Pembacaan
Alkitab: Kol. 2:8, 16, 18
Karena gereja tersusun dari manusia, maka gereja sukar
dipisahkan dari masyarakat, yang merupakan suatu komposisi kebudayaan. Memang,
sebagai gereja, kita telah dipisahkan dari dunia. Kita berada dalam dunia,
tetapi tidak dari dunia. Namun, gereja harus tinggal dalam masyarakat. Kaum
beriman tidak seharusnya hidup seperti biarawan atau biarawati. Untuk
memiliki hidup gereja, kita harus memiliki suatu kehidupan manusia yang normal.
Masalahnya sekarang ialah bagaimana segolongan manusia dapat berada di dalam
masyarakat tanpa terpengaruh oleh kebudayaan. Bagaimana kita dapat diselamatkan
dari pengaruh latar belakang kebudayaan kita? Sebagai kaum beriman dalam Tuhan,
kita memang mengasihi satu sama lain. Namun, kita mungkin mempunyai kasih yang khusus
terhadap orang-orang yang sama latar belakangnya dengan kita. Dengan adanya
pengaruh demikian dalam hidup gereja, Kristus telah digantikan oleh kebudayaan.
Ketika Paulus menulis Surat Kiriman ini kepada orang-orang Kolose, sejumlah
ajaran sedang menyebarkan pengaruh mereka: ajaran agama Yahudi, ajaran
pertapaan, ajaran mistik, dan ajaran Gnostik. Ajaran-ajaran itu merupakan hasil
kebudayaan yang tertinggi dari orang-orang Yahudi maupun kafir. Karena
merupakan hal-hal yang baik, maka dengan spontan hal-hal itu menjadi pengganti
Kristus. Sebab itu, dalam Kitab Kolose ini Paulus bermaksud menunjukkan bahwa
dalam gereja tidak ada apa pun diizinkan untuk menjadi pengganti Kristus. Hidup
gereja harus tersusun dari Kristus secara unik. Dia harus menjadi unsur utama
dan satu-satunya penyusunan kita. Inilah sebabnya dalam Surat Kiriman yang pendek
ini sejumlah ungkapan yang tinggi telah dipakai untuk melukiskan Kristus.
Sebagai contoh, Dia disebut sebagai gambar Allah yang tidak kelihatan, yang sulung,
lebih utama dari segala yang diciptakan, yang pertama bangkit dari antara orang
mati, dan wujud dari semua bayangan. Dalam 3:10-11, Paulus berkata bahwa dalam
manusia baru tidak ada orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau
orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka.
Sebaliknya, dalam manusia baru Kristus adalah semua dan di dalam segala
sesuatu. Ini berarti Kristus harus menjadi setiap orang dan di dalam setiap
orang. Dalam manusia baru tidak ada tempat bagi orang China, orang Jepang,
orang Amerika, orang Inggris, orang Prancis, atau orang Jerman. Kristus harus
menjadi setiap kita. Dalam manusia baru Kristus harus menjadi Anda dan saya.
Tidak saja kebudayaan harus terenyah, bahkan kita pun harus terenyah. Alangkah
pentingnya kita nampak wahyu ini.
Butir utama dalam Surat Kolose adalah fakta bahwa dalam
pandangan Allah tidak ada apa pun yang terhitung, kecuali Kristus. Fakta ini menolak
hal-hal baik maupun hal-hal buruk, hal-hal yang berdosa maupun hal-hal yang
beradab. Khususnya, fakta ini melenyapkan segala aspek yang baik dari
kebudayaan. Kita telah berulang-ulang menegaskan bahwa musuh Allah menggunakan
kebudayaan untuk menggantikan Kristus. Ini merupakan serangan terhadap Allah.
Kalau Iblis tidak berdaya merusak kita dengan hal-hal jahat, Allah tahu ia akan
mencoba memakai aspekaspek yang baik dari kebudayaan untuk menggantikan
Kristus. Di antara orang-orang Kristen hari ini, di manakah dapat Anda temukan
sekelompok orang beriman yang kepada mereka Anda tidak dapat merasakan lainnya
kecuali Kristus? Di kalangan berbagai kelompok orang Kristen kita nampak banyak
hal yang baik. Namun, kebaikan-kebaikan itu bukan persona Kristus sendiri,
melainkan sesuatu yang telah menggantikan Dia dengan liciknya. Sebab itu, dalam
kebanyakan kelompok orang Kristen sulit kita jumpai Kristus. Mungkin ada yang mengkhotbahkan
Kristus atau mengajarkan doktrin-doktrin tentang Kristus, tetapi khotbah dan pengajaran
itu telah menjadi sesuatu yang menggantikan Kristus sendiri. Jika kita memiliki
pandangan yang jelas terhadap situasi di kalangan orang Kristen dewasa ini, kita
akan paham bahwa latar belakang Kitab Kolose ini sesungguhnya sesuai dengan
situasi hari ini. Kitab ini ditulis untuk kita, bukan hanya untuk kaum saleh di
Kolose.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 1
No comments:
Post a Comment