Pembacaan
Alkitab: Kol. 1:15-17
Beberapa orang tidak paham, bagaimana Kristus dapat menjadi yang
sulung dari segala yang diciptakan, sebab Ia terlahir tidak lebih dari dua ribu
tahun yang lalu, bukan pada permulaan penciptaan. Jika kita ingin mengerti hal
ini dengan tepat, kita perlu memahami bahwa pada Allah tidak ada unsur waktu.
Sebagai contoh, menurut perhitungan waktu kita, Kristus tersalib kira-kira dua ribu
tahun yang lampau. Tetapi Wahyu 13:8 mengatakan bahwa Kristus tersembelih
sebelum dunia dijadikan. Keduanya benar. Namun perhitungan Allah jauh lebih penting
daripada perhitungan kita. Dalam pandangan Allah, Kristus tersalib
sebelum dunia dijadikan. Dalam kekekalan, Allah telah nampak terlebih dahulu
kejatuhan manusia. Sebab itu, juga dalam kekekalan, Ia membuat persiapan bagi penggenapan
penebusan.
Perbedaan antara perhitungan waktu Allah dengan perhitungan
waktu kita juga membantu kita dalam memahami mengapa Kristus disebut manusia
kedua (1 Kor. 15:47). Dari sudut pandang kita, manusia kedua adalah Kain, anak
pertama Adam. Tetapi, dari sudut pandang Allah, manusia kedua adalah Kristus.
Masalah perbedaan cara perhitungan waktu ini dapat kita terapkan
pada Kristus sebagai yang sulung dari segala yang diciptakan. Menurut
pengertian waktu kita, Kristus lahir di Betlehem sekitar dua ribu tahun yang lampau.
Tetapi, dalam pandangan Allah, Tuhan Yesus lahir sebelum dunia dijadikan. Jika
Ia telah disembelih sebelum dunia dijadikan, pasti Ia telah lahir sebelum waktu
itu. Sebab itu, menurut perspektif Allah dalam kekekalan, Kristus lahir pada
kekekalan lampau. Inilah sebabnya menurut pandangan Allah, Kristus selalu
menjadi yang pertama dari segala yang diciptakan. Allah terlebih dahulu melihat
hari Kristus akan dilahirkan di palungan di Betlehem. Karena Kristus adalah
yang pertama di antara segala yang diciptakan, kita dapat mengatakan bahwa
sebagai Sang almuhit, Ia adalah Pencipta juga bagian dari yang diciptakan.
Kolose 1:16 mengatakan, “Karena
di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada
di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan,
baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk
Dia.” “Di dalam Dia” di sini berarti di dalam kuasa pribadi Kristus. Segala
sesuatu diciptakan di dalam kuasa apa adanya Kristus. Semua ciptaan menampilkan
ciri kuasa batiniah Kristus (lihat catatan ayat ini dalam New Translation J. N. Darby). “Oleh Dia” menunjukkan bahwa Kristus
adalah sarana aktif. Melalui sarana ini penciptaan segala sesuatu dirampungkan
secara berurutan. Terakhir, “untuk Dia” menunjukkan bahwa segala ciptaan
mengarah dan berakhir pada Kristus. Segala sesuatu diciptakan bagi Dia untuk
menjadi milik-Nya.
Dalam ayat 17 Paulus mengatakan selanjutnya, “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu.”
Ini menunjukkan keberadaan Kristus yang kekal sejak dahulu kala.
Tambahan pula, ayat 17 mengatakan bahwa “segala sesuatu menyatu di dalam Dia.” Ini berarti segala sesuatu
serentak ada di dalam Kristus sebagai inti pengikatnya, sama seperti jari-jari
roda diikat menjadi satu oleh poros yang ada di tengah.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 8
No comments:
Post a Comment