Hitstat

24 January 2014

Filipi - Minggu 22 Jumat



Pembacaan Alkitab: Yoh. 6:63; Ibr. 1:1-2


Kita harus beralih dari teologi tradisional dan kembali kepada firman Allah yang murni. Menurut Alkitab, Allah Tritunggal telah melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat. Berdasarkan wahyu dalam firman, kita boleh mengatakan bahwa Allah kita hari ini adalah Allah yang telah melalui proses, bukan Allah yang “mentah”. Mengatakan Allah telah melalui proses berarti Dia telah menjadi seorang anak yang dilahirkan oleh seorang dara, dan sebagai manusia, Dia telah disalibkan, dikubur, mengunjungi alam maut, dan memasuki kebangkitan. Ini jelas merupakan suatu proses. Karena itulah kita boleh mengatakan Allah kita adalah Allah yang telah melalui proses.

Sejak kelahiran-Nya hingga kebangkitan-Nya, Kristus telah melalui suatu proses. Seluruh masa hidup-Nya sebagai manusia, dari inkarnasi hingga kebangkitan adalah satu periode proses. Sekarang, setelah memasuki tahap kebangkitan, Ia telah menjadi Roh pemberi-hayat.

Allah kita telah melakukan segala yang perlu untuk menjadi Roh pemberi-hayat. Sekarang kita tidak saja memiliki Allah dan Juruselamat, kita juga memiliki Roh pemberi-hayat. Orang-orang Yahudi tidak mengetahui bahwa Allah telah menjadi seorang manusia yang bernama Yesus Kristus. Mereka hanya mengenal Allah sebagai Sang Pencipta, tidak mengenal Dia sebagai persona yang telah berinkarnasi menjadi Juruselamat. Bahkan banyak orang Kristen hari ini yang hanya mengenal Allah dan Kristus secara obyektif. Mereka tidak memahami bahwa hari ini Kristus, Allah itu sendiri, adalah Roh pemberi-hayat. Kita tidak dapat memisahkan Allah, Kristus, dan Roh. Ketiganya adalah satu. Kita dapat menikmati Allah yang tiga-satu ini sebagai Roh itu sebab Dia telah masuk ke dalam roh kita dan membuat kita menjadi satu roh dengan-Nya. Satu Korintus 6:17 mengatakan, “Siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia.” Sungguh ajaib!

Kesudahan perbuatan dan pekerjaan Allah adalah Roh pemberi-hayat. Pertama, Allah menciptakan segala sesuatu. Kedua, Ia menjadi seorang manusia melalui inkarnasi. Ketiga, melalui kematian dan kebangkitan, Ia mengalami proses menjadi Roh pemberi-hayat. Sekarang Allah tidak saja sebagai Sang Pencipta, Penebus, dan Juruselamat, terakhir, dalam perampungan sempurna Ia menjadi Roh pemberi-hayat. Roh ini adalah “minuman” almuhit untuk kita nikmati. Puji Tuhan, karena dalam firman diwahyukan bahwa Allah, Pencipta, Juruselamat, Penebus, Tuhan, dan Tuan kita juga adalah Roh pemberi-hayat yang tinggal di dalam roh kita!

Alkitab juga mewahyukan tentang pembicaraan Allah selain perbuatan-Nya. Allah adalah Allah yang berbicara. Ibrani 1:1-2 mengatakan, “Setelah pada zaman dahulu Allah berulang kali dan dengan berbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan para nabi, maka pada zaman akhir ini Ia berbicara kepada kita dengan perantaraan Anak-Nya.” Karena perbuatan Allah, kita menerima Roh pemberi-hayat; karena pembicaraan Allah, kita menerima firman. Tidak hanya demikian, firman ini adalah firman hayat.

Kita sangat perlu memahami bahwa firman adalah perwujudan Allah yang hidup. Tidak hanya demikian, firman adalah roh dan hayat. Tuhan Yesus berkata, “Perkataan-perkataan yang Kukatakan kepadamu adalah roh dan hidup” (Yoh. 6:63). Jangan sekali-kali kita memisahkan Allah, Roh itu, dan firman. Ketiganya adalah satu. Allah adalah firman, dan firman adalah Roh itu.

Kita memuji Tuhan, karena melalui perbuatan-Nya Dia telah menjadi Roh itu, dan melalui pembicaraan-Nya Dia telah menjadi firman. Setiap hari kita perlu datang kepada firman dengan roh yang terbuka dan terlatih. Dengan demikian, kita tidak saja akan menerima terang dari firman, kita juga akan masuk ke dalam ruang lingkup terang itu. Setiap kali kita datang kepada Alkitab dengan hati yang murni dan roh yang benar, kita akan masuk ke dalam ruang lingkup terang. Kemudian, kita tidak hanya menerima sorotan, tetapi juga berada di dalam ruang lingkup terang itu. Kita perlu berada di dalam ruang lingkup terang. Hanya melihat terang dari firman tidaklah cukup, kita pun perlu berada di dalam lingkungan terang itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Filipi, Buku 3, Berita 44

No comments: