Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:12; Kej. 12:1-3
Dalam berita ini kita akan membahas Kristus sebagai bagian
orang-orang kudus. Dalam 1:12 Paulus berkata, “Dan mengucap syukur dengan sukacita kepada Bapa, yang melayakkan kamu
untuk mendapat bagian dalam apa yang ditentukan untuk orang-orang kudus di dalam
terang.” Seperti akan kita lihat, bagian orang-orang kudus adalah Kristus
yang almuhit untuk kenikmatan kita.
Menurut Kitab Kejadian, tidak ada janji yang mencakup berkat
atau kenikmatan yang diberikan sebelum terpanggilnya Abraham. Tentu saja, dalam
Kejadian 3:15 terdapat janji tentang benih perempuan yang akan meremukkan
kepala ular. Tetapi janji ini tidak mengandung janji berkat atau kenikmatan.
Dalam Kejadian 4—11 tidak terdapat catatan tentang janji yang sedemikian. Janji
berkat kali pertama disebut dalam Kejadian 12, ketika Allah memanggil
Abraham keluar dari negerinya dan dari rumah bapaknya. Di sini Tuhan khusus
menyebut tanah itu (Kej. 12:1).
Kita mungkin hafal dengan kisah Abraham dan mengira kita
mengerti setiap hal yang berkaitan dengannya. Ketika kita membaca panggilan
Allah atas Abraham dan janji-janji yang ditujukan kepadanya, kita mungkin
mengira memang semestinya begitu. Jadi, ketika kita membaca tentang tanah itu, kita
mungkin tidak mempunyai kesan terhadap maknanya. Tetapi, jika kita membaca
firman Allah dengan saksama, kita pasti akan memahami bahwa janji Allah kepada
Abraham tentang tanah itu adalah suatu hal yang sangat menonjol dan penting
sekali. Janji yang dibuat dalam Kitab Kejadian ini merupakan benih yang bertumbuh
dan berkembang dalam seluruh Perjanjian Lama. Pada hakikatnya, selain kesebelas
pasal pertama dari Kitab Kejadian, seluruh Perjanjian Lama merupakan kisah
tanah Kanaan. Subyek Perjanjian Lama adalah tanah permai, tanah yang mengalirkan
susu dan madu. Namun demikian, sangat sedikit orang Kristen yang menaruh cukup
perhatian terhadap hal ini.
Janji Allah kepada Abraham yang berkenaan dengan tanah permai
itu besar sekali maknanya. Ketika Paulus menulis Surat Kiriman Kolose dan membicarakan
bagian kaum saleh, dalam pikirannya pasti tersirat lukisan tentang pembagian
tanah permai untuk bani Israel dalam Perjanjian Lama. Kata Yunani yang diterjemahkan
“bagian” dalam 1:12 dapat juga diterjemahkan “undian”. Paulus memakai istilah
ini dengan catatan Perjanjian Lama atas tanah itu sebagai latar belakangnya.
Allah memberi umat pilihan-Nya — bani Israel, tanah permai sebagai warisan dan kenikmatan
mereka. Tanah itu berarti sekali bagi mereka. Pada faktanya, persoalan tanah
merupakan persoalan yang serius di Timur Tengah, bahkan pada hari ini. Masalah yang
berhubungan dengan Israel dan negara-negara sekitarnya di Timur Tengah adalah
masalah tanah.
Janji yang ditujukan kepada Adam dan Hawa dalam Kejadian 3
adalah janji tentang keturunan perempuan itu. Tetapi janji yang Allah tujukan
kepada Abraham tidak saja tentang keturunan, tetapi juga tentang tanah itu. Keturunan
yang dijanjikan dalam Kejadian 3:15 menjadi tanah dalam Kejadian 12. Ketika
bani Israel masuk ke dalam tanah Kanaan, mereka tidak saja mewarisi keturunan,
juga mewarisi tanah itu. Kita boleh menerjemahkan keturunan sebagai satu orang, juga
sebagai satu benih yang ditaburkan dalam tanah (kata “keturunan” atau “benih” dalam
bahasa Inggrisnya adalah “seed”). Hal ini berarti Kristus bukan hanya satu
keturunan, juga satu benih yang ditaburkan dalam tanah. Kristus adalah
keturunan itu juga tanah itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 6
No comments:
Post a Comment