Hitstat

30 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 3 Sabtu

Penyembah yang Benar
Kisah Para Rasul 17:16
Sementara Paulus menantikan mereka di Atena, sangat risau rohnya karena ia melihat, bahwa kota itu penuh dengan patung-patung berhala

Ayat Bacaan: Kis. 17:16, 22-29; Yoh. 3:6; 4:23-29; 2 Tim. 4:22; Rm. 1:19; 8:10-13, 16; Flp. 3:3

Atena adalah ibukota propinsi Akhaya Kekaisaran Romawi. Atena adalah pusat ilmu pengetahuan, sastra, dan seni budaya zaman kuno. Melalui kunjungan rasul Paulus ke pusat ini, Injil Kerajaan Allah mencapai orang-orang yang berkebudayaan tertinggi. Roh dalam Kisah Para Rasul 17:16 adalah roh insani Paulus yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah (Yoh. 3:6), dihuni oleh Tuhan Sang Roh (2 Tim. 4:22; Rm. 8:10-11), dan bertindak bersama dengan Roh itu (Rm. 8:16). Di dalam roh inilah Paulus menyembah dan melayani Allah (Yoh. 4:24; Rm. 1:19). Roh ini risau melihat banyaknya berhala di Atena.
Kebudayaan tertinggi tidak bisa mencegah orang untuk menyembah berhala, karena sama dengan seluruh umat manusia, di dalam mereka terdapat roh yang menyembah Allah, yang diciptakan oleh Allah supaya manusia mencari dan menyembah Allah (cf. Kis. 17:22). Namun, karena kebutaan dan ketidaktahuan mereka, mereka menyembah sasaran yang salah. Sekarang Allah yang sejati, yang menciptakan alam semesta, yang juga menciptakan mereka, mengutus rasul-Nya untuk memberitakan sasaran sejati yang seha-rusnya mereka sembah (Yoh. 4:23-29).
Fakta bahwa orang-orang menyembah sesuatu atau mencari sesuatu untuk disembah, adalah bukti kuat bahwa manusia memerlukan Allah. Dalam diri manusia, khususnya dalam roh manusia, ada keperluan akan Allah sebagai sasaran penyembahan yang benar. Allah itu Roh, dan tidak ada seorang pun dapat menjamah-Nya tanpa menggunakan rohnya. Cara menyembah dalam Perjanjian Baru adalah kita semua harus menggunakan roh kita. Setiap pagi kita harus mengalami kebangunan rohani. Dalam penghidupan kita sehari-hari, kita perlu diperbarui secara konstan, menempuh kehidupan yang menang dan senantiasa menjamah Tuhan melalui bersekutu dengan-Nya. Di samping itu, hidup kita juga perlu dipenuhi dengan kidung pujian. Kemudian saat di dalam persekutuan setiap orang seharusnya menunaikan fungsi sebagai anggota-anggota tubuh Kristus yang hidup, segar, dan kaya. Dengan demikian kita dapat menjadi penyembah-penyembah benar, penyembah di dalam roh.

Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran (Yoh. 4:24)

29 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 3 Jumat

Menerima dan Menyelidiki Firman
Kisah Para Rasul 17:10
Orang-orang Yahudi di kota itu lebih terbuka hatinya dari pada orang-orang Yahudi di Tesalonika, karena mereka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian.

Ayat Bacaan: Kis. 17:10-12; Rm. 2:6-7; 1 Kor. 15:58; Ibr. 13:2-3

Sewaktu tiba di Berea, Paulus dan Silas pergi “ke rumah ibadat orang Yahudi.” Mereka merebut kesempatan untuk memberitakan Injil. Paulus dan Silas dengan berani masuk ke rumah ibadat Yahudi untuk mendapatkan orang-orang yang dipanggil Allah yang tertahan di dalam kandang agama Yahudi.
F.F. Bruce, seorang sejarahwan Alkitab mengatakan bahwa kata “lebih terbuka hatinya” dalam Kisah Para Rasul 17:11-12 berarti bebas, dibebaskan dari prasangka. Orang-orang Yahudi di Berea adalah orang-orang yang bijaksana dalam menerima firman dengan segala kerelaan. Setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci untuk mengetahui, apakah semuanya itu benar demikian. Bila kita keras kepala, kita tidak bijaksana. Jika kita ingin mendapatkan terang dari Alkitab, kita perlu dengan tekun membaca Alkitab, tidak hentinya membaca, bahkan berkali-kali membacanya, dengan demikian baru akan mendapatkan terang. Banyak hal yang sulit dipahami dalam Alkitab, tetapi karena membaca Alkitab dengan tekun, akhirnya kita dapat mendapatkan terang yang baru.
Sejak remaja Hudson Taylor telah membaca Alkitab secara berurutan. Ia bersaksi hingga usia 68 tahun, selama 40 tahun ia sudah membaca seluruh Alkitab sebanyak 40 kali. Setiap hari membaca 3 pasal Perjanjian Lama, 1 pasal Perjanjian Baru, dan 1 pasal Mazmur. George Muller seumur hidupnya membaca Alkitab seratus kali. Ketika Martin Luther masih muda, ia sudah membaca Alkitab berkali-kali, bahkan sangat hafal. Asal ada orang menyebutkan salah satu perkataan dalam firman Tuhan, ia segera tahu di mana letak perkataan itu dalam Alkitab. Orang-orang di atas adalah teladan yang baik dalam hal membaca Alkitab.
Orang di Berea lebih baik hatinya daripada orang di Tesalonika, karena me-reka menerima firman itu dengan segala kerelaan hati dan setiap hari mereka menyelidiki Kitab Suci. Mereka bertekun, setiap hari menyelidiki; bukan sehari menyelidiki, lalu beberapa hari tidak menyelidiki. Bukannya panas sehari, namun dingin sepuluh hari. Mari kita bertekun menyelidiki Firman Tuhan dan menerima Firman Tuhan dengan segala kerelaan hati.

Bila tersingkap, firman-firman-Mu memberi terang, memberi pengertian kepada orang-orang bodoh (Mzm. 119:130)

28 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 3 Kamis

Menerangkan Kristus dari Kitab Suci
Kisah Para Rasul 17:2-3
Seperti biasa Paulus...membicarakan...bagian-bagian dari Kitab Suci. Ia menerangkannya dan menunjukkan, bahwa Mesias harus menderita dan bangkit dari antara orang mati, lalu ia berkata: “Inilah Mesias, yaitu Yesus, yang kuberitakan kepadamu.”

Ayat Bacaan: Kis. 17:1-4; Yoh. 5:39; 2 Tim. 3:16

Di Tesalonika ada sebuah rumah ibadat orang Yahudi dan seperti biasanya, Paulus masuk ke rumah ibadat itu. Selama tiga hari Sabat berturut-turut ia membicarakan dengan mereka bagian-bagian dari Kitab Suci. Paulus tidak menerangkan hukum Taurat. Sebaliknya, dari Kitab Suci ia berbicara dengan orang-orang mengenai Kristus. Ia menerangkan di hadapan mereka bahwa Kristus harus menderita dan bangkit dari antara orang mati. Paulus benar-benar dapat melihat Kristus yang terwahyu dalam Kitab Suci. Ia adalah seorang yang menuntut dan berjerih lelah di atas firman.
Di dalam pemberitaannya, Paulus pasti telah menerangkan secara terperinci mengenai Kristus bahwa Dia adalah Allah dan manusia (berinkarnasi dalam keilahian, keinsanian, kehidupan insani, penderitaan, kematian, dan kebangkitan-Nya). Pada hari-hari Sabat itu, Paulus tidak mungkin hanya menerangkan selama satu jam, boleh jadi ia harus memakai beberapa jam, bahkan setengah hari, berbicara dengan mereka mengenai Kristus. Hasil dari pemberitaannya ada dalam Kisah Para Rasul 17:4 yang mengatakan, “Beberapa orang dari mereka menjadi yakin dan menggabungkan diri dengan Paulus dan Silas dan juga sejumlah besar orang Yunani yang takut kepada Allah, dan tidak sedikit perempuan-perempuan terkemuka.”
William Carey adalah seorang misionaris terkenal yang telah berjerih lelah di India meskipun lingkungan sekitarnya menolak dia. Ia sangat bergairah menuntut ilmu pengetahuan bahkan menekuni bahasa Yunani, Belanda, Perancis, Latin dan Ibrani yang sangat berguna baginya dalam mempelajari Alkitab. Carey menyadari pentingnya Alkitab dalam bahasa India. Lalu ia belajar menguasai bahasa-bahasa India dan menerjemahkan Perjanjian Baru ke dalam bahasa Bengali pada tahun 1801, dan Perjanjian Lama pada tahun 1809. Ia menerjemahkan seluruh Alkitab ke dalam 6 bahasa: Bengali, Sanskrit, Oriya, Hindi, Assamese, dan Marathi; juga separuh penerjemahan Alkitab ke dalam 24 bahasa; jadi jumlahnya 30 bahasa! Ia juga menulis tata bahasa dan kamus dalam bahasa Sanskrit, Marathi, Punjabi dan Telugu. Berkat jerih lelahnya itu, banyak orang mengenal Tuhan dan menikmati firman-Nya yang hidup.

Kamu menyelidiki Kitab-kitab Suci. … Kitab-kitab Suci itu memberi kesaksian tentang Aku (Yoh. 5:39)

27 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 3 Rabu

Keselamatan Kepala Penjara dan Seisi Rumahnya
Kisah Para Rasul 16:31
Jawab mereka: Percayalah kepada Tuhan Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau dan seisi rumahmu.

Ayat Bacaan: Kis. 11:14, 16:16-34, 18:8; Kej. 7:1; Kel. 12:3-4; Yos. 2:18-19; Luk. 19:9

Sewaktu di penjara, Paulus dan Silas berdoa dan menyanyikan puji-pujian kepada Allah pada tengah malam sehingga orang-orang hukuman lain mendengarkan mereka. Pada saat itu juga Tuhan menggoyangkan penjara itu sehingga semua tawanan terlepas dari belenggu mereka. Saat kepala penjara melihat penjara itu terbuka, hampir saja ia membunuh dirinya. Namun Paulus mencegahnya bahkan memberitakan injil kepadanya. Dan seketika itu juga ia dan keluarganya memberi diri dibaptis. Ia membuka rumahnya dengan gembira karena seisi rumahnya menjadi percaya kepada Allah (Kis 16:25-34).
Frase “engkau dan seisi rumahmu” dalam ayat 31 menyatakan bahwa satuan yang utuh dalam keselamatan Allah adalah sekeluarga, seperti seisi keluarga Nuh (Kej. 7:1), keluarga-keluarga yang berbagian dengan Paskah (Kel. 12:3-4), keluarga Rahab (Yos. 2:18-19), keluarga Zakheus (Luk. 19:9), keluarga Kornelius (Kis. 11:14), keluarga Lidia (Kis. 16:15), keluarga kepala penjara di sini, serta keluarga Krispus (Kis. 18:8).
Semasa Perang Korea, ada seorang muda yang bernama Billy Kim. Ia kuliah di Amerika dan ketika ia sedang sendirian di kampus ia merasa sangat rindu akan rumahnya. Suatu hari ada orang Amerika yang memberitakan Injil kepadanya. Lalu ia bertanya, jika ia menerima Kristus, apakah Tuhan dapat menghapus rasa rindunya? Orang itu berkata bahwa Tuhan akan memberikan hayat, damai sejahtera, sukacita dan tujuan dalam hidupnya. Akhirnya ia pun menerima Tuhan dan mereka berdua berlutut untuk berdoa. Pada hari itu ia diselamatkan oleh Tuhan. Ketika ia pulang ke Korea ia langsung menginjili ibunya, kakak laki-lakinya dan sembilan anaknya, kemudian adik laki-laki dan istri serta lima anaknya, adik perempuan dan ketiga anaknya dan kepada adik laki-lakinya dan ketiga anaknya, sehingga seluruh keluarganya menjadi orang Kristen. Demikianlah, keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita sebenarnya adalah bagi seisi rumah kita. Kita harus menjadi orang yang membukakan pintu keselamatan bagi seisi rumah kita, sehingga seluruh anggota keluarga kita dapat memperoleh keselamatan Tuhan.

Kata Yesus kepadanya: Hari ini telah terjadi keselamatan kepada rumah ini, karena orang inipun anak Abraham (Luk. 19:9)

26 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 3 Selasa

Berdoa sambil Memuji kepada Allah
Kisah Para Rasul 16:13-14
... Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu ... yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.

Ayat Bacaan: Mzm. 22:4; 146:2; Ibr. 13:15; Mzm. 106:47, 12; 50:23; Kis. 12:3-12; 16:19-34

Dalam Kisah Para Rasul pernah terjadi dua kali peristiwa terbukanya pintu penjara. Yang pertama ialah gereja berdoa dengan tekun bagi Petrus, lalu malaikat datang membukakan pintu penjara dan membawanya keluar (Kis. 12:3-12). Kedua ialah ketika Paulus dan Silas menyanyi memuji Tuhan dalam penjara, sehingga pintu penjara terbuka, rantai-rantai pun terlucut, dan kepala penjara beserta keluarganya pada hari itu juga percaya Tuhan dan diselamatkan dengan sukacita (Kis. 16:19-34). Walau situasi dan kondisi mereka bisa berubah, perasaan mereka bisa berubah, tubuh jasmani mereka pun sedang menderita sengsara, namun Allah tetap duduk di atas takhta, Ia tetap patut menerima puji-pujian mereka. Di dalam doa dan puji-pujian, mereka mendapatkan kemenangan.
Ketika Anda berdoa, Anda terlibat dalam peristiwa itu, tetapi ketika Anda memuji, Anda telah melampaui peristiwa atau kesulitan Anda. Sewaktu kita berdoa dan bermohon dengan susah-payah, kita masih terkurung dalam problem itu. Jika kita dapat dibawa Allah melampaui penjara, rantai, bilur-bilur pada tubuh, dan kepahitan atau keaiban itu, pada saat itu kita akan mengangkat suara untuk memuji-muji Allah. Paulus dan Silas berkidung berarti mereka menyanyikan puji-pujian di hadapan Allah; mereka dipimpin Allah sedemikian rupa sehingga penjara, keaiban, kesukaran, semuanya tidak menjadi masalah, dan mereka dapat memuji-muji di hadapan Allah. Ketika mereka memuji sedemikian, maka pintu-pintu penjara terbuka, rantai-rantai lucut, bahkan kepala penjara beroleh selamat.
Bila Anda menjumpai masalah yang luar biasa, kesulitan sangat banyak, seolah-olah Anda lumpuh sama sekali, dan Anda kehilangan akal, pada saat itulah Anda harus ingat satu perkataan, “Mengapa tidak belajar memuji?” Itulah kesempatan yang sangat baik. Jika Anda pada saat itu memuji, Roh Allah pasti akan bekerja dan membawa Anda sedemikian rupa sehingga semua pintu akan terbuka, semua rantai akan terorak. Anak-anak Allah wajib membuka mulut memuji, bukan saja pada waktu tidak ada kesulitan, melainkan khususnya pada waktu ada kesulitan dan ada duka lara, saat itulah lebih-lebih harus memuji.

Sebab itu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah, yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya (Ibr. 13:15)

25 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 3 Senin

Tuhan Membuka Hati
Kisah Para Rasul 16:13-14
...Seorang dari perempuan-perempuan itu yang bernama Lidia turut mendengarkan. Ia seorang penjual kain ungu...yang beribadah kepada Allah. Tuhan membuka hatinya, sehingga ia memperhatikan apa yang dikatakan oleh Paulus.

Ayat Bacaan: Kis. 16:13-15, 40; Mrk. 16:16; Ef. 2:8

Sewaktu Paulus berada di Filipi, ia tidak menginjil di rumah ibadat. Ia keluar mengunjungi orang-orang. Ia pergi ke sebuah tempat sembahyang di luar pintu gerbang di tepi sungai dan berbicara kepada perempuan-perempuan yang berkumpul di situ. Ketika pergi ke tempat ini, ia tidak mengenal mereka, dan mereka pun tidak mengenalnya. Tetapi Tuhan membuka hati seorang perempuan yang bernama Lidia untuk memperhatikan pemberitaan Injil sehingga ia menjadi percaya dan dibaptis. Orang pertama yang didapatkan Tuhan di Eropa bukanlah seorang laki-laki, melainkan seorang perempuan.
Selanjutnya dalam Kisah Para Rasul 6:15 kita melihat bahwa begitu percaya ia segera dibaptis, seperti perintah Tuhan dalam Markus 16:16. Setelah Lidia percaya dan dibaptis, ia masuk ke dalam persekutuan dengan rasul dan para sekerjanya yaitu persekutuan Tubuh Kristus, sebagai bukti keselamatannya. Ia pun kemudian mengundang mereka masuk ke rumahnya dan tinggal di sana. Inilah rumah pertama di Eropa yang Tuhan dapatkan melalui Injil-Nya dan untuk Injil-Nya (Kis. 16:40).
Pada suatu sore, seorang penginjil terkenal yang bernama Spurgeon sedang melatih suaranya untuk berkhotbah di dalam sebuah gedung pertanian. Di dalam ruangan itu tidak ada seorang pun. Dia berseru dengan keras, “Lihatlah! Anak Domba Allah, yang menanggung dosa manusia” (Yoh. 1:29). Saat itu ada seorang tukang yang sedang memperbaiki sesuatu di atas loteng. Ketika ia mendengar seruan itu, ia segera meletakkan perkakas yang sedang dipegangnya. Sambil duduk termangu-mangu Tuhan membuka hatinya dan ia merasa sangat terharu. Setelah pulang ke rumah, tukang itu terus bergumul dalam batinnya selama satu minggu. Akhirnya karena memandang pada Anak Domba Allah, tukang itu pun menerima Tuhan dan mendapatkan kesejahteraan kehidupan. Keselamatan yang kita terima sepenuhnya tergantung pada kasih karunia Allah, bukan hasil usaha kita (Ef. 2:8). Karena Allah mengasihi kita, maka Dia memberi kita kasih karunia, dan kasih karunia ini menjadi sumber keselamatan kekal kita.

Lalu Ia membuka pikiran mereka, sehingga mereka mengerti Kitab Suci (Luk. 24:45)

24 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 3 Minggu

Penglihatan Seorang Makedonia
Kisah Para Rasul 16:9
Pada malam harinya tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: Ada seorang Makedonia berdiri di situ dan memohon kepadanya, katanya: “Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!”

Ayat Bacaan: Kis. 16:6-10; Ef. 4:23

Paulus dan sekerja-sekerjanya dicegah oleh Roh Kudus “untuk memberitakan Injil di Asia” (Kis. 16:6-9), dan Roh Yesus “tidak mengizinkan mereka” untuk masuk ke Bitinia. Setelah mereka sampai di Troas, mereka melihat suatu penglihatan, dimana seorang Makedonia memohon Paulus untuk datang ke Makedonia. Makedonia adalah suatu propinsi Kekaisaran Romawi di bagian tenggara Eropa dekat Laut Aegea, antara Trake dan Akhaya. Ini adalah sebuah langkah besar dalam pergerakan Tuhan bagi perluasan kerajaan-Nya ke benua Eropa. Dari langkah ini pula para rasul menerima penglihatan pada malam hari dan mengetahui maksud dari pencegahan Roh Kudus. Dan melalui pikiran yang diperbarui mereka menyimpulkan bahwa Allah memanggil mereka untuk membawa kabar baik kepada orang-orang Makedonia (Ef. 4:23).
Seruan Makedonia yang telah didengar Paulus itu juga menyatakan keperluan injil sangat mendesak pada hari ini. Ada kisah dua orang saudara yang diundang makan di rumah seorang teman mereka yang usianya cukup lanjut dan belum percaya Tuhan. Mereka bertiga bercakap-cakap sangat lama tentang banyak hal yang bersangkutan dengan ilmu pengetahuan. Berhubung waktu sudah larut malam, akhirnya mereka bermalam di situ. Namun, tidak lama kemudian teman mereka yang lanjut usia itu terjatuh dan meninggal seketika. Saudara itu kemudian berkata dengan sedih, bahwa jika dia tahu hal ini akan terjadi, maka dia tidak akan menghabiskan waktu untuk berbicara mengenai pengetahuan, tetapi akan memberitakan injil kepadanya. Pada hari ini, seruan Makedonia ini cukup banyak dan sangat mendesak! Sayang sekali, karena minat kita kurang, perasaan kita lamban, seruan itu terbengkalai, atau malah tidak kita dengar. Kita harus memohon Tuhan menggerakkan serta menambah minat kita untuk lebih banyak mengunjungi orang-orang disekitar kita dan memberitakan inijl kepada mereka. Kita juga perlu memiliki pikiran yang diperbarui di dalam roh dan pikiran kita melalui membaca firman Tuhan supaya perasaan di dalam kita menjadi peka dan dapat merasakan keperluan yang mendesak dari orang-orang terhadap Injil pada hari ini.

Karena jika aku memberitakan Injil,...itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil (1 Kor. 9:16)

23 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Sabtu

Tersusun Dengan Roh Kudus dan Roh Yesus
1 Korintus 6:17
Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.

Ayat Bacaan: Kis. 16:6-7; 1 Kor. 6:17; 2 Kor. 4:5

Pekerjaan yang kita lakukan bagi Tuhan tergantung pada Roh, yang membimbing, memimpin, memerintah, dan menyusun kita. Kisah Para Rasul secara khusus menyebutkan bahwa Paulus disusun dengan Roh Kudus dan Roh Yesus. Sebagai satu bejana yang menampung Allah Tritunggal, Paulus sepenuhnya disusun dengan Roh Kudus, yang terlibat dengan inkarnasi dan kelahiran Tuhan, dan dengan Roh Yesus, yang terlibat dengan keinsanian, kehidupan insani, kematian yang almuhit, kebangkitan yang membagikan hayat, dan kenaikan Tuhan. Paulus adalah seorang yang tersusun dengan Roh yang almuhit ini. Jadi, ketika ia keluar untuk memberitakan injil, maka ia dapat memberitakan Yesus Kristus (2 Kor. 4:5).
Kita perlu terkesan dengan fakta bahwa pekerjaan yang kita lakukan bagi Tuhan ini tergantung pada Roh itu yang oleh-Nya kita dibimbing dan disusun. Hari ini, Roh itu harus menjadi penyusun kita sehingga pekerjaan kita akan menjadi ekspresi dari Roh itu. Kehidupan dan pelayanan orang Kristen sebenarnya ada dalam Roh, bersama Roh, dan dari Roh itu.
Saudara saudari, Roh almuhit yang begitu limpah lengkap, begitu kaya dan kuat, bekerja di dalam kita dengan cara yang sangat tenang, normal, dan biasa. Seperti pohon dan bunga-bunga, dengan tenang dan alami mereka bertumbuh sedikit hari ini dan sedikit lagi besok, dan banyak hal yang ajaib dan indah muncul dari pertumbuhan hayat yang perlahan-lahan ini. Kekayaan dan keindahan hayat terpancar dengan cara yang tenang, alami, dan biasa. Inilah cara Roh yang almuhit itu bekerja di dalam kita. Satu-satunya keperluan kita adalah menuruti, bekerja sama, dan bersatu dengan Roh yang almuhit ini (1 Kor. 6:17). Kita harus belajar untuk lebih memperhatikan gerakan yang di dalam batin dari pada terpengaruh oleh hal-hal yang di luar kita. Kita harus setia kepada-Nya dan memperhatikan perasaan kecil yang di dalam dari Dia. Demikian, hari demi hari dan saat demi saat kita akan mengalami kekayaan Kristus. Inilah cara Roh yang almuhit dalam Perjanjian Baru bekerja di dalam kita. Jika kita bekerja sama dengan Roh itu, kita akan mengalami realitas-Nya dan perlahan-lahan akan dijenuhi, diresapi, dan disusun dengan-Nya.

Karena keinginan daging adalah maut, tetapi keinginan Roh adalah hidup dan damai sejahtera (Rm. 8:6)

22 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Jumat

Roh Yesus
Kisah Para Rasul 16:7
Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi Roh Yesus tidak mengizinkan mereka.

Ayat Bacaan: Kis. 13:5; Mat. 4:23; Luk. 4:16

Dalam Perjanjian Baru, Roh Kudus adalah sebutan umum terhadap Roh Allah. Roh Yesus adalah ungkapan khusus terhadap Roh Allah, mengacu kepada Roh Juruselamat ini, yang adalah Yesus dalam keinsanian-Nya, melewati kehidupan insani dan kematian di kayu salib. Ini menunjukkan bahwa di dalam Roh Yesus tidak hanya ada unsur ilahi Allah tetapi juga unsur insani Yesus, serta unsur kehidupan insani-Nya dan pen-deritaan kematian-Nya. Roh almuhit yang sedemikian diperlukan untuk ministri pemberitaan rasul, ministri penderitaan di dalam hayat manusia untuk manusia, dan di antara manusia. Bila kita melihat Kisah Para Rasul 16 dan melihat konteks atau lingkungan pasal itu, kita nampak perlu adanya Roh Yesus. Dalam pasal ini dicantumkan banyak penderitaan, penganiayaan dan pemenjaraan para rasul. Dalam suasana seperti itu, “Roh Yesus” benar-benar diperlukan. Ketika berada di bumi, Tuhan Yesus sering menderita. Hari ini hayat yang sanggup menderita ini ada di dalam Roh itu. Unsur penderitaan, kekuatan untuk menderita, kini ada di dalam Roh Yesus.
Saudara saudari, Roh Yesus yang ada di dalam kita mampu memberikan suatu kekuatan dan kapasitas untuk menanggung semua kesukaran, kesulitan dan penderitaan karena Tuhan. Madame Guyon adalah seorang saudari yang sangat mengasihi Allah. Semasa hidupnya, ia mengalami banyak penderitaan karena keyakinannya akan Allah. Ia dipenjarakan empat kali, namun dalam kondisi demikian, ia dapat menulis sekitar 40 buku, 900 kidung dan puisi. Tulisannya menjadi karya rohani yang bermutu tinggi. Salah satu syair lagu yang ditulisnya berkata: “Tembok kukuh sek’liling, mengurungku tiasa. Tapi yang mengurungku, tak bisa jauhkan Dia. Tembok penjara pun indah, kar’na Allahku beserta. Inilah mustikaku, inilah berkatku. Kutuk menjadi berkat, d’rita jadi riang. Timbul perkara apapun, ada Allah sudah cukup.” Dari syair lagunya, kita bisa melihat bahwa kekuatan yang membuat saudari ini melampaui se- tiap penderitaannya adalah Roh Yesus yang tinggal di dalamnya. Ketika kita dipenuhi dengan Roh Yesus, kita akan sanggup berbagian dalam persekutuan penderitaan-Nya untuk membangun gereja (Flp. 3:10; Kol. 1:24).

Tetapi harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami (2 Kor. 4:7)

21 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Kamis

Roh Kudus Mencegah Mereka
Kisah Para Rasul 16:6
Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia.

Ayat Bacaan: Kis. 8:29, 39, 16:6-7

Allah tidak akan pernah dapat bergerak terpisah dari manusia. Di dalam keempat Injil, Allah bergerak di dalam pergerakan manusia, tetapi di dalam Kisah Para Rasul, manusia bergerak di dalam pergerakan-Nya. Allah dan manusia bergerak bersama. Dari ayat di atas kita dapat melihat bahwa pergerakan rasul Paulus dan para sekerjanya untuk perluasan Injil bukanlah menurut keputusan dan pilihan mereka, juga bukan menurut jadwal yang ditentukan oleh rapat manusia, melainkan melalui Roh Kudus menurut kehendak Allah, sama seperti pengalaman Filipus (Kis. 8:29, 39). Mereka ingin memberitakan firman di Asia, tetapi Roh Kudus mencegah mereka.
“…Roh Kudus mencegah mereka” dan “...Roh Yesus tidak mengijinkan mereka” (Kis. 16:6, 7), dua kalimat ini sama seperti dua batang rel kereta api, diletakkan menjadi sebuah jalan kereta api. Kalau kereta api melaju di atas rel kereta api, itu normal, tetapi kalau akan keluar dari rel, itu tidak normal. Ketika Roh Kudus di dalam kita mencegah dan tidak mengijinkan kita untuk melakukan suatu perkara maka itu adalah rel yang membatasi kita. Ketika kita bertindak menuruti Roh Kudus, kita akan merasa semuanya sangat wajar; ketika kita hendak keluar dari jalan pimpinan Roh Kudus, kita akan merasa ada yang tidak wajar, tidak leluasa, merasa bahwa dalam batin ada yang “mencegah” atau “tidak mengijinkan”. Ini merupakan satu bagian dari pimpinan Roh Kudus.
Dulu di Inggris ada orang yang berencana hendak membunuh seorang hamba Tuhan. Lalu orang itu menulis surat mengundang dia datang untuk menyelesaikan satu masalah rohani. Hamba Tuhan itu pun mendatangi alamat tempat itu. Sesampainya di muka pintu dan ketika akan menekan bel, di dalam batinnya terasa ada satu pencegahan yang kuat, lalu ia tidak jadi menekan bel dan langsung pulang. Akhirnya ia mengetahui bahwa saat itu ada orang yang hendak membunuhnya. Tuhan dengan “pencegahan” itu menghalang-halanginya, sehingga ia terjaga. “Pencegahan” ini benar-benar sangat berharga! Kalau kita tinggal di dalam Tuhan, bertindak menurut Tuhan, Roh Kudus sering memakai “pencegahan” yang serupa ini untuk melindungi kita agar selalu berjalan pada rel Allah dan bertindak menuruti kehendak Allah.

Jikalau kita hidup oleh Roh, baiklah hidup kita juga dipimpin oleh Roh (Gal. 5:25)

20 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Rabu

Gereja Diteguhkan dan Bertambah Jumlahnya
Kisah Para Rasul 16:5
Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan dari hari ke hari bertambah besar jumlahnya.

Ayat Bacaan: 1 Tim. 3:9; Kis. 2:44, 4:32, 8:1, 24:16; Yoh. 15:8; Mat. 28:19.

Ketika Paulus dan Silas dari kota ke kota menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan penatua di Yerusalem, jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman. Ini adalah hasil dari persekutuan hayat yang bersifat horizontal (Kis. 15:28), yaitu antara seorang dengan yang lain. Ketika jemaat-jemaat dari bangsa bukan Yahudi mendengar hasil persekutuan para rasul dan penatua di Yerusalem yang adalah juga keputusan Roh Kudus (Kis. 15:28-29), yang menyatakan bahwa mereka dilepaskan dari tuntutan sunat dan hukum Musa (Kis. 15:5), hati nurani mereka dibebaskan dari segala tuduhan. Ini membuat mereka tidak lagi dihakimi oleh perasaan bersalah yang menghasilkan kandasnya iman mereka (1 Tim. 1: 19). Sebaliknya seperti yang dikatakan oleh rasul Petrus, Tuhan telah menyucikan hati mereka oleh iman (Kis. 15:9). Hati nurani yang tanpa pelanggaran (Kis. 24:16) adalah pelindung bagi iman mereka yang membuat mereka bisa berbuah banyak dan semakin bertambah besar jumlahnya.
Pandangan kita haruslah berpusat pada gereja. Dalam ruang lingkup yang lebih kecil, ketika kita menggembalakan saudara-saudara secara individu, kita harus berpandangan bahwa kita sedang menggembalakan gereja. Konsep individualisme kita perlu disingkirkan dan kita harus beralih kepada prinsip bahwa semua yang kita lakukan adalah untuk gereja (Kis. 2:44; 4:32, 34-35). Karena itu, jangan melakukan apapun tanpa mempertimbangkan gereja. Ketika kita membeli atau menyewa rumah, pertimbangkanlah keperluan gereja. Kita haruslah memiliki kesadaran akan gereja, hidup dalam tempat yang paling menguntungkan bagi gereja. Sama halnya, kita harus membeli mobil yang paling menguntungkan, bukan bagi diri kita sendiri, tetapi bagi gereja. Dalam setiap cara dan setiap aspek hidup kita, kita harus mempertimbangkan gereja. Inilah yang Tuhan dambakan dalam pemulihan-Nya hari ini. Tuhan akan datang untuk mempelai-Nya ketika gereja lokal terbangun dan meluas ke seluruh daerah di bumi. Dan kita semua perlu diteguhkan dalam iman, agar dapat berbagian di dalam pekerjaan Tuhan yang besar yang mendatangkan pertambahan dan perluasan gereja lokal di seluruh bumi.

Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku... (Mat. 28:19)

19 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Selasa

Penyunatan Timotius Demi Injil
Kisah Para Rasul 16:3b
Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa ayahnya orang Yunani.
1 Korintus 9:23
Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.

Ayat Bacaan: Kis. 10:38; 1 Kor. 9:22; 2 Kor. 4:15

Dalam Kisah Para Rasul 16:1-5 kita melihat bahwa Paulus datang ke Derbe dan Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya seorang Yahudi dan telah percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Paulus mau, supaya Timotius menyertainya dalam perjalanan. Namun sebelum itu, Paulus menyuruh menyunatkan Timotius karena orang-orang Yahudi di daerah itu mengetahui bahwa ayah Timotius adalah orang Yunani. Pengaruh agama Yahudi tetap ada di antara kaum beriman Yahudi sehingga mengganggu dan menghalangi pergerakan Injil Tuhan.
Dalam hal ini, kita perlu dikesankan dengan keluwesan Paulus. Ketika ia pergi ke Yerusalem untuk berperang melawan sunat, ia membawa Titus bersamanya, sebagai seorang sekerja yang tidak disunat. Paulus melakukan hal ini untuk memperlihatkan bahwa ia dengan tegas menentang sunat. Namun dalam Kisah Para Rasul 16, ia membawa Timotius dan menyunatkannya, karena Paulus menyadari bahwa pertama-tama ia akan melakukan pekerjaan di antara orang-orang Yahudi. Membawa seorang sekerja muda yang tidak bersunat bersamanya akan menjadi satu penghalang yang besar bagi pekerjaan Injilnya. Karena itu, demi pekerjaan Injilnya, Paulus menyuruh untuk menyunatkan Timotius.
Paulus menyuruh menyunatkan Timotius adalah bahwa ia luwes di dalam lingkungan tertentu. Orang yang luwes, baru bisa menyelamatkan orang, mendapatkan orang. Kalau Tuhan tetap berada di tahta-Nya, tidak berinkarnasi, tidak luwes, Ia tidak akan bisa menyelamatkan kita. Ketika Hudson Taylor, seorang penginjil datang ke Cina, ia mencukur dan mengepang rambutnya, serta memakai baju daerah setempat, agar ia dapat diterima dan memberitakan injil kepada mereka. Melayani Allah untuk menyelamatkan orang memerlukan semacam karakter yang bisa luwes terhadap semua orang, juga disebut ka-rakter “lem”. Tak peduli orang itu cekung, cembung, bengkok, lurus, datar, atau miring, semuanya bisa kita lapisi. Demi pemberitaan Injil, kita perlu sebisanya luwes terhadap semua orang. Semakin luwes, kita semakin mendapatkan anugerah dengan banyaknya orang yang diselamatkan (2 Kor. 4:15).

Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin menyelamatkan beberapa orang dari antara mereka (1 Kor. 9:22)

18 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Senin

Diserahkan kepada Kasih Karunia
Kisah Para Rasul 15:40-41
Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara seiman itu kepada anugerah Tuhan berangkatlah ia mengelilingi Siria dan Kilikia sambil meneguhkan jemaat-jemaat di situ (Tl.)

Ayat Bacaan: Yoh. 1:17b; 1 Kor. 15:10; Kid. 3:9-10; Rm. 12:6a; 1 Ptr. 4:10

Dalam perjalanan ministrinya kali kedua, Paulus berpisah dengan Barnabas dan memilih Silas. Sebelum perjalanannya, saudara-saudara seiman menyerahkan mereka kepada kasih karunia Tuhan. Ini menunjukkan bahwa Paulus telah mengambil jalan yang benar. Kasih ka-runia adalah Allah diwujudkan di dalam Kristus sebagai kenikmatan kita (Yoh. 1:17b). Jika kita sungguh-sungguh melakukan pelayanan apa pun di dalam roh, maka kasih karunia akan menyertai kita dan kasih karunia ini akan keluar mencapai orang lain. Roma 12:6a mengatakan bahwa kita semua memiliki karunia-karunia yang berbeda-beda menurut kasih karunia yang dianuge-rahkan kepada kita. Menurut 1 Petrus 4:10, semua anggota adalah pengurus dari berbagai kasih karunia Allah. Perjanjian Baru memperlihatkan kepada kita bahwa melayani kaum beriman dengan secangkir air dingin juga suatu aspek kasih karunia. Pelayanan praktis di dalam gereja, seperti memelihara balai sidang, mengatur kursi, membersihkan jendela, merapikan pohon-pohon, juga adalah fungsi dari anggota-anggota tubuh dengan kasih karunia. Jika semua kaum saleh datang untuk memperhatikan pembersihan di dalam balai sidang dengan banyak berdoa, hal ini akan membuat suatu perbedaan yang besar. Balai sidang akan menjadi tandu di dalam Kidung Agung, yang dibangun dan dipersiapkan melalui kasih (Kid. 3:9-10).
Seorang muda yang melewati balai sidang di Chefoo dengan sepedanya membaca ayat yang ditempatkan di halaman balai sidang itu. Ayat itu adalah Kisah Para Rasul 16:31, “Percayalah kepada Tuhan Yesus, dan engkau akan selamat.” Dia turun dari sepedanya, berdoa dan diselamatkan oleh Tuhan. Balai sidang di Chefoo sungguh diberkati Tuhan, disebabkan pelayanan praktis yang dituangkan oleh banyak kaum saleh. Setiap bagian balai sidang dibersihkan dan dipersiapkan dengan banyak kasih dan doa. Saat kaum saleh di Chefoo membersihkan kursi balai sidang, mereka berdoa, “Tuhan, saya berdoa bahwa siapa saja yang duduk di atas kursi ini akan diselamatkan”. Kita harus mengenal bahwa pelayanan gereja adalah fungsi semua anggota tubuh dengan kasih karunia. Ini akan menjangkau dan menyelamatkan orang lain.

Layanilah seorang akan yang lain, sesuai dengan karunia yang telah diperoleh tiap-tiap orang sebagai pengelola yang baik dari anugerah Allah (1 Ptr. 4:10)

17 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 2 Minggu

Permasalahan Barnabas
Kisah Para Rasul 15:37-38
Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus; tetapi Paulus dengan tegas berkata bahwa tidak baik membawa serta orang yang telah meninggalkan mereka di Pamfilia dan tidak mau turut bekerja bersama-sama dengan mereka.
Ibrani 10:38
Tetapi orang-Ku yang benar akan hidup oleh iman, dan apabila ia mengundurkan diri, maka Aku tidak berkenan kepadanya.

Ayat Bacaan: Kis. 15:35-39, 13:13; Kol. 4:10

Kisah Para Rasul 15:35-39 mencatat tentang permasalahan Barnabas. Paulus berkata kepada Barnabas, “Baiklah kita kembali kepada saudara-saudara kita di setiap kota, di mana kita telah memberitakan firman Tuhan, untuk melihat bagaimana keadaan mereka” (Kis 15:36). Saat itu, Barnabas ingin membawa juga Yohanes yang disebut Markus, tetapi Paulus tidak sependapat, sehingga timbullah perselisihan tajam di antara mereka.
Sebelumnya, Markus pernah mengikuti mereka dalam perjalanan ministri kali pertama, namun ketika mereka berlayar ke Pamfilia ia meninggalkan me-reka (Kis.13:13). Kemungkinan karena ia tidak tahan terhadap kesulitan dari pekerjaan pemberitaan Injil itu. Tindakannya pada saat itu sangat negatif, dan bisa membuat mereka semua patah semangat, sehingga dalam perjalanan ministri kali kedua, Paulus sangat tegas terhadap perkara Markus ini. Tetapi Barnabas, ingin memberikan kesempatan lagi kepada Markus, karena secara hubungan alamiah Markus adalah saudara sepupunya (Kol. 4:10). Akibat perselisihan itu, Paulus dan Barnabas berpisah jalan, dan akhirnya, Barnabas pergi sendiri dengan membawa Markus besertanya. Namun, setelah tindakan ini, nama Barnabas tidak lagi disebutkan atau tercatat dalam catatan ilahi Kisah Para Rasul yang membicarakan pergerakan Allah di dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya. Ini membuktikan bahwa Barnabas telah melakukan kesalahan.
Kita perlu belajar untuk tidak memakai kebajikan alamiah kita dalam pekerjaan Tuhan. Anda mungkin sangat baik dan sabar, tetapi ketika masuk ke dalam pekerjaan Tuhan, Anda perlu melupakan kebaikan, kesabaran, dan hubungan alamiah Anda, serta memperhatikan prinsip-prinsip ilahi yang tegas di dalam firman Tuhan. Anda tidak boleh mengorbankan prinsip-prinsip ilahi demi hubungan alamiah Anda. Dalam kehidupan gereja, seringkali kita menganggap beberapa orang sebagai teman istimewa kita, yang cocok dengan selera kita, dan yang lain tidak. Ini menunjukkan bahwa hubungan kita dengan saudara saudari masih bersifat alamiah, bukan hayat. Dalam gereja, seha-rusnya hanya ada kasih ilahi yang murni. Kasih alamiah kita perlu disalibkan, sehingga gereja terbangun, dan pekerjaan Tuhan tidak dirugikan.

Tetapi kita bukanlah orang-orang yang mengundurkan diri dan binasa, tetapi orang-orang yang percaya dan yang beroleh hidup (Ibr. 10:39)

16 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Sabtu

Pengambilan Keputusan
Kisah Para Rasul 15:28
Sebab adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami, supaya kepada kamu jangan ditanggungkan lebih banyak beban dari pada yang perlu ini.

Ayat Bacaan: Kis. 15:28; Gal. 2:11-14

Ketika para rasul dan para penatua di Yerusalem berunding soal apakah orang bukan Yahudi perlu memelihara hukum Taurat, berdirilah Petrus untuk bersekutu, lalu dilanjutkan dengan persekutuan Barnabas dan Paulus dan keputusan terakhir disampaikan oleh Yakobus. Artinya, di sini Yakobus menjadi otoritas yang memimpin. Dia memberi Petrus kesempatan untuk berbicara, memberi kesempatan Barnabas dan Paulus untuk bersaksi, dan terakhir dia berdiri berbicara, mengutarakan pendapatnya. Lalu semua memutuskan demikian dan menulis surat berkata bahwa ini adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami.
Ada sebuah prinsip dalam penanganan urusan-urusan gereja, yaitu ja-ngan sekali-kali membawa masuk cara demokrasi; semua orang menyatakan pendapatnya lalu mengambil keputusan berdasarkan suara terbanyak. Itu adalah cara duniawi. Di lain pihak, juga tidak boleh ada seorang diktator, Pengajaran dan teladan Alkitab tidaklah demikian. Prinsip pemerintahan dalam Alkitab tergantung pada Roh Kudus yang ada di dalam gereja. Politik atau organisasi kemasyarakatan dalam dunia hanya ada orang, tidak ada otoritas Roh Kudus.
Tingkat hayat dan keadaan rohani seseorang di hadapan Tuhan juga menentukan adanya penyertaan Roh Kudus atau tidak, Mungkin tingkat hayat Anda sangat tinggi, sangat dalam, dan sangat matang, tetapi dalam beberapa hari ini keadaan Anda di hadapan Allah agak kurang baik, persekutuan Anda dengan Tuhan kurang bagus, bahkan ada kelemahan, kesemuanya ini bisa mempengaruhi penyertaan Roh Kudus. Hal ini dapat dilihat pada diri Petrus yang tercantum dalam Galatia 2 dan Kisah Para Rasul pasal 15. Di tengah-tengah mereka, keadaan Yakobus di hadapan Allah adalah yang paling benar, sebab itu otoritas untuk memimpin dan otoritas untuk mengambil keputusan terakhir berada di atas diri Yakobus. Ketika mereka memutuskan demikian, mereka bisa berkata, “Ini adalah keputusan Roh Kudus dan keputusan kami.” Bukan opini orang banyak, juga bukan pendapat seseorang, melainkan per-gerakan Roh Kudus.

15 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Jumat

Kesaksian Yakobus
Kisah Para Rasul 15:19-20
...Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka yang berbalik kepada Allah. Tetapi, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.

Ayat Bacaan: Kis. 15:1-29; Rm. 6:14; 1 Kor. 10:211

Apakah kita, orang Kristen harus melakukan hukum Taurat? Tidak! Karena orang Kristen tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia (Rm. 6:14). Pada zaman rasul ada beberapa oknum yang mengajar saudara-saudara, yaitu jika mereka tidak menerima sunat menurut peraturan Musa mereka tidak bisa beroleh selamat. Maka Yakobus dan beberapa rasul menulis surat kepada kaum beriman yang berada di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang menyatakan bahwa mereka hanya diminta untuk menjauhkan diri dari berhala, percabulan, hewan yang mati dicekik dan dari darah, tetapi tidak menyuruh murid-murid untuk disunat (Kis. 15:1-29). Alasan Yakobus mengatakan hal itu adalah sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat (Kis. 15:21). Jadi pengaruh agama Yahudi masih sangat kental di antara orang-orang yang baru bertobat.
Yakobus sendiri adalah seorang yang berasal dari masa Perjanjian Lama namun ia hidup dalam masa Perjanjian Baru. Di aspek positif ia menerima orang-orang yang berbalik kepada Allah, tetapi di aspek negatif ia meminta mereka menjauhkan diri dari empat hal di atas. Setelah percaya dan berbagian dalam perjamuan Tuhan, kita tidak dapat lagi berbagian dengan makanan yang dipersembahkan kepada berhala yang pada dasarnya adalah persekutuan dengan roh-roh jahat (1 Kor. 10:21). Percabulan juga membuat manusia tidak kudus, bahkan mencemari manusia sampai puncaknya sehingga manusia tidak bisa menggenapkan maksud tujuan kudus Allah. Dalam zaman kasih karunia, darah binatang yang mati dicekik atau mati lemas yang belum dialirkan, juga tidak boleh diminum atau dimakan. Tujuan Allah dalam zaman anugerah tetap melarang kita makan darah, ialah agar kita melalui perkara ini menyatakan, dalam alam semesta ini hanya darah Tuhan Yesus yang bisa menghapus dosa kita. Sebab itu, selain darah-Nya, darah apa pun tidak kita minum.
Dulu di Gunung Sinai, Allah memberikan hukum yang tertulis di luar. Kini melalui hayat-Nya yang ada di dalam kita kita, kita memiliki hukum hayat yang melarang kita dari dalam batin perkara yang tidak diperkenan Allah.

14 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Kamis

Kesaksian Paulus dan Barnabas
Kisah Para Rasul 15:12
Maka diamlah seluruh umat itu, lalu mereka mendengarkan Paulus dan Barnabas menceriterakan segala tanda dan mujizat yang dilakukan Allah dengan perantaraan mereka di tengah-tengah bangsa-bangsa lain

Ayat Bacaan: Kis. 15:12; Yud. 3; Gal. 2:5, 5:2, 2:16, 3:11; Flp. 3:3; Rm. 2:29, 4:11; Kol. 3:23

Menurut 15:2, “Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah” orang-orang Yahudi yang mengajarkan bahwa se-seorang harus disunat supaya diselamatkan. Bidah atau ajaran yang sesat itu berarti meniadakan kasih karunia Kristus, penebusan Kristus, membuat Kristus dan kematian-Nya menjadi sia-sia, bahkan meniadakan seluruh ekonomi Perjanjian Baru Allah. Karena itu, Paulus dan Barnabas tidak dapat mentoleransi bidah ini. Mereka berjuang untuk kepercayaan (Yud. 3) melawan salah satu bidah terbesar itu supaya kebenaran Injil boleh tetap tinggal dengan kaum beriman (Gal. 2:5). Paulus berkata, “Kitalah orang-orang bersunat yang beribadah oleh Roh Allah dan bermegah dalam Kristus Yesus dan tidak mengandalkan hal-hal lahiriah” (Flp. 3:3). Dan tidak seorang pun yang dibenarkan karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya melalui iman dalam Kristus Yesus (Gal. 2:16, 3:11).Pada masa itu orang Yahudi sangat menekankan perkara sunat untuk memisahkan atau membedakan diri mereka dari orang bukan Yahudi. Namun sekali lagi Paulus berkata “sunat sejati ialah sunat di dalam hati, secara rohani, bukan secara harfiah” (Rm. 2:29 T.L.).
Arti sunat yang sejati adalah menyingkirkan nafsu daging, mengakhiri diri kita dan membiarkan Allah menjadi segala sesuatu. Keturunan Abraham menerima sunat di atas tubuhnya; kita harus menerima sunat di dalam hati. Abraham menerima tanda sunat itu sebagai meterai kebenaran berdasarkan iman yang ia miliki sebelum ia disunat (Rm. 4:11). Siapa pun yang mengajarkan bidah bahwa kaum beriman harus disunat dan memelihara hukum Taurat Musa baru dapat diselamatkan harus diberi tahu supaya memiliki perubahan dalam pemahaman mereka. Jika tidak, gereja tidak dapat menerima mereka.
Puji Tuhan, melalui kesetiaan Paulus kebenaran Injil telah dipertahankan. Setelah seorang diselamatkan karena iman, memang ada kekuatan untuk dikuduskan oleh perbuatan dan hukum Taurat. Namun, melakukan hukum Taurat bukanlah syarat keselamatan pun bukan prinsip kehidupan seumur hidup kita. Kita harus hidup dalam prinsip perjanjian baru yakni hanya hidup dalam kasih karunia, yaitu Kristus harus menjadi segala sesuatu kita.

13 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Rabu

Kesaksian Petrus
Kisah Para Rasul 15:7, 11
“Hai Saudara-saudara, kamu tahu bahwa sejak semula Allah memilih aku dari antara kamu, supaya dengan perantaraanku bangsa-bangsa lain mendengarkan berita Injil dan menjadi percaya…. Sebaliknya kita percaya bahwa melalui anugerah Tuhan Yesus Kristus kita akan diselamatkan sama seperti mereka juga.”

Ayat Bacaan: Kis. 15:7-11; Mrk. 7:1-23; Gal. 5:1; Rm. 3:24; Ef. 2:8

Ketika terjadi pembicaraan yang cukup lama dalam persidangan antara para rasul dengan para penatua gereja di Yerusalem, Petrus berdiri dan memberikan kesaksian. Ia menyinggung tentang Allah yang menyucikan hati manusia oleh iman. Kesaksian ini menyatakan bahwa Allah tidak mempedulikan ketetapan-ketetapan hukum lahiriah yang tidak dapat membersihkan batin manusia. Allah memperhatikan pembasuhan hati manusia yang di dalam. Ini sesuai dengan penekanan Tuhan dalam Markus 7:1-23. Penyucian hati manusia ini hanya dapat dirampungkan oleh Roh Kudus dengan hayat ilahi, bukan dengan ketetapan huruf-huruf mati yang di luar.
Kemudian Petrus melanjutkan, “Kalau demikian, mengapa kamu mau mencobai Allah dengan meletakkan pada tengkuk murid-murid itu suatu gandar yang tidak dapat dipikul, baik oleh nenek moyang kita maupun oleh kita sendiri?” (Kis. 15:10). Gandar (kuk) ini mengacu kepada kuk hukum Taurat, yang merupakan belenggu perhambaan (Gal. 5:1). Kuk perhambaan dalam Galatia 5:1 ini adalah ikatan hukum Taurat, yang membuat pemelihara hukum Taurat menjadi hamba di bawah ikatan kuk. Menuntut orang memelihara hukum perhambaan tidak hanya memperbudak orang, tetapi juga mencobai Allah.
Hari ini Allah tidak dapat dan tidak ingin menyuruh manusia memelihara hukum huruf-huruf yang mati. Allah mendambakan agar setiap orang diselamatkan melalui anugerah Tuhan Yesus Kristus. Dan inilah yang menjadi kesaksian Petrus (Kis. 15:11). Anugerah (kasih karunia) ini mencakup Persona Tuhan dan pekerjaan penebusan-Nya (Rm. 3:24). Petrus dan kaum beriman Yahudi diselamatkan karena kasih karunia ini, bukan karena memelihara hukum Musa. Inilah kesaksian Petrus.
Menurut kitab Efesus, keselamatan adalah transmisi Allah ke dalam kita sebagai anugerah (Ef. 2:8). Ia perlu melalui proses inkarnasi, penyaliban, kebangkitan, dan kenaikan. Dengan melalui proses-proses itu, sekarang Ia dapat mentransmisikan diri-Nya ke dalam kita, menjadi anugerah yang menyelamatkan bagi kita dalam pengalaman kita. Anugerah ini bukan hanya anugerah yang menakjubkan; anugerah ini adalah anugerah yang berlimpah-limpah.

12 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Selasa

Persidangan Para Rasul dan Penatua
Kisah Para Rasul 15:6
Maka bersidanglah rasul-rasul dan penatua-penatua untuk membicarakan soal itu.
Kolose 1:18
Ialah kepala tubuh, yaitu jemaat. Ialah yang sulung, yang pertama bangkit dari antara orang mati, sehingga Ia yang lebih utama dalam segala sesuatu.

Ayat Bacaan: Kis. 15:6, 28; 10:36; Kol. 1:18; Kel. 28:29-30; Bil. 27:15-23

Di dalam Kisah Para Rasul pasal 15, kita akan melihat suatu sidang yang khusus yang diadakan oleh para rasul gereja universal dan para penatua gereja lokal di Yerusalem. Kedua kelompok ini adalah pemimpin dalam gerakan Perjanjian Baru Tuhan di bumi. Karena itu, ada beberapa orang yang mengira sidang ini adalah dewan gereja yang pertama. Itu adalah pemahaman yang salah. Sebab di dalam sidang ini tidak ada yang menjadi ketua, karena yang memimpin adalah Roh Kudus sendiri (Kis. 15:28), Kristus yang pneumatik, Kepala gereja (Kol. 1:18) dan Tuhan dari semua orang (Kis. 10:36). Di sini kita tidak memiliki satu dewan, melainkan satu perhimpunan untuk persekutuan, dengan Roh Kudus sebagai Yang memimpin. Tidak ada pemungutan suara dan tidak ada otokrasi atau pun demokrasi. Sebaliknya, hanya ada persekutuan di dalam Roh itu.
Pemerintahan Allah bukan otokrasi ataupun demokrasi, tetapi teokrasi. Otokrasi ialah kediktatoran, dan demokrasi ialah pemerintahan oleh rakyat. Secara manusiawi, demokrasi itu indah, tetapi jika kita membawa demokrasi ke dalam gereja, maka kita akan membawa opini-opini orang ke dalam gereja. Ini seperti gereja di Laodikia dalam Wahyu 3. Kata Laodikia berarti “opini orang-orang”. Pemerintahan Allah dalam gereja bukanlah berasal dari kumpulan opini manusia. Pemerintahan Allah dalam gereja adalah teokrasi.
Dalam Perjanjian Lama, pemerintahan teokrasi adalah melalui keimaman dengan Urim dan Tumim (Kel. 28:29-30; Bil. 27:15-23). Allah menyatakan kehendak-Nya kepada bangsa Israel yang diwakili oleh Imam Besar, melalui Urim dan Tumim. Hari ini di dalam Perjanjian Baru, Urim dan Tumim melambangkan Roh yang menyingkapkan, Roh Kudus yang tinggal dalam roh kita, roh yang dilahirkan kembali. Ketika para rasul dan penatua datang kepada Tuhan dan menunggu Dia bagi administrasi-Nya dalam gereja, mereka akan menerima terang dan firman dari Tuhan. Melalui jalan ini kita memiliki pembicaraan Allah dalam administrasi gereja untuk melaksanakan pemeritahan-Nya. Hari ini, kita perlu menaati setiap hasil keputusan persekutuan penatua dan para rasul sebab yang memimpin adalah Roh Kudus sendiri.

11 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Senin

Berjuang untuk Kepercayaan
Kisah Para Rasul 15:2
Tetapi Paulus dan Barnabas dengan keras melawan dan membantah pendapat mereka itu. Akhirnya ...Paulus dan Barnabas serta beberapa orang lain pergi kepada rasul-rasul dan penatua-penatua di Yerusalem untuk membicarakan soal itu.

Ayat Bacaan: Kis. 15:1-2; Yud. 3; Gal. 2:5; 4:21-25; 2 Tim. 4:7; Tit. 1:13; 2 Ptr. 1:19

Orang-orang Yahudi yang datang dari Yudea ke Antiokhia adalah orang-orang yang bergairah untuk ajaran Yahudi. Mereka itu sangat antusias, tanpa mempedulikan kesulitan dalam perjalanan, pergi ke Antiokhia dengan tujuan menyebarkan pengajaran bidah mereka. Mereka dengan berani berkata, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan” (Kis. 15:1). Pengajaran ini meniadakan kematian penebusan Kristus, kebangkitan-Nya, kenaikan-Nya, dan segala sesuatu yang Dia ajarkan. Karena itu, Paulus dan Barnabas tidak dapat mentoleransi bidah ini, dan mereka “dengan keras melawan dan membantah” (Kis. 15:2) orang-orang tersebut. Paulus dan Barnabas berjuang untuk kepercayaan (Yud. 3) melawan salah satu bidah terbesar supaya kebenaran Injil boleh tetap tinggal dengan kaum beriman (Gal. 2:5).
Yudas ayat 3 menyinggung perihal “berjuang untuk kepercayaan”. Kata “kepercayaan” dalam ayat ini bukan ditujukan kepada tindakan percaya kita, melainkan ditujukan kepada kepercayaan kita, kepada apa yang kita percayai, yaitu isi Perjanjian Baru (2 Tim. 4:7; Titus 1:13), yang dalamnya kita percaya untuk keselamatan kita bersama. Dalam Perjanjian Baru Allah memberikan kita kepercayaan sebagai pengganti hukum Taurat dalam Perjanjian Lama.
Kita perlu belajar dari surat Yudas untuk takut kepada Allah. Karena kita hidup di zaman yang bengkok, kaum muda khususnya, perlu berjaga-jaga dan waspada. Kita semua harus mempunyai pengertian dasar terhadap Firman Allah. Hal itu akan melindungi kita. Seperti yang dikatakan oleh Petrus, firman itu akan menjadi pelita yang bercahaya di dalam kita (2 Ptr.1:19). Kemudian bila kita bertemu dengan kaum bidah dan murtad, kita akan tahu bahwa pe-ngajaran mereka tentang Persona Kristus dan karya penebusanNya itu keliru dan menghujat, dan kita tidak sudi mendengarkan mereka. Dalam 1 Timotius 6:12 Paulus berkata, “Berjuanglah dalam perjuangan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal (Tl.).” Hari ini, kita semua perlu dengan setia berjuang untuk kepercayaan yang telah disampaikan sekali untuk selamanya kepada kaum saleh.

10 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Minggu

Bidah Mengenai Sunat
Kisah Para Rasul 15:1
Beberapa orang...mengajarkan: “Jikalau kamu tidak disunat, kamu tidak dapat diselamatkan.”
Galatia 5:6b
Bersunat atau tidak bersunat tidak mempunyai sesuatu arti, hanya iman yang bekerja oleh kasih.

Ayat Bacaan: Kis. 15:1; Gal. 2:4; 5:1-4

Ketika Paulus dan Barnabas kembali ke Antiokhia, ada beberapa orang dari Yudea yang datang ke kota itu dengan maksud untuk memberikan pengaruh agama Yahudi atas kaum beriman bukan Yahudi. Mereka berkata, “Jikalau kamu tidak disunat menurut adat istiadat yang diwariskan oleh Musa, kamu tidak dapat diselamatkan” (Kis. 15:1). Pernyataan ini tentunya membatalkan kepercayaan dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah, dan merupakan bidah yang sesungguhnya.
Di dalam Galatia 5:2 Paulus berkata, “Sesungguhnya, aku, Paulus, berkata kepadamu: Jikalau kamu menyunatkan dirimu, Kristus sama sekali tidak akan berguna bagimu.” Perkataan Paulus di sini dengan keras menunjukkan bahwa jika kaum beriman bukan Yahudi menerima sunat dan membuatnya menjadi syarat keselamatan, maka Kristus tidak akan berguna bagi mereka. Karena dengan kembali kepada hukum Taurat, mereka melepaskan Kristus.
Untuk memahami pemikiran Paulus dalam Galatia 5:2-4, kita perlu mengetahui latar belakang ditulisnya ayat-ayat ini. Latar belakangnya berhubungan dengan janji yang Allah buat dengan Abraham tentang diberkatinya segala bangsa. Kira-kira dua ribu tahun sesudah janji ini diberikan, Kristus datang sebagai penggenapannya. Sebagai keturunan itu, Ia menggenapkan janji, supaya Ia menjadi anugerah bagi kenikmatan kita. Setelah menggenapi janji itu, Kristus menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit, dan Dialah berkat yang dijanjikan itu. Dengan menikmati Roh pemberi-hayat inilah kita menjadi anak-anak menurut Roh itu, yakni ahli-ahli waris dari berkat yang dijanjikan. Inilah status kita, kedudukan kita, dan kenikmatan kita. Karena alasan inilah, Paulus menasihati kita untuk berdiri teguh dalam kemerdekaan dan kenikmatan yang kita miliki di dalam Kristus (Gal. 5:1). Namun, jika kita kembali lagi kepada hukum Taurat dan bersunat, kita akan terpisah dari Kristus, kehilangan segala manfaat dari Kristus. Selanjutnya Kristus akan tidak berguna apa-apa bagi kita dalam pengalaman kita. Hari ini setiap orang Kristen harus dapat dengan perkasa berkata, “Aku tidak terpisah dari Kristus! Aku tinggal di dalam Dia untuk menikmati segala apa ada-Nya bagiku. Haleluya!”

09 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 4 Sabtu

Diserahkan kepada Kasih Karunia
Kisah Para Rasul 14:26
Dari situ berlayarlah mereka ke Antiokhia; di tempat itulah mereka dahulu diserahkan kepada kasih karunia Allah untuk memulai pekerjaan, yang telah mereka selesaikan.

Ayat Bacaan: Kis. 14:26; 1Kor. 15:45; 1 Tim. 1:15-16; 1 Kor. 15:10; Ef. 3:8

Kasih karunia dalam Kisah Para Rasul 14:26 ini adalah Kristus yang bangkit menjadi Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45), untuk membawa Allah Tritunggal yang telah melalui proses di dalam kebangkitan ke dalam kita sebagai hayat dan suplai hayat kita, agar kita dapat hidup di dalam kebangkitan. Karena itu, kasih karunia adalah Allah Tritunggal menjadi hayat dan segala-gala bagi kita. Karena kasih karunia inilah, Saulus dari Tarsus, orang yang paling berdosa di antara orang-orang berdosa (1 Tim. 1:15-16), telah menjadi rasul di antara segala rasul, bekerja lebih keras daripada semua rasul (1 Kor. 15:10). Ministri dan hidupnya yang bersandarkan kasih karunia ini merupakan kesaksian yang tidak dapat disangkal atas kebangkitan Kristus. Kasih karunia yang mendorong rasul dan yang bekerja di dalamnya bukan suatu perkara atau benda. melainkan satu pribadi yang hidup, yaitu Kristus yang bangkit, perwujudan Allah Bapa yang menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit, yang berhuni di dalam rasul dan menjadi segala sesuatu bagi rasul.
Untuk melaksanakan pekerjaan ministri itu memerlukan kasih karunia Allah. Kita tidak bisa melaksanakan pekerjaan ini oleh diri kita sendiri. Pekerjaan ini berbeda dengan pekerjaan lainnya karena pekerjaan ini tidak berhubungan dengan filsafat atau doktrin melainkan dengan rahasia yang tersembunyi di dalam Allah. Pekerjaan ministri itu adalah memberitakan kepada orang-orang kekayaan Kristus yang tak terduga dan menerangi mereka supaya mereka melihat rahasia Allah yang tersembunyi, dan untuk menghasilkan gereja yang menjadi pameran berbagai ragam hikmat Allah (Ef. 3:8-10).
Mengenai kasih karunia ini, kita mungkin menduga bahwa hanya rasul Paulus yang dapat menerimanya dan karena kita lebih kecil daripada Paulus, maka kita tidak bersyarat. Namun, di dalam Efesus 3:8 Paulus memberi tahu kita bahwa ia adalah yang terkecil dari semua kaum saleh. Ini menunjukkan bahwa Paulus dapat menerima kasih karunia ini, maka setiap orang dari kita yang telah diselamatkan juga bisa menerima kasih karunia yang sama. Bila kita memiliki kasih karunia ini, maka kita bisa pergi bersama dengan Kristus dan penuh dengan terang untuk memperkenalkan rahasia Allah.

08 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 4 Jumat

Penetapan Penatua-Penatua di setiap Gereja
Kisah Para Rasul 14:23
Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.

