Hitstat

30 April 2014

Kolose - Minggu 5 Rabu



Pembacaan Alkitab: Kol. 20-23


Kolose Pasal 2 dan 3 menunjukkan bahwa orang-orang Kolose telah beralih ke berbagai ajaran — Gnostik, mistik (kebatinan), hukum Taurat, dan pertapaan. Ajaran-ajaran tersebut adalah unsur-unsur dunia. Karena kita memiliki Kristus yang almuhit, kita tidak perlu semua ajaran itu. Kita tidak perlu filsafat, teori, dan praktek, karena kita memiliki Dia yang adalah segala sesuatu dan di dalam segala sesuatu. Kristus sungguh dalam. Filsafat apakah yang dapat menyamai-Nya? Di dalam Dialah tersembunyi segala harta nikmat dan pengetahuan (2:3).

Mungkin Anda tidak paham, bagaimana pengertian atas Kristus ini dapat menolong Anda secara riil. Jika dalam jangka waktu tiga puluh hari Anda diduduki oleh wahyu tentang Kristus dalam Kitab Kolose, Anda akan diubah drastis, disusun kembali, dan ditransfomasi. Berdoalah dengan berita-berita tentang Kitab Kolose dan bersekutulah tentang berita-berita ini, Anda akan nampak betapa Anda akan mengalami suatu perbedaan di dalam Anda. Saya dapat bersaksi bahwa ada perbedaan yang sangat besar ketika visi tentang kealmuhitan Kristus memenuhi seluruh diri kita. Bila Anda nampak visi ini, Anda akan membenci segala sesuatu yang berasal dari diri sendiri. Anda akan merendahkan bukan hanya kebencian Anda, tetapi juga kasih, murah hati, dan kesabaran Anda. Ketika visi ini menyebabkan Anda membenci ego Anda, ia akan mendesak Anda mengasihi Tuhan. Anda akan berkata, “Tuhan Yesus, aku mengasihi Engkau, sebab Engkau adalah segala sesuatu. Tuhan, aku tidak perlu berusaha dan berjuang untuk melakukan apa-apa. Tuhan, Engkau begitu berarti bagiku. Engkau adalah Allah, Engkau adalah yang sulung dari segala yang diciptakan, dan Engkau adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati.” Saya menganjuri Anda untuk mendoabacakan Kitab Kolose tiga puluh hari. Berdoalah sampai semua aspek Kristus yang diwahyukan dalam kitab ini menjenuhi diri Anda. Kita tidak perlu peraturan atau pengajaran — kita perlu diinfus dan dijenuhi oleh Kristus sebagai Sang almuhit.

Dalam 1:20 Paulus mengatakan lebih lanjut, “Dan melalui Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia mengadakan pendamaian dengan darah salib Kristus.” Melalui Dia, berarti melalui Kristus sebagai sarana aktif, perdamaian dirampungkan. Mendamaikan segala sesuatu dengan Allah berarti berdamai dengan Allah untuk segala sesuatu. Ini digenapi melalui darah dari salib Kristus.

Ayat 21 mengatakan, “Juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan menjadi musuh-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat.” Karena sebelumnya kita adalah orang-orang berdosa, kita memerlukan penebusan. Karena kita dahulu juga adalah musuh Allah, kita memerlukan pendamaian dengan-Nya. Permusuhan kita dengan Allah terutama terjadi dalam pikiran kita yang telah tercemar.

Dalam tubuh daging-Nya melalui kematian-Nya, Kristus telah mendamaikan kita dengan Allah, agar kita kudus, tidak bercela, dan tidak bercacat dipersembahkan di hadapan Allah (ayat 22). Tetapi, kita tetap harus “bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak berguncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil” (ayat 23). Iman di sini tidak ditujukan kepada tindakan percaya, tetapi obyek dari kepercayaan kita.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 9

29 April 2014

Kolose - Minggu 5 Selasa



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:18-20


Melalui Kristus, Allah telah dibawa masuk ke dalam kita, dan kita telah dibawa masuk ke dalam Allah. Puji Tuhan karena pembauran yang demikian! Ketika kita dilahirkan kembali, Kristus dilahirkan ke dalam kita, dan kita dibawa ke dalam Allah. Sebab itu, dalam kehidupan kristiani kita, kita memiliki suatu pengalaman yang batini dan pribadi atas kedua kelahiran Kristus. Bagi Kristus, kelahiran-Nya dalam kebangkitan terjadi tiga puluh tiga setengah tahun setelah kelahiran-Nya melalui inkarnasi. Namun, dalam pengalaman kita atas Kristus, Allah dibawa masuk ke dalam kita dan kita dibawa masuk ke dalam Allah pada waktu yang bersamaan. Puji Tuhan untuk persekutuan ajaib antara Allah dengan kita!

Kolose 1:19 mengatakan segala kepenuhan berkenan diam di dalam Kristus, dan 2:9 menyatakan di dalam Kristus berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan keAllahan. Dalam 2:10 Paulus berkata lebih lanjut bahwa di dalam Kristus kita telah dipenuhi. Karena seluruh kepenuhan berdiam di dalam Kristus dan karena kita telah ditaruh ke dalam Kristus, maka kita telah dipenuhi, yakni dipenuhi dengan kekayaan ilahi. Haleluya, di dalam Kristus kita telah dipenuhi!

Dalam kehidupan-Nya di bumi, Tuhan Yesus berada di tengah murid-murid-Nya, tetapi Dia tidak berada di dalam mereka. Karena itu, Dia perlu melewati kematian dan kebangkitan, agar Dia dapat masuk ke dalam murid-muridNya sebagai Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45), Roh realitas (Yoh. 14:17). Dalam Yohanes 14—16 murid-murid dibingungkan dengan fakta bahwa Tuhan sedang meninggalkan mereka. Seolah-olah Dia berkata kepada mereka, “Jika Aku tidak pergi, Aku tidak ada jalan untuk masuk ke dalam kalian. Aku harus mengalami kematian dan kebangkitan untuk menjadi Roh pemberi-hayat. Kemudian Aku akan diam di dalam kalian selama-lamanya.” Pada hari kebangkitanNya, Tuhan menampakkan diri kepada murid-murid-Nya, menghembuskan nafas ke dalam mereka, dan berkata, “Terimalah Roh Kudus” (Yoh. 20:22). Inilah Roh yang dijanjikan dalam 14:16-17, 26; 15:26 dan 16:7, 13. Tuhan menghembuskan Roh Kudus ke dalam murid-murid adalah penggenapan janji-Nya mengenai Roh Kudus sebagai Penghibur itu. Melalui menghembuskan Roh itu, nafas kudus, Roh pemberihayat, ke dalam murid-murid, Tuhan menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam mereka sebagai hayat dan setiap hal yang positif.

Sebagai Putra Allah, Kristus mengambil dua langkah yang luar biasa. Pertama, Dia mengambil langkah inkarnasi untuk menjadi seorang manusia demi menggenapkan penebusan dan mengakhiri ciptaan lama. Kedua, dalam kebangkitan, Dia menjadi Roh pemberi-hayat untuk melahirkan kita kembali demi menghasilkan gereja, ciptaan baru Allah.

Kristus adalah yang utama dan menduduki tempat pertama, tempat yang unggul, baik dalam ciptaan lama maupun baru. Kristus adalah yang lebih utama baik di dalam alam semesta maupun di dalam gereja. Jika kita melihat hal ini sebagai visi, bukan sekadar doktrin, kehidupan kita dan hidup gereja kita akan mengalami revolusi. Kita akan menyadari bahwa Kristus harus menjadi yang utama di dalam segala sesuatu.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 9

28 April 2014

Kolose - Minggu 5 Senin



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:18; Yoh. 1:14; Rm. 8:29


Allah telah menggenapkan dua ciptaan, ciptaan lama dan ciptaan baru. Ciptaan lama mencakup langit, bumi, umat manusia, dan laksaan benda-benda lainnya. Ciptaan baru adalah gereja, Tubuh Kristus. Ayat 15-17 mengungkapkan Kristus sebagai yang utama dalam penciptaan yang azali, yang utama dari segala sesuatu. Ayat 18 memperlihatkan Kristus sebagai yang utama dalam kebangkitan sebagai Kepala Tubuh. Dialah yang memiliki tempat utama di dalam gereja.

Ciptaan kali pertama terwujud melalui perkataan Allah. Dalam Roma 4:17 dikatakan, Allah menjadikan segala yang tidak ada menjadi ada. Sebaliknya, ciptaan baru terjadi melalui kebangkitan, melalui kematian dan kebangkitan ciptaan lama. Dalam ciptaan baru, gereja, Kristus adalah yang pertama dibangkitkan dari antara orang mati.

Selaku Putra Allah, Kristus telah mengalami dua kelahiran. Kelahiran pertama terjadi pada inkarnasi-Nya, dan yang kedua, dalam kebangkitan-Nya. Semua orang Kristen mengetahui bahwa Kristus dilahirkan melalui inkarnasi, tetapi tidak banyak yang menganggap kebangkitan-Nya juga sebagai satu kelahiran. Kisah Para Rasul 13:33 menunjukkan bahwa Kristus telah dilahirkan dalam kebangkitan. Melalui kebangkitan Dia dilahirkan sebagai Putra Allah. Tetapi, sebelum inkarnasi-Nya, dalam kekekalan, Dia sudah sebagai Putra Allah. Mengapa Dia harus dilahirkan lagi sebagai Putra Allah dalam kebangkitan? Sebelum inkarnasi-Nya, Dia bukan seorang manusia, Dia hanya Allah yang tidak terbatas dan kekal. Tetapi dalam kepenuhan waktu, Kristus telah dikandung oleh Roh Kudus dalam rahim Maria, dan dilahirkan di sebuah palungan di Betlehem sembilan bulan kemudian. Menurut Yohanes 1:14, Firman yang adalah Kristus itu telah menjadi daging. Ini berarti Dia mengambil langkah untuk menjadi seorang manusia. Alangkah ajaibnya, melalui inkarnasi, Allah yang tak terbatas dan kekal telah menjadi seorang manusia! Namun, walau Dia telah menjadi manusia, Dia tetap sebagai Allah.

Setelah hidup tiga puluh tiga setengah tahun di bumi, Kristus disalibkan. Kemudian dalam kebangkitan, Dia mengambil langkah kedua guna dilahirkan untuk kali kedua dan menjadi Putra sulung Allah. Sebelum kebangkitan-Nya, Kristus adalah Putra tunggal Allah (Yoh. 3:16). Tetapi melalui kebangkitan, Putra tunggal telah menjadi Putra sulung di antara banyak saudara (Rm. 8:29). Menurut Ibrani 2:10, Allah membawa banyak anak (putra) kepada kemuliaan. Putra-putra yang banyak ini adalah banyak saudara Kristus sebagai Putra sulung.

Melalui kedua kelahiran Kristus, keilahian telah dibawa masuk ke dalam keinsanian, dan keinsanian telah dibawa masuk ke dalam keilahian. Melalui inkarnasi Kristus, Allah dibawa masuk ke dalam manusia. Sebelum inkarnasi Kristus, Allah berada di luar manusia, tetapi melalui inkarnasi Kristus, Allah telah dibawa masuk ke dalam keinsanian. Kita dapat mengatakan bahwa melalui kelahiran Kristus, Allah telah dilahirkan ke dalam manusia. Karena itu, melalui kelahiran Kristus yang pertama dalam inkarnasi, Allah dibawa masuk ke dalam manusia dan menjadi satu dengan manusia. Kemudian, melalui kebangkitan Kristus, manusia dibawa masuk ke dalam Allah. Ketika Tuhan Yesus berada di bumi, Allah hidup di dalam seorang manusia, sebab Allah ada di dalam-Nya. Kini, melalui kebangkitan Kristus, manusia telah dibawa masuk ke dalam Allah. Haleluya, sebagai seorang manusia, Kristus berada di surga! Allah telah dibawa masuk ke dalam manusia, dan manusia telah dibawa masuk ke dalam Allah. Suatu lalu lintas yang ajaib! Alangkah ajaibnya lalu lintas dua jurusan ini! Dalam lalu lintas dua jurusan ini, Allah masuk ke dalam manusia melalui inkarnasi, manusia dibawa masuk ke dalam Allah melalui kebangkitan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 9