Pembacaan
Alkitab: Kol. 20-23
Kolose Pasal 2 dan 3 menunjukkan bahwa orang-orang Kolose telah beralih
ke berbagai ajaran — Gnostik, mistik (kebatinan), hukum Taurat, dan pertapaan.
Ajaran-ajaran tersebut adalah unsur-unsur dunia. Karena kita memiliki Kristus
yang almuhit, kita tidak perlu semua ajaran itu. Kita tidak perlu filsafat,
teori, dan praktek, karena kita memiliki Dia yang adalah segala sesuatu dan di dalam
segala sesuatu. Kristus sungguh dalam. Filsafat apakah yang dapat menyamai-Nya? Di dalam
Dialah tersembunyi segala harta nikmat dan pengetahuan (2:3).
Mungkin Anda tidak paham, bagaimana pengertian atas Kristus ini dapat
menolong Anda secara riil. Jika dalam jangka waktu tiga puluh hari Anda diduduki
oleh wahyu tentang Kristus dalam Kitab Kolose, Anda akan diubah drastis,
disusun kembali, dan ditransfomasi. Berdoalah dengan berita-berita tentang
Kitab Kolose dan bersekutulah tentang berita-berita ini, Anda akan nampak
betapa Anda akan mengalami suatu perbedaan di dalam Anda. Saya dapat bersaksi
bahwa ada perbedaan yang sangat besar ketika visi tentang kealmuhitan Kristus
memenuhi seluruh diri kita. Bila Anda nampak visi ini, Anda akan membenci
segala sesuatu yang berasal dari diri sendiri. Anda akan merendahkan bukan
hanya kebencian Anda, tetapi juga kasih, murah hati, dan kesabaran Anda. Ketika
visi ini menyebabkan Anda membenci ego Anda, ia akan mendesak Anda mengasihi Tuhan.
Anda akan berkata, “Tuhan Yesus, aku mengasihi Engkau, sebab Engkau adalah
segala sesuatu. Tuhan, aku tidak perlu berusaha dan berjuang untuk melakukan
apa-apa. Tuhan, Engkau begitu berarti bagiku. Engkau adalah Allah, Engkau
adalah yang sulung dari segala yang diciptakan, dan Engkau adalah yang pertama
bangkit dari antara orang mati.” Saya menganjuri Anda untuk mendoabacakan Kitab
Kolose tiga puluh hari. Berdoalah sampai semua aspek Kristus yang diwahyukan
dalam kitab ini menjenuhi diri Anda. Kita tidak perlu peraturan atau pengajaran
— kita perlu diinfus dan dijenuhi oleh Kristus sebagai Sang almuhit.
Dalam 1:20 Paulus mengatakan lebih lanjut, “Dan melalui Dialah Allah memperdamaikan segala sesuatu dengan
diri-Nya, baik yang ada di bumi, maupun yang ada di surga, sesudah Ia
mengadakan pendamaian dengan darah salib Kristus.” Melalui Dia, berarti
melalui Kristus sebagai sarana aktif, perdamaian dirampungkan. Mendamaikan
segala sesuatu dengan Allah berarti berdamai dengan Allah untuk segala sesuatu.
Ini digenapi melalui darah dari salib Kristus.
Ayat 21 mengatakan, “Juga kamu
yang dahulu hidup jauh dari Allah dan menjadi musuh-Nya dalam hati dan pikiran
seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat.” Karena sebelumnya kita adalah orang-orang berdosa, kita memerlukan
penebusan. Karena kita dahulu juga adalah musuh Allah, kita memerlukan
pendamaian dengan-Nya. Permusuhan kita dengan Allah terutama terjadi dalam
pikiran kita yang telah tercemar.
Dalam tubuh daging-Nya melalui kematian-Nya, Kristus telah mendamaikan
kita dengan Allah, agar kita kudus, tidak bercela, dan tidak bercacat
dipersembahkan di hadapan Allah (ayat 22). Tetapi, kita tetap harus “bertekun dalam iman, tetap teguh dan tidak
berguncang dan jangan mau digeser dari pengharapan Injil” (ayat 23). Iman
di sini tidak ditujukan kepada tindakan percaya, tetapi obyek dari kepercayaan
kita.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 9
No comments:
Post a Comment