Pembacaan Alkitab: Kol. 2:16-17; 1 Yoh. 3:1
Sebagai orang-orang yang telah ditebus, diselamatkan, dan dilahirkan
kembali, kita memiliki hayat dan sifat Allah. Alangkah ajaibnya,
manusia-manusia yang telah jatuh dapat mengumumkan bahwa mereka memiliki hayat
dan sifat Allah! Kita memiliki sifat Allah karena kita telah dilahirkan dari
Allah. Allah bukan hanya Pencipta kita, Dia juga Bapa kita. “Lihatlah, betapa besarnya kasih yang dikaruniakan
Bapa kepada kita, sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah
anak-anak Allah” (1 Yoh. 3:1). Karena kasih-Nya kepada kita, Bapa telah menyalurkan hayat
dan sifat-Nya kepada kita. Sekarang kita adalah anak-anak Allah yang memiliki
hayat dan sifat ilahi.
Sebagai anak-anak Allah, kita harus memperhidupkan Kristus,
bukan memperhidupkan etika, moral, atau kelakuan baik. Etika mungkin sangat
baik dan standar moral yang tinggi pasti sangat unggul, tetapi semuanya itu tidak
dapat dibandingkan dengan Kristus. Standar kehidupan orang Kristen adalah
Kristus sendiri, bukan etika, moral, atau karakter yang luhur. Dalam Surat
Filipi, Paulus ingin memberi kesan kepada kita tentang memperhidupkan Kristus.
Paulus dapat berkata, “Bagiku hidup
adalah Kristus” (1:21). Paulus berharap, baik hidup atau mati, Kristus
tetap diperbesar di dalam tubuhnya. Alangkah hebatnya standar ini! Standar
kehidupan kristiani jauh melampaui etika, moral, atau filsafat macam apa pun.
Saya ulangi, standar kehidupan kristiani adalah Kristus, dan kita harus
memperhidupkan Dia dan memperbesar Dia.
Kristus adalah sasaran Paulus, dan keinginannya adalah ditemukan
orang di dalam Kristus (Flp. 3:9). Kita juga harus berkeinginan ditemukan orang
di dalam Kristus. Di mana saja kita berada, kita seharusnya ditemukan di dalam
Kristus. Betapa memalukan bila kita ditemukan di dalam kehidupan alamiah atau
kebudayaan kita! Tetapi alangkah indahnya kalau orang lain dapat bersaksi bahwa
mereka menemukan kita di dalam Kristus! Sasaran kita adalah Kristus, dan standar
kita juga Kristus. Di mana pun kita berada, orang-orang yang kita jumpai harus
terkesan dengan Kristus. Kemudian, karena kita memperhidupkan Kristus, kita
akan ditemukan orang lain di dalam Dia.
Memperhidupkan Kristus adalah suatu hal yang abstrak dan rahasia.
Memperhidupkan Kristus adalah hidup dengan cara yang rahasia. Di satu aspek, kehidupan semacam
ini riil dan nyata; di aspek lain, kehidupan semacam ini tidak dapat
didefinisikan. Ketika orang lain menemukan kita di dalam Kristus, mereka sukar
sekali melukiskan kita. Kita tampak rahasia. Walau sebagai manusia kita tidak
begitu berbeda dengan mereka, tetapi ada sesuatu yang rahasia bahkan istimewa
pada diri kita. Kristus itu rahasia, maka orang-orang yang memperhidupkan Dia
juga rahasia. Karena Kristus itu abstrak dan rahasia, maka tidak mudah
dijelaskan bagaimana cara kita memperhidupkan Dia.
Menurut konsepsi utama Alkitab, Allah Tritunggal menjadi hayat
kita, dan kita perlu berada di dalam Dia. Dalam Matius 28:19 Tuhan Yesus menyuruh
murid-muridNya membaptis orang-orang yang percaya ke dalam nama Allah Tritunggal,
yakni ke dalam nama Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Membaptiskan kaum beriman ke dalam
Allah Tritunggal berarti menempatkan mereka ke dalam satu kesatuan organik
dengan Bapa, Anak, dan Roh Kudus.
Sebelum kita diselamatkan, Allah Tritunggal terhadap kita mutlak
obyektif. Tetapi melalui penebusan, penyelamatan, pembenaran, dan kelahiran
kembali, Dia menjadi subyektif. Sekarang kita berada di dalam Dia, dan Dia di
dalam kita. Allah Tritunggal di dalam kita bukan hanya menjadi Penebus dan Juruselamat,
tetapi juga menjadi hayat dan suplai hayat kita. Kehendak Allah bukan menginginkan
kita melakukan sesuatu bagi-Nya, melainkan agar kita menjadi satu roh dengan
Dia dan memperhidupkan Dia. Memperhidupkan Allah Tritunggal berarti
memperhidupkan Kristus, memperbesar Kristus, memuliakan Kristus, dan mengekspresikan
Dia. Inilah memperbesar Kristus
dalam pandangan orang-orang yang berkontak dengan
kita. Titik fokus Alkitab berkaitan dengan hal memperhidupkan Kristus.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 2, Berita 38
No comments:
Post a Comment