Pembacaan Alkitab: Mrk. 4:1-34
Doa baca: “Lalu kata Yesus: ‘Beginilah
hal Kerajaan Allah itu: Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah’” (Mrk.
4:26)
Kita perlu nampak bahwa
Injil adalah Injil Kerajaan Allah. Injil ini sebenarnya adalah ManusiaAllah,
Yesus Kristus, ditaburkan ke dalam kita sebagai benih hayat, sebutir benih yang
tak lain adalah benih kerajaan. Benih ini sekarang sedang bertumbuh dan
berkembang di dalam kita. Akhirnya, suatu kerajaan akan muncul dari pertumbuhan
dan perkembangan benih ini.
Kerajaan ini adalah sesuatu
yang berasal dari hayat batini, hayat yang tak lain adalah diri Tuhan Yesus itu
sendiri. Ia telah ditaburkan ke dalam diri kita sebagai sebutir benih, dan
sekarang sedang bertumbuh dan berkembang di dalam kita! Puji Tuhan, benih ini
ada di dalam kita masing-masing dan sedang berkembang di dalam kita!
Pertumbuhan dan perkembangan benih ini akan menghasilkan kerajaan. Selanjutnya,
kerajaan ini akan membawa kita kepada tujuan Allah, sehingga tujuan Allah
tercapai. Tujuan ini adalah perkembangan yang penuh dari Kerajaan Allah.
Menurut Markus 4, Injil
adalah benih hayat yang ditaburkan ke dalam orang yang percaya kepada Tuhan
Yesus sehingga benih ini bisa tumbuh, berkembang, dan menghasilkan kerajaan.
Tampaknya, Injil merupakan suatu perkara pemberitaan, pengajaran, mengusir
setan-setan, menyembuhkan penyakit, dan mentahirkan orangorang kusta. Namun
sebenarnya, unsur hakiki Injil adalah benih ilahi, Manusia-Allah, dan Allah
yang berinkarnasi, ditaburkan ke dalam kita.
Dalam Injil ada benih
batini, dan benih ini, unsur hakiki Injil, adalah Manusia-Allah. Kapan saja
kita memberitakan Injil, kita perlu melayankan Kristus kepada orang yang
mendengarkan kita dan menerima perkataan kita, karena di dalam Injil ada suatu
unsur hakiki. Bila seseorang menerima Injil, berarti ia menerima Allah yang
berinkarnasi sebagai unsur hakiki, benih Injil. Ini berarti kapan saja
seseorang menerima Injil, ia menerima benih Injil. Melalui Injil, Allah yang
berinkarnasi ditaburkan ke dalam orang itu.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 1, Berita 14