Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:12-14
Menggambarkan Kerajaan Anak-Nya yang terkasih lebih mudah
daripada memberikan definisi yang memadai tentang kerajaan tersebut.
Perhatikanlah pengalaman Anda. Karena memahami Tuhan Yesus begitu pengasih dan manis,
kita mulai mengasihi Dia. Ketika kita mengasihi Tuhan Yesus, kita menyadari
adanya suatu perasaan kasih yang manis. Perasaan kasih ini tidak saja mencakup
Tuhan Yesus, juga mencakup kita. Kita tahu bahwa kita juga adalah obyek kasih
ilahi. Sebagai obyek kasih ilahi ini, kita dengan sendirinya berada di bawah
kendali atau pengaturan tertentu. Sebelum kita mulai mengasihi Tuhan Yesus,
kita bebas melakukan apa saja yang kita kehendaki. Tetapi semakin kita berkata,
“Tuhan Yesus, aku cinta kepada-Mu,” makin berkuranglah kebebasan yang kita
miliki. Sebelum kita mengasihi Tuhan Yesus, kita tidak merasakan pemerintahan
atau pembatasan ini. Kita bisa dengan tidak baik memperlakukan orang atau
berkecimpung dalam hiburan duniawi tanpa suatu perasaan pengekangan di dalam
batin. Tetapi sebagai orang yang mengasihi Tuhan Yesus, kita telah berada di
bawah pengaturan-Nya. Pengaturan ini tidak kasar, melainkan manis dan menyenangkan.
Oh, kita telah dibatasi dan diatur dengan manis! Karena pengaturan Tuhan dalam kita ini begitu
menyenangkan, kita bahkan tidak ingin mengucapkan perkataan yang sia-sia atau
memiliki pikiran yang tidak menyenangkan-Nya. Kita telah diatur dan dibatasi
sepenuhnya dalam kemanisan kasih. Inilah Kerajaan Anak-Nya yang terkasih.
Hidup oleh Kristus berarti kita tidak hidup oleh apa pun yang bukan
Kristus. Jika kita nampak apakah artinya hidup oleh Kristus, kita akan memahami
bahwa banyak di antara kita yang masih berada di bawah beberapa bentuk
pengendalian yang dibangun oleh diri sendiri, yakni suatu pengendalian yang didirikan
dan dilakukan oleh diri sendiri. Pengendalian semacam ini adalah kuasa
kegelapan. Jika kita berada di bawah kuasa ini, kita tidak akan menerima
terang ketika membaca Alkitab, dan tidak ada perkataan dalam berdoa. Meskipun
Bapa telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan, dari pikiran, emosi, pilihan,
dan kelakuan alamiah kita, kita mungkin tetap tinggal dalam beberapa aspek
manusia alamiah kita. Hal ini menyebabkan kita tertahan di bawah kuasa
kegelapan. Sebab, sebenarnya kita berada di bawah kuasa dan kendali kegelapan
dan tidak ada dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih secara riil, kita memiliki
hanya sedikit kenikmatan atas Kristus sebagai bagian kaum saleh.
Dipindahkan ke dalam Kerajaan Anak Bapa yang terkasih berarti
dipindahkan ke dalam Anak yang adalah hayat bagi kita (1 Yoh. 5:12). Anak dalam
kebangkitan (1 Ptr. 1:3; Rm. 6:4-5) kini adalah Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45b). Dia mengatur
kita dengan kasih dalam hayat kebangkitan-Nya. Inilah Kerajaan Anak Bapa yang terkasih.
Bila kita hidup oleh Anak sebagai hayat kita dalam kebangkitan, kita akan hidup
dalam Kerajaan-Nya, menikmati Dia dalam kasih Bapa.
Kita telah dipindahkan ke dalam alam di mana kita diatur dalam
kasih dengan hayat. Di sini, di bawah pengaturan dan pembatasan surgawi, kita
memiliki kebebasan sejati, kemerdekaan yang tepat dalam kasih, dengan hayat, dan di bawah terang.
Inilah artinya dilepaskan dari kuasa kegelapan dan dipindahkan ke dalam
Kerajaan Anak-Nya yang terkasih. Di sini, dalam kerajaan ini, kita menikmati
Kristus dan menempuh hidup gereja. Di sini tidak ada opini atau perpecahan. Di
sini kita memiliki satu hal: hidup gereja dengan Kristus sebagai segala sesuatu
kita. Inilah wahyu Kitab Kolose.
Dalam Kitab Kolose kuasa kegelapan ditujukan kepada aspek-aspek
yang baik dari kebudayaan, dan karakter, watak, serta alamiah kita. Kuasa
kegelapan mencakup kebajikan, agama, filsafat, tata cara, peraturan, prinsip,
dan standar etika. Allah telah melepaskan kita dari semuanya itu dan telah
memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang terkasih, di mana kita hidup di
bawah pengaturan dan pembatasan surgawi. Dalam kerajaan ini kita tidak berada
di bawah pengaturan yang kasar, melainkan di bawah pengaturan kasih Sang Anak.
Di sini kita tidak merasa kita berada di bawah keadilan, kekuatan, atau kuasa, melainkan
di bawah Tuhan Yesus yang manis dan yang patut dikasihi. Semakin kita berkata
kepada Tuhan Yesus bahwa kita mengasihi Dia, kita akan semakin dibebaskan di satu
pihak, dan semakin dibatasi dan diatur di pihak lain. Karena kita mengasihi
Dia, kita damba menerimaNya sebagai persona dan hayat kita. Inilah kehidupan
orang Kristen yang wajar bagi hidup gereja.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 4
No comments:
Post a Comment