Hitstat

31 January 2014

Filipi - Minggu 23 Jumat



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:16; Kol. 3:16


Kita perlu menerima Alkitab sebagai kitab hayat. Seluruh isi Alkitab adalah firman hayat. Sebagai firman hayat, Alkitab adalah makanan kita. Bukankah bodoh sekali kalau kita hanya mempelajari makanan dan tidak memakannya? Jika kita ingin menyelidiki makanan kita, tetapi tidak memakannya, akhirnya kita akan mati kelaparan. Demikian pula, jika kita tidak memakan firman, kita akan mati secara rohani. Karenanya penting sekali kita memakan firman melalui mendoabacakan dan menyanyikannya.

Ketika kita mendoabacakan Filipi 2:14-16, jangan hanya mendoabacakan ayat-ayat ini secara keseluruhan, melainkan berkonsentrasilah pada kata-kata atau frase-frase yang penting. Kita perlu mendoabacakan kata-kata seperti bersungut-sungut, berbantah-bantahan, tidak beraib dan tidak bernoda, tidak bercela, anak-anak Allah, angkatan yang bengkok dan sesat, bercahaya, bintang-bintang, dunia, menyatakan, firman, dan hayat. Boleh jadi kita sangat tidak suka bersungut-sungut, berbantah-bantahan, dan angkatan yang bengkok dan sesat. Namun, kata-kata “sungutsungut”, “berbantah-bantahan” dan “angkatan yang bengkok dan sesat” dalam ayat-ayat ini dapat menyuplaikan hayat kepada kita. Jika kita mendoabacakan dan menyanyikannya, kita akan beroleh suplaian hayat melaluinya. Memang kita harus membenci sungut-sungut, tetapi kita harus mengapresiasi istilah ini melalui mendoabacakan dan menyanyikannya. Tambahan pula, kita tidak saja harus memakan kata-kata itu, tetapi juga mencerna semuanya, agar firman itu boleh menjadi bagian dari susunan kita.

Orang-orang yang pernah mendengarkan berita saya bertahun-tahun adakalanya heran melihat saya selalu memiliki sesuatu yang baru dan segar untuk dilayankan kepada kaum saleh. Semakin saya mendoabacakan Filipi 2:14-16, saya semakin mengetahui bahwa kita dapat menyampaikan berita demi berita dari ayat-ayat ini. Kita boleh menyampaikan satu berita tentang bersungut-sungut, dan satu berita lain untuk berbantah-bantahan. Kemudian, kita perlu satu berita tentang tidak beraib dan tidak bernoda. Tidak beraib berarti tanpa kekurangan pada perilaku kita secara lahiriah, dan tidak bernoda berarti murni dalam karakter batiniah kita. Secara lahiriah, perilaku kita perlu sempurna tanpa kekurangan; secara batiniah, karakter kita perlu murni dan polos. Hal-hal ini sesungguhnya dapat menjadi pokok pembicaraan seluruh berita. Namun, orang-orang Kristen mungkin membaca ayat-ayat ini dengan mengira semua itu memang semestinya demikian. Mereka tidak bertanya atau menyelidiki apakah yang Paulus maksud dengan tidak beraib dan tidak bernoda.

Bila kita setiap hari dipenuhi dengan kekayaan firman hidup, dengan spontan kita akan menyatakan firman hayat itu. Kita akan menyajikan firman hayat itu kepada orang lain dan mempersembahkannya kepada mereka. Ini berarti memperbesar Kristus dan memperhidupkan Kristus. Kristus sendiri adalah firman hidup, firman hayat. Karena itu, bila kita dipenuhi dengan firman hayat, kita akan menyatakan dan memperbesar Kristus. Inilah cara memperhidupkan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 46

30 January 2014

Filipi - Minggu 23 Kamis



Pembacaan Alkitab: Flp. 2:16; Kol. 3:16


Adakalanya ketika kita mendoabacakan firman, kita mungkin berdoa dengan seluruh ayat sekaligus. Namun, sering kali lebih baik kita mendoabacakan firman dengan cara kata demi kata atau frase demi frase. Tidak ada orang yang dapat memakan satu ekor ayam sekaligus. Kita hanya dapat memakannya sedikit-sedikit. Seprinsip dengan itu, kita harus mendoabacakan firman sedikit-sedikit, mungkin sampai kata demi kata. Jika kita berdoa dengan kata bersungut-sungut dan berbantah-bantahan dalam 2:14, kita akan menerima injeksi ilahi, suatu suntikan pencegahan yang akan menyelamatkan kita dari sungut-sungut dan perbantahan kita.

