Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:5-8
Dalam 1:5 Paulus berkata, “Tentang
pengharapan itu telah lebih dahulu kamu dengar dalam firman kebenaran, yaitu
Injil.” Kebenaran Injil adalah realitas Injil, fakta yang nyata dari Injil,
bukan doktrin Injil. “Firman” dapat dianggap doktrin Injil tetapi “kebenaran”
pasti mengacu kepada realitas. Dalam pemberitaan Injil kita tidak boleh hanya
ada firman Injil saja, tetapi juga harus ada kebenaran Injil, yakni Kristus
sendiri. Kristus, realitas Injil harus menjadi realitas pemberitaan kita.
Kita perlu mengatakan kepada Tuhan dalam doa bahwa apa yang kita
dambakan bukanlah pengetahuan harfiah, melainkan kehadiran-Nya serta diri-Nya
sendiri terinfus ke dalam kita dan diri kita dijenuhi oleh-Nya. Kita ingin
berada di bawah sorotan surgawi-Nya. Lebih lama kita tinggal di bawah sorotan-Nya,
kita akan lebih banyak dijenuhi dan dipenuhi oleh realitas. Inilah kebenaran
yang adalah Kristus sendiri.
Dilanjutkan dalam ayat 6, “yang
sudah sampai kepada kamu. Injil itu berbuah dan berkembang di seluruh dunia, demikian juga di antara kamu sejak waktu kamu
mendengarnya dan mengenal anugerah Allah
dalam kebenaran” (Tl.). Kasih terhadap kaum saleh merupakan buah yang dihasilkan
dari Injil. Ketika Injil diberitakan dalam realitas, ia akan berbuah. Dalam
orang-orang yang menerimanya, Injil ini menghasilkan kasih terhadap semua orang
beriman.
Gereja di Kolose tersusun dari orang-orang Yahudi dan
orang-orang kafir. Ditinjau dari sudut manusia, orang Yahudi dan orang kafir
saling merendahkan dan saling membenci. Tetapi setelah orang-orang Kolose percaya
Tuhan Yesus, kaum beriman Yahudi dan kafir dapat saling mengasihi satu sama
lain. Walaupun kasih yang demikian adalah mustahil bagi manusia, tetapi kasih
itu merupakan buah Injil. Injil yang bertumbuh dan berbuah ini juga adalah
Kristus sendiri. Inilah Kristus yang bertumbuh dalam orang-orang Kolose sejak
hari pertama mereka mendengar firman kebenaran Injil.
Dalam ayat ini Paulus berkata bahwa orang-orang Kolose, “Mengenal anugerah Allah dalam kebenaran” (Tl.).
Mengenal anugerah Allah di sini, berarti mengenal secara penuh, bukan mengenal
sebagian. Anugerah Allah adalah apa adanya Allah bagi kita dan apa yang Allah berikan
kepada kita di dalam Kristus (Yoh. 1:17; 1 Kor. 15:10). Anugerah sebenarnya
adalah Kristus sendiri. Dalam Injil Yohanes 1 kita nampak bahwa
Firman yang bersama-sama dengan Allah dan yang adalah Allah telah menjadi
daging dan berkemah di tengah-tengah kita, penuh dengan anugerah dan kebenaran (ayat 1, 14).
Selain itu, dari kepenuhan-Nya kita semua telah menerima anugerah demi anugerah
(ayat 16). Kebenaran di sini berarti realitas. Jadi mengenal anugerah Allah dalam
kebenaran berarti secara riil mengenalnya dalam pengalaman, bukan sekadar dalam
perkataan atau doktrin dalam pikiran. Kebenaran ialah Kristus sebagai realitas,
dan anugerah ialah Kristus sebagai kenikmatan kita. Ketika kita mengalami
Kristus dan menikmati Dia, Kristus yang sebagai kebenaran akan menjadi anugerah
kita. Cara bertumbuhnya Injil di dalam kita dan berbuah adalah melalui kita
menikmati Kristus dan mengalami Dia sebagai anugerah kita.
Jika kita menerima firman-firman “dalam kebenaran” sebagai satu kata
keterangan yang menjelaskan kata “mengenal”, kita nampak bahwa pengenalan kita
terhadap anugerah tidak seharusnya dalam doktrin, tetapi dalam realitas. Hal ini
berarti pengenalan kita terhadap Kristus sebagai anugerah harus ada dalam
realitas. Dalam Injil, Kristus disampaikan kepada kita dan diinfuskan ke dalam
kita sebagai kebenaran dan anugerah. Kita memiliki Kristus sebagai realitas,
dan realitas ini adalah kenikmatan kita. Ketika kita hidup oleh Kristus yang kita
alami sebagai kebenaran dan anugerah, kita menyimpan pengharapan bagi kita
sendiri di surga.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 2
No comments:
Post a Comment