Hitstat

15 April 2010

Kisah Para Rasul Volume 6 - Minggu 1 Jumat

Kesaksian Yakobus
Kisah Para Rasul 15:19-20
...Kita tidak boleh menimbulkan kesulitan bagi mereka yang berbalik kepada Allah. Tetapi, supaya mereka menjauhkan diri dari makanan yang telah dicemarkan berhala-berhala, dari percabulan, dari daging binatang yang mati dicekik dan dari darah.

Ayat Bacaan: Kis. 15:1-29; Rm. 6:14; 1 Kor. 10:211

Apakah kita, orang Kristen harus melakukan hukum Taurat? Tidak! Karena orang Kristen tidak berada di bawah hukum Taurat, melainkan di bawah kasih karunia (Rm. 6:14). Pada zaman rasul ada beberapa oknum yang mengajar saudara-saudara, yaitu jika mereka tidak menerima sunat menurut peraturan Musa mereka tidak bisa beroleh selamat. Maka Yakobus dan beberapa rasul menulis surat kepada kaum beriman yang berada di Antiokhia, Siria dan Kilikia yang menyatakan bahwa mereka hanya diminta untuk menjauhkan diri dari berhala, percabulan, hewan yang mati dicekik dan dari darah, tetapi tidak menyuruh murid-murid untuk disunat (Kis. 15:1-29). Alasan Yakobus mengatakan hal itu adalah sebab sejak zaman dahulu hukum Musa diberitakan di tiap-tiap kota, dan sampai sekarang hukum itu dibacakan tiap-tiap hari Sabat di rumah-rumah ibadat (Kis. 15:21). Jadi pengaruh agama Yahudi masih sangat kental di antara orang-orang yang baru bertobat.
Yakobus sendiri adalah seorang yang berasal dari masa Perjanjian Lama namun ia hidup dalam masa Perjanjian Baru. Di aspek positif ia menerima orang-orang yang berbalik kepada Allah, tetapi di aspek negatif ia meminta mereka menjauhkan diri dari empat hal di atas. Setelah percaya dan berbagian dalam perjamuan Tuhan, kita tidak dapat lagi berbagian dengan makanan yang dipersembahkan kepada berhala yang pada dasarnya adalah persekutuan dengan roh-roh jahat (1 Kor. 10:21). Percabulan juga membuat manusia tidak kudus, bahkan mencemari manusia sampai puncaknya sehingga manusia tidak bisa menggenapkan maksud tujuan kudus Allah. Dalam zaman kasih karunia, darah binatang yang mati dicekik atau mati lemas yang belum dialirkan, juga tidak boleh diminum atau dimakan. Tujuan Allah dalam zaman anugerah tetap melarang kita makan darah, ialah agar kita melalui perkara ini menyatakan, dalam alam semesta ini hanya darah Tuhan Yesus yang bisa menghapus dosa kita. Sebab itu, selain darah-Nya, darah apa pun tidak kita minum.
Dulu di Gunung Sinai, Allah memberikan hukum yang tertulis di luar. Kini melalui hayat-Nya yang ada di dalam kita kita, kita memiliki hukum hayat yang melarang kita dari dalam batin perkara yang tidak diperkenan Allah.

No comments: