Hitstat

12 April 2014

Kolose - Minggu 2 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:12-14


Menggambarkan Kerajaan Anak-Nya yang terkasih lebih mudah daripada memberikan definisi yang memadai tentang kerajaan tersebut. Perhatikanlah pengalaman Anda. Karena memahami Tuhan Yesus begitu pengasih dan manis, kita mulai mengasihi Dia. Ketika kita mengasihi Tuhan Yesus, kita menyadari adanya suatu perasaan kasih yang manis. Perasaan kasih ini tidak saja mencakup Tuhan Yesus, juga mencakup kita. Kita tahu bahwa kita juga adalah obyek kasih ilahi. Sebagai obyek kasih ilahi ini, kita dengan sendirinya berada di bawah kendali atau pengaturan tertentu. Sebelum kita mulai mengasihi Tuhan Yesus, kita bebas melakukan apa saja yang kita kehendaki. Tetapi semakin kita berkata, “Tuhan Yesus, aku cinta kepada-Mu,” makin berkuranglah kebebasan yang kita miliki. Sebelum kita mengasihi Tuhan Yesus, kita tidak merasakan pemerintahan atau pembatasan ini. Kita bisa dengan tidak baik memperlakukan orang atau berkecimpung dalam hiburan duniawi tanpa suatu perasaan pengekangan di dalam batin. Tetapi sebagai orang yang mengasihi Tuhan Yesus, kita telah berada di bawah pengaturan-Nya. Pengaturan ini tidak kasar, melainkan manis dan menyenangkan. Oh, kita telah dibatasi dan diatur dengan manis! Karena pengaturan Tuhan dalam kita ini begitu menyenangkan, kita bahkan tidak ingin mengucapkan perkataan yang sia-sia atau memiliki pikiran yang tidak menyenangkan-Nya. Kita telah diatur dan dibatasi sepenuhnya dalam kemanisan kasih. Inilah Kerajaan Anak-Nya yang terkasih.

Hidup oleh Kristus berarti kita tidak hidup oleh apa pun yang bukan Kristus. Jika kita nampak apakah artinya hidup oleh Kristus, kita akan memahami bahwa banyak di antara kita yang masih berada di bawah beberapa bentuk pengendalian yang dibangun oleh diri sendiri, yakni suatu pengendalian yang didirikan dan dilakukan oleh diri sendiri. Pengendalian semacam ini adalah kuasa kegelapan. Jika kita berada di bawah kuasa ini, kita tidak akan menerima terang ketika membaca Alkitab, dan tidak ada perkataan dalam berdoa. Meskipun Bapa telah melepaskan kita dari kuasa kegelapan, dari pikiran, emosi, pilihan, dan kelakuan alamiah kita, kita mungkin tetap tinggal dalam beberapa aspek manusia alamiah kita. Hal ini menyebabkan kita tertahan di bawah kuasa kegelapan. Sebab, sebenarnya kita berada di bawah kuasa dan kendali kegelapan dan tidak ada dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih secara riil, kita memiliki hanya sedikit kenikmatan atas Kristus sebagai bagian kaum saleh.

Dipindahkan ke dalam Kerajaan Anak Bapa yang terkasih berarti dipindahkan ke dalam Anak yang adalah hayat bagi kita (1 Yoh. 5:12). Anak dalam kebangkitan (1 Ptr. 1:3; Rm. 6:4-5) kini adalah Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45b). Dia mengatur kita dengan kasih dalam hayat kebangkitan-Nya. Inilah Kerajaan Anak Bapa yang terkasih. Bila kita hidup oleh Anak sebagai hayat kita dalam kebangkitan, kita akan hidup dalam Kerajaan-Nya, menikmati Dia dalam kasih Bapa.

Kita telah dipindahkan ke dalam alam di mana kita diatur dalam kasih dengan hayat. Di sini, di bawah pengaturan dan pembatasan surgawi, kita memiliki kebebasan sejati, kemerdekaan yang tepat dalam kasih, dengan hayat, dan di bawah terang. Inilah artinya dilepaskan dari kuasa kegelapan dan dipindahkan ke dalam Kerajaan Anak-Nya yang terkasih. Di sini, dalam kerajaan ini, kita menikmati Kristus dan menempuh hidup gereja. Di sini tidak ada opini atau perpecahan. Di sini kita memiliki satu hal: hidup gereja dengan Kristus sebagai segala sesuatu kita. Inilah wahyu Kitab Kolose.

Dalam Kitab Kolose kuasa kegelapan ditujukan kepada aspek-aspek yang baik dari kebudayaan, dan karakter, watak, serta alamiah kita. Kuasa kegelapan mencakup kebajikan, agama, filsafat, tata cara, peraturan, prinsip, dan standar etika. Allah telah melepaskan kita dari semuanya itu dan telah memindahkan kita ke dalam Kerajaan AnakNya yang terkasih, di mana kita hidup di bawah pengaturan dan pembatasan surgawi. Dalam kerajaan ini kita tidak berada di bawah pengaturan yang kasar, melainkan di bawah pengaturan kasih Sang Anak. Di sini kita tidak merasa kita berada di bawah keadilan, kekuatan, atau kuasa, melainkan di bawah Tuhan Yesus yang manis dan yang patut dikasihi. Semakin kita berkata kepada Tuhan Yesus bahwa kita mengasihi Dia, kita akan semakin dibebaskan di satu pihak, dan semakin dibatasi dan diatur di pihak lain. Karena kita mengasihi Dia, kita damba menerimaNya sebagai persona dan hayat kita. Inilah kehidupan orang Kristen yang wajar bagi hidup gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 4

No comments: