dan membereskannya di depan Tuhan.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, alangkah mudahnya aku mengucapkan dusta. Buatlah aku makin hari makin peka hingga dusta tidak lagi menjadi kebiasaanku. Selamatkan aku Tuhan, pakailah mulutku sebagai saluran berkat-Mu.

21 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Rabu

Tidak Mencemarkan Diri Dengan Perempuan-Perempuan
Wahyu 14:4
“Mereka adalah orang-orang yang tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan,karena mereka murni sama seperti perawan. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi. Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.”

Ayat 4 menyebutkan bahwa 144.000 orang itu “tidak mencemarkan dirinya dengan perempuan-perempuan, karena mereka murni sama seperti perawan.” Keperawanan di sini tentu mengacu kepada perihal membujang yang dibicarakan oleh Tuhan dalam Injil Matius 19:11-12. Prinsip keperawanan yaitu kita tidak seharusnya dicemarkan oleh segala sesuatu yang berasal dari bumi.
Untuk menjadi pemenang-pemenang yang masih hidup saat Tuhan datang kembali, kita perlu dijaga oleh anugerah Tuhan dari setiap pencemaran dan polusi, serta hidup di bumi seperti perawan. Dalam pandangan orang-orang dunia, nonton bioskop atau tidak itu perkara kecil. Tetapi dalam pandangan para pemenang, hal itu sangat serius. Jika kita berbuat demikian, kita akan tercemar. Kita harus menempuh hidup seperti perawan, hidup dengan suci dan murni. Kita tidak mau merokok dan minum minuman keras, karena kita tidak mau tercemar. Memang minum bir itu bukan dosa, namun kita tidak membiarkan perkara minum bir mencemari keperawanan kita. Ini sama sekali bukan perkara peraturan yang membuta, melainkan karena kita berminat menjaga diri kita seperti perawan bagi Tuhan. Kasihan sekali menganggap keselamatan Tuhan sebagai peraturan! Janganlah berkata, “Kita tidak berbuat demikian, karena gereja melarang kita berbuat demikian.” Bagi kita, itu bukan masalah peraturan, melainkan minat mengasihi Tuhan. Karena kita mengasihi Tuhan Yesus, maka mau menjadi perawan murni bagi-Nya.

Korban-Korban Sulung (Buah Bungar)
Why. 14:4

Wahyu 14:4b, “Mereka ditebus dari antara manusia sebagai korban-korban sulung bagi Allah dan bagi Anak Domba itu.” Dalam pasal 12 kita melihat anak laki-laki, sedang dalam pasal 14 kita melihat buah bungar. Anak laki-laki adalah untuk berperang dan mengalahkan Iblis. Buah bungar bukan untuk berperang, melainkan untuk memuaskan Allah dan Anak Domba.
Dalam perlambangan, buah bungar bukan dibawa pulang ke rumah petani, melainkan dibawa ke rumah Allah, Bait Suci, untuk kepuasan-Nya. Demikian juga dengan Tuhan Yesus sebagai buah bungar (1 Kor. 15:20, 23). Pada pagi hari kebangkitan-Nya, Tuhan tidak mengizinkan Maria menjamah-Nya. Kata-Nya, “Janganlah engkau menyentuh Aku, sebab Aku belum naik kepada Bapa” (Yoh. 20:17, TL.). Tuhan seolah-olah berkata, “Janganlah menyentuh Aku, karena Aku harus menyajikan kesegaran kebangkitan-Ku kepada Bapa-Ku. Bapa-Ku haruslah yang pertama mencicipi kesegaran kebangkitan-Ku.” Kita perlu belajar menyajikan diri kita secara segar, intim, dan penuh kasih kepada Tuhan untuk kenikmatan-Nya.
Para pemenang yang telah mati sepanjang abad akan menjadi anak laki-laki, para pejuang. Walaupun kita yang masih hidup sekarang ini juga harus berjuang melawan musuh, namun kita tidak perlu memeranginya setiap saat. Setelah kita mengkhotbahi si musuh, kita perlu melupakan dia. Pelajarilah strategi ini. Janganlah berbicara dengan Iblis terlalu lama, kita perlu menggunakan waktu kita untuk mengasihi Tuhan. Belajarlah meluangkan waktu untuk mengasihi Tuhan Yesus secara intim. Jika kita tidak pernah meluangkan waktu seperti ini, kita adalah orang yang dangkal. Hanya menjadi orang yang tidak berdosa tidaklah cukup. Juga tidak memadai jika hanya menjadi orang yang baik atau benar. Kita semua perlu jatuh cinta kepada Tuhan Yesus. Beritahukanlah kepada-Nya, “Tuhan, aku sangat senang memandang-Mu dan bercakap-cakap dengan-Mu. Aku ingin memuaskan-Mu, bersatu dengan-Mu dan tinggal di hadirat-Mu. O Tuhan Yesus, betapa aku mengasihi-Mu. Ya Tuhan, karena aku mengasihi-Mu, maka aku tidak mau melakukan perkara-perkara tertentu.” Demikianlah caranya menjadi seorang pemenang yang hidup untuk kepuasan-Nya.

Penerapan:
Menonton televisi bukanlah dosa, tetapi kita perlu menjaga diri agar tidak tercemar olehnya. Walau tidak ada yang melihat, tetapi si jahat mengetahuinya. Jika kita tercemar oleh televisi, kesaksian kita bagi Tuhan tidak akan mempunyai pengaruh yang kuat. Tetapi jika hati nurani kita dapat bersaksi bahwa kita tidak tercemar, maka kata-kata dan pembicaraan kita akan memiliki kekuatan.

Pokok Doa:
Kita perlu berdoa demikian setiap hari, “Tuhan Yesus, aku mengasihi Engkau. Karena kasihku pada-Mu, aku ingin tetap seperti perawan bagi-Mu. Tuhan, aku tidak ingin dicemari atau dikotori dengan perkara apa saja. Tuhan, aku ingin menjaga diriku bagi-Mu.”

20 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Selasa

Menyanyikan Nyanyian Baru
Wahyu 14:2
“Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.”

Air bah menunjukkan suara yang mendesau; guruh yang dahsyat menunjukkan suara yang berwibawa, suara kecapi menunjukkan suara kesenangan.
Kewibawaan suara guruh yang dahsyat itu menakutkan Iblis. Pada hari itu, nyanyian ke-144.000 orang itu nyaring sekali. Bukankah kita juga harus menyanyi dengan nyaring pada hari ini? Semakin nyaring kita bernyanyi, semakin baik. Namun, suara nyaring nyanyian kita bukanlah suatu pertunjukan atau tontonan, melainkan berasal dari roh kita. Sedikitnya delapan kali Kitab Mazmur memberi tahu kita untuk bersorak-sorai bagi Tuhan (Mzm. 95:1-2; 98:4; 100:1). Suara desau, suara sorak-sorai ini, seharusnya secara otomatis keluar dari roh kita. Ketika kita dipenuhi dengan pengalaman yang manis terhadap Tuhan, roh kita pasti akan dipenuhi hingga meluap. Jalan satu-satunya untuk mengekspresikan sukacita kita ialah bersorak-sorai bagi Tuhan.
Ayat 3 mengatakan, “Mereka menyanyikan suatu nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.” Karena ke-144.000 pemenang itu mempunyai pengalaman yang istimewa dan khas terhadap diri Kristus, mereka bisa menyanyikan nyanyian yang tidak bisa dipahami orang lain. Segala kidung atau nyanyian selalu berasal dari pengalaman. Tanpa pengalaman, tidak ada yang dapat kita nyanyikan.

Angka 144.000
Why. 14:1

Ayat 1 mengatakan, “Lalu aku melihat: Sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang.” Bilangan 144.000 itu adalah bilangan sesungguhnya, tetapi mengandung makna rohani.
Bilangan 144.000 adalah 1.000 kali 12 kali 12. Angka 12 adalah angka kelengkapan dalam administrasi kekal Allah. Angka 144 adalah 12X12, yang artinya kelengkapan dari kelengkapan, kelengkapan sempurna. Angka 144.000 adalah seribu kali lipat dari kelengkapan sempurna itu.
Yerusalem Baru adalah kota yang terdiri dari angka dua belas — dua belas dasar, nama kedua belas rasul (21:14), dua belas pintu gerbang, dua belas malaikat, nama-nama kedua belas suku Israel (21:12), dua belas mutiara (21:21), dua belas bulan, dua belas jenis buah (22:2). Tinggi temboknya seratus empat puluh empat hasta (dua belas kali dua belas, 21:17), dan ukurannya seribu dua ratus mil (seratus kali dua belas, 21:16). Dalam setiap aspeknya, Yerusalem Baru adalah kota yang terdiri dari bilangan dua belas.
Angka dua belas di sini bukan hasil dari enam ditambah enam, melainkan tiga kali empat. Ini bukan perkataan sembarangan atau tanpa dasar. Ini terlihat dari “empat” sisi kota itu yang masing-masing memiliki “tiga” pintu gerbang (21:13). Angka tiga menyatakan Allah Tritunggal. Sedangkan angka empat mewakili ciptaan Allah (empat makhluk ciptaan, 4:6).
Hari ini bilangan kita adalah tujuh (tiga ditambah empat), seperti dalam ketujuh gereja, ketujuh kaki dian. Tetapi dalam kekekalan, dalam Yerusalem Baru, bilangan kita akan menjadi dua belas (tiga kali empat). Inilah perbauran keilahian dengan keinsanian, Allah berbaur dengan manusia. Betapa menakjubkan! Perbauran ini adalah untuk kelengkapan rencanaAllah, kelengkapan administrasi ekonomi Allah. Jadi, 144.000 pemenang menunjukkan bahwa setiap pemenang adalah bagian dari kelengkapan administrasi Allah untuk merampungkan ekonomi (rencana)-Nya sampai kekal. Menjadi seorang pemenang sedemikian merupakan perkara besar.

Penerapan:
Kita perlu berlatih memiliki pengalaman yang khas terhadap Kristus, hingga di dalam roh timbul suara mendesau, menyanyi dan memuji Tuhan, lalu timbullah suatu musik yang manis dari suara yang mendesau ini. Jika kita tidak melatih diri kita sedemikian rupa pada hari ini, kelak kita tetap harus mempelajarinya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, buatlah aku menjadi orang yang kaya akan pengalaman terhadap-Mu. Buatlah setiap peristiwa yang terjadi dalam hidupku menjadi kesempatan bagiku untuk mengalami segala ada-Mu. Tuhan Yesus, luapilah hatiku dengan puji-pujian terhadap-Mu.

19 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 4 Senin

Berdiri Di Bukit Sion (1)
Wahyu 14:1
“Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.”

Seratus empat puluh empat ribu orang itu berdiri bersama Anak Domba di bukit Sion (ay. 1). Sion yang tercantum dalam ayat 1 ini bukan bukit Sion yang di bumi, melainkan yang di surga (Ibr. 12:22). Ini berarti mereka telah diangkat ke surga sebelum penganiayaan oleh Antikristus. Setelah pengangkatan itu, Antikristus akan menganiaya orang banyak dan memaksa mereka menyembahnya. Dengan fakta ini kita tahu, bahwa para pemenang yang masih hidup saat Tuhan datang untuk kali kedua, akan diangkat sebelum kesusahan besar ke bukit Sion.
Ayat 3 mengatakan bahwa ke-144.000 orang itu “telah ditebus dari bumi itu”. Ayat ini juga membuktikan bahwa mereka sudah tidak berada di bumi, melainkan sudah terangkat ke surga. Haleluya! Mereka sudah tidak lagi berada di bumi, karena mereka telah ditebus “dari bumi itu”.
Ayat 4 mengatakan, mereka itu “ditebus dari antara manusia”. Kata-kata ini juga menunjukkan bahwa mereka tidak lagi hidup di tengah-tengah manusia, melainkan di surga.
Apakah kita mendambakan pengangkatan ini? Jika ya, maka kita perlu tahu salah satu ciri dari para pemenang itu. Ayat satu menunjukkan bahwa pada dahi 144.000 orang itu “tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya”. Ini menyatakan bahwa unsur Anak Domba dan Bapa tersusun di atas diri mereka, itulah sebabnya nama Anak Domba dan nama Bapa tertulis pada dahi mereka. Ini berlawanan dengan orang-orang yang menyembah binatang itu, yang pada dahinya tertulis nama binatang itu (13:16-17).

Berdiri Di Bukit Sion (2)
Why. 4:6; 14:1; 21:12-21; 22:1-2

Meskipun ayat-ayat dalam Wahyu 14:1-4 ini menyiratkan pengang-katan, namun sesungguhnya ayat-ayat ini tidak mengatakan apa-apa tentang pengangkatan. Kita diberi tahu bahwa anak laki-laki itu “dilarikan”, tetapi tentang buah bungar kita diberi tahu bahwa mereka itu “berdiri di bukit Sion” bersama Anak Domba. Jika kita bertanya kapan mereka ada di sana, mereka pasti berkata, “Kami memang biasa di sini. Tidak ada yang aneh, karena kami telah hidup di hadirat Tuhan selama bertahun-tahun. Kami telah lama hidup dalam suasana yang demikian.” Inilah ciri lain dari para pemenang itu, yaitu mereka selalu hidup di hadirat Tuhan.
Karena bagi mereka tidak ada masalah di mana mereka berada, maka tidak dikatakan bahwa mereka telah diangkat; sebaliknya kita hanya diberi tahu bahwa ke-144.000 orang itu berdiri bersama-sama Anak Domba di bukit Sion. Sama halnya jika seorang istri jauh dari suaminya selama bertahun-tahun, saat berjumpa kembali dengan suaminya, sang istri akan merasakan kegembiraan yang luar biasa. Tetapi jika dia sudah setiap saat bersamanya, maka pasti perasaannya tidak akan demikian. Apakah kita sungguh-sungguh mengasihi Tuhan? Apakah sekarang ini kita juga bersekutu dengan-Nya secara intim, dan hanya mencintai-Nya saja? Jika demikian hidup kita, maka soal berdiri di bukit Sion bukanlah satu hal yang mengherankan, melainkan merupakan suatu pengalaman biasa.
Ciri lain dari para pemenang itu adalah menjaga keperawanannya. Kita perlu berkata, “Tuhan, untuk kepuasan-Mu, aku ingin matang lebih dini. Tuhan, aku tidak mempermasalahkan keterangkatanku — aku hanya ingin Engkau puas. Tuhan, selama aku bisa memuaskan-Mu, tidak ada bedanya apakah aku tinggal di bumi atau di surga.” Demikianlah sikap para pemenang tersebut.
Selain itu, ke-144.000 orang itu adalah orang-orang yang “mengikuti Anak Domba itu ke mana saja Ia pergi” (ayat 4). Jadi, bukan Anak Domba yang mengikuti kita, melainkan kita yang mengikuti Dia ke mana saja Ia pergi. Kita semua harus belajar pelajaran ini.
Semoga kita menjadi orang-orang yang diberkati dengan terus menerus menempuh hidup sedemikian.

Penerapan:
Bila kita mau jadi pemenang dan diangkat ke bukit Sion, maka setiap hari kita harus menempuh hidup yang berkemenangan dalam setiap aspek. Tutur kata, tindak tanduk, pekerjaan, kehidupan dan pelayanan kita haruslah mengekspresikan sang Anak Domba dan sang Bapa.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, aku mau berbagian dalam kelompok orang-orang yang berdiri di Bukit Sion. Karena itu, selamatkan aku setiap hari dari kebiasaan hidupku yang lama, yang tidak bersatu dengan-Mu. Benahilah hidupku Tuhan, agar aku boleh bertumbuh dan menjadi pemenang.

17 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 3 Sabtu

Mujizat-Mujizat
Yohanes 2:23-24
“Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya. Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua.”

Menurut Yohanes 2:23-25, Tuhan Yesus tidak mempercayakan diri-Nya kepada orang-orang yang mencari tanda ajaib. Janganlah mencari tanda ajaib. Jika kita berbuat demikian, kita akan tertipu. Bukan Roh Allah saja yang mampu melakukan tanda ajaib, roh Iblis pun mampu melakukannya (Mat. 24:24). Paulus mengatakan bahwa Antikristus, yang datang menurut operasi Iblis, akan melakukan mujizat palsu (2Tes. 2:9). Meskipun semua itu mengherankan, namun palsu, tiruan, penuh tipu daya jahat.
Jika kita mendapatkan terang, kita tidak akan memperhatikan mujizat-mujizat. Menurut konsepsi Perjanjian Baru, Tuhan tidak ingin kita mencurahkan perhatian pada mujizat-mujizat. Sebaliknya, kita harus memusatkan seluruh diri kita pada perkara hayat. Kita jangan terpaku pada kekuatan, tanda-tanda ajaib, dan mujizat-mujizat. Apabila kita terpaku pada hal-hal ini, maka tanpa sadar kita akan kurang memperhatikan pertumbuhan rohani yang sebenarnya.
Tuhan Yesus datang untuk memberikan hayat sehingga kita mempunyainya dalam segala kelimpahan (Yoh. 10:10). Ia bukan datang untuk mujizat sehingga manusia mendapat keuntungan. Dan meskipun Yesus mengadakan begitu banyak mujizat, namun pada saat itu banyak orang tetap tidak percaya pada-Nya (Yoh. 12:37; Mat. 11:21), menolak Dia dan menyalibkan-Nya. Pada awal kehidupan rohani, mujizat memang membantu, namun untuk pertumbuhan rohani selanjutnya, kita tidak bisa menyandarkan diri pada mujizat.

Diberi Tanda Pada Tangan Kanannya
Why. 13:15-18

Wahyu 13:15 mengatakan, “Dan kepadanya diberikan kuasa untuk memberikan nyawa kepada patung binatang itu, sehingga patung binatang itu berbicara juga, dan bertindak begitu rupa, sehingga semua orang, yang tidak menyembah patung binatang itu, dibunuh.” Melalui ayat ini, kita tahu bahwa nabi palsu itu secara nyata mampu memberikan nafas hidup kepada berhala itu. Berhala itu akan dihidupkan. Berhala yang dibuat manusia tidak bisa berbicara (Mzm. 115:5), namun berhala yang terakhir ini bisa berbicara, bagaikan patung yang hidup. Terhadap penduduk bumi, hal ini pasti suatu perkara ajaib, sehingga mereka semua akan menyembahnya. Para sarjana zaman ini mampu membuat banyak benda, namun mereka tidak mampu memberikan nafas hidup ke dalam benda-benda itu. Tetapi pada zaman akhir, nabi palsu akan mampu melakukan hal itu. Sebuah berhala akan didirikan di dalam Bait Allah. Berhala itu akan berbicara dan menyuruh setiap orang menyembahnya, kalau tidak, orang itu akan dibunuh. Betapa sulit bagi setiap orang untuk tidak tertipu oleh keajaiban jahat ini! Siapa yang berani tidak menyembah Antikristus atau patungnya? Menurut 13:8, “Semua orang yang tinggal di bumi akan menyembahnya, yaitu setiap orang yang namanya tidak tertulis sejak dunia dijadikan di dalam kitab kehidupan dari Anak Domba, yang telah disembelih.” Hanya orang-orang yang namanya telah tertulis dalam kitab hayat Anak Dombalah yang tidak menyembah Antikristus dan patungnya. Mereka menolak menyembahnya, meskipun mereka harus kehilangan nyawa mereka.
Jika kita bukan buah bungar, melainkan orang yang masih tertinggal di bumi pada saat kesusahan besar, kita mungkin akan dibunuh sebagai martir oleh Antikristus. Tetapi sebagai martir, kita akan cepat menjadi pemenang. Meskipun para martir selama kesusahan besar akan menjadi pemenang yang belakangan, mereka akan menjadi pemenang dengan cepat sekali.
Nabi palsu akan menyebabkan semua orang “diberi tanda pada tangan kanannya atau pada dahinya” (13:16). Tanda-tanda itu menunjukkan bahwa mereka milik Antikristus, pemegang kuasa nabi palsu. Orang-orang yang tidak memiliki tanda itu, tidak akan bisa membeli atau menjual (13:17).

Penerapan:
Janganlah kita menjadi bagian dari orang yang berbondong-bondong mengikuti Tuhan karena ada mujizat atau karena ada hal-hal yang menarik lainnya. Kita harus menjadi orang yang mengikuti Tuhan karena kita intim dengan-Nya dan kita mencintai-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, belaskasihi aku agar tidak tertipu oleh para nabi palsu. Celikkan mata hatiku agar aku memperhatikan dan mengejar apa yang ingin Engkau rampungkan di atas bumi ini. Buatlah aku jelas akan rencana dan tujuan kekal-Mu. Jangan biarkan aku diselewengkan oleh hal-hal lain di luar itu.

16 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 3 Jumat

Tanda-Tanda Yang Dahsyat
Wahyu 13:13
“Dan ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang.”

Nabi palsu akan melakukan mujizat yang besar dengan kekuatan Iblis. Dalam menurunkan api dari langit, nabi palsu akan melakukan perbuatan yang sama seperti yang diperbuat Elia. Elia pernah meminta api dari sorga pada zaman Ahab (1 Raj. 18), dan pada masa tiga setengah tahun kesusahan besar ia bahkan mengeluarkan api dari mulutnya. Namun nabi palsu itu juga melakukan mujizat yang besar, maka orang sulit membedakan mana nabi yang sejati dan mana yang palsu. Nabi palsu mampu melakukan hal-hal yang dilakukan oleh nabi sejati. Dalam hal fasih lidah, nabi palsu juga tidak kalah dengan Musa maupun Elia, karena ia berbicara sebagai naga yang sangat licik.
Ayat 14 mengatakan, “Ia menyesatkan mereka yang tinggal di bumi dengan tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu. Dan ia menyuruh mereka yang diam di bumi, supaya mereka mendirikan patung untuk menghormati binatang yang luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu.” Ia akan menyesatkan orang sedemikian rupa sehingga mereka setuju untuk membuat patung binatang itu dan menyembahnya.
Dalam kesepuluh perintah Allah, Ia melarang kita membuat patung apa pun. Tetapi, Antikristus akan menjadi pahlawan di antara segala pahlawan. Kita telah nampak, Antikristus akan merupakan totalitas ciri khas semua kuasa di dunia. Sepanjang abad, orang-orang suka sekali mendirikan patung pahlawan mereka. Nabi palsu itu akan mendirikan patung Antikristus supaya disembah oleh semua orang yang ada di bumi.

Menyatakan Diri Sebagai Allah
Dan. 9:25-27; 11:36-45; Mat. 24:15; 2 Tes. 2:4

Dua Tesalonika 2:4 mengatakan, Antikristus “Yaitu lawan yang meninggikan diri di atas segala yang disebut atau yang disembah sebagai Allah. Bahkan ia duduk di Bait Allah dan mau menyatakan diri sebagai Allah.”
Kita perlu membandingkan ayat ini dengan Daniel 8:11, 25; 11:36-37; dan Wahyu 13:6. Potongan ini semuanya menceritakan hal yang sama, yaitu manusia durhaka ini akan melawan Allah dan meninggikan dirinya sendiri melampaui Allah.
Daniel 11:36 dan 37 mewahyukan bahwa raja itu, Antikristus, “akan meninggikan dan membesarkan dirinya terhadap setiap allah. Juga terhadap Allah yang mengatasi segala allah ia akan mengucapkan kata-kata yang tak senonoh sama sekali ... Juga para allah nenek moyangnya tidak akan diindahkannya; baik pujaan orang-orang perempuan maupun allah mana pun juga tidak akan diindahkannya, sebab terhadap semuanya itu ia akan membesarkan diri”.
Daniel 9:27 juga mengatakan, “Dan di atas sayap kekejian akan datang yang membinasakan, sampai pemusnahan yang telah ditetapkan menimpa yang membinasakan itu.” Ketika Tuhan Yesus menyinggung hal ini, Ia berkata, “Jadi, apabila kamu melihat Pembinasa keji berdiri di tempat kudus, menurut firman yang disampaikan oleh Nabi Daniel — para pembaca hendaklah memperhatikannya” (Mat. 24:15). Antikristus akan mendatangkan kekejian, yaitu berhala, juga mendatangkan kerusakan dan kehancuran, meruntuhkan Bait Allah dan kota Yerusalem. Demikianlah pengertian ayat Daniel 9:25-27, tentang perlakuan Antikristus terhadap orang Yahudi.
Daniel 11:38 mengatakan bahwa Antikristus akan “menghormati dewa benteng-benteng, dewa yang tidak dikenal oleh nenek moyangnya akan dihormatinya dengan membawa emas dan perak dan permata dan barang-barang yang berharga.” Antikristus akan berpaling dari Allah ke penyembahan berhalanya sendiri. Selanjutnya dikatakan, “Siapa yang mengakui dewa ini akan dilimpahi kehormatan (kemuliaan); ia akan membuat mereka menjadi berkuasa atas banyak orang dan kepada mereka akan dibagikannya tanah sebagai upah” (Dan. 11:39).

Penerapan:
Saudara saudari, kita seharusnya hanya meng-idola-kan Kristus. Tidak ada yang lebih unggul dan yang lebih menarik bagi kita selain Kristus. Kita juga tidak seharusnya mengagumi berbagai mujizat. Tanpa Kristus, segala bentuk mujizat tidak akan ada artinya.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, jagalah kami, anak-anak-Mu. Jagalah kami dari mengagungkan seseorang melebihi-Mu. Ya Tuhan, bersihkan hati kami dari segala berhala dalam bentuk apa pun. Lebih dari semuanya itu, jagalah kami, Ya Tuhan, dari mengikuti nabi palsu.

15 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 3 Kamis

Binatang Lain
Wahyu 13:11
“Dan aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi dan bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti seekor naga.”

Wahyu 13:11 mengatakan, “Lalu aku melihat seekor binatang lain keluar dari dalam bumi.” Binatang lain ini adalah nabi palsu (16:13; 19:20; 20:10). Karena bumi, tanah, melambangkan negara Israel, maka binatang lain ini, nabi palsu, akan berasal dari antara orang Yahudi.
Wahyu 13:11 juga menyatakan bahwa binatang yang keluar dari bumi itu “bertanduk dua sama seperti anak domba dan ia berbicara seperti (sebagai—TL.) seekor naga”. Nabi palsu itu kelihatannya seperti anak domba, tetapi ia berbicara sebagai naga. Hal itu menunjukkan kepalsuannya. Dalam Alkitab, anak domba menyatakan Kristus. Fakta bahwa nabi palsu itu memiliki dua buah tanduk seperti anak domba, menunjukkan bahwa ia berpura-pura seperti Kristus. Namun, ia berbicara sebagai naga, Iblis. Meskipun ia pura-pura berlaku seperti Kristus, namun yang diekspresikannya adalah Iblis. Ia mutlak palsu.
Nabi palsu itu bukan bekerja untuk kepentingannya sendiri, melainkan untuk Antikristus, binatang yang keluar dari dalam laut. Bukan Iblis saja yang memberikan kekuatannya kepada nabi palsu, Antikristus pun akan percaya sepenuhnya kepadanya. Karena itu, nabi palsu diberi kuasa untuk mewakili Antikristus, mewakili perwujudan Iblis itu. Iblis akan menjelma ke dalam Antikristus, dan Antikristus akan diwakili oleh nabi palsu. Jadi, Iblis, Antikristus, dan nabi palsu akan menjadi satu. Melalui persatuan itu, nabi palsu berkuasa melakukan apa saja yang diingininya.

Rahasia Kedurhakaan
Why. 13:12-15

Wahyu 13:12 mengatakan, “Seluruh kuasa binatang yang pertama itu dijalankannya di depan matanya.” Nabi palsu bukan saja menjalankan kekuatan Antikristus, ia pun menjalankan kekuasaan Antikristus.
Ayat 12 mengatakan, “Ia menyebabkan seluruh bumi dan semua penghuninya menyembah binatang pertama, yang luka parahnya telah sembuh.” Ministri nabi palsu adalah menyiarkan bahwa setiap orang di bumi harus menyembah Antikristus. Ia akan berbicara panjang lebar. Melalui bicaranya yang sangat fasih dan penuh kekuatan, ia akan meyakinkan orang-orang untuk menyembah Antikristus.
Dua Tesalonika 2:7 menyatakan, “Karena secara rahasia kedurhakaan telah mulai bekerja, tetapi sekarang masih ada yang menahan.” Kita tahu bahwa Kristus dan gereja adalah rahasia, tetapi di sini Paulus menyinggung rahasia lainnya, rahasia kedurhakaan. Antikristus juga adalah satu rahasia. Menurut konsepsi Paulus, rahasia kedurhakaan itu sudah dan sedang beroperasi, namun masih ada yang menahannya. Sulit untuk dikatakan, siapakah yang menahannya. Yang jelas masih ada satu kekuatan yang sedang menahan kedurhakaan itu.
Pergerakan kaum “hipis” di Amerika Serikat dimulai pada tahun 1960-an. Tahun-tahun itu benar-benar merupakan tahun-tahun pelanggaran hukum. Tetapi ada sesuatu yang menahan hingga pergerakan kaum hipis yang tidak mematuhi hukum itu akhirnya bubar. Jika tidak ada kekuatan yang menahan pelanggaran hukum, maka bumi tidak lagi bisa didiami. Kita tidak bisa tidur tenang pada malam hari. Zaman ini, meskipun ada kecenderungan untuk melanggar hukum, namun masih ada tekanan yang menahannya. Karena maksud Allah belum tergenap; karena “mempelai perempuan” masih belum siap, maka Allah melaksanakan pengaturan-Nya untuk menahan keadaan itu. Tetapi, pada akhirnya, yaitu pada masa tiga setengah tahun terakhir, penahan itu akan disingkirkan. Allah seolah-olah berkata, “Biarlah dunia berlalu.” Pada waktu itu, Antikristus, si pendurhaka, akan dinyatakan seutuhnya, dan seluruh bumi akan dipenuhi dengan kedurhakaan, penuh dengan pelanggaran hukum.

Penerapan:
Meski tidak satu pun di antara kita yang seperti nabi palsu, namun sebagian diri alamiah kita ada di dalam prinsip nabi palsu, setidaknya sampai taraf tertentu sama dengannya tanpa kita sadari. Boleh jadi kita juga menjual diri kita kepada Iblis untuk mendapatkan hal-hal yang tidak berarti. Itulah sebabnya kita perlu mohon belas kasih Tuhan senantiasa.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, selamatkan kami dari prinsip nabi palsu. Ampuni kami jika kami telah menjual diri kami dengan murah untuk mendapatkan kemudahan dan kenyamanan sehingga merugikan kesaksian-Mu. Terangi kami selalu Tuhan, agar kami tidak jatuh sedemikian, tetapi boleh selalu berdiri tegap bagi kesaksian-Mu.

14 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 3 Rabu

Mulut Yang Penuh Kesombongan Dan Hujat
Wahyu 13:5-6
“Dan kepada binatang itu diberikan mulut, yang penuh kesombongan dan hujat; kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya. Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang diam di sorga.”

Wahyu 13:5 mengatakan, “Kepada binatang itu diberikan mulut yang penuh kesombongan dan hujat,” sedang ayat 6 mengatakan, “Lalu ia membuka mulutnya untuk menghujat Allah, menghujat nama-Nya dan kemah kediaman-Nya dan semua mereka yang tinggal di sorga.” Kita tidak tahu apa saja yang disombongkan oleh Antikristus itu. Namun tidak diragukan, ia akan mengucapkan kata-kata yang tidak pernah terlintas dalam benak manusia, sehingga mengherankan banyak orang. Ia akan menghujat Allah, kemah kediaman Allah, dan mereka yang diam di sorga.
Mungkin Antikristus akan berkata, “Kalian telah mendengar bahwa yang disebut Allah itu telah melakukan ini dan itu. Sekarang kuberitahu, aku bisa melakukan perkara-perkara yang lebih besar dari Dia!” Dengan kata-kata ini ia menghujat dan menghina Allah. Pada waktu itu, mungkin banyak orang di dunia telah mengetahui bahwa orang-orang Kristen pemenang telah diangkat, karena hal itu pasti telah menjadi judul utama surat kabar saat itu. Banyak orang akan berkata, “Saudara sepupuku tiba-tiba tidak kelihatan lagi!”; “Istriku telah diangkat!”; dll. Di samping itu, orang-orang Kristen yang masih tertinggal di bumi mulai berkhotbah. Karena itu, Antikristus pun akan bangkit, menggunakan media massa untuk memuat ceramahnya yang menyatakan bahwa ia bisa melakukan perkara-perkara yang lebih besar daripada semuanya itu. Mungkin ia akan menggunakan teknologi ruang angkasa untuk melakukan perkara-perkara yang menonjol.

Kepadanya Diberikan Kuasa Atas Setiap Suku Dan Umat Dan Bahasa Dan Bangsa
Why. 13:7

Antikristus bukan saja bertindak sombong dan menghujat Allah, ia juga akan memerangi orang-orang kudus. Wahyu 13:7, “Dan ia diperkenankan untuk berperang melawan orang-orang kudus dan untuk mengalahkan mereka; dan kepadanya diberikan kuasa atas setiap suku dan umat dan bahasa dan bangsa.” Antikristus akan menganiaya kaum saleh terus menerus. Bagaimana ia melakukannya, kita tidak tahu. Mengalami penderitaan seperti itu jauh lebih sengsara daripada dihukum mati secara cepat. Janganlah menunggu untuk mengalami hal itu.
Daniel 9:27 mengatakan, “Raja itu akan membuat perjanjian itu menjadi berat bagi banyak orang selama satu kali tujuh masa.” Dalam perjanjian itu, Antikristus akan menjanjikan kebebasan bagi orang-orang Yahudi untuk menyembah Allah menurut agama mereka. Namun setelah tiga setengah tahun, Antikristus akan mengubah sikapnya. Ia akan membatalkan perjanjian itu saat Iblis dicampakkan ke bumi dan berdiri di pantai Laut Tengah untuk menghasut Antikristus. Saat itulah Antikristus akan meninggikan dirinya di atas semua allah. Daniel 9:27 mengatakan, “Pada pertengahan tujuh masa itu ia akan menghentikan kurban sembelihan dan kurban santapan.” Mungkin ia berkata, “Kalian, orang-orang Yahudi, tidak boleh menyembah Allahmu lagi. Akulah Allah! Aku perintahkan kalian menghentikan kurban-kurban persembahan dan menghapuskan hari-hari raya keagamaan kalian. Selanjutnya, aku akan mengganti hukum-hukum kalian (Dan. 7:25). Kalian harus melupakan Allah kalian, hukum Allah kalian dan hari-hari raya kalian, lalu menyembah aku.” Pada saat Antikristus meninggikan dirinya di atas segala allah, ia juga akan menajiskan Bait Allah.
Daniel 8:12 mengatakan, “Dan saat pencobaan telah ditetapkan atas kelangsungan kurban penyembahan, dikarenakan pelanggaran mereka” (Darby). Pencobaan ini timbul karena orang-orang Yahudi yang telah kembali ke negeri nenek moyang mereka itu terus menerus berbuat dosa, meskipun mereka mempersembahkan korban kepada Allah. Karena itu, Allah muak dengan kurban persembahan mereka, Ia akan membiarkan Antikristus menghentikan kurban persembahan mereka.

Penerapan:
Kita perlu mengendalikan tutur kata kita, agar dari mulut kita tidak keluar kata-kata yang penuh kesombongan, lebih-lebih kata-kata jahat yang menghujat Allah. Mazmur 120:3 mengingatkan kita, “Apakah yang diberikan kepadamu dan apakah yang ditambahkan kepadamu, hai lidah penipu?” Kata-kata yang sia-sia tidak memberikan kegunaan apa pun kepada kita.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, jagalah mulutku dari segala perkataan yang jahat. Pakailah mulutku sebagai saluran berkat-Mu, agar melalui mulutku, Engkau dapat menyelamatkan banyak jiwa. Oh Tuhan, aku damba menyebut nama-Mu ribuan kali setiap hari, aku damba menyiarkan kesetiaan-Mu, aku damba menyanyikan syukur bagi-Mu.

13 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 3 Selasa

Kekuatan, Takhta, dan Kekuasaan Iblis
Wahyu 13:1-2
“Lalu aku melihat seekor binatang keluar dari dalam laut, … Dan naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.”

Antikristus (binatang yang keluar dari dalam laut) memiliki kekuatan dan kekuasaan Iblis. Wahyu 13:2 mengatakan, “Naga itu memberikan kepadanya kekuatannya, dan takhtanya dan kekuasaannya yang besar.” Dalam ayat 4-5 kita nampak bahwa naga itu “memberikan kekuasaan kepada binatang itu” dan “kepadanya diberikan juga kuasa untuk melakukannya empat puluh dua bulan lamanya”. Ini berarti naga itu membuat binatang yang keluar dari dalam laut itu menjadi satu dengan dirinya.
Ketika Tuhan Yesus berada di bumi, Ia pernah dicobai oleh si jahat di padang belantara. Matius 4:8-9 mengatakan, “Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya, ‘Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku.’” Tetapi Tuhan Yesus menolaknya, kata-Nya, “Enyahlah, Iblis! Sebab ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti!” (Mat. 4:10). Sejak hari itu, Iblis terus mencari seseorang yang kepadanya bisa diberikan semua kekuatan, kekuasaan, dan kemuliaan kerajaan setaninya. Ia akan mendapatkan orang yang dicarinya, yaitu Antikristus. Apa yang ditolak oleh Tuhan Yesus akan diterima oleh Antikristus. Karena Iblis memberikan kekuatan dan kekuasaannya kepada Antikristus, maka Antikristus akan menjadi satu oknum yang luar biasa.

Binatang Itu
Why. 13:1-5, 12, 14; 9:11; 11:7; 17:8
Wahyu 13:1 mengatakan bahwa binatang itu akan keluar dari laut. Dalam Alkitab, tanah melambangkan bangsa Israel, sedang laut melambangkan bangsa kafir (17:15; Yes. 57:20). Selain itu, Wahyu 9:11, 11:7, dan 17:8 memberi tahu kita bahwa Antikristus akan keluar dari jurang maut. Ini berarti Antikristus akan keluar dari dua sumber. Rohnya akan keluar dari jurang maut, sedangkan tubuhnya akan berasal dari salah satu negara bangsa kafir.
Wahyu 13:2 mengatakan, “Binatang yang kulihat itu serupa dengan macan tutul, dan kakinya seperti kaki beruang dan mulutnya seperti mulut singa.” Sangat sulit menamai binatang itu, karena ia mempunyai ciri khas binatang-binatang buas lainnya. Ciri khas macan tutul yaitu gerakannya yang gesit dan buas. Seekor beruang menginjak-injak dan membinasakan dengan kakinya. Singa mempunyai mulut yang khas, yaitu mampu melahap atau menelan. Semua ciri khas yang terdapat dalam binatang buas akan dipadukan pada dirinya, menjadikannya binatang buas yang almuhit. Ini berarti seluruh kuasa kejahatan dalam sejarah umat manusia terdapat pada diri Antikristus. Karena itu, ia adalah penampilan akhir dan totalitas dari kekuatan dunia.
Antikristus akan dibunuh dan hidup kembali. Wahyu 13:3 mengatakan, “Maka tampaklah kepadaku satu dari kepala-kepalanya seperti kena luka yang membahayakan hidupnya, tetapi luka yang membahayakan hidupnya itu sembuh”. Ayat 12, “luka parahnya telah sembuh,” dan ayat 14 mengatakan, binatang itu “luka oleh pedang, namun yang tetap hidup itu”.
Perihal hidup kembali ini merupakan tiruan terhadap kebangkitan Kristus. Setiap orang yang tidak beriman kepada Kristus pasti akan tertarik oleh kejadian yang ajaib ini. Iblis berusaha memalsukan dan meniru hal itu untuk menyatakan kepada dunia bahwa Antikristus sama dengan Kristus.
Wahyu 13:3 mengatakan, “Seluruh dunia heran, lalu mengikut binatang itu.” Disebabkan oleh sembuhnya “luka yang membahayakan hidupnya” itu, seluruh dunia merasa takjub kepada binatang itu. Hanya kaum saleh yang beriman kepada Kristuslah yang mampu bertahan dan tidak tertarik oleh sikapnya yang penuh pesona dan tipu daya.

Penerapan:
Iblis selalu menawarkan banyak hal yang menggiurkan kepada kita agar kita segera terjerat olehnya. Itulah sebabnya kita perlu sangat berhati-hati. Dua Timotius 2:22 mengatakan, “Sebab itu jauhilah nafsu orang muda, kejarlah keadilan, kesetiaan, kasih dan damai bersama-sama dengan mereka yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni.”

Pokok Doa:
Ya Tuhan Yesus! Aku tidak mau menyembah Iblis, aku tidak mau menjual murah hak kesulunganku. Oh Tuhan, tolonglah aku agar tidak berbagian sedikit pun dalam kekuatan, tahkta, dan kekuasaan Iblis. Tuhan Yesus, aku persembahkan pelayananku, pekerjaanku, keluargaku, masa depanku, kepada-Mu. Dapatkan aku bagi kepentingan-Mu saja.

12 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 3 Senin

Penganiayaan Naga Itu
Wahyu 12:12b
“Celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”

Setelah Iblis dilemparkan ke bumi, ia berada dalam geramnya yang dahsyat karena kehilangan wilayahnya di sorga dan di angkasa. Selain itu Iblis juga tahu bahwa “waktunya sudah singkat” (Why. 12:12), yaitu tiga setengah tahun kesusahan besar (Why. 12:14; 13:5; 11:2). Karena itu, ia berusaha menganiaya perempuan yang melahirkan anak laki-laki tersebut (Why. 12:13). Iblis akan memusatkan semua kebenciannya ke atas diri umat Allah dengan memburu mereka dan berusaha semaksimal mungkin menganiaya mereka. Semoga kita sudah terangkat sebelum saat itu.
Wahyu 12:15 mengatakan, “Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.” “Air” di sini melambangkan bala tentara yang akan diutus Iblis untuk memusnahkan umat Allah (Yes. 8:7-8; 17:12-13; Yer. 46:7-9; 47:2-3).
Iblis akan mengucapkan sepatah kata kepada raja-raja di bumi ini agar menghimpun seluruh tentara mereka dan menganiaya umat Allah. Jika kita tertinggal serta mengalami kesusahan besar, kita akan merasakan penderitaan ini.
Wahyu 12:17 mengatakan, “Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.” Ayat ini sekali lagi menunjukkan bahwa Iblis tak henti-hentinya berusaha menganiaya umat Tuhan.
Marilah kita bersiap-siap menjadi pemenang, agar kita tidak berbagian dalam penganiayaan naga itu.

Pemeliharaan Allah Terhadap Perempuan Itu
Why. 12:12-18

Setelah anak laki-laki itu diangkat, perempuan itu akan tertinggal di bumi mengalami penganiayaan (Why. 12:13). Pada masa kesusahan besar, Allah akan menyediakan tempat untuk perempuan itu (12:14). Burung nasar yang besar melambangkan Allah, dan kedua sayap melambangkan kekuatan penyelamatan Allah (Kel. 19:4; Ul. 32:11-12). Seperti Allah memimpin bani Israel terlepas dari penganiayaan Firaun, maka Ia pun akan memimpin umat-Nya terlepas dari penganiayaan Iblis dalam kesusahan besar.
Kita telah nampak bahwa naga itu akan “menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu.” Ayat 16 mengatakan, “Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.” Pada saat itu, sama seperti dalam Bilangan 16:31-33, bumi akan membuka dan menelan bala tentara yang akan diutus Iblis. Ini berarti, selama tiga setengah tahun itu akan terjadi banyak sekali gempa bumi. Allah akan menggunakan gempa-gempa ini agar bumi membuka mulutnya dan menelan tentara yang diutus Iblis.
Saat itu, janganlah berada di bumi, sebaiknya kita mengamati perkara itu dari langit. Ketika Allah mengirimkan gempa bumi selama kesusahan besar, bumi tidak lagi menjadi tempat indah yang dapat didiami oleh manusia dengan damai. Allah akan mengguncangkan bumi, tidak hanya untuk memberi peringatan kepada penghuni bumi, juga untuk menelan tentara Iblis.
Ayat 6 berkata, “Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ selama seribu dua ratus enam puluh hari.” Ayat 14 berkata bahwa perempuan itu akan “terbang ke tempatnya di padang gurun”, di mana ia akan “dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa”. Pemeliharaan itu terjadi selama “satu masa dan dua masa dan setengah masa” atau “seribu dua ratus enam puluh hari”, tiga setengah tahun kesusahan besar, sebelum Allah membawa umat-Nya ke dalam Kerajaan Seribu Tahun. (Seperti saat Firaun menganiaya bani Israel, dan Allah membawa umat-Nya ke padang gurun, memelihara mereka di sana, sebelum membawa mereka masuk ke dalam tanah permai).

Penerapan:
Wahyu 12:12b mengatakan, “... celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat.” Jika firman Tuhan mengatakan “celakalah” maka itu berarti benar-benar celaka. Saat itu, penderitaan yang dialami umat Tuhan pasti luar biasa mengerikan. Karena itu, marilah kita membenahi hidup kita dan mulai berjaga-jaga agar kita terluput dari hari itu.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih untuk firman-Mu, memberi tahu kami tentang hari-hari itu. Oh Tuhan, jangan biarkan hati kami tetap dingin dan tawar, buatlah kami lebih bergairah melayani-Mu dan berjaga-jaga selalu.

10 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 2 Sabtu

Mengalahkan Iblis - Tidak Mengasihi Jiwa (1)
Wahyu 12:11
“Dan mereka mengalahkan dia….Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.”

Kita telah membicarakan dasar dari kemenangan; tetapi, bagaimana pengalaman para pemenang itu sendiri? Mereka menghadapi pencobaan dan menemui banyak kesulitan. Namun, Wahyu 12:11 mengatakan, “Mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.” Inilah sikap para pemenang dalam peperangan. Kata “nyawa” di sini memiliki dua arti. Yang satu menunjukkan hayat fisik, sedangkan yang lainnya mengacu kepada kekuatan jiwa. (Kata “nyawa” dapat diterjemahkan sebagai “jiwa”).
Kita harus membela Allah, bahkan jika kita harus mengorbankan nyawa kita. Dalam kitab Ayub, Iblis mengatakan kepada Allah, “Kulit ganti kulit! Orang akan memberikan segala yang dipunyainya ganti nyawanya” (Ayb. 2:4). Iblis menyadari bahwa manusia menghargai nyawanya lebih daripada apa pun. Tetapi Allah mengatakan bahwa para pemenang tidak mengasihi nyawa mereka. Sikap seorang pemenang adalah, ia tidak peduli apa yang akan dilakukan Iblis terhadapnya. Walaupun Iblis mengambil nyawanya, ia tidak mungkin tunduk kepada Iblis, ia akan selalu setia kepada Allah. Seorang pemenang dapat berkata kepada Tuhan, “Tuhan, untuk Engkau tidak ada satu perkara pun yang tidak akan kukorbankan, bahkan nyawaku.”
Mari kita renungkan syair kidung di bawah ini:
Namun bagi pecinta-Nya s’mua tak dihirau;
Biar nyawa dan darah m’reka tumpah bagi-Nya;
Tuhan b’riku tekad ini, s’tia sampai mati (2X).

Mengalahkan Iblis - Tidak Mengasihi Jiwa (2)
Mat. 16:23-24; Luk. 14:26; 9:23; 1 Kor. 2:2-4

Karena kejatuhan Adam, Iblis telah bersatu dengan hayat jiwa manusia, yaitu ego manusia. Karena itu, untuk mengalahkannya kita seharusnya “tidak menyayangi hayat jiwa kita”, melainkan membencinya, dan menyangkalnya (Luk. 14:26; 9:23; Mat. 16:23-24). Wujud dari hayat jiwa ini seringkali kita sebut kekuatan alamiah atau kekuatan daging. Cara terbaik Iblis untuk menghadapi kita ialah membuat kita bertindak dengan kekuatan alamiah atau kekuatan daging dalam pekerjaan kita untuk Allah.
Apakah kekuatan alamiah atau kekuatan daging itu? Kekuatan alamiah adalah kekuatan bawaan kita yang belum pernah ditanggulangi oleh salib. Kekuatan ini ada di dalam kepribadian kita. Kekuatan alamiah seseorang mungkin berupa kepandaiannya, kefasihannya berbicara dan lain-lain. Saat melayani Allah, ia selalu bergantung pada kepandaiannya, kebaikannya dalam berbicara, tanpa bergantung pada kekuatan khusus dari Roh Kudus. Padahal, manusia tidak boleh melayani Allah dengan kekuatan alamiah yang belum pernah ditanggulangi oleh salib. Kegagalan gereja justru disebabkan oleh hal ini. Kita harus takut dan gentar jika kita melakukan sesuatu tanpa Tuhan. Jika ingin berguna di tangan Allah, jangan hanya membicarakan hal-hal semacam ini, tetapi jadilah orang-orang semacam ini.
Motivasi yang benar, masih tidak cukup. Jika kita berkata bahwa kita sedang gairah bekerja, Tuhan akan bertanya, “Dengan apa kamu bekerja? Dari mana asal gairahmu?” Masalahnya bukan apa yang sedang kita lakukan, tetapi dengan apa kita melakukannya dan dari mana sumbernya?
Di dalam 1 Korintus 2:2-4, Paulus berkata, “Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan. Aku juga telah datang kepadamu dalam kelemahan dan dengan sangat takut dan gentar. Baik perkataanku maupun pemberitaanku tidak kusampaikan dengan kata-kata hikmat yang meyakinkan, tetapi dengan keyakinan akan kekuatan Roh.” Ini menunjukkan bahwa Paulus adalah orang yang telah ditanggulangi salib. Kita juga harus belajar mengenal salib, bukan doktrin tentang salib.

Penerapan:
Orang yang menyangkal hayat jiwa, tidak peduli dia akan mati atau hidup; dia hanya memperhatikan pimpinan Allah. Orang semacam ini tidak menyimpan kepentingan diri, cita-cita diri, atau pilihan diri. Dia sudah menyerahkan dirinya kepada kematian dan sepenuhnya hidup bagi Allah. Orang semacam ini tidak mencela atau salah paham terhadap Allah, melainkan mengasihi semua jalan Allah.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, hidupku berasal dari-Mu, aku tidak takut apa pun, karena Engkau akan menggantikannya dengan kemuliaan. Dikaulah yang kucinta, lebih dari semua. Tidak ada yang berlebihan untuk mengasihi diri-Mu, bahkan mengasihi-Mu dengan nyawaku. Tuhan, aku mengasihi-Mu.

09 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 2 Jumat

Mengalahkan Iblis —Oleh Perkataan Kesaksian Mereka (1)
Wahyu 12:11
“Dan mereka mengalahkan dia … oleh perkataan kesaksian mereka….”

Perkataan kesaksianlah yang paling menakutkan Iblis. Banyak orang berbicara tentang Yesus sebagai Tuhan dan menjelaskan bahwa Yesus adalah Tuhan, tetapi Iblis sama sekali tidak takut. Tetapi jika seseorang mengumumkan dalam iman bahwa Yesus adalah Tuhan, Iblis takut. Yang ditakutkannya bukanlah khotbah atau teologi kita, tetapi perkataan kesaksian kita.
Orang-orang Kristen harus bersandar pada doa dalam segala hal, tetapi adakalanya perkataan kesaksian lebih efektif daripada doa. Dalam Markus 11:23 Tuhan Yesus berkata, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa berkata kepada gunung ini: Beranjaklah dan tercampaklah ke dalam laut! Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya.” Di sini Tuhan Yesus tidak mengatakan bahwa apa yang didoakan orang akan terjadi, tetapi apa yang “dikatakan” orang akan terjadi. Ada pepatah mengatakan, “Buka mulut, jadilah syair”. Tetapi kita, orang-orang Kristen, dapat mengatakan, “Buka mulut, jadilah prestasi”.
Allah menciptakan langit dan bumi dengan satu kata dari mulut-Nya. Peristiwa dalam Markus sebelas menunjukkan kepada kita bahwa kita dapat berbicara kepada gunung. Hanya jika kita berbicara dalam iman, sesuatu akan terjadi. Seringkali kuasa doa tidak sekuat kuasa berbicara dalam iman. Kita perlu berlatih menggunakan perkataan kesaksian untuk menanggulangi Iblis.

Mengalahkan Iblis Oleh Perkataan Kesaksian Mereka (2)
1 Kor. 15:57; Flp. 2:9-11

Ketika membaca Kisah Para Rasul, kita melihat banyak perkataan kesaksian. Dalam pasal 3, Petrus dan Yohanes melihat orang lumpuh di pintu gerbang, dan yang dilakukan Petrus adalah berkata kepada orang lumpuh itu, “Emas dan perak tidak ada padaku, tetapi apa yang kupunyai, kuberikan kepadamu: Dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret itu, bangkit dan berjalanlah!” Ini adalah perkataan kesaksian.
Di pasal 16, Paulus mengusir setan, “Dalam nama Yesus Kristus aku menyuruh engkau keluar dari perempuan ini.” Setan itu pun segera keluar.
Dalam sebuah peristiwa, ada dua saudari yang terlibat dalam pengusiran setan. Ketika mereka tiba, mereka melihat perempuan yang kerasukan setan itu berpakaian pantas dan segala sesuatunya baik-baik. Mereka bertanya kepada perempuan itu, “Apakah kamu percaya kepada Tuhan Yesus?” Ia menjawab, “Aku sudah percaya selama bertahun-tahun.” Mendengar jawaban ini, kedua saudari ini merasa sangat bingung, mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Pada saat itulah salah seorang saudari tersebut merasa bahwa ia harus memberikan kesaksian. Ia menggenggam tangan perempuan yang kerasukan itu dan berkata (bukan kepada manusia, tetapi kepada setan), “Tidakkah kamu ingat bahwa lebih dari 1900 tahun yang lalu, Anak Allah turun dari surga untuk menjadi manusia selama tiga puluh tiga setengah tahun dan Ia mengusir setan-setan sepertimu banyak kali! Tidakkah kamu ingat bahwa kamu ingin menyerang dan melukai-Nya! Kamu dan semua temanmu bangkit untuk membunuh-Nya dan memaku-Nya di atas salib. Kamu sangat gembira pada waktu itu. Kamu tidak tahu bahwa setelah tiga hari, Ia akan bangkit dari antara orang-orang mati! Semua kekuatanmu telah dihancurkan! Kamu hanya roh jahat di bawah kekuasaan Iblis. Ingatkah kamu, ketika Anak Allah bangkit dari alam maut, dari surga Allah mengumumkan kepada semua makhluk hidup dan semua roh, ‘Mulai dari sekarang nama Yesus ada di atas segala nama. Di mana pun nama itu disebut, setiap lidah harus mengaku dan setiap lutut harus bertelut!’ Sekarang aku perintahkan kamu, dalam nama Yesus, keluar!” Ketika saudari ini membuat pernyataan demikian, setan itu menghempaskan perempuan itu ke lantai dan pergi.

Penerapan:
Para pemenang harus sering mengumumkan kemenangan Kristus. Adalah fakta bahwa Kerajaan Surga akan datang; bahwa Tuhan itu Raja; bahwa Kristus menang untuk selama-lamanya; bahwa Iblis dikalahkan; bahwa orang kuat itu telah diikat dan dihukum; bahwa Kristus telah menghancurkan semua pekerjaan Iblis di atas salib. Inilah perkataan kesaksian.

Pokok Doa:
Tuhan, aku membuka mulutku senantiasa untuk memuji dan memasyurkan nama-Mu. Ajarkan aku senantiasa, Tuhan, untuk menjadi saksi-saksi-Mu yang berbicara bagi-Mu serta mempermalukan Iblis dan memuliakan diri-Mu. Tuhan Yesus, Engkau adalah Allah yang sudah menang, dan Iblis telah tahkluk di bawah kaki-Mu. Menang, menang, Haleluya!

08 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 2 Kamis

Tahukah Khasiat Darah Tuhan? (1)
Ibrani 10:19
“Jadi, saudara-saudara, oleh darah Yesus kita sekarang penuh keberanian dapat masuk ke dalam tempat kudus”

Kita harus ingat bahwa bagaimanapun, sejak mulanya, tidak ada sesuatu yang baik dan positif dalam diri kita yang dapat dipersembahkan kepada Allah. Hanya satu hal saja, yaitu darah. Wacthman Nee mengatakan “Orang yang menyangka diri sendiri baik, sama bodohnya dengan orang yang tidak nampak kuasa penyelamatan Tuhan atas dirinya. Orang yang percaya pada kekuatannya sendiri itulah kebodohan, orang yang tidak percaya pada kekuatan Tuhan itu pun suatu kebodohan. Kita wajib menyadari bahwa darah Anak Domba telah memenuhi semua tuntutan Allah, juga telah mengalahkan semua dakwaan Iblis.”
Tak seorang pun di antara kita yang tahu berapa banyak khasiat yang terkandung dalam darah. Hanya Allah yang mengetahuinya. Si Jahat juga mengetahuinya, bahkan ia tahu lebih banyak dari kita. Kita wajib selalu menggunakan darah, memberi tahu si jahat bahwa meskipun kita tidak sempurna, namun kita berada di bawah darah yang sempurna. Jadi bukan oleh kesempurnaan kita, setan-setan itu menjadi mundur, melainkan oleh karena darah. Tidak ada seorang pun di antara kita yang mutlak sempurna. Kesempurnaan kita seperti ban yang bocor. Janganlah mempercayai kesempurnaan kita dan janganlah berperang berdasarkan kesempurnaan kita. Kita semua harus nampak darah dan menyatakan bahwa kita berada di bawah naungannya. Darah ini adalah darah yang menang, dan darah ini berbicara serta mencakup banyak sekali.

Tahukah Khasiat Darah Tuhan? (2)
Ibr. 12:24, 13:12

Tuhan adalah perantara kita, pembela kita. Dia berbicara untuk kita. Pertanyaannya adalah, apakah kita berdiri di pihak perantara atau di pihak pendakwa? Sungguh menggelikan jika kita, si terdakwa mempercayai kata-kata pendakwa, sedangkan perantara kita pada saat yang sama sedang membela kita untuk membuktikan bahwa kita tidak bersalah.
Kapan pun dakwaan itu datang dari Iblis, kita perlu menanggulanginya dengan darah. Begitu kita menerima darah, kekuatan Iblis untuk mendakwa akan lenyap. Kita selalu bersandar pada darah, berada di bawah naungan darah, dan kita perlu darah setiap hari.
Mari kita baca cuplikan kesaksian sdr Watchman Nee, sebagai berikut: Pada tahun-tahun awal ministri kami, kami mempunyai pengalaman mengusir setan. Pada waktu itu, kami sering memberitakan Injil di Cina dan sering kali kami harus menaklukkan orang-orang yang dirasuk setan. Sewaktu kami berdoa untuk mengusir setan, sering kali dakwaan yang tajam datang menyerang kami. Setan berkata, “Apakah engkau berdoa untuk mengusirku? Tidakkah engkau ingat kemarin malam engkau telah marah-marah kepada istrimu? Sekarang engkau mau mengusirku?” Segera, hati nurani untuk berdoa menjadi lemah dan mulut yang berdoa pun terbungkam. Maka kami berhenti berdoa dan berkata, “Ya, kemarin malam aku telah marah-marah kepada istriku. Tetapi setan, tidakkah kamu tahu bahwa sekarang ini aku berada di bawah darah?” Begitu menyebut darah, setan segera kalah. Setan-setan tahu lebih banyak tentang kuasa darah daripada kita. Sering kali, perempuan-perempuan yang dirasuk setan mengambil gunting, dan sewaktu kami sedang berdoa, mereka mengancam akan melukai kami dengan gunting itu. Segera kami menyatakan, “Kami berada di bawah darah. Setan, engkau harus tahu bahwa rajamu dan pemimpinmu, Iblis, si jahat, telah disalibkan dan engkau serta pemimpinmu telah dihakimi.” Saat kami berkata demikian, orang yang dirasuk setan itu segera tenang kembali. Melalui pengalaman, kami bisa melihat kuasa dan khasiat darah Yesus. Kita wajib selalu menggunakan darah, memberi tahu si jahat bahwa memang kita tidak sempurna, namun kita berada di bawah darah yang sempurna.

Penerapan:
Melayani kaum saleh atau mendoakan mereka bukanlah dengan kemampuan kita, bukanlah dengan kesempurnaan kita, tetapi demi darah. Nyatakanlah bahwa kita berada di bawah naungan darah Penebus kita. Haleluya, darah ada di sini!

Pokok Doa:
Bukan menurut yang kita ketahui, melainkan menurut yang Tuhan ketahui akan nilai darah, kita menanggulangi kekuatan Iblis. Karena itu berdoalah, “Ya Tuhan, menurut yang Engkau ketahui tentang nilai darah, genapkanlah darah itu atas diriku. Tuhan, tudungilah hati nuraniku, pikiranku, dan akal budiku dengan darah-Mu yang menang. Darah-Mu telah mengalahkan si musuh.”

07 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 2 Rabu

Mengalahkan Iblis Oleh — Darah Anak Domba
Wahyu 12:11
“Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba .…”

Setiap kali datang ke hadapan Allah, satu-satunya dasar, satu-satunya kedudukan kita, didasarkan pada darah Tuhan yang tercurah di kayu salib bagi kita. Kita harus menyadari bahwa pertumbuhan rohani yang bagaimana pun tidak dapat menggantikan keefektifan darah Tuhan. Tidak satu pun pengalaman rohani dapat menggantikan pekerjaan darah Tuhan. Bahkan jika seseorang menjadi sangat rohani sehingga mencapai taraf seperti Rasul Paulus, Rasul Yohanes, atau Rasul Petrus, ia masih memerlukan darah Tuhan untuk berdiri di hadapan Allah.
Iblis dapat menggunakan beribu-ribu alasan dalam dakwaannya terhadap kita. Jika kita menerima dakwaan itu, kita akan jatuh. Tetapi, ketika Iblis berbicara kepada kita, kita dapat menjawab semua dakwaannya dengan satu jawaban, yaitu darah Tuhan. Tidak ada satu dakwaan pun yang tidak dapat dijawab dengan darah Tuhan. Peperangan rohani membutuhkan hati nurani yang tidak bercela, dan hanya darah Tuhan yang dapat memberikan kepada kita hati nurani yang tidak bercela di hadapan Allah dan manusia.
Jika anak-anak Allah telah bebuat dosa, mereka hanya membutuhkan darah Tuhan. Satu-satunya masalah adalah, apakah kita telah mengakui dosa kita atau tidak. Jika kita telah berdosa dan tidak mengakuinya, kita pantas didakwa. Jika kita telah mengakuinya, apa lagi yang dapat dikatakan? Setiap orang yang menerima dakwaan Iblis menyangkal kekuatan darah Tuhan.

Perbedaan Dakwaan Iblis dengan Teguran Roh Kudus
Why. 12:10; 1 Yoh. 1:9

Jika kita berdosa, kita harus mengakui dan menanggulanginya. Tetapi kita juga perlu belajar untuk tidak memandang diri sendiri, pandanglah Tuhan Yesus saja. Jika kita terus memandang diri sendiri, dan selalu merasa diri kita jahat dan tidak berharga, ini menyatakan bahwa kita telah menerima dakwaan iblis.
Kita harus tahu bahwa dakwaan Iblis mutlak berbeda dengan teguran Roh Kudus. Pertama, setiap teguran Roh Kudus pada mulanya memberikan sedikit perasaan di batin kita, kemudian batin kita menjadi semakin terang, hingga kita jelas akan kesalahan kita. Tetapi dakwaan Iblis membuat batin kita merengek-rengek tak henti-hentinya. Kedua, jika kita menaati teguran Roh Kudus, maka untuk seterusnya kuasa dosa atas diri kita akan semakin berkurang. Tetapi dakwaan Iblis tidak demikian, ia membuat kekuatan kita untuk berbuat dosa di kemudian hari tetap sekuat semula. Ketiga, teguran Roh Kudus menyuruh kita berpikir untuk datang ke hadirat Tuhan, dan bersandar kepada-Nya; tetapi dakwaan Iblis menyuruh kita melakukan introspeksi, dan akhirnya membuat kita frustrasi, kecewa, dan putus asa. Keempat, jika itu adalah teguran Roh Kudus, setelah kita mengaku salah di hadapan Tuhan, kalaupun tidak ada sukacita, setidak-tidaknya pasti ada damai sejahtera. Namun, dakwaan Iblis membuat kita tidak memiliki sukacita juga damai sejahtera, walaupun kita telah mengaku dosa. Kita seperti orang habis main sandiwara, yang berlalu begitu saja, tanpa kelanjutan. Kelima, teguran Roh Kudus selalu membawa kita memikirkan darah Tuhan; tetapi dakwaan Iblis, sekalipun membuat kita teringat akan darah, ia juga akan berkata kepada kita, “Tidak ada gunanya, Tuhan mungkin tidak mau mengampuni.” Keenam, setelah teguran Roh Kudus berlalu, Allah menguatkan kita agar kita berlari lebih cepat, lebih bergairah maju ke depan, dan tidak percaya kepada diri sendiri, melainkan semakin percaya kepada-Nya. Tetapi, dakwaan Iblis membuat hati nurani kita lemah, tidak dapat berdiri di hadapan Allah, dan bukan hanya tidak percaya kepada diri sendiri, bahkan juga tidak percaya kepada Tuhan.

Penerapan:
“Tuntutan” apa saja yang tetap tidak berhenti setelah kita mengakui kesalahan kita dan menerapkan darah, itu berasal dari Iblis. Begitu kita menyadari hal itu, kita harus memberi tahu Iblis, “Berhenti! Aku tak mau mengakui lebih lama lagi. Ini bukan aku; melainkan kamu. Iblis, ini bukan penyorotan dari Allah, ini adalah dakwaan darimu.”

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas darah-Mu yang mustika, yang membasuh bersih dosa dan kesalahanku. Tuhan, terima kasih karena darah-Mu melayakkan aku senantiasa untuk datang ke hadapan-Mu, sehingga Iblis tidak mampu untuk mendakwa diriku. Haleluya, Tuhan sudah menang!

06 December 2005

Wahyu Volume 6 - Minggu 2 Selasa

Pendakwa & Pemfitnah
Wahyu 12:10b
“… karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.”

Kata Yunani untuk Iblis adalah “diabolos”, yang berarti pendakwa atau pemfitnah. Iblis tidak saja mendakwa kita di hadapan Allah siang dan malam, tetapi juga memfitnah Allah di depan kita. Ketika Iblis pergi kepada Allah, di hadapan-Nya ia mendakwa kita seperti ia mendakwa Ayub (Ayb. 1:9-10). Tetapi ketika ia datang kepada kita, ia memfitnah Allah.
Sebagai pemfitnah, ia sering kali memfitnah Allah secara licik. Jangan kita kira fitnahnya itu kelihatan jelas. Contoh, ia memfitnah Allah dengan mengajukan pertanyaan di dalam kita, “Mengapa Allah memperlakukan aku demikian?” Jangan mengira pertanyaan itu timbul dari diri kita sendiri. Tidak, sebenarnya itu adalah perkataan Iblis di dalam kita. Pertanyaan yang meragukan firman Allah juga merupakan fitnah. Jika kita menerima fitnahan yang kecil, Iblis akan memberi yang lebih besar kepada kita. Lalu kita akan mulai berpikir bahwa mungkin Allah itu tidak setia. Betapa hebatnya fitnah itu! Kita harus melawan iblis dengan menolak segala fitnahannya yang menyerang pikiran kita, karena itu hanyalah tipuan dan kebohongan!
Satu kali tolakan kita, sudah cukup untuk mengakhiri pikiran iblis itu, tidak perlu menolak untuk kedua kalinya (Yak. 4:7). Satu kali tolakan memuliakan nama Allah. Tolakan kedua kalinya dalam kasus yang sama berarti meragukan firman Allah dan malah memberi kesempatan kepada Iblis untuk masuk lebih dalam. Sikap kita selamanya pada Iblis selalu: “Tidak!”. Namun, pada Bapa pasti: “Ya”.

Seteru
Why. 12:10
Naga besar itu juga disebut Satan. Dalam bahasa Yunani, kata Satan berarti “seteru”. Satan bukan hanya menjadi musuh Allah di luar Kerajaan Allah, juga menjadi seteru Allah di dalam Kerajaan Allah, memberontak kepada Allah. Musuh menunjukkan lawan di luar wilayah Allah; sedangkan seteru menunjukkan lawan di dalam wilayah Allah.
Satan pernah berada di dalam wilayah Allah; ia bukan orang luar. Karena itu, dari dulu sampai sekarang ia tetap seteru Allah. Di manakah seteru ini sekarang? Ia ada di dalam kita. Ia bukan saja musuh yang di luar, ia juga seteru yang di dalam. Melindungi diri terhadap musuh yang di luar jauh lebih mudah daripada melindungi diri terhadap seteru, karena seteru ada di dalam kita. Sering kali ia berpura-pura menjadi kita. Karena tidak menyadari bahwa sesungguhnya itu adalah dia, maka kita mengira itu adalah kita sendiri.
Sering kali ketika berbuat salah, kita tidak perlu menyalahkan diri begitu hebat. Sebaliknya katakanlah, “Satan, kamu harus menanggung kesalahan ini, karena kesalahan ini bukan kesalahanku, melainkan kesalahanmu.” Beranikah kita berkata demikian kepadanya? Jika kita tidak berani mengatakannya, maka kita telah ditipu. Dalam Matius 16:22 kita nampak bahwa Petrus telah tertipu. Petrus mengira dialah yang berbicara, namun sesungguhnya adalah Satan. Di sini Tuhan menyingkapkan si seteru, kata-Nya, “Enyahlah Iblis” (Mat. 16:23). Dalam pengalaman kita pun demikian, sering kali bukan kita yang melakukannya, melainkan Satan, seteru itu.
Dulu sebelum bertobat, kita tidak mau mengakui kalau kita itu jahat dan buruk. Tetapi setelah bertobat, diselamatkan, dan menerima anugerah, seteru yang licik itu datang kepada kita, menghasut, sehingga kita mengira bahwa diri kita demikian kotor dan buruk. Itulah pikiran si seteru yang ingin menipu dan melemahkan kita. Ingatlah bahwa naga besar yang disebut Iblis atau Satan sedang “menyesatkan seluruh dunia”. Tidak ada yang dikecualikannya, setiap orang ditipunya. Setiap orang di bumi, dari yang paling tinggi hingga yang paling rendah, dari yang paling besar hingga yang paling kecil, telah ditipu oleh Iblis.

Penerapan:
Ketika Iblis memberikan suatu pikiran yang melemahkan iman kita dan mempertanyakan Tuhan dan firman-Nya, kita harus berkata, “Saya tidak ingin hal itu.” Jika ia menginjeksikan pikiran yang lain lagi, kita harus berkata, ”Saya tidak terima hal ini!” Kita tidak dapat menghentikan burung-burung yang beterbangan di atas kepala kita, tetapi kita dapat mencegahnya membuat sarang di
kepala kita.

Pokok Doa:
Oh Tuhan Yesus, Engkaulah yang patut ku percaya. Selain diri-Mu, tiada yang bisa dipercaya. Karena itu, aku pun percaya terhadap firman-Mu sebagai “Ya” dan “Amin”.
Aku menolak segala fitnahan si ular tua terhadap diri-Mu. Tuhan, tudungilah aku senantiasa dengan darah-Mu.