Yeremia 15:16 mengatakan, “Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku memakannya” (Tl.). Kita juga harus memakan firman Allah seperti Nabi Yeremia. Tetapi, ada beberapa orang Kristen menentang konsepsi ini, dengan menyatakan bahwa Alkitab hanya cocok untuk dibaca dan dipelajari. Namun, Alkitab tidak saja untuk dibaca dan dipelajari, juga untuk dimakan. Tuhan Yesus berkata, “Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah” (Mat. 4:4). Ini menunjukkan bahwa setiap kata dari Alkitab, sampaisampai perkataan seperti bersungut-sungut dan berbantahbantahan pun dapat menyuplaikan hayat kepada kita. Karena itu, kita boleh mendoabacakan sebuah ayat seperti Filipi 2:14 tadi kata demi kata. Dengan cara demikian kita akan hidup oleh setiap perkataan yang keluar dari mulut Allah.

Mungkin kita tidak menyadari betapa kita terpengaruh oleh kekristenan yang tradisional, bahkan dalam cara kita membaca Alkitab juga demikian. Kolose 3:16 mengatakan, “Hendaklah perkataan Kristus tinggal dengan limpahnya di antara kamu, sehingga kamu dengan segala hikmat mengajar dan menegur seorang akan yang lain dan sambil menyanyikan mazmur dan puji-pujian dan nyanyian rohani, kamu mengucap syukur kepada Allah di dalam hatimu.” Di sini Paulus tidak mengatakan membaca, menganalisis, atau merenungkan firman, sebaliknya ia menganjuri kita menyanyikan firman itu. Kita tidak saja harus menerima firman Kristus melalui membaca, tetapi juga dengan menyanyikan, memazmurkan, dan membuatnya menjadi pujian. Terlepas dari baik atau tidaknya nyanyian kita, Tuhan sangat berkenan mendengar kita menyanyikan firman-Nya. Dia merasa gembira bila kita bernyanyi dari dalam roh dan hati kita. Jika kita tidak mengetahui sebuah lagu untuk dipakai dalam menyanyikan ayat tertentu, kita boleh menciptakan sebuah lagu sendiri. Yang penting kita belajar menyanyikan firman Allah. Saya percaya pada suatu hari kita dapat menggunakan sebagian besar waktu dalam sidang untuk menyanyikan Kitab Efesus.

Kita telah menunjukkan bahwa Tuhan Yesus mengatakan manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Tetapi, firman bukan hanya makanan dan suplai hayat kita saja, ia juga “antibiotik” rohani. Kita tidak saja harus beroleh makanan melalui firman, tetapi juga harus disuntik olehnya untuk menangkal segala macam gangguan, kesukaran, kelemahan, dan “penyakit”. Bersungut-sungut dan berbantah-bantahan adalah penyakit rohani yang perlu kita hadapi melalui suntikan firman. Dari hari ke hari kita perlu mendoabacakan firman dan menyanyikan firman agar kita menerima suntikan lebih lanjut. Jika kita mendoabacakan Filipi 2:14, kita akan menerima suntikan untuk menangkal sungutsungut dan perbantahan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 46

29 January 2014

Filipi - Minggu 23 Rabu



Pembacaan Alkitab: Yoh. 15:4, 7; Flp. 1:21


Dalam Alkitab terang dan hayat adalah satu, hayat dan kasih adalah satu, kasih berkaitan dengan kekudusan, dan kekudusan berkaitan dengan kebenaran. Bila semua itu digabungkan, itulah kekuatan kita. Atribut-atribut ilahi ini — terang, hayat, kasih, kekudusan, kebenaran, dan kekuatan — sebenarnya adalah Allah Tritunggal itu sendiri yang datang kepada kita sebagai Roh melalui firman. Ketika kita berkontak dengan Allah Tritunggal sebagai Roh melalui firman, kita akan mengalami-Nya sebagai terang, hayat, kasih, kekudusan, kebenaran, dan kekuatan. Inilah Kristus dalam pengalaman kita. Kalau kita mengalami Kristus dengan cara yang subyektif ini, kita pasti akan dengan spontan memperhidupkan dia.

Firman hayat tidak hanya satu dengan Kristus, tetapi juga dengan atribut-atribut ilahi ini. Dari pengalaman kita dapat bersaksi setiap kali kita menggores firman dengan roh kita, kita akan beroleh terang. Firman hayat akan menjadi terang dalam pengalaman kita. Tidak hanya demikian, firman akan menjadi hayat yang mencakup kasih, kekudusan, kebenaran, kekuatan, tenaga, dan kekuasaan. Inilah kesatuan firman hayat dengan Kristus yang hidup juga dengan berbagai macam atribut dari Allah Tritunggal.

Kita tidak boleh menganggap Alkitab hanya sekadar kitab teologi yang mewahyukan apa dan siapa Allah, dan apa yang Allah kehendaki kita lakukan untuk berkontak dengan Dia. Alkitab bukan hanya wahyu yang obyektif tentang Allah dan tuntutan-Nya. Alkitab seharusnya juga menjadi pohon hayat untuk kita makan. Bagi kita Alkitab mungkin adalah sejilid kitab pengetahuan atau kitab hayat, pohon pengetahuan atau pohon hayat. Pohon pengetahuan mendatangkan kematian, tetapi pohon hayat mendatangkan suplai hayat ilahi. Saya akui dahulu saya menuntut banyak sekali pengetahuan melalui membaca Alkitab sebagai pohon pengetahuan. Akibatnya saya dimatikan, saya terbunuh oleh Alkitab yang dicetak dengan huruf hitam di atas kertas putih. Ini sesuai dengan apa yang dikatakan Paulus, “Hukum yang tertulis mematikan” (2 Kor. 3:6). Alkitab yang harfiah dapat membunuh. Ini adalah akibat kita menerima Alkitab sebagai pohon pengetahuan. Tetapi jika kita memakai roh kita untuk memakan firman, Alkitab akan menjadi kitab hayat dalam pengalaman kita. Dengan demikian kita akan tersuplai dengan hayat melalui setiap ayatnya. Banyak orang Kristen yang telah terbunuh oleh Alkitab yang harfiah. Yang mereka perlukan bukan doktrin yang bertumpuk-tumpuk, melainkan hayat dari Roh itu. Mereka perlu menerima Alkitab sebagai pohon hayat.

Kita tidak saja perlu mengontak firman dengan pikiran kita, tetapi juga dengan roh kita yang dilahirkan kembali. Bila kita memakai roh kita untuk mengontak firman, maka firman akan menjadi satu dengan Tuhan sendiri dalam pengalaman kita. Dengan demikian firman akan menjadi hidup, memberi energi, dan penuh dengan atribut ilahi seperti terang, hayat, kasih, kekudusan, kebenaran, dan kekuatan. Melalui menerima firman sedemikian inilah baru kita dapat memperhidupkan Kristus.

Saya tidak menaruh syak bahwa kehidupan Paulus sesungguhnya adalah kehidupan yang memperhidupkan Kristus. Ia dapat berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus” (Flp. 1:21). Ia pun menyuruh kita untuk membiarkan perkataan Kristus tinggal dengan kayanya di dalam kita (Kol. 3:16). Seperti telah kita tunjukkan, kata “tinggal” dalam Kolose 3:16 berarti “berumah” atau “bersemayam”. Membiarkan perkataan Kristus berumah di dalam kita berarti membiarkan firman itu menjenuhi seluruh diri kita. Akhirnya, ketika dalam pengalaman kita firman, Kristus, dan Allah Tritunggal berbaur menjadi satu, maka kita akan memperhidupkan Kristus. Kita akan memiliki satu kehidupan yang penuh dengan atribut-atribut ilahi, seperti terang, hayat, kasih, kekudusan, kebenaran, dan kekuatan. Inilah kehidupan orang Kristen yang wajar.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 45