Ayat Bacaan: Kis. 14:23; Tit. 1:5; Kis. 8:1; 13:1; Rm. 16:1; 1 Kor. 1:2; Why. 1:11; Yoh. 21:15-17

Kisah Para Rasul 14:23 mengatakan, “Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang kepada-Nya mereka percaya.” Frasa “di tiap-tiap jemaat” dalam 14:23 sama dengan “di setiap kota” dalam Titus 1:5. Perbandingan dua frasa ini tidak hanya menunjukkan bahwa batas wilayah suatu gereja lokal adalah kota tempat gereja itu berada, tetapi juga menunjukkan bahwa di dalam sebuah kota seharusnya hanya ada satu gereja. Kepenatuaan dari sebuah gereja lokal seharusnya meliputi seluruh kota tempat gereja itu berada. Kepenatuaan yang unik seperti ini dalam sebuah kota akan menjaga keesaan unik Tubuh Kristus dari perusakan. Satu kota seharusnya hanya memiliki satu gereja dengan satu badan kepenatuaan. Tak diragukan lagi, pelaksanaan ini diilustrasikan dengan contoh yang jelas dalam Perjanjian Baru (Kis. 8:1; 13:1; Rm. 16:1; 1 Kor. 1:2; Why. 1:11), dan merupakan satu syarat mutlak untuk memelihara tata tertib yang tepat dalam gereja lokal.
Tiap-tiap gereja di mana para penatuanya ditetapkan oleh para rasul dalam Kisah Para Rasul 14:23 itu, semuanya baru berdiri kurang dari satu tahun. Karena itu, para penatua yang ditetapkan dalam gereja-gereja ini belum begitu matang. Mereka dipandang sebagai penatua karena merekalah yang paling matang dibandingkan dengan lainnya. Mereka tidak dipilih melalui pemungutan suara, tetapi dipilih dan ditetapkan oleh rasul sesuai dengan kematangan hayat mereka dalam Kristus. Mereka dipesan oleh para rasul untuk memimpin dan menggembalakan dalam masing-masing gereja.
Hari ini, meskipun kita bukanlah penatua, tetapi kita memiliki suatu amanat yang sama, yaitu menggembalakan domba-domba Allah (Yoh. 21:15-17). Penggembalaan termasuk pemberian makan, sama seperti ibu yang merawat yang memberikan makanan kepada bayinya agar bertumbuh, seperti yang di-sebutkan dalam 1 Petrus 2:2. Dengan cara inilah Tuhan memberi Petrus amanat untuk memberikan makanan kepada domba-domba-Nya dan menggembalakan kawanan domba-Nya demi kepentingan-Nya.

07 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 4 Kamis

Masuk ke dalam Kerajaan Allah Mengalami Sengsara
Kisah Para Rasul 14:22
Di tempat itu mereka “menguatkan jiwa murid-murid itu dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam kepercayaan, dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis. 14:22; Kis. 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31

Kerajaan Allah menjadi topik utama pemberitaan para rasul dalam amanat mereka setelah hari Pentakosta (Kis. 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31). Kerajaan Allah bukanlah kerajaan material yang terlihat oleh mata manusia, melainkan kerajaan hayat ilahi. Inilah perkembangluasan Kristus sebagai hayat ke dalam orang-orang beriman-Nya, sehingga membentuk suatu ruang lingkup yang di dalamnya Allah berkuasa dalam hayat-Nya.
Dalam empat kitab Injil Tuhan Yesus menaburkan diri-Nya sendiri sebagai benih kerajaan ke dalam murid-murid-Nya. Pengembangan benih kerajaan ini dimulai dari kitab Kisah Para Rasul dan berlanjut dalam semua surat ki-riman. Pengembangan ini mencapai perampungannya, penuaiannya dalam kitab Wahyu. Menurut perkataan Tuhan dan pemahaman Paulus, Kerajaan Allah bukanlah suatu alam materi. Sebaliknya, kerajaan ini bersifat rohani, ilahi, dan bahkan berpribadi. Kerajaan ini adalah Kristus sebagai benih yang ditaburkan ke dalam hati umat pilihan-Nya. Hati kita adalah tanah yang ke dalamnya benih kerajaan ini ditaburkan dan di dalamnya benih ini berkembang. Seperti yang telah kita tunjukkan, benih kerajaan ini ditaburkan dalam kitab Injil, kemudian benih ini berkembang dalam kitab Kisah Para Rasul dan surat-surat kiriman, dan benih ini rampung dengan penuaiannya dalam kitab Wahyu. Inilah definisi yang tepat mengenai Kerajaan Allah.
Masuk ke dalam Kerajaan Allah adalah masuk ke dalam kenikmatan yang penuh akan Kristus sebagai kerajaan itu. Namun, kita mungkin tidak memahami apakah arti menikmati Kristus sebagai kerajaan. Seluruh dunia menentang umat Allah untuk masuk ke dalam kenikmatan yang penuh akan Kristus sebagai kerajaan. Agama Yahudi, misalnya, telah direbut dan dimanfaatkan oleh Iblis untuk menghalangi kaum beriman memasuki kenikmatan ini. Sepanjang abad, banyak hal lainnya juga telah dipakai oleh musuh Allah untuk menghambat umat Allah masuk ke dalam kenikmatan yang penuh akan Kristus yang almuhit sebagai Kerajaan Allah. Karena itu, kita perlu mempersiapkan diri kita untuk menghadapi penentangan dari musuh Allah yang tidak menghendaki Kerajaan Allah terbangun.

06 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 4 Rabu

Dikuatkan Jiwanya dan Bertekun di dalam Iman
Kisah Para Rasul 14:22
Di tempat itu mereka menguatkan jiwa murid-murid itu dan menasihati mereka supaya bertekun di dalam kepercayaan, dan mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam Kerajaan Allah kita harus mengalami banyak sengsara (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis. 14:22; 1 Kor. 2:16; Flp. 3:10; Mrk. 12:30; Rm. 16:4; Kis. 11:23; Kol. 1:10; 1 Tes. 4:1

Bagian jiwa manusia terdiri atas pikiran, emosi, dan tekad. Menguatkan jiwa murid-murid berarti menguatkan mereka: 1) dalam pikiran mereka, supaya mereka boleh mengetahui serta memahami Tuhan dan hal-hal tentang Tuhan (1 Kor. 2:16; Flp. 3:10); 2) dalam emosi mereka, supaya mereka mengasihi Tuhan dan memiliki hati untuk kepentingan Tuhan (Mrk. 12:30; Rm. 16:4); 3) dalam tekad mereka, supaya mereka kuat untuk tinggal bersama Tuhan dan melakukan hal-hal yang menyenangkan Tuhan (Kis. 11:23; Kol. 1:10; 1 Tes. 4:1). Jadi, menguatkan jiwa murid-murid adalah menguatkan mereka dalam pikiran, emosi, dan tekad mereka.
Kemudian Paulus dan Barnabas juga menasihati murid-murid untuk bertekun di dalam kepercayaan. Ini adalah kepercayaan obyektif, mengacu kepada berbagai aspek tentang Kristus yang dipercayai oleh kaum beriman, yaitu seluruh wahyu Perjanjian Baru tentang persona dan pekerjaan penebusan Kristus (Rm. 16:26). Dalam 13:43 mereka menasihati kaum beriman untuk tetap hidup di dalam kasih karunia Allah, yaitu melatih roh kita untuk menikmati Allah Tritunggal. Bertekun di dalam kepercayaan adalah perkara lebih dalam dan lebih sulit daripada tetap hidup di dalam kasih karunia Allah, karena kita perlu melatih pikiran kita untuk mempelajari wahyu Perjanjian Baru.
Firman tentang tetap hidup di dalam kasih karunia Allah diberikan kepada orang-orang yang baru bertobat dalam pasal 13. Segera setelah mereka diselamatkan, mereka dihimbau oleh rasul-rasul untuk tinggal di dalam ke-nikmatan akan Allah Tritunggal. Kaum beriman di Listra, Ikonium, dan Antiokhia pasti tetap hidup di dalam kasih karunia Allah untuk sejangka waktu. Menurut apa yang ditunjukkan dalam Kisah Para Rasul 14, mereka pasti telah belajar cukup banyak tentang ekonomi Perjanjian Baru Allah selama waktu itu. Apa yang mereka pelajari bagi mereka menjadi pengetahuan akan kepercayaan. Berdasarkan hal ini, para rasul menasihati mereka untuk bertekun di dalam kepercayaan. Hari ini kita perlu dikuatkan dalam jiwa kita bagi kepentingan Tuhan dan bertekun dalam kepercayaan melalui memahami dan mengapresiasi seluruh persona dan pekerjaan Kristus yang diwahyukan dalam firman-Nya.

05 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 4 Selasa

Berbalik dari Perbuatan Sia-Sia kepada Allah
Kisah Para Rasul 14:15
“Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu. Kami ada di sini untuk memberitakan Injil kepada kamu, supaya kamu meninggalkan perbuatan sia-sia ini dan berbalik kepada Allah yang hidup, yang telah menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya.”

Ayat Bacaan: Kis. 14:15

Setelah Paulus dan Barnabas menyembuhkan orang lumpuh di Listra, penduduk kota itu menganggap mereka sebagai dewa-dewa yang turun ke tengah-tengah manusia dan membawa korban persembahan untuk mereka. Paulus dan Barnabas berkata, “Jangan menganggap kami sebagai allah dan menyembah kami! Kami adalah manusia sama seperti kamu. Kamu harus berpaling dari perbuatan sia-sia ini, dari berhala-berhala ini, kepada Allah yang hidup, yang menjadikan langit, bumi, laut, dan segala yang ada di dalamnya.” Kata “perbuatan sia-sia” di sini mengacu kepada berhala dan penyembahan berhala. Di sini kita melihat bahwa pemberitaan Paulus kepada orang bukan Yahudi ini berdasar pada penciptaan Allah.
Kita semua perlu belajar dari Paulus dalam memberitakan Injil. Dalam pasal ini ia tidak menceritakan kisah-kisah. Sebaliknya, ia memberikan satu berita singkat yang menyingkapkan Allah sebagai Pencipta alam semesta ini. Ia juga mengucapkan perkataan yang penuh ilham yang menjamah hati orang. Paulus seolah-olah berkata, “Dari zaman ke zaman, Allah membiarkan kamu berjalan menurut jalanmu sendiri. Dia tidak menghukummu, tetapi Dia melakukan ba-nyak kebaikan terhadapmu. Dia memberi hujan dari langit dan musim-musim subur, Dia memuaskan hatimu dengan makanan dan kegembiraan.”
Sangat penting bagi kita untuk melihat bahwa pemberitaan Injil Paulus dalam pasal 14 berbeda dengan pemberitaannya dalam pasal 13. Dalam pasal 13, ia berbicara kepada orang-orang Yahudi, memberitakan menurut Perjanjian Lama yang dikenal oleh orang Yahudi dari satu generasi ke ge-nerasi lain, yaitu membicarakan Kristus di dalam kebangkitan kepada mereka. Dalam pasal 14, ia berbicara kepada orang-orang bukan Yahudi, memberitakan kepada mereka bahwa Allah adalah Pencipta dan bahwa Dia selalu baik kepada mereka, memberi mereka hujan dan panenan, supaya hati mereka penuh dengan sukacita. Di sini kita melihat bahwa Paulus memberitakan Injil dengan sangat berhikmat dan baik. Marilah kita semua belajar dari Paulus dan mengikuti caranya memberitakan Injil. Kita perlu memberitakan Injil sesuai dengan keperluan masing-masing orang.

04 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 4 Senin

Memberitakan Injil
Kisah Para Rasul 14:6-7
Setelah rasul-rasul itu mengetahuinya, menyingkirlah mereka ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil.

Ayat Bacaan: Kis. 14:5-7, 10; 2 Kor. 4:15; Mat. 28:19

Ketika rasul-rasul tahu “orang-orang bukan Yahudi dan orang-orang Yahudi bersama-sama dengan pemimpin-pemimpin mereka berusaha untuk menyiksa dan melempari mereka dengan batu” (ay. 5), mereka “menyingkir ke kota-kota di Likaonia, yaitu Listra dan Derbe dan daerah sekitarnya. Di situ mereka memberitakan Injil” (ay 6-7). Meskipun para rasul menghadapi ancaman penyiksaan dan penganiayaan, tetapi mereka tidak pernah berhenti melaksanakan amanatnya, yaitu memberitakan injil.
Perkara pertama dalam pelayanan orang Kristen adalah memberitakan Injil. Hal ini seperti pernikahan dan kelahiran. Setelah pasangan muda menikah, hal pertama yang terjadi adalah kelahiran. Setelah seorang anak dilahirkan, pusat perhatian dari seluruh keluarga itu beralih kepada anak itu. Jika sepasang suami istri tidak memiliki anak, mereka akan merasa kekurangan sesuatu. Anak-anak adalah fokus dari keluarga itu. Puji Tuhan, hari ini kita semua sudah beroleh selamat. Dengan kata lain, kita semua sudah menikah. Yang seharusnya menyusul adalah kelahiran. Kelahiran rohani adalah pemberitaan Injil. Paulus berkata, “Karena sekalipun kamu mempunyai beribu-ribu pembimbing dalam Kristus, tetapi kamu tidak mempunyai banyak bapa; karena akulah yang telah melahirkan kamu melalui Injil dalam Kristus Yesus” (2 Kor. 4:15; Tl.). Paulus memberitakan Injil dan membimbing banyak orang beroleh selamat. Kaum beriman di Korintus ini, merupakan anak-anak rohani yang dilahirkan oleh Paulus.
Matius 28:19 mengatakan, “Karena itu pergilah.” Perintah ini tidak ditujukan kepada sebagian kecil murid-murid, bukan ditujukan kepada seratus dua puluh orang yang berdoa pada hari Pentakosta di sebuah loteng, tetapi ditujukan kepada semua orang yang percaya Tuhan. Semua orang beriman, sepanjang zaman, tercakup dalam perintah ini. Kita yang adalah murid-murid Tuhan harus pergi, baru sesuai dengan sifat Tubuh yang dikehendaki Allah. Yang dikehendaki Allah bukanlah seorang tokoh penginjil yang besar, melainkan satu Tubuh. Dalam hal memberitakan Injil, semua anggota Tubuh Kristus tanpa kecuali, harus memberitakan dan bergerak.

03 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 4 Minggu

Tuhan Menguatkan Firman Kasih Karunia-Nya
Kisah Para Rasul 14:3
...Mereka mengajar dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan firman kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat (Tl.)

Ayat Bacaan: Kis. 14:3; Kej. 12:2-3; Yes. 7:14; 9:5; Luk. 4:22; Ef. 4:29

Frasa “firman kasih karunia-Nya” menekankan butir zaman tertentu. Di dalam rumah ibadat, orang Yahudi membaca Perjanjian Lama bukan untuk mengenal firman kasih karunia Tuhan. Sebaliknya, mereka membaca Kitab Suci untuk mengenal firman hukum Taurat Allah, firman milik dispensasi yang lama, milik pengaturan ilahi ekonomi Allah yang lampau. Tetapi Paulus memberitakan Kristus sebagai kasih karunia kepada mereka. Mereka membina kaum beriman yang baru dengan mempersaksikan firman hayat dan firman kasih karunia Tuhan. Kata “bersaksi” dalam ayat 3 menunjukkan bahwa firman kasih karunia itu ada dan telah diberitakan. Karena firman kasih karunia telah diberitakan, maka kesaksian dibawa bersamanya.
Contoh firman kasih karunia yang ditemukan dalam Perjanjian Lama adalah Kejadian 12:2-3, di mana Allah berkata kepada Abraham, “Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat . . . dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.” Ini jelas bukan firman hukum Taurat; ini adalah firman kasih karunia. Orang-orang Yahudi di sinagoga itu buta secara rohani dan tidak dapat melihat firman kasih karunia Tuhan dalam Perjanjian Lama. Contoh lainnya tentang firman kasih karunia Tuhan juga dapat ditemukan dalam kitab Yesaya 7:14 dan Yesaya 9:5.
Mulut kita harus membicarakan firman kasih karunia seperti yang Tuhan Yesus lakukan. Keluar dari mulut-Nya perkataan kasih (Luk. 4:22). Efesus 4:29 memberi tahu kita, “Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia.” Kasih karunia dapat mengalir keluar dari mulut kita; ini adalah firman Allah. Saudara saudari, marilah kita memakai waktu kita untuk menelpon seseorang yang kita kenal dan memberitakan injil kepadanya. Kita juga harus mengunjungi kerabat kita untuk membicarakan firman Allah, membicarakan kebenaran, dan membicarakan injil kepada mereka. Bukan hanya ketika beribadah bersama, tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari, kita harus berbicara tentang firman Allah.

02 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 3 Sabtu

Murid- murid Penuh Sukacita dan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 13:52
Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus

Ayat Bacaan: Kis. 13:49-52

Kisah Para Rasul 13:49-52 mengatakan meski ada hasutan, penganiayaan, bahkan para rasul diusir oleh orang-orang Yahudi sehingga mereka harus pergi ke Ikonium, namun “Murid-murid di Antiokhia tetap penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus.” Dalam ayat 52 kata Yunani yang diterjemahkan “penuh” adalah pleroo, yang berarti dipenuhi di dalam. Menurut pemakaiannya dalam kitab Kisah Para Rasul, pleroo mengacu kepada memenuhi bejana secara batin, seperti angin memenuhi rumah di dalam (Kis.2:2). Dalam Kisah Para Rasul 13:52 pemenuhan oleh Roh ini adalah di aspek esensial untuk hayat, bukan untuk kuasa.
Selain Juruselamat, Putra Allah, yang kudus yang dapat dipercayai, kasih karunia Allah, dan hayat yang kekal dalam ayat 34-48, kita sekarang memiliki Roh Kudus dalam ayat 52. Juruselamat, Putra Allah, yang kudus yang dapat dipercayai, kasih karunia Allah, dan hayat yang kekal dibaurkan di dalam satu Roh Kudus pemberi-hayat yang almuhit. Roh yang almuhit ini sekarang adalah “roti isi” untuk kita alami dan nikmati. Ketika kita berbagian dalam “roti isi” ini, kita menikmati hayat yang kekal, kasih karunia, yang kudus yang dapat dipercayai, Putra sulung Allah, dan Juruselamat. Untuk menempuh kehidupan kerajaan dalam gereja hari ini kita juga perlu tinggal dengan sukacita bersama Allah dalam Roh Kudus. Roh Kudus adalah Roh sukacita. Semakin kita menikmati suplai Roh itu, kita akan semakin bersukacita.
Ketika Ny. Guyon dipenjarakan di Venas, ia melewati hari-hari dengan sangat damai sejahtera. la menyanyikan kidung sukacita, semua pelayan wanita di penjara yang melayani dia sampai hafal kidung-kidung tersebut. Dan adakalanya mereka malah menyanyi bersama. Batu-batu penjara baginya seolah batu-batu permata yang jauh lebih berharga daripada kemuliaan di dunia. Hatinya penuh dengan semacam sukacita, yakni sukacita yang Allah berikan kepada orang-orang yang mengasihi-Nya pada saat mereka menderita. Demikian juga yang dialami Paulus dan Silas ketika mereka ditahan dalam penjara di Filipi. Mereka bisa berdoa, berkidung dan memuji Tuhan (Kis. 16:22-23). Mereka sungguh telah mengalami kuasa kebangkitan Kristus.

01 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 5 - Minggu 3 Jumat

Ditentukan untuk Hayat yang Kekal
Kisah Para Rasul 13:48
Mendengar itu bergembiralah semua orang yang tidak mengenal Allah dan mereka memuliakan firman Tuhan; dan semua orang yang ditentukan Allah untuk hidup yang kekal, menjadi percaya

Ayat Bacaan: Kis. 13:44-52; Luk. 4:24-27

Dalam Kisah Para Rasul 13:44-52 kita melihat bahwa Paulus dan Barnabas ditolak oleh orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi menolak firman yang dibicarakan oleh Paulus dan Barnabas, karena mereka menganggap diri mereka tidak layak untuk memperoleh hayat yang kekal, yang adalah Juruselamat, Putra Allah, yang kudus yang dapat dipercayai, dan kasih karunia Allah. Dalam pasal 13:47, perkataan Paulus kepada orang-orang Yahudi yang menolak dikutip dari Yesaya 49:6, mengacu kepada Kristus sebagai Hamba Allah, yang diangkat Allah menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Dia membawa keselamatan-Nya sampai ke ujung bumi. Ka-rena Paulus bersatu dengan Kristus ketika melaksanakan keselamatan Allah di dalam Kristus, maka ia menerapkan perkataan nubuat ini kepada dirinya sendiri dalam ministri pemberitaan Injilnya; karena penolakan orang Yahudi, mereka mengalihkan Injil dari orang Yahudi kepada orang bukan Yahudi. Dalam ministri-Nya di bumi, Tuhan dalam Lukas 4:24-27 menyatakan hal yang sama kepada orang Yahudi yang keras kepala.
Penolakan seseorang terhadap Injil adalah bukti bahwa, menurut anggapannya sendiri, ia tidak layak memperoleh hayat yang kekal (ay. 46); percayanya seseorang adalah bukti bahwa ia telah ditentukan atau ditetapkan Allah untuk hayat yang kekal. Penentuan Allah atas keselamatan manusia adalah berdasarkan kedaulatan-Nya sendiri. Tetapi Dia tetap membiarkan manusia memiliki kehendak yang bebas karena Dia menghargai manusia. Seseorang mau percaya atau menolak keselamatan-Nya tergantung pada keputusannya sendiri. Hayat yang kekal sudah tersedia, tinggal kita mau terima atau tidak.
Ada kisah tentang seorang mahasiswa yang sangat terjamah oleh Injil, tetapi ibunya sangat menentang kalau ia menerima Tuhan. Jadi ia memberi tahu si pengkhotbah bahwa ia tidak akan percaya sebelum ibunya meninggal dunia. Pengkhotbah itu berkata kepadanya, “Betapa baiknya kamu sebagai anak! Setelah kamu mengirim orang tuamu ke neraka, lalu kamu pergi ke surga dengan damai.” Mahasiswa itu pun segera tersadar oleh teguran itu, lalu ia segera menerima Tuhan Sang hayat kekal itu dengan sukacita.