Hitstat

02 January 2014

Filipi - Minggu 19 Kamis



Pembacaan Alkitab: Kol. 2:16-17; 1 Yoh. 3:1


Sebagai orang-orang yang telah ditebus, diselamatkan, dan dilahirkan kembali, kita memiliki hayat dan sifat Allah. Alangkah ajaibnya, manusia-manusia yang telah jatuh dapat mengumumkan bahwa mereka memiliki hayat dan sifat Allah! Kita memiliki sifat Allah karena kita telah dilahirkan dari Allah. Allah bukan hanya Pencipta kita, Dia juga Bapa kita. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah” (1 Yoh. 3:1). Karena kasih-Nya kepada kita, Bapa telah menyalurkan hayat dan sifat-Nya kepada kita. Sekarang kita adalah anak-anak Allah yang memiliki hayat dan sifat ilahi.

Sebagai anak-anak Allah, kita harus memperhidupkan Kristus, bukan memperhidupkan etika, moral, atau kelakuan baik. Etika mungkin sangat baik dan standar moral yang tinggi pasti sangat unggul, tetapi semuanya itu tidak dapat dibandingkan dengan Kristus. Standar kehidupan orang Kristen adalah Kristus sendiri, bukan etika, moral, atau karakter yang luhur. Dalam Surat Filipi, Paulus ingin memberi kesan kepada kita tentang memperhidupkan Kristus. Paulus dapat berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus” (1:21). Paulus berharap, baik hidup atau mati, Kristus tetap diperbesar di dalam tubuhnya. Alangkah hebatnya standar ini! Standar kehidupan kristiani jauh melampaui etika, moral, atau filsafat macam apa pun. Saya ulangi, standar kehidupan kristiani adalah Kristus, dan kita harus memperhidupkan Dia dan memperbesar Dia.

Kristus adalah sasaran Paulus, dan keinginannya adalah ditemukan orang di dalam Kristus (Flp. 3:9). Kita juga harus berkeinginan ditemukan orang di dalam Kristus. Di mana saja kita berada, kita seharusnya ditemukan di dalam Kristus. Betapa memalukan bila kita ditemukan di dalam kehidupan alamiah atau kebudayaan kita! Tetapi alangkah indahnya kalau orang lain dapat bersaksi bahwa mereka menemukan kita di dalam Kristus! Sasaran kita adalah Kristus, dan standar kita juga Kristus. Di mana pun kita berada, orang-orang yang kita jumpai harus terkesan dengan Kristus. Kemudian, karena kita memperhidupkan Kristus, kita akan ditemukan orang lain di dalam Dia.

Memperhidupkan Kristus adalah suatu hal yang abstrak dan rahasia. Memperhidupkan Kristus adalah hidup dengan cara yang rahasia. Di satu aspek, kehidupan semacam ini riil dan nyata; di aspek lain, kehidupan semacam ini tidak dapat didefinisikan. Ketika orang lain menemukan kita di dalam Kristus, mereka sukar sekali melukiskan kita. Kita tampak rahasia. Walau sebagai manusia kita tidak begitu berbeda dengan mereka, tetapi ada sesuatu yang rahasia bahkan istimewa pada diri kita. Kristus itu rahasia, maka orang-orang yang memperhidupkan Dia juga rahasia. Karena Kristus itu abstrak dan rahasia, maka tidak mudah dijelaskan bagaimana cara kita memperhidupkan Dia.

Menurut konsepsi utama Alkitab, Allah Tritunggal menjadi hayat kita, dan kita perlu berada di dalam Dia. Dalam Matius 28:19 Tuhan Yesus menyuruh murid-muridNya membaptis orang-orang yang percaya ke dalam nama Allah Tritunggal, yakni ke dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Membaptiskan kaum beriman ke dalam Allah Tritunggal berarti menempatkan mereka ke dalam satu kesatuan organik dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus.

Sebelum kita diselamatkan, Allah Tritunggal terhadap kita mutlak obyektif. Tetapi melalui penebusan, penyelamatan, pembenaran, dan kelahiran kembali, Dia menjadi subyektif. Sekarang kita berada di dalam Dia, dan Dia di dalam kita. Allah Tritunggal di dalam kita bukan hanya menjadi Penebus dan Juruselamat, tetapi juga menjadi hayat dan suplai hayat kita. Kehendak Allah bukan menginginkan kita melakukan sesuatu bagi-Nya, melainkan agar kita menjadi satu roh dengan Dia dan memperhidupkan Dia. Memperhidupkan Allah Tritunggal berarti memperhidupkan Kristus, memperbesar Kristus, memuliakan Kristus, dan mengekspresikan Dia. Inilah memperbesar Kristus dalam pandangan orang-orang yang berkontak dengan kita. Titik fokus Alkitab berkaitan dengan hal memperhidupkan Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 38

No comments: