Hitstat

31 August 2010

Roma Volume 1 - Minggu 1 Rabu

Ketaatan Iman Orang-orang yang Terpanggil
Roma 1:5-6
Dengan perantaraan-Nya kami menerima anugerah dan jabatan rasul untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya. Kamu juga termasuk di antara mereka, kamu yang telah dipanggil menjadi milik Yesus Kristus.

Ayat Bacaan: Rm. 1:5-6; Yoh. 3:18; 16:8-9

Hanya satu jenis orang yang menerima Injil Allah, yaitu orang-orang yang terpanggil yang percaya dan taat kepada nama Tuhan Yesus Kristus (Rm. 1:5). Surat Roma memberikan Abraham sebagai contoh dari orang-orang yang terpanggil. Abraham dipanggil oleh Allah, keluar dari umat ciptaan yang telah jatuh ke dalam hal-hal di luar kehendak Allah dan menjadi tidak mempunyai pengharapan terhadap Allah. Kemudian Abraham menjadi bapa umat terpanggil oleh Allah. Hari ini kita telah dipanggil keluar dari segala sesuatu yang di luar Allah, keluar dari ciptaan lama, dunia, umat manusia, dan diri kita sendiri.
Setelah kita dipanggil, kita percaya. Percaya kepada nama Tuhan Yesus bukan hanya berarti percaya bahwa ada seorang yang bernama Yesus. Percaya kepada nama Tuhan Yesus berarti percaya ke dalam Yesus. Percaya menuntut kita mengakui bahwa di dalam kita atau atas diri kita sendiri tidak ada pengharapan dan pertolongan, bahkan kita tak dapat berbuat apa pun untuk menyenangkan Tuhan. Kita perlu melupakan diri kita sendiri dan menghentikan semua adanya kita ini, semua yang kita miliki, dan semua yang dapat kita lakukan. Di pihak negatifnya, percaya berarti menghentikan semua adanya kita, semua yang kita miliki, semua kemampuan kita. Di pihak positifnya, percaya berarti menganggap Tuhan sebagai segala sesuatu kita, meletakkan diri kita sendiri di dalam Tuhan, percaya akan segala yang telah Ia lakukan bagi kita, atas yang dapat Ia kerjakan bagi kita, terhadap apa saja yang akan Dia lakukan bagi kita. Percaya sedemikian ini dianggap benar di hadapan Allah, sehingga Allah harus menyelamatkan kita.
Dalam zaman kasih karunia ini, Allah telah memberikan satu hukum kepada kita, hukum yang unik, yaitu percaya di dalam nama Yesus. Siapa pun yang percaya di dalam Kristus, akan diselamatkan; dan siapa yang tidak percaya di dalam Kristus, telah ditetapkan hukumannya (Yoh. 3:18). Bila kita taat kepada hukum Allah yang unik ini, kita memiliki ketaatan iman. Hari ini sebagai orang-orang yang telah terpanggil, percaya dan taat kepada nama Tuhan Yesus, kita juga perlu memberitakan keselamatan ini kepada setiap orang dosa.

Sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. (Rm. 10:9)

30 August 2010

Roma Volume 1 - Minggu 1 Selasa

Injil Allah tentang Anak-Nya
Roma 1:3-4
Tentang Anak-Nya yang secara jasmani berasal dari keturunan Daud, dan menurut Roh kekudusan dinyatakan oleh kebangkitan-Nya dari antara orang mati bahwa Dialah Anak Allah yang berkuasa, Yesus Kristus Tuhan kita.

Ayat Bacaan: Rm. 1:3-4; 8:3, 29-30; Yoh. 1:18; Kis. 13:33; Ibr. 1:5; 1 Yoh. 5:12

Dalam kitab Roma, Injil Allah diperkenalkan sebagai Persona Anak Allah, yaitu Yesus Kristus, Tuhan kita (Rm. 1:3-4) yang ajaib dan mempunyai dua sifat, yaitu sifat ilahi dan sifat insani; sifat Allah dan sifat manusia. Dalam kekekalan yang lampau, Kristus, sebagai Persona ilahi, sudah merupakan Putra Allah (Yoh. 1:18). Bahkan Roma 8:3 mengatakan, “Allah mengutus PutraNya sendiri.” Akan tetapi melalui inkarnasi Dia telah mengenakan daging, sifat alamiah yang tidak ada hubungannya dengan keilahian. Itulah sebabnya, melalui kebangkitanNya, Kristus telah menguduskan dan mempertinggi sifat insani-Nya, keinsanian-Nya; Dia ditunjuk pada waktu kebangkitan-Nya sebagai Putra Allah dengan sifat insani ini. Dia diperanakkan sebagai Anak Allah dalam kebangkitan-Nya (Kis. 13:33; Ibr. 1:5).
Ketika benih bunga anyelir yang kecil ditanam ke dalam tanah, ia akan bertumbuh dan berbunga. Proses ini boleh kita sebut sebagai “pernyataannya”. Setelah benih ini ditanam, tumbuh dan berbunga, barulah ternyata benih apakah itu. Ketika hidup di dalam daging selama tiga puluh tiga setengah tahun di bumi, Kristus seumpama benih bunga anyelir itu. Meskipun Anak Allah ada di dalam-Nya, namun tidak seorang pun dapat mengenal-Nya mudah. Melalui ditanam di dalam kematian-Nya, dan tumbuh di dalam kebangkitan-Nya, Ia mengeluarkan bunga. Melalui proses ini, Ia dinyatakan sebagai Anak Allah.
Melalui inkarnasi-Nya, Kristus membawa Allah ke dalam manusia. Ia menjadi daging guna menggenapkan pekerjaan penebusan. Kemudian melalui kebangkitan-Nya Ia dinyatakan sebagai Anak Allah dan akhirnya menyalurkan diri-Nya sendiri kepada kita sebagai hayat. Siapa saja memiliki Anak Allah, memiliki hayat (1 Yoh. 5:12). Sebagai manusia yang telah jatuh dan sebagai orang-orang dosa, kita memerlukan penebusan, hayat ilahi, dan kita perlu hidup berdasarkan hayat ilahi agar kita dapat dilahirkan kembali, diubah, dan dimuliakan sebagai anak-anak Allah (Rm. 8:29-30). Akhirnya kita ternyata sempurna sebagai anak-anak Allah. Roma 1:3-4 memberi tahu kita bahwa Yesus adalah prototipe. Sedang dalam Roma 8:29-30 terdapat banyak saudara sebagai produksi massal.

Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya. (Rm. 8:29a)

29 August 2010

Roma Volume 1 - Minggu 1 Senin

Injil Allah yang telah Dijanjikan
Roma 1:1-2
Dari Paulus, hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan dikhususkan untuk memberitakan Injil Allah. Injil itu telah dijanjikan-Nya sebelumnya dengan perantaraan nabi-nabi-Nya dalam kitab-kitab suci.

Ayat Bacaan: Rm. 1:1-2; 8:29-30; Ef. 1:4-8

Pada umumnya setiap orang Kristen beranggapan hanya ada empat kitab Injil, yaitu Injil Matius, Injil Markus, Injil Lukas, dan Injil Yohanes. Tetapi jika kita membaca Alkitab dengan teliti, Paulus sendiri di dalam Roma 1:1-2 menyebutkan surat yang dikirimnya ini sebagai Injil Allah. Injil ini telah dijanjikan oleh Allah melalui nabi-nabi-Nya dalam Perjanjian Lama (Rm. 1:2). Ini berarti Injil Allah bukan merupakan suatu hal kebetulan, tetapi memang telah direncanakan, dipersiapkan oleh Allah dalam kekekalan yang lampau dan dijanjikan-Nya melalui nabi-nabi-Nya.
Dalam kekekalan yang lampau, Allah membuat ekonomi ilahi-Nya, memilih kaum beriman sebelum dunia dijadikan, menentukan kaum beriman dari semula kepada keputraan, dan mungkin mengadakan rapat di antara Trinitas dari ke-Allahan mengenai penciptaan dan penebusan (Ef. 1:4-8). Kemudian dalam zaman yang lama Allah menciptakan alam semesta dan manusia dan menentukan musim-musim dan batas-batas tempat kediaman umat manusia, menanggulangi umat manusia yang jatuh dari Adam sampai Nuh, memanggil Abraham, memberikan janji kepada Abraham bahwa melalui keturunannya berkat Injil akan sampai kepada semua bangsa di bumi, memilih bangsa Israel dan menjadikan mereka umat-Nya, memberikan hukum Taurat dan membuat perjanjian yang lama, berjanji kepada Daud bahwa keturunannya akan menjadi Mesias yang akan datang, dan menjanjikan Injil yang akan datang dari zaman yang baru melalui nabi-nabi di antara umat pilihan.
Allah melakukan semua itu dengan tujuan untuk menyalurkan diri-Nya ke dalam umat pilihan-Nya untuk menghasilkan gereja sebagai ekspresi korporat-Nya yang terampung dalam Yerusalem Baru sebagai ekspresi kekal Allah Tritunggal. Inilah pemikiran yang mendasar dalam Alkitab. Dalam kitab Roma kita dapat melihat Kristus yang individu menjadi Kristus yang korporat, dan kita yang asalnya adalah orang-orang dosa dan seteru Allah, dapat menjadi bagian dari Kristus serta menjadi Tubuh-Nya yang esa, melalui pemilihan, penentuan, pemanggilan, pembenaran, dan pemuliaan-Nya (Rm. 8:29-30). Inilah makna, tujuan, dan sasaran dari Injil Allah dalam kitab Roma.

Sebab di dalam Dia Allah telah memilih kita sebelum dunia dijadikan, supaya kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya. (Ef. 1:4)

27 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Sabtu

Mzm. 110:3
Pada hari tentaramu bangsamu merelakan diri pada hari peperangan-Mu di dalam kemegahan konsekrasi mereka; orang-orang mudamu bagimu akan tampil seperti embun dari kandungan fajar. (Tl.)

Mat. 26:12-13
Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di mana saja Injil ini diberitakan di seluruh dunia, apa yang dilakukannya ini akan disebut juga untuk mengingat dia.

Rawatan Pagi:
Secara harfiah, kata-kata Ibrani yang diterjemahkan “merelakan diri” [di dalam Mzm. 110:3] ini berarti “mempersembahkan diri dengan sukarela.” …Kata peperangan menunjukkan bahwa ada beberapa peperangan yang sedang berlangsung. Hari ini masih merupakan satu waktu peperangan karena Kristus masih belum memiliki tumpuan kaki-Nya. Karena itu, ministri ini terkait di dalam satu pergumulan yang konstan. Kita berdiri melawan dan membatalkan setiap jenis dasar yang tidak tepat mengenai gereja, baik itu Katholik maupun Protestan, dan ini menyebabkan penentangan dan peperangan.
Kita diberitahu bahwa pada hari peperangan-Nya, umat Kristus akan mempersembahkan dirinya dengan sukarela “di dalam kemegahan konsekrasi mereka.” Apakah Anda menyadari bahwa di mata Tuhan konsekrasi kita dengan sukarela, yaitu persembahan diri kita kepada-Nya, merupakan satu kemegahan? Meskipun gereja telah merosot, tetapi di sepanjang abad, telah ada satu garis dari orang-orang yag mempersembahkan diri mereka sendiri dengan sukarela kepada Tuhan di dalam kemegahan, keelokan, konsekrasi mereka. Dengan mempersembahkan segalanya di bumi, ada ribuan orang yang telah mempersembahkan dirinya dengan sukarela kepada Kristus, dan pada kurban persembahan ini ada kemegahan konsekrasi. John Nelson Darby adalah seorang yang demikian. Darby hidup sampai usia delapan puluh empat tahun, dan karena kasihnya terhadap Kristus, ia tidak pernah menikah. Pada satu hari, dalam usianya yang telah lanjut, ia tinggal sendirian di sebuah hotel, dan ia mengatakan, “Tuhan Yesus, aku tetap mengasihi Engkau.” Tidak diragukan lagi, Darby adalah satu kurban persembahan dengan sukarela bagi Tuhan di dalam kemegahan konsekrasi. (Life-study of the Psalms, hal. 433-434)

Pembacaan Hari ini
Selain memakai kata “kemegahan” beberapa versi lainnya memakai kata “berhiaskan.” Kemegahan konsekrasi adalah satu perhiasan. Kita perlu dihias dengan mempersembahkan diri kita sendiri dengan sukarela kepada Tuhan. Jika kita berbuat demikian, kita akan didandani dengan satu kemegahan yang ilahi dan surgawi.
“Orang-orang muda-Mu bagi-Mu akan tampil seperti embun dari kandungan fajar” (Mzm. 110:3b). Ini menunjukkan bahwa, di satu pihak, Kristus ingin melihat kemegahan konsekrasi kita; di lain pihak, Dia mendambakan embun yang berasal dari kandungan fajar. Kristus menikmati dalam melihat kemegahan dari orang-orang yang mempersembahkan diri mereka kepada-Nya, tetapi lebih penting lagi, Dia masih memerlukan beberapa embun untuk menyirami Dia. Kristus pun memerlukan penyiraman. Dia memerlukan kita menjadi embun yang menyirami Dia.
Menurut puisi/mazmur di sini, embun ini berasal dari “kandungan fajar.” Kita perlu masuk ke dalam kandungan/rahim ini untuk dikandung sebagai embun yang dengannya kita menyirami Kristus. Saya percaya bahwa ini melibatkan waktu penyegaran pagi. Jika kita tidak bangun pagi di pagi hari, kita akan kehilangan kesempatan untuk masuk ke dalam kandungan fajar untuk dijadikan embun untuk menyirami Kristus. Bukannya disirami, Dia malah akan menjadi kering, dan kita juga akan menjadi kering. Saya harap agar kita semua, terutama orang-orang muda, akan melihat bahwa di sini Kristus menyerupakan diri-Nya sendiri dengan sebuah tanaman yang memerlukan embun yang lembut, lunak, dan halus. Kiranya kita memberi respon kepada-Nya dengan mengatakan, “Tuhan Yesus, aku ingin menjadi embun yang dikandung dan dihasilkan dari kandungan fajar untuk menyirami diri-Mu.”
“Dari sungai di tepi jalan ia minum, oleh sebab itu ia mengangkat kepala” (Mzm. 110:7). Ketika Kristus berperang, Dia akan haus. Karena memerlukan air untuk diminum, Dia akan minum dari “sungai di tepi jalan.” Sungai ini adalah para pemenang. Orang-orang yang mempersembahkan diri mereka sendiri di dalam kemegahan konsekrasi ini adalah embun pagi untuk menyirami Kristus dan para pemenang adalah sungai untuk meleraikan dahaga-Nya. Ketika Kristus mengambil pimpinan untuk berperang sampai akhir, Dia akan memerlukan air untuk diminum, dan air ini adalah para pemenang. Saya percaya bahwa penafsiran ini tepat karena ini sesuai dengan pengajaran Perjanjian Baru. (Life-study of the Psalms)

Bacaan lainnya: Life-study of the Psalms, berita 38; Life Lessons, Isn. 18

26 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Jumat

Mat. 10:37-38
Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.

Mat. 16:26
Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya?...

Rawatan Pagi:
Seorang ayah, ibu, istri, dan anak-anak adalah hal-hal yang paling berharga bagi seorang laki-laki. …Bila hal-hal ini tidak dibandingkan dengan Tuhan, maka tidak ada sesuatu yang salah dalam mengasihi mereka. Tetapi bila satu situasi bangkit di mana kita harus memilih di antara keduanya, manakah yang akan kita pilih? Seorang laki-laki selalu memilih apa yang lebih berharga baginya. …Sanak famili kita sendiri itu berharga, tetapi mereka tidak bisa dibandingkan dengan Tuhan. Tuhan kita lebih berharga daripada sanak famili kita yang mana pun.
[Di dalam Matius 16:26] ada satu perbandingan di antara jiwa manusia dan seluruh dunia ini. …Banyak orang melihat kemustikaan dunia ini, tetapi mereka tidak melihat kemustikaan jiwa. Hari ini, Satan sedang berusaha untuk membeli jiwa manusia, tetapi banyak orang menyerahkan jiwa mereka demi kebebasan. Ini disebabkan karena mereka tidak percaya bahwa jiwa mereka itu adalah sesuatu yang bernilai. …Satan menawarkan harga yang tinggi ketika ia membawa Tuhan ke sebuah gunung yang tinggi dan menunjukkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dan kemuliaan mereka. Sebagai pengganti untuk menyembah Allah, Satan akan memberikan semuanya ini kepada Tuhan. Ini adalah satu-satunya kejadian di dalam Alkitab, di mana Satan menawarkan harga yang tinggi untuk jiwa manusia. Tentunya, ia tidak akan berhasil. …Hari ini Satan tidak menawarkan seluruh dunia ini sebagai pengganti bagi jiwa kita. Ia tidak berpikir bahwa nyawa kita itu seharga demikian. Ia memikat kita dengan manfaat-manfaat yang kecil dan keuntungan-keuntungan kecil. …Untuk memelihara kemurnian jiwa kita, kita harus rela meninggalkan segalanya. (The Collected Works of Watchman Nee, vol. 60, hal. 390-391)

Pembacaan Hari ini
Ayub 2:3 dan 10 menunjukkan bagaimana Ayub bisa mempertahankan integritasnya ketika ia pertama kali digoda oleh Satan. Ketika Satan datang kepadanya kali kedua, ia menyerang tubuh Ayub, dan Ayub mulai mengutuki hari kelahirannya. Ia gagal. Ini menunjukan kepada kita bahwa seseorang itu sangat mengasihi tubuhnya. Di dalam Matius 18:8-9, Tuhan menunjukkan kepada kita satu pemecahan dalam hubungannya dengan tubuh. Jika memelihara tubuh itu berarti memelihara dosa, maka kita harus menyadari bahwa lebih baik menanggalkan tubuh ini daripada memberikannya kepada dosa. …Memotong tangan dan mencungkil mata hanyalah ilustrasi. Makna yang sesungguhnya adalah bahwa seseorang harus memotong dosa sekalipun ini berarti menderita banyak kesakitan seperti memotong tangan, kaki, atau mata. Seorang Kristen harus menyadari keseriusan dosa ini. Ia harus membereskan dosa secara drastis seperti memotong bagian-bagian dari tubuhnya. Ini akan memelihara pengudusan dan pemurnian dirinya sendiri.
Para penguasa bangsa Kafir memerintah atas mereka, dan para pembesar memakai otoritas atas mereka [Mat. 20:25-27]. Ini adalah sesuatu yang dipraktekkan di antara orang-orang yang tidak percaya. Namun, di antara kaum beriman, praktek ini tidak boleh dibiarkan. Siapa saja yang ingin menjadi yang terbesar harus menjadi seorang pelayan, dan siapa saja yang ingin menjadi yang pertama harus menjadi seorang hamba. Ini adalah satu perubahan di dalam penilaian, satu perubahan di dalam pandangan seseorang mengenai kedudukan. …Kita harus memustikakan para pelayan dan hamba-hamba. Konsep tentang penilaian yang Tuhan taruh ke dalam kita adalah penilaian yang meninggikan dan membesarkan orang-orang yang paling banyak melayani.
Paulus juga memiliki satu perubahan di dalam konsepnya tentang penilaian. Apa yang dahulu merupakan keuntungan baginya, ia anggap sebagai kerugian karena Kristus {Flp. 3:7-8]. Mengapa Paulus bisa menolak hal-hal yang merupakan keuntungan baginya? Ia bisa menganggapnya sebagai kerugian karena keunggulan pengenalan akan Kristus Yesus. …Demi Kristus, ia menderita kerugian akan segalanya dan menganggapnya sebagai sampah. Ini adalah semacam perubahan di dalam penilaian yang terjadi kepada seorang Kristen.
[Yeremia 15:19] memberi tahu kita bahwa jika kita mengeluarkan yang berharga dari yang tidak bernilai, maka kita akan menjadi seperti mulut Allah. Jika kita tidak bisa memberitahukan nilai yang tepat dari hal-hal, maka Allah akan menolak kita dan mengesampingkan kita. …Kita harus melihat pentingnya perubahan yang demikian di dalam konsep tentang penilaian. Kiranya Tuhan mengaruniakan kepada kita terang untuk memiliki satu perubahan yang menyeluruh di dalam konsep kita tentang penilaian sehingga kita tahu untuk memilih porsi yang paling unggul. (The Collected Works of Watchman Nee, vol. 60, hal. 392-393, 395)

Bacaan lainnya: The Collected Works of Watchman Nee, vol. 60, bab 45

25 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Kamis

1 Ptr. 2:7
Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."

Mat. 6:32-33
… Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Rawatan Pagi:
Mazmur 22—24 adalah sekelompok mazmur yang mewahyukan Kristus dari penyaliban-Nya sampai kerajaan-Nya di zaman yang akan datang. Di dalam Mazmur 22, kita melihat kematian Kristus, kebangkitan-Nya, dan banyak saudara-Nya yang dihasilkan di dalam kebangkitan-Nya untuk membentuk gereja-Nya. Mazmur 23 adalah mengenai Kristus sebagai Gembala. Hari ini, Gembala ini ada di dalam kebangkitan. Mazmur 24 adalah mengenai Kristus sebagai Raja yang akan datang di dalam kerajaan Allah. Jadi, di dalam tiga mazmur ini, kita memiliki Kristus yang tersalib, Kristus yang bangkit, Kristus yang menghasilkan gereja, Kristus yang menjadi Gembala dan menggembalakan kawanan domba-Nya, yaitu gereja, dan Kristus yang datang kembali untuk menjadi Raja. (Life-study of the Psalms, hal. 137)
Begitu seseorang diselamatkan, konsepnya terhadap penilaian itu berubah. Ia tidak lagi menghargai apa yang pernah ia hargai sebelumnya dan ia akan memustikakan apa yang pernah ia remehkan sebelumnya. …Alkitab…menunjukkan kepada kita konsep yang tepat tentang penilaian bagi seorang Kristen. Marilah kita mempertimbangkan beberapa contoh untuk membuktikan poin kita.
Mazmur 118:22 mengatakan, “Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.” Ini adalah satu perubahan di dalam penilaian. Di mata tukang-tukang bangunan, mereka menolak apa yang mereka anggap sebagai batu yang tidak berguna. Di mata para pemimpin agama Yahudi, Krsitus adalah sesuatu yang berlebih-lebihan dan mereka ingin menyingkirkan Dia. Namun batu yang telah ditolak ini dipilih untuk menjadi batu penjuru bagi keselamatan yang baru didirikan. …Allah memustikakan batu penjuru yang telah ditolak oleh para pemimpin agama Yahudi dan memakainya bagi pembangunan keselamatan-Nya. Betapa berbedanya dua jenis penilaian ini! …Apa yang sebelumnya tidak bernilai sekarang tak ternilai. Apa yang sebelumnya tidak layak diandalkan sekarang layak diandalkan. Orang lain telah menolak Kristus, tetapi kita memustikakan Dia. (The Collected Works of Watchman Nee, vol. 60, hal. 387-388)

Pembacaan Hari ini
1 Korintus 1:18 mengatakan, “Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Salib diremehkan oleh mereka yang akan binasa; salib dianggap sebagai kebodohan oleh mereka. Namun, salib dihargai oleh orang-orang yang diselamatkan dan diterima oleh mereka sebagai kekuatan Allah. Ini membicarakan tentang perubahan yang besar di dalam penilaian akan salib. …Sebelum seseorang diselamatkan, ia menganggap salib itu tidak berguna. Setelah ia diselamatkan, ia melihatnya sebagai kekuatan Allah, yaitu sesuatu yang berharga dan bernilai.
Sebelum seseorang percaya kepada Tuhan (ini terutama benar bagi orang-orang yang miskin), pemikiran-pemikiran sehari-hari yang menggangunya adalah kebutuhan-kebutuhannya sehari-hari. Hal-hal yang berhubungan dengan makanan dan pakaian adalah perhatian yang paling besar di dalam kehidupan manusia. Tidak ada pengecualian bagi orang-orang yang tidak percaya terhadap hal ini. Tetapi begitu seseorang percaya kepada Tuhan, ia berpaling untuk mencari dahulu kerajaan Allah dan kebenaran-Nya [Mat. 6:32-33]. Sebagai kaum beriman, kita harus menyadari bahwa tidak ada sesuatu di dalam kehidupan ini yang lebih berharga daripada kerajaan Allah. Matius 13:44 mengatakan bahwa kerajaan surga itu seumpama harta yang tersembunyi di dalam ladang. Ketika seorang menemukannya, ia menyembunyikannya dan dalam sukacitanya ia menjual semua miliknya untuk membeli ladang itu. Ini mengacu kepada Tuhan menemukan harta kerajaan surga dan memberikan diri-Nya sendiri dan segala yang Dia miliki untuk membeli harta itu. Tuhan menganggap kerajaan surga sebagai sesuatu yang berharga.
Sebelum seorang percaya kepada Tuhan, ia mungkin menemukan tidak terlalu sulit untuk memperhatikan kebutuhan-kebutuhan fisiknya setiap hari sekalipun ia mungkin miskin. Karena kehidupannya tidak berhubungan dengan kerajaan Allah, ia bisa berdusta atau berupaya memakai sarana-sarana yang tidak benar lainnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan kehidupannya. Setelah ia percaya kepada Tuhan, ia masuk ke dalam satu alam yang baru. Jika ia tetap berdusta untuk mengamankan kebutuhan-kebutuhan sehari-harinya, ia mungkin menemukan pekerjaannya itu aman, tetapi ia akan kehilangan kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Jika ia menolak untuk berdusta, maka ia akan memperolah kerajaan Allah dan kebenaran-Nya sekalipun menderita kerugian dalam pekerjaannya. …Makanan dan pakaian adalah bagi tubuh, tetapi tubuh itu eksis bagi kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. Sebagai kaum beriman, kita harus terlebih dahulu mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya. (The Collected Works of Watchman Nee, vol. 60, hal. 388-390)

Bacaan lainnya: The Collected Works of Watchman Nee, vol. 60, bab 45

24 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Rabu

Why. 1:5-6
…Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya,…

Why. 2:6
Tetapi ini yang ada padamu, yaitu engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.

Rawatan Pagi:
Bahasa Yunaninya tersusun dari dua kata, yang pertama berarti menaklukkan atau mengalahkan, dan yang kedua berarti rakyat jelata, masyarakat umum, kaum awam. Sebab itu, pengikut Nikolaus menaklukkan rakyat jelata, mengalahkan kaum awam. Pengikut Nikolaus pasti mengacu kepada sekelompok orang yang menganggap dirinya lebih tinggi daripada kaum beriman pada umumnya. Tidak diragukan lagi, inilah sistem hirarki yang kemudian dianut dan dikukuhkan oleh aliran-aliran kekristenan tertentu. Tuhan membenci pekerjaan dan perilaku pengikut Nikolaus ini, dan kita harus membenci apa yang dibenci oleh Tuhan.
Dalam ekonomi-Nya, Allah menghendaki seluruh umat-Nya menjadi imam-imam, yang melayani Allah secara langsung. Dalam Kel. 19:6, Allah menetapkan bani Israel untuk menjadi kerajaan imam. Ini berarti, Allah menghendaki mereka semua menjadi imam. Tetapi, karena mereka menyembah patung anak lembut emas (Kel. 32:1-6), mereka kehilangan jabatan imam; hanya suku Lewi saja, karena kesetiaannya kepada Allah, dipilih menjadi imam Allah menggantikan seluruh bangsa Israel (Kel. 32:25-29; Ul. 33:8-10). Sebab itu, antara Allah dengan bani Israel, timbul kelas perantara. Hal ini menjadi sistem yang kuat dalam agama Yahudi. Dalam Perjanjian Baru, Allah sudah kembali kepada maksud-Nya yang semula menurut ekonomi-Nya, yaitu membuat semua orang beriman dalam Kristus menjadi imam (Why. 1:6; Why. 5:10; 1 Ptr. 2:5, 1 Ptr. 2:9). Tetapi pada akhir gereja mula-mula, bahkan dalam abad pertama, pengikut Nikolaus menyelinap masuk sebagai kelas perantara untuk merusak ekonomi Allah. Berdasarkan sejarah gereja, kelas perantara ini terbentuk menjadi sistem yang diterima dan dipertahankan oleh aliran kekristenan tertentu. Hari ini, dalam aliran kekristenan ada sistem imam, dalam gereja negara ada sistem paderi, dan dalam gereja independen ada sistem pendeta. Semuanya ini adalah kelas perantara, yang merusak jabatan imam segenap kaum beriman. Demikianlah timbul dua macam kelas, yaitu golongan paderi dan golongan awam. Namun dalam kehidupan gereja yang normal, tidak seharusnya ada golongan paderi, juga tidak seharusnya ada golongan awam semua orang beriman seharusnya adalah imam-imam Allah. Karena kelas perantara telah merusak jabatan imam yang merata dalam ekonomi Allah, sebab itu Tuhan membencinya. (Why. 2:6, catatan kaki 1)

Pembacaan Hari ini
Kebenaran mengenai imamat mulai dipulihkan dari tahun 1828 ketika Kaum Persaudaraan dibangkitkan Tuhan di Inggris. Mereka melihat keuniversalan imamat ini. Sebelum waktu itu, para guru Alkitab mengira bahwa imam-imam ini adalah satu tubuh yang khusus yang terdiri dari orang-orang yang spesial. Inilah sebabnya mengapa sistem paderi dan kaum awam itu dibangunkan. Yang disebut kaum beriman pada umumnya itu menjadi kaum awam. …Jadi, dua kelas kaum beriman ini muncul, dan ini membawa anak-anak Tuhan kembali kepada Perjanjian Lama. …Namun, Kaum Persaudaraan Inggris melihat bahwa di dalam Perjanjian Baru, menurut Wahyu 1:5b-6 dan 1 Petrus 2:5 dan 9, setiap kaum beriman adalah seorang imam.
Wahyu 1:5b-6 mengatakan, “…Bagi Dia, yang mengasihi kita dan yang telah melepaskan kita dari dosa kita oleh darah-Nya-- dan yang telah membuat kita menjadi suatu kerajaan, menjadi imam-imam bagi Allah, Bapa-Nya, bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya. Amin.” …Di dalam ayat-ayat ini “kerajaan” dan “imam-imam” saling bergantian satu sama lain. Karena itu, imam-imam adalah kerajaan. Wahyu 5:9-10 mengatakan bahwa kita telah dibeli bagi Allah oleh darah Kristus dari setiap suku dan bahasa dan kaum dan bangsa, dan kita dijadikan imam-imam bagi Allah kita. Wahyu 20 memberi tahu kita bahwa di dalam milenium, semua pemenang akan menjadi sesama raja dengan Kristus, dan sesama raja dengan Kristus ini akan menjadi imam-imam Allah dan Kristus, yang akan memerintah bersama dengan-Nya selama seribu tahun (ay. 6). Pada akhirnya, semua kaum beriman akan mengambil bagian di dalam imamat ini sampai kekal di dalam Yerusalem Baru, di mana kita akan melayani Dia sebagai imam-imam (22:3). Di dalam Yerusalem Baru, kita juga akan memerintah bersama dengan Kristus di dalam kerajaan (22:5). Imam-imam yang menyusun Yerusalem Baru ini tidak diragukan lagi akan memiliki empat karakteristik manusia di dalam penciptaan Allah akan manusia. Mereka akan menjadi orang-orang yang membawa Allah kepada manusia dan membawa manusia kepada Allah, dan mereka akan mutlak bersatu dengan Allah. Siang dan malam mereka akan menempuh satu penghidupan di dalam kematian, kebangkitan, dan kenaikan Kristus. …Seluruh Alkitab membicarakan tentang imamat ini. (The Advance of the Lord`s Recovery Today, hal. 9, 13-14)

Bacaan lainnya: The Advance of the Lord`s Recovery Today, bab 2

23 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Selasa

1 Ptr. 2:5, 9
Dan biarlah kamu juga dipergunakan sebagai batu hidup untuk pembangunan suatu rumah rohani, bagi suatu imamat kudus, untuk mempersembahkan persembahan rohani yang karena Yesus Kristus berkenan kepada Allah. ... Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib.

Rawatan Pagi:
Imamat kudus ini adalah rumah rohani [1 Ptr. 2:5]. Di dalam Perjanjian Baru ada tiga kata Yunani yang digunakan dalam hubungannya dengan imam: hierosune, mengacu kepada jabatan imamat, seperti dalam Heb_7:12; hierateia, mengacu kepada pelayanan imamat, seperti dalam Heb_7:5; dan hierateuma, mengacu kepada jemaat imam, kumpulan imam, imamat, seperti dalam ayat ini dan ay. 9. Kumpulan imam yang berkoordinasi adalah rumah rohani yang terbangun. Meskipun Petrus tidak menunjukkan kedua suratnya kepada gereja atau memakai istilah gereja sewaktu menekankan kehidupan korporat dari kaum beriman dalam ayat ini, tetapi dia memakai istilah rumah rohani dan imamat kudus untuk menunjukkan kehidupan gereja. Bukan kehidupan rohani individual, melainkan kehidupan rohani korporat yang dapat merampungkan kehendak Allah dan memuaskan hasrat-Nya. Allah mendambakan suatu rumah rohani sebagai tempat kediaman-Nya, suatu kumpulan imam, suatu imamat untuk melayani-Nya. Pandangan Petrus mengenai pelayanan korporat kaum beriman dalam koordinasi, sama dengan pandangan Paulus dalam Rm. 12. Pelayanan ini berasal dari tiga langkah vital dalam kehidupan rohani : dilahirkan kembali (ay. 2a), bertumbuh dalam hayat bersandarkan rawatan Kristus (ay. 2b), dan terbangun bersama kaum beriman. (1 Ptr. 2:5, catatan kaki 7)

Pembacaan Hari ini
Persembahan rohani yang dipersembahkan oleh kaum beriman dalam zaman Perjanjian Baru menurut ekonomi Allah adalah : (1) Kristus sebagai realitas segala kurban persembahan dalam Perjanjian Lama, seperti kurban bakaran, kurban sajian, kurban pendamaian (keselamatan), kurban penghapus dosa, dan kurban penebusa salah (Im. 1-5); (2) orang dosa yang beroleh selamat karena pemberitaan Injil kita, dipersembahkan sebagai anggota-anggota Kristus (Rom. 15:16); dan (3) tubuh kita, pujian kita, dan hal-hal yang kita lakukan bagi Allah (Rom. 12:1; Ibr. 13:15-16; Flp. 4:18).
Kita adalah imam-imam Perjanjian Baru, dan imamat ini bukan tersusun dari minoritas kaum saleh sebagai satu kependetaan yang menjadi satu hierarki. Imamat Perjanjian Baru yang sesungguhnya yang diwahyukan kepada kita adalah satu imamat yang universal. Ini berarti setiap kaum saleh, setiap kaum beriman adalah seorang imam. Kita mungkin tahu bahwa kita adalah imam-imam, namun apakah kita tahu apa yang harus kita persembahkan kepada Allah? Seorang imam Allah, seorang yang melayani Allah, melayani Allah dengan sesuatu yang menjamah hati Allah. Di dalam Perjanjian Lama, semua imam mempersembahkan lembu dan kambing yang melambangkan Kristus. Mereka mempersembahkan kurban-kurban ini sebagai satu wangi-wangian yang harum bagi Allah. Inilah yang didambakan hati Allah di dalam Perjanjian Lama. Tidak ada sesuatu yang menyenangkan hati Allah sebanyak lambang-lambang Kristus ini, yang menunjukkan Kristus yang akan datang. Hari ini, di dalam Perjanjian Baru, sebagai imam-imam Perjanjian Baru, apakah yang harus kita lakukan untuk bisa menyenangkan hati Allah?
Dulu, kita menunjukkan bahwa kurban-kurban yang kita persembahkan kepada Allah adalah Kristus sebagai realitas dari semua kurban di dalam lambang-lambang Perjanjian Lama, pujian-pujian kita dan hal-hal yang kita lakukan bagi Allah (Ibr. 13:15-16; Flp. 4:18). …Tuhan telah memberikan kepada kita terang lebih jauh mengenai kurban-kurban rohani yang harus kita persembahkan kepada Allah. …Paulus memberi tahu kita di dalam Roma 15:16 bahwa ia adalah seorang imam injil yang mempersembahkan orang-orang bukan Yahudi yang telah diselamatkan melalui pemberitaannya sebagai kurban-kurban kepada Allah. Ini bukanlah kurban-kurban materi melainkan kurban-kurban yang rohani.
Kurban-kurban rohani yang disinggung di dalam 1 Petrus 2:5 ini adalah hasil dari pengabaran kita, pemberitaan kita. …Ayat 9 memberi tahu kita bahwa kita, imamat ini, harus memberitahukan keselamatan yang telah kita alami. …Dengan pemberitahuan ini, orang-orang dosa diselamatkan, dan kita membuat orang-orang dosa ini menjadi kurban-kurban dan mempersembahkannya kepada Allah sebagai kurban-kurban rohani bagi perkenan-Nya. Ada kurban-kurban rohani yang dipersembahkan kepada Allah karena ada pengabaran, pemberitaan keselamatan ajaib Allah di dalam segala kebajikan-Nya. Sekarang, kita bisa melihat bahwa kurban-kurban rohani ini adalah orang-orang yang telah diselamatkan oleh keselamatan ajaib Allah melalui kebajikan-kebajikan-Nya. (The Advance of the Lord`s Recovery Today, hal. 17-19)

Bacaan lainnya: The Advance of the Lord`s Recovery Today, bab 2

22 August 2010

PP SPIA Minggu 4 - Senin

Rm. 15:16
Yaitu bahwa aku boleh menjadi pelayan Kristus Yesus bagi bangsa-bangsa bukan Yahudi dalam pelayanan pemberitaan Injil Allah, supaya bangsa-bangsa bukan Yahudi dapat diterima oleh Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus.

Rm. 12:1
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.

Rawatan Pagi:
Paulus menjadi seorang imam injil Allah [Rm. 15:16] untuk meministrikan Kristus kepada orang-orang bukan Yahudi adalah satu pelayanan imamat kepada Allah, dan orang-orang bukan Yahudi yang ia peroleh melalui pemberitaan injilnya ini adalah satu persembahan yang disajikan kepada Allah. Melalui pelayanan imamat ini, banyak orang bukan Yahudi, yang najis dan tercemar, dikuduskan di dalam Roh Kudus dan menjadi satu kurban persembahan yang demikian, yang berkenan kepada Allah. Mereka disisihkan dari hal-hal yang umum dan dijenuhi dengan sifat dan elemen Allah, dan dengan demikian dikuduskan baik secara posisi maupun secara watak (lihat catatan kaki dari 6:19). Pengudusan ini terjadi di dalam Roh Kudus, yaitu Roh Kudus berdasarkan penebusan Kristus memperbarui, mengubah, dan memisahkan orang-orang yang dilahirkan kembali melalui percaya ke dalam Kristus. (Rm. 15:16, catatan kaki 3)

Pembacaan Hari Ini:
Di dalam Perjanjian Lama, imam-imam bekerja dan melayani untuk mempersembahkan kurban-kurban dari binatang kepada Allah, tetapi Paulus sebagai seorang imam Perjanjian Baru sibuk di dalam injil Allah.
Perjanjian Baru mengajar kita dengan jelas bahwa semua kaum beriman adalah imam-imam. Kita bukanlah imam-imam yang individu, melainkan kita adalah imam-imam di dalam satu korporasi untuk menjadi satu imamat. Ini adalah pengajaran Perjanjian Baru yang dilihat oleh Kaum Persaudaraan. Dari permulaan pemulihan Tuhan di antara kita, kita juga telah melihat kebenaran mengenai keimaman ini, tetapi baik kita maupun Kaum Persaudaraan tidak menunjukkan bahwa keimaman di dalam Perjanjian Baru adalah keimaman injil. …Menurut Roma 15:16, kita adalah imam-imam injil Allah. Kita semua perlu mengumumkan, “Aku adalah seorang imam injil Allah!”
Perjanjian Lama mewahyukan bahwa seorang imam harus menjadi seorang yang mengemban gambar Allah, mengekspresikan Allah, memiliki kuasa Allah, mewakili Allah, dan melatih rohnya untuk mengontaki Allah, untuk menerima Allah sebagai hayatnya, supaya ia bisa memperhidupkan Allah. Seorang imam juga mempersembahkan kurban-kurban persembahan yang melambangkan Kristus kepada Allah bagi kepuasan Allah. Seorang imam adalah seorang yang meministrikan Allah, membawa Allah kepada manusia dan membawa manusia kepada Allah. Karena itu, ia harus menjadi seorang yang sangat dekat dengan Allah, yaitu bersatu dengan Allah. Ia mengenal hati Allah, dan ia membicarakan kehendak Allah, jalan Allah, dan rencana Allah. Orang yang demikian adalah seorang imam yang melakukan pelayanan keimaman di dalam imamat Perjanjian Lama.
Di dalam Perjanjian Baru, ada lebih banyak butir yang ditambahkan kepada imamat ini. Seorang imam Perjanjian Baru haruslah seorang yang memperhidupkan Kristus di dalam kematian-Nya, di dalam kebangkitan-Nya, dan di dalam kenaikan-Nya. Di dalam Perjanjian Lama, ada butir-butir yang melambangkan Kristus, tetapi butir-butir itu bukan Kristus di dalam keadaan yang sesungguhnya di dalam kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya. Paulus adalah salah satu teladan dari imam-imam injil Allah Perjanjian Baru. Ia adalah seorang yang mengemban gambar Allah, ekspresi Allah, dan memiliki otoritas Allah, mewakili Allah. Ia adalah seorang yang selalu melatih rohnya. Di dalam Perjanjian Baru, ia mengajar banyak hal mengenai roh insani kita, dan ia memakai rohnya untuk mengontaki Allah, menerima Allah. Ia menikmati Kristus sebagai Roh pemberi hayat di dalam rohnya, dan ia menikmati Kristus sebagai hayatnya. Di dalam Filipi 3, ia mengekspresikan kedambaannya untuk mengenal Kristus dan kuat kuasa kebangkitan-Nya agar ia bisa diserupakan kepada kematian Kristus. Ini menunjukkan kepada kita bahwa seorang imam Perjanjian Baru haruslah seorang yang berada di dalam pengalaman akan kematian Kristus dan di dalam kenikmatan akan kuat kuasa kebangkitan Kristus. Jika kita tidak memiliki semua butir ini, maka kita tidak layak untuk memberitakan injil karena setiap pemberita injil harus menjadi seorang imam. Kita semua harus melihat wahyu ini. (The Advance of the Lord`s recovery Today, hal. 9-10, 12-13, 16-17)

Bacaan lainnya: The Advance of the Lord`s Recovery Today, bab 1

21 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Sabtu

Rm. 16:3, 5
Sampaikan salam kepada Priskila dan Akwila, teman-teman sekerjaku dalam Kristus Yesus. Salam juga kepada jemaat di rumah mereka.

Rm. 16:25
Bagi Dia, yang berkuasa menguatkan kamu, --menurut Injil yang kumasyhurkan dan pemberitaan tentang Yesus Kristus, sesuai dengan pernyataan rahasia, yang didiamkan berabad-abad lamanya.

Rm. 16:27
Bagi Dia, satu-satunya Allah yang penuh hikmat, oleh Yesus Kristus: segala kemuliaan sampai selama-lamanya! Amin.

Rawatan Pagi

Kita harus mengikuti jejak rasul. Ia membawa kita ke dalam kehidupan perbauran dari seluruh Tubuh Kristus melalui pujian dan salam agar Allah damai sejahtera menghancurkan Satan di bawah kaki kita dan agar kita bisa menikmati kasih karunia Kristus yang kaya (ay. 1-16, 21-24, 20). Di dalam Roma 16, rasul Paulus memberikan salam kepada orang-orang kudus, satu demi satu, dengan sedikitnya menyebutkan dua puluh tujuh nama, termasuk Febe, seorang diakonia dari gereja di Kengkrea, dan Priska serta Akwila. Selain itu, ia memberi salam kepada kaum saleh secara umum. Ini menunjukkan kepada kita bahwa ia memiliki banyak pengenalan, pemahaman, dan perhatian terhadap setiap orang dari mereka. Pujian dan salam demikian ini menunjukkan adanya saling memperhatikan di antara kaum saleh dan saling bersekutu di antara gereja-gereja. Oleh persekutuan gereja-gereja di dalam Tubuhlah bahwa Allah damai sejahtera akan menghancurkan Satan di bawah kaki kita dan kita akan dapat menikmati kasih karunia Kristus yang kaya. Kasih karunia ini adalah manifestasi dari Allah Tritunggal dalam perwujudan-Nya di dalam tiga aspek—Bapa, Putra, dan Roh itu. (The Experience of God`s Organic Salvation Equaling Reigning in Christ`s Life, hal. 70)

Pembacaan Hari ini
Melalui persekutuan di dalam Tubuh, penghancuran atas Satan, dan kenikmatan terhadap kasih karunialah, kita bisa melaksanakan misteri/rahasia yang didiamkan selama berabad-abad mengenai keselamatan lengkap Allah di dalam penggenapan ekonomi kekal Allah bagi orang-orang bukan Yahudi untuk memiliki ketaatan kepada iman kepada kemuliaan bagi satu-satunya Allah yang berhikmat melalui Yesus Kristus (ay. 25-27)
Kita harus memiliki realitas dari persekutuan dan perbauran Tubuh Kristus. Jika tidak demikian, tidak peduli betapa banyaknya kita menuntut dan betapa sederhana dan rendah hatinya kita, lambat atau cepat, akan ada masalah, bahkan perpecahan-perpecahan di antara kita. Karena itu, kita harus dikendalikan oleh visi tentang Tubuh dan mengikut jejak rasul dengan membawa semua kaum saleh di semua gereja ke dalam kehidupan perbauran dari seluruh Tubuh Kristus. Ini adalah memerintah di dalam hayat dan dengan memerintah di dalam hayat secara demikianlah, kita akan memberikan kemuliaan kepada Allah. Kemuliaan ini adalah Yerusalem Baru, inkorporasi universal dari persatuan dan perbauran keilahian dengan keinsanian, yang di dalamnya, Allah akan dimuliakan sepenuhnya dan ekonomi-Nya akan digenapkan seluruhnya.
Di dalam kesimpulannya, kitab Roma, yang memberikan satu diskusi yang bersifat umum tentang kehidupan orang Kristen ini, memberikan kemuliaan kepada Allah yang berhikmat. Ini menyingkapkan bahwa semua perkara yang didiskusikan di dalam kitab ini, direncanakan, dikelola, dan digenapkan oleh hikmat Allah, supaya Dia, Allah Tritunggal yang kaya yang tidak terukur ini, bisa dimuliakan, yaitu agar kemuliaan-Nya yang tiada bandingnya bisa diekspresikan sepenuhnya dan seluruhnya melalui kita yang telah disempurnakan oleh Dia secara kekal, dan yang telah menjadi Tubuh-Nya dan telah diikatkan kepada-Nya menjadi satu. Fokus dari hikmat Allah adalah pekerjaan dari Trinitas Ilahi-Nya ke dalam tiga bagian—roh, jiwa, dan tubuh—dari diri kita yang telah ditebus agar di dalam penebusan, pengudusan, dan transformasi-Nya, kita bisa memiliki satu persatuan yang utuh di dalam hayat ilahi dengan Dia sehingga kedambaan-Nya akan perbauran keilahian dan keinsanian, pengikatan keinsanian kepada keilahian, bisa digenapkan di dalam kekekalan. Ini benar-benar layak untuk kita apresiasi dan kita sembah! Ini layak untuk kita nyanyikan dan kita puji dengan tak henti-hentinya di dalam kekekalan! Kita harus memiliki hal ini sebagai pusat dan tujuan dari kehidupan Kristiani kita dan kehidupan gereja kita. Kiranya kita semua yang telah dipilih dan disempurnakan oleh-Nya, sepenuhnya mengalami penyelamatan-Nya yang organik dan memerintah di dalam hayat-Nya untuk menjadi ekspresi-Nya yang rampung di dalam kekekalan. (The Experience of God`s Organic Salvation Equaling Reigning in Christ`s Life, hal. 71-72)

Bacaan Lainnya: The Experience of God`s Organic Salvation Equaling Reigning in Christ`s Life, berita 6

20 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Jumat

Im. 2:4
Apabila engkau hendak mempersembahkan persembahan berupa korban sajian dari apa yang dibakar di dalam pembakaran roti, haruslah itu dari tepung yang terbaik, berupa roti bundar yang tidak beragi, yang diolah dengan minyak, atau roti tipis yang tidak beragi, yang diolesi dengan minyak.

1 Kor. 10:17
Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Rawatan Pagi
Di dalam Alkitab, pemikiran tentang perbauran ini sangat kuat. Di dalam Perjanjian Lama, ada satu lambang tentang perbauran bagi penggenapan ekonomi Allah. Namun, jika kita membaca Perjanjian Lama hanya secara hurufiah, maka kita tidak akan bisa melihatnya. Lambang tentang perbauran ini dengan tegas diacukan oleh rasul Paulus. Di dalam 1 Korintus 10:17, Paulus mengatakan, ”Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.” Pemikiran Paulus tentang gereja adalah satu roti ini bukanlah penemuannya sendiri, melainkan ini diambil dari Perjanjian Lama. Korban sajian di dalam Imamat 2:4 terdiri dari kue yang terbuat dari tepung halus yang dibaurkan dengan minyak. Setiap bagian dari tepung itu dicampurkan atau dibaurkan dengan minyak. Itulah perbauran. Paulus memberi tahu kita bahwa gereja adalah satu roti, satu kue (roti bundar), yang terbuat dari tepung halus. Tepung halus ini berasal dari butiran-butiran gandum, dan butiran-butiran gandum ini berasal dari satu biji gandum yang adalah Kristus. Yohanes 12:24 mengatakan bahwa Kristus adalah sebutir biji gandum yang jatuh ke dalam tanah dan mati dan bertumbuh dalam kebangkitan untuk menghasilkan banyak butir, yang adalah kita, kaum beriman-Nya. Kita adalah banyak butir ini supaya kita bisa digiling menjadi tepung halus untuk membuat kue, roti gereja. Di sini kita bisa melihat pemikiran tentang perbauran di dalam Alkitab. (The Practical Points concerning Blending, hal. 18-19)

Pembacaan Hari ini
Kemudian di dalam 1 Korintus 12:24, Paulus menulis, ”Allah telah menyusun/membaurkan tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus.” Ayat ini dengan jelas mengatakan bahwa Allah telah membaurkan semua kaum beriman bersama-sama. Tetapi di manakah perbauran di dalam pemulihan ini? Kita mungkin mengira bahwa koordinasi di dalam gereja adalah realitas dari perbauran. Namun, saya harus memberi tahu Anda bahwa koordinasi di dalam gereja pun bukanlah realitas dari Tubuh Kristus. Pada poin ini, Anda mungkin membayangkan apa realitas dari Tubuh Kristus itu. Inilah sebabnya mengapa kita perlu mendirikan satu “universitas” atau satu “kejuruan” supaya kita bisa melanjutkan dari “smu” untuk mencapai puncak yang tertinggi, realitas Tubuh Kristus.
Menurut Efesus 1:22-23, sasaran dari ekonomi Allah adalah gereja, yang adalah Tubuh Kristus. Ada beberapa yang mengatakan bahwa karena gereja adalah Tubuh Kristus, dan karena kita ada di dalam gereja, maka kita juga harus berada di dalam Tubuh. Secara doktrin, mereka itu benar, tetapi secara praktis tidak benar. Kita mungkin membicarakan banyak hal tentang Tubuh Kristus, tetapi jika ktia ditanya apa Tubuh Kristus itu, kita mungkin hanya menjawab bahwa Tubuh Kristus adalah gereja. Kita ada di dalam gereja; itu adalah satu fakta. Tetapi di manakah realitas dari Tubuh Kristus ini? Kita memiliki istilah Tubuh Kristus dan kita memiliki doktrin tentang Tubuh Kristus, tetapi di manakah kepraktisan dan realitas dari Tubuh Kristus ini? Pernahkah Anda menjamah kepraktisan dari Tubuh Kristus ini? Pernahkah Anda berada di dalam realitas dari Tubuh Kristus ini.
Kita semua perlu mempertimbangkan perkara ini. Kita memiliki istilah dan kita memiliki doktrin, tetapi secara praktis, kita tidak memiliki realitas. Tujuan perbauran ini adalah membawa kita masuk ke dalam semua realitas dari Tubuh Kristus. Saya memustikakan gereja-gereja lokal, demikian juga dengan Anda. Tetapi saya memustikakan gereja-gereja lokal karena satu tujuan. Gereja-gereja lokal adalah prosedur untuk membawa saya masuk ke dalam Tubuh Kristus. Gereja-gereja adalah Tubuh, tetapi gereja-gereja mungkin tidak memiliki realitas dari Tubuh Kristus. Jadi, kita perlu berada di dalam gereja-gereja lokal supaya kita bisa dibawa masuk ke dalam realitas dari Tubuh Kristus. (The Practical Points concerning Blending, hal. 10, 19)
Perbauran yang demikian ini bukanlah sosial, melainkan perbauran dari Kristus yang yang dinikmati, dialami oleh anggota-anggota secara individu, gereja-gereja distrik, para sekerja, dan para penatua.
Perbauran adalah bagi pembangunan Tubuh universal Kristus (Ef. 1:23) untuk merampungkan Yerusalem Baru (Why. 21:2) sebagai sasaran akhir dari ekonomi Allah menurut kerelaan kehendak-Nya (Ef. 3:8-10; 1:9-10). (The Divine and Mystical Realm, hal. 88-89)

Bacaan Lainnya: The Practical Points concerning Blending, bab 1-2

19 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Kamis

1 Kor. 12:24
Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun/membaurkan tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus.

1 Kor. 10:17
Karena roti adalah satu, maka kita, sekalipun banyak, adalah satu tubuh, karena kita semua mendapat bagian dalam roti yang satu itu.

Rawatan Pagi
Allah telah membaurkan Tubuh itu bersama-sama (1 Kor. 12:24). Kata membaurkan juga berarti menyesuaikan, mengharmoniskan, melembutkan. Allah telah membaurkan Tubuh, menyesuaikan Tubuh, mengharmoniskan Tubuh. Kata Yunani untuk membaurkan menyiratkan kehilangan perbedaan. Perbedaan seorang saudara mungkin adalah kecepatannya dan yang lainnya mungkin adalah kelambatannya. Tetapi di dalam kehidupan Tubuh, kelambatan itu akan musnah, dan kecepatan itu akan diangkut. Semua perbedaan demikian akan musnah. Allah telah membaurkan semua kaum beriman yang terdiri dari berbagai ras dan warna kulit. Siapakah yang bisa membuat kulit hitam dan putih kehilangan perbedaan mereka? Hanya Allah yang bisa melakukan demikian. Seorang suami dan istri bisa memiliki keharmonisan di dalam kehidupan pernikahan mereka hanya dengan kehilangan perbedaan-perbedaan mereka. (The Divine and Mystical Realm, hal. 86)

Pembacaan Hari ini
Untuk dibaurkan di dalam kehidupan Tubuh, kita harus pergi melalui salib dan oleh Roh itu, dan menyalurkan Kristus kepada orang lain demi Tubuh Kristus. Para sekerja dan penatua harus belajar disalibkan. Apa saja yang kita lakukan haruslah oleh Roh itu untuk menyalurkan Kristus. Selain itu, apa yang kita lakukan itu tidak boleh untuk kepentingan kita dan menurut selera kita melainkan bagi gereja. Selama kita mempraktekkan poin-poin ini, kita akan memiliki perbauran.
Semua poin ini berarti bahwa kita harus bersekutu. Ketika seorang sekerja melakukan sesuatu, ia harus bersekutu dengan sekerja lainnya. Seorang penatua harus bersekutu dengan para penatua lainnya. Persekutuan akan melembutkan kita; persekutuan akan menyesuaikan; persekutuan akan mengharmoniskan kita; dan persekutuan akan membaurkan kita. Kita harus melupakan tentang apakah kita lambat atau cepat, sebaliknya harus bersekutu dengan orang lain. Kita tidak boleh melakukan sesuatu tanpa bersekutu dengan kaum saleh lain yang berkoordinasi dengan kita. Persekutuan menuntut kita berhenti ketika kita akan melakukan sesuatu. Di dalam koordinasi dalam kehidupan gereja, di dalam pekerjaan, kita semua harus belajar tidak melakukan sesuatu tanpa bersekutu.
Di antara kita, kita harus memiliki perbauran dari semua anggota Tubuh Kristus, perbauran dari semua gereja di dalam distrik-distrik tertentu, perbauran para sekerja, dan perbauran semua penatua. Berbaur berarti bahwa kita harus selalu berhenti, kemudian bersekutu dengan orang lain. Dengan demikian, kita akan menerima banyak keuntungan. Jika kita mengasingkan diri dan memisahkan diri, maka kita akan kehilangan banyak keuntungan rohani. Belajarlah untuk bersekutu. Belajarlah untuk dibaurkan. Mulai dari sekarang dan seterusnya, gereja-gereja harus datang berkumpul secara teratur untuk dibaurkan. Kita mungkin tidak terbiasa, tetapi setelah kita mulai mempraktekkan perbauran ini beberapa kali, kita akan memperoleh selera untuk hal ini. Ini adalah hal yang paling membantu di dalam memelihara keesaan Tubuh Kristus yang universal. Hari ini, sangat mudah bagi kita untuk berbaur satu sama lain karena modernnya zaman ini dengan peralatannya yang modern.
Ketika kita dibaurkan, maka kita akan memiliki salib dan Roh itu. Tanpa salib dan Roh itu, yang kita miliki hanyalah daging dengan perpecahan. Di dalam diri kita sendiri, kita tidak mudah untuk disalibkan dan melakukan segala sesuatu oleh Roh itu. Inilah sebabnya mengapa kita harus belajar untuk dibaurkan. Perbauran menuntut kita untuk disalibkan...dan dipimpin oleh Roh itu untuk menyalurkan Kristus dan melakukan segala sesuatu demi Tubuh-Nya.
Kita bisa saja datang berkumpul bersama tanpa banyak perbauran karena setiap orang tinggal di dalam diri mereka sendiri. Mereka takut melukai orang lain dan membuat kesalahan, sehingga mereka diam saja. Ini adalah cara manusia menurut daging. Ketika kita datang berkumpul bersama, kita harus mengalami pengakhiran oleh salib. Kemudian kita harus belajar bagaimana mengikuti Roh itu, bagaimana menyalurkan Kristus, dan bagaimana mengatakan dan melakukan sesuatu demi keuntungan Tubuh. Itu akan mengubah seluruh atmosfir sidang dan akan melembutkan atmosfir itu. Perbauran bukanlah masalah diam atau banyak bicara melainkan masalah dilembutkan. Akhirnya, perbedaan-perbedaan itu semuanya akan musnah. Perbauran berarti kehilangan perbedaan-perbedaan. Kita semua harus membayar harga untuk mempraktekkan perbauran ini. (The Divine and Mystical Realm, hal. 86-88)

Bacaan Lainnya: The Divine and Mystical Realm, bab 6

18 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Rabu

Mat. 28:18
Yesus mendekati mereka dan berkata: "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi.

Kis. 20:28
Karena itu jagalah dirimu dan jagalah seluruh kawanan, karena kamulah yang ditetapkan Roh Kudus menjadi penilik untuk menggembalakan jemaat Allah yang diperoleh-Nya dengan darah Anak-Nya sendiri.

Rawatan Pagi

Sumber gereja adalah Kristus, karena itu gereja adalah pertambahan Kristus. Fungsi gereja adalah untuk menjadi Tubuh Kristus dan rumah Allah. Selain itu, praktek gereja itu bersifat lokal, bukan universal, dan gereja diekspresikan di lokalitas-lokalitas, isinya adalah Kristus, dan gereja memiliki satu susunan yang tepat.
Susunan gereja yang tepat ini terlihat di dalam Filipi 1:1 yang membicarakan tentang kaum saleh, para penilik, yang adalah para penatua dan para diaken. Di dalam gereja kita memiliki kaum saleh sebagai anggota-anggota dasar, dan di antara kaum saleh ini, kita memiliki para penatua dan para diaken. Di satu pihak, kita menyadari bahwa di dalam gereja tidak ada organisasi manusia, tetapi di lain pihak, Kitab Suci dengan jelas memberi tahu kita bahwa ada satu susunan di dalam gereja. Bukan hanya dari pengajaran-pengajaran Kitab Suci, melainkan juga dari pengalaman kita, kita bisa melihat bahwa tanpa susunan di bawah pimpinan Roh Kudus ini, maka tidak ada kemungkinan untuk memiliki kehidupan gereja yang sesungguhnya, praktek gereja yang sesungguhnya. Praktek gereja yang sesungguhnya itu sangat tergantung kepada susunan di bawah pimpinan Roh Kudus ini. (Basic Principles for the Practice of the Church Life, hal. 33)

Pembacaan Hari ini
Susunan gereja berasal dari otoritas di dalam gereja. Kita harus mempertimbangkan secara terperinci apa otoritas di dalam gereja itu. Kita diberi tahu dengan jelas bahwa gereja adalah Tubuh Kristus dan rumah Allah. Ada otoritas di dalam tubuh kita, dan juga ada otoritas di dalam sebuah rumah, yaitu di dalam satu keluarga. Tanpa otoritas, rumah kita akan kacau. Demikian juga, selama satu tubuh itu hidup dan berdiri, maka ada otoritas di dalamnya, tetapi bila tubuh itu menjadi satu bangkai dan bukan lagi satu tubuh, maka tidak ada otoritas di dalamnya. Selama ada satu tubuh, maka pasti ada otoritas, dan selama kita memiliki satu keluarga, satu rumah, maka pasti juga ada otoritas. Ini mengilustrasikan bahwa di dalam gereja itu benar-benar ada satu otoritas.
Otoritas dari satu tubuh adalah kepala. Ketika seseorang berdiri, apakah tubuhnya yang memikul kepalanya ataukah kepalanya yang menopang tubuhnya? Jika kita memenggal kepala seseorang, maka tubuhnya akan roboh. Tanpa kepala, tubuh tidak bisa berdiri. Kelihatannya, tubuhlah yang memikul kepala, tetapi dalam keadaan yang sebenarnya, kepalalah yang menopang tubuh. Karena itu, kepala adalah otoritas. Kepala gereja adalah Kristus Tuhan, dan otoritas di dalam gereja adalah kekepalaan Kristus. Memang jelas bahwa di dalam gereja harus ada satu susunan, tetapi susunan ini berasal dari kekepalaan Kristus. Kita harus menyadari, menghormati, dan menghargai kekepalaan Tuhan. Jika kita tidak berada di bawah kekepalaan Tuhan, kita tidak akan pernah bisa benar di dalam susunan gereja. Seringkali, pada tahun-tahun yang lampau, saudara atau saudari datang kepada saya dan mengatakan, ”Saudara Lee, aku tidak bisa berjalan bersama beberapa penatua.” Setiap kali seseorang membawa satu masalah seperti ini kepada saya, saya bertanya kepada mereka, ”Pada saat ini dan mengenai kasus ini, apakah Anda berada di bawah kekepalaan Tuhan?” Tanpa kecuali, orang yang bertanya itu akan mengakui bahwa ia tidak berada di bawah kekepalaan-Nya. Saya menjawab, ”Pertama, Anda harus benar terhadap Tuhan. Tundukkanlah diri Anda sendiri kepada kekepalaan Tuhan, dengan demikian Anda akan menjadi jelas.”
Tidak ada perbedaan di antara kita, karena kita semua adalah ras Adam. Ini bukanlah masalah Timur atau Barat. Ini adalah masalah apakah kita berada di bawah kekepalaan Kristus atau tidak dan apakah kita telah belajar menundukkan diri kita sendiri kepada kekepalaan Tuhan atau tidak. Untuk memelihara susunan yang benar di dalam gereja dan di antara kaum saleh, kita harus berada di bawah jabatan Tuhan dan kekepalaan Tuhan. Otoritas di dalam gereja adalah kekepalaan Tuhan. (Basic Principles for the Practice of the Church Life, hal. 33-35)

Bacaan Lainnya: Basic Principles for the Practice of the Church Life, bab 1-3

17 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Selasa

Kis. 14:23
Di tiap-tiap jemaat rasul-rasul itu menetapkan penatua-penatua bagi jemaat itu dan setelah berdoa dan berpuasa, mereka menyerahkan penatua-penatua itu kepada Tuhan, yang adalah sumber kepercayaan mereka.

1 Ptr. 5:1
Aku menasihatkan para penatua di antara kamu, aku sebagai teman penatua dan saksi penderitaan Kristus, yang juga akan mendapat bagian dalam kemuliaan yang akan dinyatakan kelak.

Rawatan Pagi
Menurut ekonomi Perjanjian Baru Allah, tidak ada kepemimpinan yang permanen, resmi, atau bersifat kedudukan di antara umat Allah pada hari ini. Adalah hikmat Allah tidak memiliki seorang penatua di dalam satu gereja melainkan memiliki sejumlah penatua. Ada beberapa yang mungkin membayangkan bagaimana kepenatuaan bisa dipraktekkan jika tidak ada penatua yang utama. Kasus, Petrus, Yakobus, Barnabas, dan Paulus menunjukkan bahwa semua penatua memiliki status yang sama, tetapi pada satu waktu tertentu, atau di dalam satu perkara tertentu, ada yang mungkin memiliki kapasitas yang lebih tinggi daripada yang lainnya dan karena demikian ia akan mengambil pimpinan. Pada waktu lainnya atau di dalam perkara lainnya, ada saudara lainnya yang mungkin memiliki kapasitas yang paling besar; karena itu, ia akan menjadi pemimpin pada waktu itu. Melalui kepenatuaan yang bersifat jamak ini, maka tidak ada penatua yang pasti/permanen dan kemutlakan kekepalaan Kristus harus dihormati, dipelihara, dan dihargai. (Crucial Principles for the Christian Life and the Church Life, hal. 77-78)

Pembacaan Hari ini
Pekerjaan dari para penatua ini, tidak tergantung hanya kepada satu orang di tempat mana pun. Memiliki pendeta di dalam satu gereja itu alkitabiah, tetapi sistem kependetaan sekarang ini sangat tidak alkitabiah; ini adalah penemuan manusia.
Di dalam Kitab Suci, kita melihat bahwa selalu ada lebih dari seorang penatua atau penilik di dalam satu gereja lokal. Bukanlah kehendak Allah bahwa seorang kaum beriman harus keluar secara individu dari semua kaum beriman lainnya untuk menduduki satu tempat utama yang istimewa, sedangkan yang lainnya secara pasif tunduk kepada kehendaknya. Jika pengelolaan seluruh gereja tergantung kepada seseorang, maka betapa mudah baginya untuk menjadi angkuh, menganggap dirinya sendiri lebih tinggi daripada yang lainnya dan menekan saudara-saudara lainnya (3 Yohanes). Allah telah menentukan beberapa penatua bersama-sama untuk mengambil bagian di dalam pekerjaan gereja supaya tidak seorang pun individu yang bisa melakukan hal-hal menurut kesenangannya sendiri, memperlakukan gereja sebagai miliknya yang spesial dan meninggalkan kesan kepribadiannya di atas semua kehidupan dan pekerjaannya. Menaruh tanggung jawab di tangan beberapa saudara, bukannya di tangan seseorang secara individu adalah jalan Allah untuk menjaga gereja-Nya terhadap kejahatan-kejahatan sebagai akibat dari penguasaan seorang pribadi yang kuat. Allah bertujuan bahwa beberapa saudara harus bersatu untuk memikul tanggung jawab di dalam gereja, sehingga di dalam hal mengendalikan urusan-urusannya pun mereka harus bergantung satu sama lain dan tunduk satu sama lain. Jadi, secara pengalaman, mereka akan menemukan kesempatan untuk memberikan ekspresi yang praktis terhadap kebenaran tentang Tubuh Kristus. Bila mereka saling menghormati dan saling mengandalkan terhadap pimpinan dari Roh itu, maka tidak ada seorang pun yang akan mengambil tempat sang Kepala, melainkan setiap orang akan menghormati yang lainnya sebagai sesama anggota, dan elemen saling/kebersamaan yang adalah keistimewaan khusus gereja akan terpelihara. (Watchman Nee, The Normal Christian Church Life, hal. 49-50)
Tidak peduli kedudukan atau fungsinya, setiap anggota itu berhubungan langsung dengan Kepala; setiap anggota memiliki pendirian yang sama. Tidak ada perantara anggota-anggota.
Di satu pihak, kita jangan pernah menjadi seorang perantara di antara umat Allah dan Tuhan itu sendiri. Kita perlu membiarkan umat Tuhan menerima perintah-perintah secara langsung dari Tuhan. Oleh belas kasihan Tuhan, di berbagai waktu di sepanjang tahun, bila ada kaum saleh datang kepada saya untuk bersekutu, saya tidak pernah memberikan satu keputusan, satu pesan, atau satu perintah kepada mereka. Sebaliknya, saya selalu memberi tahu mereka, “Anda perlu pergi kepada Tuhan. Berdoalah untuk mencari pimpinan Tuhan secara langsung.” Di lain pihak, kita jangan pernah mengambil seseorang lainnya sebagai seorang perantara di antara kita dengan Tuhan. Karena kebanyakan kaum beriman itu lemah, maka mereka lebih suka untuk bergantung kepada orang lain daripada pergi secara langsung kepada Tuhan.
Oleh belas kasihan Tuhan, sejak permulaan dari pemulihan Tuhan di antara kita selama lima puluh tahun yang lalu, Tuhan telah menunjukkan kebenaran kepada kita bahwa setiap anggota itu berhubungan secara langsung kepada Kepala. (Crucial Principles for the Christian Life and the Church Life, hal. 78-79)

Bacaan Lainnya: Crucial Principles for the Christian Life and the Church Life, bab 6; The Normal Christian Church Life, bab 3

16 August 2010

PP SPIA Minggu 3 - Senin

Kol. 3:11
…Manusia baru… dalam hal ini tiada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu.

Mat. 23:8
Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara

Rawatan Pagi
Di antara umat Allah, hanya ada satu Kepala—Kristus. Konstitusi ini memelihara semua kaum saleh, semua gereja, dan semua wilayah pekerjaan di dalam kontak secara langsung dengan Tuhan. Jadi, tidak perlu ada perantara apa pun. Ini adalah jalan yang rohani, jalan hayat yang memelihara setiap kaum beriman, gereja, lokal, dan wilayah pekerjaan di dalam hayat dan tanpa adanya organisasi atau kepemimpinan manusia apa pun. (Crucial Principles for the Christian Life and Church Life, hal. 82)

Pembacaan Hari ini
Kita perlu melihat apa konstitusi gereja itu, yaitu, jalan di mana gereja terbentuk. Konstitusi gereja erat hubungannya dengan kekepalaan Kristus.
Pertama, saya ingin menunjukkan bahwa di dalam Kekristenan hari ini, kekepalaan Kristus itu mutlak disangkal. Ini terjadi karena Kekristenan telah menjadi satu organisasi. Pembentukan organisasi apa pun akan menghasilkan satu hirarki dan setiap hirarki adalah satu kepala. Jadi, hirarki di dalam Kekristenan menghina kekepalaan Kristus.
Di dalam pemulihan Tuhan, tidak ada pemimpin. Satu-satunya Kepala adalah Kristus. Semua penatua berada pada tingkatan yang sama, semua rasul berada pada tingkatan yang sama, semua gereja berada pada tingkatan yang sama, dan wilayah-wilayah pekerjaan juga berada pada tingkatan yang sama. Hasil dari siapa yang mengambil pimpinan pada waktu apa pun selalu ditentukan oleh situasi rohani di waktu mana itu diberikan. Penatua atau gereja yang memiliki kerohanian yang paling tinggi adalah yang harus mengambil pimpinan, tetapi ini janganlah bersifat resmi, permanen, atau organisasi. Ini harus selalu tergantung kepada kondisi rohani. Mempraktekkan secara demikian ini akan menjauhkan umat Allah dari kepemimpinan yang akan menghina kekepalaan Kristus. …Gereja dibentuk menurut kebenaran bahwa Kristus adalah Kepala yang unik. Di dalam pemulihan Tuhan tidak ada organisasi karena Kristus adalah Kepala yang unik. Gereja dibangun menurut kebenaran ini. (Crucial Principles for the Proper Church Life, hal. 43, 55-56)
Gereja adalah satu organisme, bukan satu organisasi, namun memang perlu ada beberapa pengaturan di antara ribuan orang yang datang berkumpul di berbagai kota sebagai gereja-gereja lokal. Mencari pengaturan demikian dan jalan yang tepat agar semua urusan gereja bisa dilaksanakan ini adalah satu masalah yang besar, karena konsep organisasi yang berhubungan dengan gereja tidak bisa ditemukan di dalam Perjanjian Baru. Kita perlu melihat prinsip dasar bahwa organisasi macam apa pun akan memimpin kepada satu hirarki dan bahwa hirarki apa pun adalah satu penghinaan terhadap kekepalaan Kristus. (Crucial Principles for the Christian Life and the Church Life, hal. 73)
Di dalam beberapa gereja lokal, ada satu praktek yaitu membuat satu pengaturan menurut siapa yang pertama di antara para penatua. Tidak ada ayat di dalam Alkitab yang memberikan petunjuk apa pun bahwa harus ada pengaturan yang demikian. Namun, prinsip rohani dalam hubungannya dengan kepenatuaan itu selalu bersifat jamak. Allah tidak ingin seorang saudara menjadi penatua yang unik; Dia ingin beberapa saudara menjadi sekelompok penatua. …Kejamakan dari kepenatuaan ini akan menjaga penatua mana pun dari menjadi seorang penatua yang bersifat resmi atau seorang penatua permanen. Hasil dari siapa yang mengambil pimpinan di antara para penatua itu ditentukan oleh kapasitas setiap orang. Karena seorang saudara memiliki kapasitas yang tertinggi di dalam area-area tertentu, maka ia mungkin adalah seorang pemimpin di dalam satu perkara tertentu. Di dalam perkara lainnya, seorang saudara lainnya mungkin memiilki kapasitas yang paling tinggi; karena itu, di dalam perkara itu, ia akan menjadi pemimpin. Enam bulan kemudian, kedua saudara ini mungkin kehilangan kapasitas mereka, dan saudara lainnya mungkin bertumbuh dan bertambah di dalam kapasitas rohaninya oleh kasih karunia dan belas kasihan Tuhan. Jadi, saudara yang ketiga ini dengan spontan akan menjadi pemimpin di antara para penatua itu. Di dalam Perjanjian Baru, di antara umat Allah, tidak ada kepemimpinan yang unik, tegas, bersifat resmi atau permanen. Kepemimpinan yang demikian akan menjadi satu penghinaan terhadap kekepalaan Kristus. Karena itu, di setiap gereja lokal hari ini, tidak boleh ada kepala selain dari Kristus. (Crucial Principles for the Proper Church Life, hal. 49-50)

Bacaan Lainnya: Crucial Principles for the Proper Church Life, bab. 2-3

13 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Sabtu

Yer. 15:16
Apabila aku bertemu dengan perkataan-perkataan-Mu, maka aku menikmatinya; firman-Mu itu menjadi kegirangan bagiku, dan menjadi kesukaan hatiku, sebab nama-Mu telah diserukan atasku, ya TUHAN, Allah semesta alam.

Yoh. 6:57
Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga siapa saja yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.

Rawatan Pagi:
Kita perlu makan Yesus melalui menyeru nama Tuhan. Tetapi setelah kita makan, kita juga perlu mencerna dengan baik. Kita jangan salah cerna. Salah cerna pertama-tama mengakibatkan perut bermasalah dan kemudian mungkin menyebabkan sakit perut.…Ketika kita makan Kristus, kita juga perlu secara rohani mencerna Dia secara tepat. Jika Anda mencerna dengan tepat, makanan yang Anda makan dapat masuk ke dalam setiap bagian jasmani kita. Ada jalan untuk makanan masuk melaluinya. Salah cerna berarti bahwa tidak ada jalan bagi makanan. Sekarang kita perlu mempertimbangkan bagaimana menerapkan ini kepada kita dalam pengertian rohani. Banyak orang beriman terkasih dapat menikmati menyeru Tuhan dan mendoabacakan Firman kali pertama. Tetapi setelah sejangka waktu tertentu, mereka kehilangan selera dan keinginan untuk hal ini. Ini dikarenakan setelah mengambil Tuhan Yesus, sesuatu terjadi di dalam mereka. Ada salah cerna. Tidak ada jalan bagi Tuhan Yesus masuk melaluinya. Setelah menyeru Tuhan Yesus dan mendoabacakan Firman-Nya, kita harus berkata, “Tuhan, rahmati aku. Jaga seluruh diriku dengan seluruh bagian batiniahku untuk terbuka kepada-Mu.” (The Living and Practical Way to Enjoy Christ, p. 45)

Bacaan Hari Ini:
Saya tidak membicarakan sesuatu secara doktrinal, tetapi sesuatu yang sangat praktis dalam kehidupan kristiani kita.…Masalahnya adalah — setelah Anda menyeru nama Tuhan, setelah Tuhan masuk ke dalam Anda, Anda mungkin tidak mau terbuka kepada Dia. Anda terbuka kepada Dia sebagian kecil diri Anda, tetapi kebanyak diri Anda tertutup kepada Dia. Tuhan Yesus adalah riil, hidup, dan praktis. Ketika Anda menyeru, “Tuhan Yesus,” Dia masuk ke dalam Anda dan memenuhi anda. Ketika Anda menyeru “Tuhan Yesus,” Yesus yang praktis dan hidup ini akan menjamah diri alamiah Anda. Tetapi banyak dari Anda dapat berkata, “Tidak, Tuhan. Jangan jamah aku di sini. Tinggal di manakah Engkau. Engkau adalah tamuku dan Engkau harus tinggal di ruang tamu. Jangan masuk ke dalam kamar tidur pribadiku. Ini untukku, bukan untuk-Mu. ”Ini berarti salah cerna. Tidak ada cara bagi Tuhan sebagai makanan rohani masuk melewati Anda. Tidak ada jalan bebas untuk makanan masuk ke dalam bagian batiniah Anda, sehingga Anda salah cerna. tetapi ketika Anda merespon dan mengikuti perasaan batin, selesa Anda untuk Tuhan Yesus datang kembali dan pencernaan rohani Anda menjadi tepat. Kemudian kekayaan Tuhan Yesus menjadi sel Anda, dan sel ini bertumbuh menjadi jaringan organik Anda. Ini menyebabkan Anda bertumbuh dalam hayat ilahi dan membuat Anda kuat dalam Tuhan. Mudah bagi Anda berdiri teguh dan tidak mudah bagi Anda untuk berbalik, karena Anda bertumbuh dalam Tuhan. Adalah sulit bagi orang-orang yang bertumbuh untuk jatuh. Karena mereka memiliki pencernaan yang baik untuk mengasimilasi semua rawatan dari makanan rohani yang mereka makan. Melalui makan kita mencerna; melalui mencerna mengasimilasi; dan melalui mengasimilasi ini kita mendapat rawatan praktis dari kekayaan Yesus ke dalam diri kita. Semua kekayaan Kristus akhirnya akan bertumbuh ke dalam jaringan organik kita. Kemudian kita menjadi Kristus. Ini bukan lagi aku, tetapi Kristus yang hidup di dalam aku. Bagiku hidup adalah Kristus. Kita perlu Yesus, bukan secara obyektif tetapi secara subyektif. Kita perlu Yesus masuk ke dalam kita. Kita perlu mengasimilasi Yesus supaya Dia dapat menjadi sel dan jaringan organik kita untuk menjadi esens dan unsur kita. Kemudian kita dapat berkata, “Bagiku hidup adalah Kristus.” Kemudian isi dan wadah menjadi satu. (The Living and Practical Way to Enjoy Christ, pp. 45-47)
Dalam Yohanes 6:57, Tuhan Yesus berkata bahwa mereka yang menikmati Dia akan hidup oleh Dia.…Mereka yang makan Dia adalah mereka yang menikmati Dia. Tuhan Yesus dapat dimakan dan diminum. Mereka yang makan dan minum Dia akan memiliki Dia di dalam mereka sebagai hayat dan gizi hayat mereka, dan akan hidup oleh Dia. Inilah ekonomi Allah dan penyaluran Allah (A Deeper Study of the Divine Dispensing, p. 172)

Bacaan Lain: The Living and Practical Way to Enjoy Christ, ch.6; How to Enjoy God and How to Practice the Enjoyment of God, chs. 7-8, 11

12 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Jumat

Yoh. 6:35
Kata Yesus kepada mereka, “Akulah roti kehidupan; siapa saja yang datang kepada-Ku, Ia tidak akan lapar lagi, dan siapa saja yang percaya kepada-Ku, Ia tidak akan pernah haus lagi.”

Yoh. 6:51
Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya…

Yoh. 6:53
Karena itu, kata Yesus kepada mereka, “Sesungguhnya Aku berkata kepadamu, jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu.”

Rawatan Pagi:
Ekonomi Allah adalah supaya kita makan Kristus dan disusun oleh Dia. Dalam Yohanes 6 Tuhan Yesus berkata bahwa Dia adalah roti hayat, roti yang turun dari surga, dan siapa yang makan Dia akan hidup oleh Dia (ayat 35, 41, 57). Kemudian dalam Yohanes 7 Dia berseru: “Siapa saja yang haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum” (ayat 37). Tuhan Yesus berkata mengenai Roh. Dalam Wahyu 22:17 menyerukan lagi untuk datang dan minum. Tuhan memanggil kita untuk minum Roh, Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Telah melalui langkah-langkah proses ilahi, Allah Tritunggal sekarang adalah minuman yang universal, almuhit, disiapkan dan tersedia. Apa yang kita perlukan bukan kemajuan atau perbaikan luaran. Kita perlu mengambil masuk Allah Tritunggal melalui makan dan minum Dia. Menurut ketentuan Allah, cara berbagian atas Dia adalah makan dan minum Dia. (Life-study of Philippians, p. 325)

Bacaan Hari Ini:
Allah bukan saja mendambakan supaya manusia menjadi bejana-Nya untuk diisi Dia (Rm. 9:21, 23; 2 Kor. 4:7), tetapi juga menginginkan manusia makan, mencerna, dan mengasimilasi Dia (Yoh. 6:57). Ketika kita makan, mencerna, dan mengasimilasi makanan jasmani, kita diberi tenaga dan dikuatkan. Makanan yang kita makan disalurkan ke dalam darah kita, dan melalui darah ke dalam setiap bagian tubuh kita. Akhirnya, makanan yang kita makan menjadi serat, jaringan, dan sel diri kita. Dalam cara yang sama, rencana kekal Allah adalah menyalurkan diri-Nya ke dalam kita supaya Dia menjadi setiap serat diri batiniah kita. Dia ingin dicerna dan diasimilasi oleh kita supaya Dia dapat menjadi susunan diri batiniah kita. (The Divine Dispensing for the Divine Economy, p. 9)
Hanya sesuatu yang organik yang dapat dicerna oleh kita dan kemudian diasimilasi ke dalam kita untuk menjadi suplai hayat kita.…[Allah Tritunggal] harus masuk ke dalam kita untuk dicerna dan diasimilasi oleh kita. Sungguh, Allah Tritunggal hidup dan organik. Menurut…[Yohanes 6], Kristus adalah roti jelai, roti hayat, untuk kita makan. Tuhan Yesus berkata, “Akulah roti kehidupan yang telah turun dari surga. Jikalau seseorang makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya” (ayat 51). Kemudian Dia selanjutnya mengatakan, “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga siapa saja yang memakan Aku akan hidup oleh Aku”(ayat 57). Setiap orang beriman yang makan Tuhan Yesus sebagai roti hayat akan hidup oleh Dia. Ketika kita makan roti hayat ini, Dia masuk ke dalam kita dicerna oleh kita dan diasimilasi ke dalam kita secara organik. Inilah jalan satu-satunya Allah Tritunggal dapat menjadi…suplai hayat kita dan hayat kita melalui masuk ke dalam kita secara organik untuk diasimilasi ke dalam setiap serat diri rohani kita. (Life-study of Mark, p. 383)
Cara tepat untuk menerima sesuatu ke dalam perut kita adalah melalui makan atau melalui minum. Makna makan dan minum adalah menerima sesuatu ke dalam diri kita. Karena itu, makan daging Tuhan dan minum darah-Nya, adalah menerima daging dan darah Tuhan ke dalam diri kita. Makan adalah mengambil makanan ke dalam kita diasimilasi ke dalam tubuh kita secara organik. Makan Tuhan Yesus adalah menerima Dia ke dalam kita untuk diasimilasi oleh manusia baru yang dilahirkan kembali secara hayat. Prisnispnya sama dengan minum. (The Fulfillment of the Tabernacle and the Offerings in the Writings of John, pp.183-184)
Kita seharus tidak hanya belajar tekhnik berbuah dan memberi makan orang baru. Kita setiap hari harus menempuh kehidupan bernafas, minum, dan mendapat makanan dari Kristus, mengambil Kristus setiap hari sebagai unsur dan esens kita. Kita seharusnya tidak hanya menerima Dia, tetapi juga mencerna Dia, mengasimilasi Dia, dan membiarkan Dia menjadi isi diri kita. Kemudian kita akan menjadi satu dengan Dia. Kemudian kita pergi keluar untuk Injil, kita akan pergi keluar dalam keesaan dengan Dia dan dengan kuasa-Nya (The Divine Dispensing for the Divine Economy, p. 51)

Bacaan Lain: The Lord’s Recovery of Eating, ch.1; The Fulfillment of the Tabernacle and the Offerings in the Writings of John, chs. 18-19

11 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Kamis

Rm. 8:10-11
…Jika Kristus ada di dalam kita, maka tubuh memang mati karena dosa, tetapi roh adalah kehidupan oleh karena pembenaran. Jika Roh Dia, yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati tinggal di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya yang tinggal di dalam kamu.

Mat. 6:11
Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya.

Rawatan Pagi:
Kita seharusnya jangan berharap memiliki waktu yang spektakuler setiap hari dalam menerima penyaluran ilahi. Saya baru-baru ini membicarakan perkataan kepada peserta pelatihan di pelatihan sepenuh waktu mengenai kehidupan rohani sehari-hari mereka. Saya memberi tahu mereka jangan berharap memiliki hasil yang spektakuler dalam kehidupan kristiani mereka. Kita harus melupakan mengenai memiliki sesuatu yang spektaculer. Kita harus belajar dipuaskan dengan hari-hari biasanya yang penuh dengan pengaturan dan pelaksanaan normal dalam penyaluran ilahi. Di pagi hari kita harus memiliki banyak waktu bersama Tuhan untuk menjamah Dia dan diterima oleh Dia. Kemudian kita perlu melalui rutinitas sehari-hari untuk dibekerjakan. Menempuh kehidupan dalam penyaluran ilahi secara normal akan membuat kita sehat secara jasmani dan rohani. Apakah kita memiliki hari yang baik atau buruk keduanya tidak tergantung kepada kita; tergantung kepada kedaulatan-Nya. Dia telah memiliki kita, dan tidak terlambat untuk berbalik. Kita diberkati karena Allah Tritunggal yang telah melalui proses dan rampung ada di dalam kita. Dia ada di dalam kita, bukan secara spektakuler tetapi secara biasa. (The Diving Dispensing for the Divine Economy, p. 37)

Bacaan Hari Ini:
Kita seharusnya diberkati untuk dipuaskan dengan hari-hari biasa dalam penyaluran ilahi. Allah Tritunggal pasti di dalam kita, tetapi diri-Nya di dalam kita tidak spektakuler. Setiap hari Dia di dalam kita menyalurkan dan secara positif menguatkan dan mendorong kita. Dalam tiga tahun terakhir, saya mengalami banyak masalah, namun tidak satu pun yang menggangu saya. Saya telah menerbitkan banyak berita, saya telah mengunjungi berbagai tempat, dan saya telah mengadakan banyak konferensi. Namun, hal ini bukan karena saya memiliki hari-hari yang spektakuler. Saya hanya menempuh kehidupan biasa menerima penyaluran-Nya. Surat Kiriman mengungkapkan bahwa pekerjaan Kristus di dalam kita adalah pekerjaan penyaluran yang lembut.…Allah Bapa kita telah menentukan supaya kita hidup secara biasa di bawah penyaluran-Nya terus menerus.(The Divine Dispensing for the Divine Economy, pp. 37-38)
Saya harap semua saudara dan saudari, apakah yang tua atau yang muda, apakah mereka baru beoleh selamat atau telah melayani Tuhan sejangka waktu, semua dapat melihat visi. Hari ini, Allah tidak bermaksud agar kita melakukan segala sesuatu oleh diri kita sendiri. Benar bahwa apa pun yang Dia ingin kita lakukan kita harus lakukan. Tetapi Allah menginginkan kita melakukan segala sesuatu melalui bersandar kepada Dia, melalui mengambil Dia sebagai hayat, dan melalui mengizinkan Dia menyalurkan diri-Nya ke dalam kita. Ketika kita menikmati Dia dan mengalami Dia, kita dapat mengekspresikan Dia. Inilah apa yang Allah inginkan. (A Deeper Study of the Divine Dispensing, p. 174)
Menciptakan manusia dalam gambar Allah adalah untuk penyaluran Allah ke dalam manusia. Setelah manusia diciptakan, Allah menempatkan dia di depan pohon hayat (Kej. 2:8-9). Dengan segera, Allah memperingatkan manusia tentang makanannya (ayat 16-17). Jika manusia makan pohon hayat, dia akan hidup; tetapi jika makan pohon pengetahuan yang baik dan jahat, dia akan mati. Pohon hayat melambangkan diri Allah sendiri. Hari ini, Allah adalah makanan kita; Dia dapat dimakan. Dalam Yohanes 6 Yesus berkata bahwa Dia adalah roti hayat (ayat 35, 48), dalan dalam ayat 57 Dia berkata, “Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidup oleh Bapa, demikian juga siapa saja yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.” Kita perlu makan Yesus.
Menjadi orang Kristen lebih dari sekadar bertobat dari dosa-dosa kita, menerima mengampunan dosa-dosa, dibasuh oleh darah, dibenarkan, dan dilahirkan kembali. Kehidupan orang Kristen juga termasuk bertumbuh dan matang. Agar berlanjut dari kelahiran kembali sampai kepada kematangan, kita harus makan. Kelahiran kembali adalah permulaan kehidupan rohani kita, tetapi kita perlu makan setelah kelahiran kembali kita. Tidak seorang pun dapat bertumbuh tanpa makan. Kita harus makan, mencerna, dan mengasimilasi makanan setiap hari. Mengasimilasi adalah langkah akhir makanan untuk disalurkan ke dalam diri kita. Kita perlu makan, mencerna, dan mengasimilasi Yesus sebagai makanan rohani kita hari demi hari. (The Divine Dispensing for the Divine Economy, p. 10)

Bacaan Lain: The Enjoyment of Christ for His Increase, ch.2; Eating the Lord, chs. 1-2

10 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Rabu

Mzm. 68:20
Terpujilah Tuhan! Hari demi hari Ia menanggung bagi kita, Allah adalah keselamatan kita. S e l a

2 Tes. 3:16
Kiranya Ia, Tuhan damai sejahtera, mengaruniakan damai sejahtera-Nya terus menerus kepada kamu dalam segala hal. Tuhan menyertai kamu sekalian.

Rawatan Pagi:
Hari ini, Kristus di dalam kaum beriman adalah Roh pemberi hayat. Dia menyalurkan hayat ilahi dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses kepada kita supaya kita dapat menjadi satu roh dengan Dia (1 Kor. 6:17) dan dapat menikmati penyaluran ilahi dari segala kekayaan Allah Tritunggal di dalam Dia.
Ketika kita menikmati Kristus yang almuhit setiap hari, Dia akan menjadi suplai batiniah kita dalam segala sesuatu. Dia akan menjadi penyaluran di dalam kita. Akhirnya, Dia akan dimanifestasikan dalam sidang-sidang dan pelayanan kita, dalam karunia-karunia kita, dan dalam semua aktivitas kita. (The Economy and Dispensing of God, pp. 64, 66)

Bacaan Hari Ini:
Segala sesuatu dari Hayat yang Allah berikan kepada kita adalah tenang dan kalem. Kita tidur tepat waktu, tidur dengan kalem, bangun dengan tenang, mandi, doa-baca, sarapan pagi, melakukan pekerjaan, dan belajar kita dengan tenang. Selain melatih fisik, kita melakukan segala sesuatu secara tenang. Hidup secara ini sangat sehat. Kehidupan ini sama dengan kehidupan tanaman. Dalam pertumbuhan bunga, berbahaya jika memupuki atau menyirami terlalu banyak. Kita seharusnya tidak menggangu tanaman terlalu banyak. Sebaliknya, kita harus membiarkan mereka tumbuh dengan perlahan. Bahkan jika kita tidak menyiram tanaman, kadang-kadang langit akan memberi mereka air dan membuat mereka bertumbuh. Kadang-kadang kita “dingin” terhadap Tuhan; kita mungkin tidak pergi bersidang kapan pun. Pada saat yang lain kita mungkin sangat mengasihi Tuhan sehingga kita menjadi sangat tekun. Tadinya, sulit hanya membaca setengah pasal dalam Alkitab. Sekarang mudah untuk membaca sampai lima pasal dalam satu hari. Tetapi karena “dingin” kita dan “membara” kita adalah sesuatu dari diri kita sendiri, mereka tidak akan tahan. Hanya mereka yang tidak tergesah-gesah dan mantap akan tetap tinggal dan gigih.
Jika kita terus menempuh jenis kehidupan yang mantap ini, kita akan benar-benar menjadi orang Kristen yang sehat. Kita akan menikmati transfusi dan penyaluran hayat Putra-Nya dan sifat ilahi-Nya ke dalam kita yang terus menerus dari Bapa. Kita harus menyadari bahwa beberapa hal rohani dirampungkan sekali untuk selamanya. Sama seperti kehidupan fisik kita, banyak hal rohani harus diulang sekali demi sekali. Sebagai contoh, kita perlu makan, minum, dan bernafas untuk kehidupan fisik kita setiap hari; kita tidak dapat lulus dari hal-hal ini. Namun, kita tidak perlu melakukan hal-hal ini terlalu banyak; kita perlu sederhana melakukannya dalam bagian kecil sejangka waktu. Demikian juga, lebih tenang kehidupan kristiani kita, lebih baik jadinya. Setiap hari kita harus mengizinkan Bapa untuk menyalurkan hayat dan sifat-Nya ke dalam kita. Ini dapat dibandingkan dengan listrik, yang selalu mengalir sedikit demi sedikit ke dalam rumah. Jika terlalu banyak masuk sekaligus, akan berbahaya. Kita harus melihat pertama-tama bahwa apa pun yang Allah kita ingin lakukan, Dia tidak ingin kita melakukannya oleh kerja keras kita sendiri, tetapi oleh Dia. Kedua, apa pun yang Allah berikan kepada kita tidak diberikan semuanya sekaligus sehingga tak tertampung oleh kita. Sebaliknya, diberikan sedikit demi sedikit. Untuk alasan ini, kita harus menjadi orang Kristen yang mantap dan normal. Tanpa kekhususan dan semakin normal kita, lebih baik.
Penyaluran dimulai dengan ekonomi Allah. Sebelum zaman Allah, di alam semesta, memiliki kedambaan di dalam diri-Nya, yang adalah menggarapkan diri-Nya ke dalam umat-Nya yang dipilih, diciptakan, ditebus, dan dilahirkan kembali sehingga Dia dapat menjadi hayatnya dan unsur ilahinya.…umat ini menjadi ekspresi Allah, dan ekspresi ini menjadi Tubuh Kristus, yang juga kepenuhan Kristus. Kepenuhan ini adalah kekayaan Allah Tritunggal yang sepenuhnya digarapkan ke dalam umat-Nya yang dipilih, dilahirkan kembali, dan diubah.…Keperluan kita adalah kekayaan Kristus yang disalurkan kepada kita.…Kita tidak perlu mengusahakan dan mereformasi rohani apa pun. Kita hanya perlu menerima penyaluran ilahi ini… berulang-ulang secara perlahan dan mantap dari pagi sampai petang dan dari petang sampai pagi. Secara praktis, Kristus dalam kebangkitan adalah Kristus yang pneumatik. Maka, setiap tempat dan sepanjang waktu, Dia dapat masuk ke dalam kita, menyertai kita, dan menjadi hayat dan unsur kita di dalam. (A Deeper Study of the Divine Dispensing, pp. 151-152, 171-172)

Bacaan Lain: The Economy and Dispensing of God, ch.6; A Deeper Study of the Divine Dispensing, chs. 11, 13

09 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Selasa

2 Kor. 13:13
Kasih karunia Tuhan Yesus Kristus, dan kasih Allah, dan persekutuan Roh Kudus menyertai kamu sekalian.

Yoh. 4:14
Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal.

Rawatan Pagi:
Allah damba untuk memiliki gereja untuk menjadi Tubuh Kristus sebagai kepenuhan-Nya bagi satu ekspresi yang korporat dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses (Ef. 1:23; 3:19b). Ini bukan sekadar satu jemaat yang terdiri dari banyak kaum beriman. Tubuh Kristus adalah satu Tubuh yang organik dari satu persona yang besar—Kristus. Agar Kristus bisa memiliki satu Tubuh yang demikian, maka Dia harus menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan dan tebusan-Nya.
Penggenapan dari ekonomi ilahi ini adalah oleh penyaluran ilahi dari Trinitas ilahi. Allah itu ilahi, dan Dia juga tritunggal. Dia itu tritunggal untuk melengkapi langkah-langkah bagi penyaluran diri-Nya sendiri ke dalam kita. (The Divine Dispensing for the Divine Economy, hal. 12)

Bacaan Hari Ini:
Lapisan yang paling dalam dari wahyu ilahi di dalam Alkitab adalah Allah itu sendiri, dan bukan sekadar Allah sendirian saja, melainkan juga ekonomi dan penyaluran Allah. Ekonomi Allah adalah rencana dan pengaturan-Nya yang berasal dari kedambaan dan tujuan-Nya. Penyaluran Allah adalah penyaluran dan pembagian-Nya menurut rencana dan pengaturan ini.
Maksud Allah di dalam ekonomi-Nya, yaitu pemerintahan rumah tangga-Nya adalah menyalurkan diri-Nya sendiri di dalam Trinitas Ilahi-Nya—Bapa, Putra, dan Roh itu—ke dalam umat pilihan-Nya.
Allah sungguh memiliki satu ekonomi, satu administrasi rumah tangga, untuk melaksanakan tujuan kekal-Nya. Ekonomi ini adalah operasi/pekerjaan universal-Nya. …Hari ini…Allah sedang bekerja di dalam satu hal dan bagi satu hal: Dia sedang meluangkan waktu dengan sabar untuk menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam semua umat pilihan-Nya. Segala sesuatu yang disinggung di dalam Perjanjian Baru mengenai Allah berhubungan dengan penyaluran-Nya bagi ekonomi-Nya. (The Economy and Dispensing of God, hal. 13, 70)
Allah kita itu tritunggal bagi tujuan menggarapkan diri-Nya sendiri ke dalam kita. Dia adalah Bapa, seluruh buah semangka itu. Dia juga adalah putra, yang dipotong menjadi beberapa bagian. Dia juga adalah Roh itu, yang diperas menjadi jus. Supaya sebuah semangka yang besar bisa masuk ke dalam manusia, maka ia harus melalui semua proses ini. Tahap-tahap ini adalah tahap-tahap dari penyaluran itu. Semangka itu bukan hanya perlu disalurkan, melainkan juga harus dicerna, dan diasimilasi menjadi susunan manusia. Demikian juga, Allah Tritunggal—Bapa, Putra, dan Roh itu—telah melalui proses menjadi Roh pemberi hayat supaya kita bisa minum Dia dan supaya Dia bisa menjadi elemen kita. Iniah penyaluran ilahi dari Trinitas ilahi. (A Deeper Study of the Divine Dispensing, hal. 16)
2 Korintus 13:13 adalah satu bukti yang kuat bahwa trinitas dari Keallahan itu bukanlah untuk pemahaman teologi sistematik, melainkan bagi penyaluran Allah sendiri di dalam Trinitas-Nya ke dalam umat pilihan dan tebusan-Nya. DI dalam Alkitab, Trinitas itu tidak pernah diwahyukan sekadar sebagai satu doktrin. Hal ini selalu diwahyukan atau disinggung dalam hubungannya Allah dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya, terutama dengan manusia yang diciptakan oleh-Nya dan lebih-lebih lagi dengan umat pilihan dan tebusan-Nya.
Wahyu ilahi tentang trinitas Keallahan di dalam Firman Kudus, dari Kejadian sampai Wahyu ini bukanlah untuk pengkajian teologi, melainkan bagi pemahaman akan bagaimana Allah di dalam trinitas-Nya yang misterius dan menakjubkan ini menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya, agar kita sebagai umat pilhan dan tebusan-Nya bisa, seperti yang ditunjukkan di dalam berkat dari para rasul kepada kaum beriman Korintus, mengambil bagian, mengalami, menikmati, dan memiliki Allah Tritunggal yang telah melalui proses sekarang dan sampai selama-lamanya. (Life-study of 2 Corinthians, hal. 526, 529)
Kedambaan Allah dengan maksud-Nya yang kuat adalah menyalurkan diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya sebagai hayat mereka, sebagai suplai hayat mereka, dan sebagai segala sesuatu mereka. Untuk melaksanakan penyaluran ini, Dia perlu menjadi tritunggal.
Bapa sebagai pemula adalah sumber air; Putra sebagai ekspresi adalah mata air; dan Roh itu sebagai transmisi adalah aliran. Roh itu sebagai aliran adalah pencapaian, penerapan dari Allah Tritunggal, bagi pembagian diri-Nya sendiri ke dalam umat pilihan-Nya. (The Crucial Points of the Major Items of the Lord`s Recovery Today, hal. 7)

Bacaan Lainnya: The Economy and Dispensing of God, bab 1-2; A Deeper Study of the Divine Dispensing, bab 1

08 August 2010

PP SPIA Minggu 2 - Senin

Ef. 1:9-11
Sebab Ia telah menyatakan rahasia kehendak-Nya kepada kita, sesuai dengan rencana kerelaan-Nya, yaitu rencana kerelaan yang dari semula telah ditetapkan-Nya di dalam Kristus sebagai persiapan kegenapan waktu untuk mempersatukan di dalam Kristus sebagai Kepala segala sesuatu, baik yang di sorga maupun yang di bumi Aku katakan "di dalam Kristus", karena di dalam Dialah kami mendapat bagian yang dijanjikan—kami yang dari semula ditentukan untuk menerima bagian itu sesuai dengan maksud Allah, yang di dalam segala sesuatu bekerja menurut keputusan kehendak-Nya.

Rawatan Pagi:
Untuk memakai kitab Amsal dengan tepat, kita harus mengenal ekonomi Allah. Ekonomi Allah adalah bahwa Allah menjadi manusia supaya manusia bisa menjadi Allah di dalam hayat dan sifat tetapi tidak di dalam Keallahan untuk menghasilkan organisme dari Allah Tritunggal, yaitu Tubuh Kristus, yang merampungkan Yerusalem Baru.
Menurut ekonomi-Nya…amsal bukanlah agar kita bisa membangun manusia lama kita, mengembangkan ego kita dan manusia alamiah kita. Sebaliknya, amsal-amsal itu adalah agar kita membangun manusia baru kita. Untuk tujuan inilah bahwa amsal-amsal itu berguna. Ketika kita masih hidup di dalam tubuh ini, kita memerlukan Amsal untuk memberikan instruksi-instruksi kepada kita tentang bagaimana hidup dengan tepat di dalam begitu banyak aspek, untuk membangun manusia baru kita. (Life-study of Proverbs, hal. 54, 59)

Bacaan Hari Ini:
Kita perlu mempertimbangkan apa yang Allah lakukan di dalam kekekalan yang lampau. Efesus pasal 1 dan 3 memberikan satu pandangan sekilas kepada kita tentang apa yang Dia lakukan sebelum waktu di mulai. …[Lihat Efesus 1:9-11 di atas]. Efesus 3:9-11 mengatakan, “Dan untuk menyatakan apa isinya tugas penyelenggaraan rahasia yang sudah berabad-abad tersembunyi di dalam Allah yang menciptakan segala sesuatu, supaya sekarang oleh gereja diberitahukan pelbagai ragam hikmat Allah kepada pemerintah-pemerintah dan penguasa-penguasa di sorga, sesuai dengan maksud abadi yang telah dilaksanakan-Nya dalam Kristus Yesus, Tuhan kita.” Ada banyak istilah penting yang dipakai oleh Paulus di dalam ayat-ayat ini—kehendak Allah, tujuan Allah, kerelaan kehendak Allah, rencana Allah, dan ekonomi Allah.
Kita telah melihat bahwa garis sentral dari wahyu ilahi dimulai dari Allah. Kemudian wahyu ilahi ini menunjukkan kepada kita tentang ekonomi ilahi dan penyaluran ilahi. Allah sendiri, ekonomi Allah, dan penyaluran Allah bisa terlihat di seluruh Alkitab. Ketiga butir ini adalah garis sentral dari wahyu ilahi:…Allah sendiri, ekonomi Allah, dan penyaluran Allah.
Ekonomi ilahi adalah hasil dari kehendak, tujuan, kerelaan, dan rencana Allah. …Kehendak Allah adalah apa yang Dia lakukan dan yang ingin Dia lakukan. Kerelaan kehendak Allah terwujud di dalam kehendak-Nya, karena itu, kehendak-Nya muncul terlebih dahulu. Kehendak Allah ini tersembunyi di dalam Allah sebagai satu misteri, karena itu, Efesus 1:9 membicarakan tentang “misteri/rahasia kehendak-Nya.” Di dalam kekekalan, Allah merencanakan satu kehendak. Kehendak ini tersembunyi di dalam Dia; karena itu, ini adalah satu misteri. Kehendak Allah sebagai misteri yang tersembunyi di dalam Allah ini menghasilkan ekonomi Allah, dispensasi Allah (3:9). Dari kehendak Allah ini menghasilkan ekonomi Allah melalui tujuan, kerelaan kehendak, dan rencana-Nya.
Tujuan Allah adalah maksud Allah yang dibuat sebelumnya. Kerelaan kehendak Allah dibuat di dalam Allah sendiri (Ef. 1:9b). Ini menunjukkan bahwa kerelaan kehendak Allah bukan hanya terwujud di dalam kehendak Allah melainkan juga di dalam tujuan Allah. Kita telah ditakdirkan menurut tujuan Allah sepanjang zaman, yang adalah tujuan kekal-Nya (1:11a; 3:11). Tujuan Allah itu kekal. Ini adalah rencana kekal Allah yang dibuat di dalam kekekalan yang lampau sebelum permulaan waktu.
Kerelaan kehendak Allah adalah yang membuat Allah gembira. Ini adalah yang Allah suka, yaitu yang menyukakan Allah. …Allah telah menakdirkan kita kepada keputraan menurut kerelaan kehendak-Nya (Ef. 1:5). Ini berarti bahwa Allah suka memiliki putra-putra. Penakdiran-Nya adalah kepada keputraan. Kepada berarti bagi atau di dalam pandangan. Penakdiran Allah terhadap kita adalah bagi keputraan-Nya atau di dalam pandangan akan keputraan-Nya. Allah gembira dan senang akan mendapatkan putra-putra. Ini adalah kerelaan kehendak-Nya untuk memiliki kita sebagai putra-putra-Nya.
Allah telah membuat kita mengenal misteri kehendak-Nya menurut kerelaan kehendak-Nya, yang Dia maksudkan di dalam diri-Nya sendiri (Ef. 1:9). Pertama, ada kehendak Allah, kedua, tujuan Allah, dan ketiga, kerelaan kehendak-Nya. (The Central Line of the Divine Revelation, hal. 32-34)

Bacaan lainnya: The Central Line of the Divine Revelation, berita 3-4; Life-study of Proverbs, berita 8