Hitstat

26 April 2014

Kolose - Minggu 4 Sabtu



Pembacaan Alkitab: Kol. 1:15-17


Beberapa orang tidak paham, bagaimana Kristus dapat menjadi yang sulung dari segala yang diciptakan, sebab Ia terlahir tidak lebih dari dua ribu tahun yang lalu, bukan pada permulaan penciptaan. Jika kita ingin mengerti hal ini dengan tepat, kita perlu memahami bahwa pada Allah tidak ada unsur waktu. Sebagai contoh, menurut perhitungan waktu kita, Kristus tersalib kira-kira dua ribu tahun yang lampau. Tetapi Wahyu 13:8 mengatakan bahwa Kristus tersembelih sebelum dunia dijadikan. Keduanya benar. Namun perhitungan Allah jauh lebih penting daripada perhitungan kita. Dalam pandangan Allah, Kristus tersalib sebelum dunia dijadikan. Dalam kekekalan, Allah telah nampak terlebih dahulu kejatuhan manusia. Sebab itu, juga dalam kekekalan, Ia membuat persiapan bagi penggenapan penebusan.

Perbedaan antara perhitungan waktu Allah dengan perhitungan waktu kita juga membantu kita dalam memahami mengapa Kristus disebut manusia kedua (1 Kor. 15:47). Dari sudut pandang kita, manusia kedua adalah Kain, anak pertama Adam. Tetapi, dari sudut pandang Allah, manusia kedua adalah Kristus.

Masalah perbedaan cara perhitungan waktu ini dapat kita terapkan pada Kristus sebagai yang sulung dari segala yang diciptakan. Menurut pengertian waktu kita, Kristus lahir di Betlehem sekitar dua ribu tahun yang lampau. Tetapi, dalam pandangan Allah, Tuhan Yesus lahir sebelum dunia dijadikan. Jika Ia telah disembelih sebelum dunia dijadikan, pasti Ia telah lahir sebelum waktu itu. Sebab itu, menurut perspektif Allah dalam kekekalan, Kristus lahir pada kekekalan lampau. Inilah sebabnya menurut pandangan Allah, Kristus selalu menjadi yang pertama dari segala yang diciptakan. Allah terlebih dahulu melihat hari Kristus akan dilahirkan di palungan di Betlehem. Karena Kristus adalah yang pertama di antara segala yang diciptakan, kita dapat mengatakan bahwa sebagai Sang almuhit, Ia adalah Pencipta juga bagian dari yang diciptakan.

Kolose 1:16 mengatakan, “Karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu, yang ada di surga dan yang ada di bumi, yang kelihatan dan yang tidak kelihatan, baik singgasana, maupun kerajaan, baik pemerintah, maupun penguasa; segala sesuatu diciptakan oleh Dia dan untuk Dia.” “Di dalam Dia” di sini berarti di dalam kuasa pribadi Kristus. Segala sesuatu diciptakan di dalam kuasa apa adanya Kristus. Semua ciptaan menampilkan ciri kuasa batiniah Kristus (lihat catatan ayat ini dalam New Translation J. N. Darby). “Oleh Dia” menunjukkan bahwa Kristus adalah sarana aktif. Melalui sarana ini penciptaan segala sesuatu dirampungkan secara berurutan. Terakhir, “untuk Dia” menunjukkan bahwa segala ciptaan mengarah dan berakhir pada Kristus. Segala sesuatu diciptakan bagi Dia untuk menjadi milik-Nya.

Dalam ayat 17 Paulus mengatakan selanjutnya, “Ia ada terlebih dahulu dari segala sesuatu.” Ini menunjukkan keberadaan Kristus yang kekal sejak dahulu kala.

Tambahan pula, ayat 17 mengatakan bahwa “segala sesuatu menyatu di dalam Dia.” Ini berarti segala sesuatu serentak ada di dalam Kristus sebagai inti pengikatnya, sama seperti jari-jari roda diikat menjadi satu oleh poros yang ada di tengah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Kolose, Buku 1, Berita 8

No comments: