Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:63; Ibr. 1:1-2
Kita harus beralih dari teologi tradisional dan kembali kepada
firman Allah yang murni. Menurut Alkitab, Allah Tritunggal telah melalui proses
menjadi Roh pemberi-hayat. Berdasarkan wahyu dalam firman, kita boleh
mengatakan bahwa Allah kita hari ini adalah Allah yang telah melalui proses,
bukan Allah yang “mentah”. Mengatakan Allah telah melalui proses berarti Dia
telah menjadi seorang anak yang dilahirkan oleh seorang dara, dan sebagai
manusia, Dia telah disalibkan, dikubur, mengunjungi alam maut, dan memasuki
kebangkitan. Ini jelas merupakan suatu proses. Karena itulah kita boleh
mengatakan Allah kita adalah Allah yang telah melalui proses.
Sejak kelahiran-Nya hingga kebangkitan-Nya, Kristus telah
melalui suatu proses. Seluruh masa hidup-Nya sebagai manusia, dari inkarnasi
hingga kebangkitan adalah satu periode proses. Sekarang, setelah memasuki tahap
kebangkitan, Ia telah menjadi Roh pemberi-hayat.
Allah kita telah melakukan segala yang perlu untuk menjadi Roh
pemberi-hayat. Sekarang kita tidak saja memiliki Allah dan Juruselamat, kita
juga memiliki Roh pemberi-hayat. Orang-orang Yahudi tidak mengetahui bahwa
Allah telah menjadi seorang manusia yang bernama Yesus Kristus. Mereka hanya
mengenal Allah sebagai Sang Pencipta, tidak mengenal Dia sebagai persona yang
telah berinkarnasi menjadi Juruselamat. Bahkan banyak orang Kristen hari ini
yang hanya mengenal Allah dan Kristus secara obyektif. Mereka tidak memahami
bahwa hari ini Kristus, Allah itu sendiri, adalah Roh pemberi-hayat. Kita tidak
dapat memisahkan Allah, Kristus, dan Roh. Ketiganya adalah satu. Kita dapat
menikmati Allah yang tiga-satu ini sebagai Roh itu sebab Dia telah masuk ke
dalam roh kita dan membuat kita menjadi satu roh dengan-Nya. Satu Korintus 6:17 mengatakan, “Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan,
menjadi satu roh dengan Dia.” Sungguh ajaib!
Kesudahan perbuatan dan pekerjaan Allah adalah Roh
pemberi-hayat. Pertama, Allah menciptakan segala sesuatu. Kedua, Ia menjadi seorang
manusia melalui inkarnasi. Ketiga, melalui kematian dan kebangkitan, Ia
mengalami proses menjadi Roh pemberi-hayat. Sekarang Allah tidak saja sebagai
Sang Pencipta, Penebus, dan Juruselamat, terakhir, dalam perampungan sempurna
Ia menjadi Roh pemberi-hayat. Roh ini adalah “minuman” almuhit untuk kita
nikmati. Puji Tuhan, karena dalam firman diwahyukan bahwa Allah, Pencipta,
Juruselamat, Penebus, Tuhan, dan Tuan kita juga adalah Roh pemberi-hayat yang
tinggal di dalam roh kita!
Alkitab juga mewahyukan tentang pembicaraan Allah selain
perbuatan-Nya. Allah adalah Allah yang berbicara. Ibrani 1:1-2 mengatakan, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang
kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan
perantaraan para nabi, maka pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita
dengan perantaraan Anak-Nya.” Karena perbuatan Allah, kita menerima Roh
pemberi-hayat; karena pembicaraan Allah, kita menerima firman. Tidak hanya
demikian, firman ini adalah firman hayat.
Kita sangat perlu memahami bahwa firman adalah perwujudan Allah
yang hidup. Tidak hanya demikian, firman adalah roh dan hayat. Tuhan Yesus
berkata, “Perkataan-perkataan yang
Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Jangan sekali-kali
kita memisahkan Allah, Roh itu, dan firman. Ketiganya adalah satu. Allah adalah
firman, dan firman adalah Roh itu.
Kita memuji Tuhan, karena melalui perbuatan-Nya Dia telah
menjadi Roh itu, dan melalui pembicaraan-Nya Dia telah menjadi firman. Setiap
hari kita perlu datang kepada firman dengan roh yang terbuka dan terlatih.
Dengan demikian, kita tidak saja akan menerima terang dari firman, kita juga akan
masuk ke dalam ruang lingkup terang itu. Setiap kali kita datang kepada Alkitab
dengan hati yang murni dan roh yang benar, kita akan masuk ke dalam ruang
lingkup terang. Kemudian, kita tidak hanya menerima sorotan, tetapi juga berada
di dalam ruang lingkup terang itu. Kita perlu berada di dalam ruang lingkup
terang. Hanya melihat terang dari firman tidaklah cukup, kita pun perlu berada
di dalam lingkungan terang itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 44
No comments:
Post a Comment