Hitstat

31 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 2 Jumat

Berkumpul untuk Memecahkan Roti dan Berdoa
Kisah Para Rasul 2:42
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa

Ayat Bacaan: Kis. 1:14, 2:42, 46, 20:7; 1 Kor. 11:23-24; Mat. 18:18-19

Kisah Para Rasul 2:42 dikatakan “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa”. Kita nampak bahwa kaum beriman yang baru, mereka bertekun dalam dua kelompok hal: pertama, dalam pengajaran dan persekutuan para rasul; kedua, dalam pemecahan roti dan berdoa. Di setiap kelompok dari keduanya ini ada kata sambung “dan”. Kata sambung ini menggabungkan pengajaran dan persekutuan para rasul; kata sambung ini juga dipakai lagi untuk menggabungkan pemecahan roti dan berdoa. Tetapi, kata sambung ini tidak dipakai untuk menggabungkan dua kelompok ini. Ini menunjukkan kepada kita bahwa pengajaran dan persekutuan adalah dari para rasul, sedangkan pemecahan roti dan berdoa bukan dari para rasul. Pengajaran dan persekutuan adalah milik para rasul, tetapi pemecahan roti dan berdoa bukan milik para rasul.
Pemecahan roti adalah peringatan akan Tuhan dalam penggenapan-Nya akan penebusan Allah yang sempurna, sedangkan berdoa adalah bekerja sama dengan Tuhan yang di surga bagi perampungan ekonomi Perjanjian Baru Allah di bumi. Jadi sebenarnya, pemecahan roti dan berdoa merupakan pelaksanaan kaum beriman dalam hidup kristiani mereka, dan ini tidak berhubungan secara langsung dengan ekonomi Allah bagi pemeliharaan kesatuan gereja, Tubuh Kristus. Karena itulah pemecahan roti dan berdoa bukan berasal dari para rasul. Yang dibawa masuk oleh para rasul adalah wahyu Perjanjian Baru Allah dan persekutuan Allah di antara semua orang beriman dalam Kristus.
Saudara saudari yang terkasih, kehidupan kaum beriman sebermula sudah seharusnya menjadi permulaan kehidupan kristiani kita. Puji Tuhan! Hari ini kita dapat melihat bahwa kehidupan kaum beriman sebermula telah dibawa masuk kedalam kehidupan gereja yang korporat. Kita tidak lagi hidup secara individu sebagai orang Kristen yang terpisah satu dengan yang lainnya. Tetapi kita dipanggil berkumpul bersama-sama memecahkan roti dan berdoa (Kis. 1:14, 2:46, 20:7; 1 Kor. 11:23-24; Mat. 18:18-19). Karena itu, kita perlu setia menghadiri setiap persekutuan yang ada khususnya pemecahan roti dan doa.

30 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 2 Kamis

Persekutuan dan Pengajaran Rasul-rasul
Kisah Para Rasul 2:42
Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Dan mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa

Ayat Bacaan: Kis. 2:42; 13:1; 1 Yoh. 1:3; 2 Kor. 13:13

Kisah Para Rasul 2:42 mengatakan, “Mereka bertekun dalam pengajaran rasul-rasul dan dalam persekutuan. Mereka selalu berkumpul untuk memecahkan roti dan berdoa.” Di sini kita nampak bahwa kelompok kaum beriman pertama yang dihasilkan melalui para rasul, bertekun dalam empat hal: pengajaran, persekutuan, pemecahan roti, dan berdoa. Pengajaran adalah penyingkapan ekonomi Perjanjian Baru Allah mengenai Kristus dan gereja; persekutuan adalah saling bersekutu dan berkomunikasi antar orang beriman dalam perhimpunan dan komunikasi mereka dengan Allah Bapa dan Kristus Putra (1 Yoh. 1:3).
Dua hal yang pertama, pengajaran dan persekutuan, yang dihubungkan dengan “dan” dijadikan satu kelompok, ini menunjukkan bahwa selain pengajaran dan persekutuan para rasul, kaum beriman dalam Kristus tidak seharusnya memiliki pengajaran dan persekutuan lain yang mana pun. Dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah hanya ada satu macam pengajaran yang diwahyukan dan diakui Allah, dan hanya ada satu macam persekutuan yang berasal dari Allah dan berkenan kepada-Nya, yaitu pengajaran dan persekutuan para rasul. Semua orang Kristen yang bertekun dan sehati dalam pengajaran para rasul, tidak akan berbagian dalam perpecahan. Dan semua orang Kristen yang memiliki persekutuan para rasul akan mengalami pengaliran hayat kekal dan bisa berbagian dalam segala apa adanya Bapa dan Anak dan segala sesuatu yang telah dilakukan oleh Bapa dan Anak bagi kita, yaitu kita menikmati kasih Bapa dan kasih karunia Anak melalui persekutuan Roh itu (2 Kor. 13:13). Dalam persekutuan ini pula kita belajar menanggalkan kepentingan pribadi kita dan bersatu dengan para rasul dan Allah untuk merampungkan ketetapan Allah.
Hari ini, bila kita masih membeda-bedakan, tidak bisa menerima semua orang beriman, maka kita tidak berada dalam pengajaran dan persekutuan para rasul. Persekutuan para rasul itu terbuka, menerima semua kaum beriman sejati dalam Kristus dan mencakup semua kaum beriman dari berbagai ras dan suku bangsa (Kis. 13:1). Haleluya! Dalam gereja, kita mengikuti pengajaran para rasul dan mempraktekkan persekutuan para rasul.

29 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 2 Rabu

Berilah Dirimu Diselamatkan
Kisah Para Rasul 2:40
Dan dengan banyak perkataan lain lagi ia memberi suatu kesaksian yang sungguh-sungguh dan ia mengecam dan menasihati mereka, katanya: “Berilah dirimu diselamatkan dari angkatan yang jahat ini.”

Ayat Bacaan: Kis.1:4, 36, 41; Luk 14:21

Sebab bagi kamulah janji itu (Kis. 2:39). Di sini kata “janji” menunjukkan Roh Kudus. Pada hari Pentakosta, Roh Kudus siap dicurahkan sebagai berkat penuh dari keselamatan Allah, siap untuk diterima manusia. (Kis 1:4). Namun menurut Kisah Para Rasul 2:41, hanya kira-kira tiga ribu jiwa yang menerima injil yang diberitakan Petrus dan mereka semua dibaptis. Itu hanyalah sejumlah kecil dari orang-orang yang ada di Yerusalem pada waktu itu. Meskipun ada beribu-ribu orang Yahudi di kota itu, hanya tiga ribu jiwa yang diselamatkan pada hari Pentakosta, sekalipun Roh Kudus telah dicurahkan. Ini menunjukkan bahwa orang-orang Yahudi itu masih sangat tegar tengkuk. Dalam hal ini kita nampak kedegilan generasi yang bengkok itu. Tidaklah mengejutkan bahwa Petrus berkata, “Berilah dirimu diselamatkan dari generasi yang bengkok ini! (T.L.)” Kehidupan semacam ini adalah kehidupan yang bersifat aktif-pasif. “Berilah dirimu diselamatkan...” (Kis 2:40). Di sini frase “berilah dirimu” adalah bersifat aktif, dan kata “diselamatkan” adalah bersifat pasif. Keselamatan hanya dapat dikerjakan oleh Allah, tetapi manusia perlu dengan aktif menerima apa yang akan Allah lakukan. Dalam hal ini Allah sedang menunggu manusia, karenanya manusia perlu mengambil inisiatif. Kita semua mengasihi Tuhan, dan kita senang melihat orang beroleh selamat. Kehendak Allah adalah menyelamatkan semua orang. Tetapi kita sendiri perlu mengambil inisiatif untuk bekerja sama dengan Allah melalui menginjil kepada orang lain. Tidak dapatkah kita membawa satu orang kepada Tuhan dalam setahun?
Seorang saudari Amerika yang buta, Fanny Crosby, menulis kidung, “Kabarkanlah Injil, S’lamatkan Jiwa”. Tetapi jika kita hanya tahu menyanyikan kidung itu namun kita tidak pergi keluar memberitakan Injil, itu hanyalah seperti petir tanpa hujan. Kita hanya menyanyi, tetapi tidak pergi menyelamatkan jiwa. Jangan mengatakan kita tidak ada waktu. Kita perlu dengan aktif memberikan diri kita kepada Allah untuk diselamatkan dari kemalasan kita. Kita harus menyisihkan hari dan waktu khusus dalam seminggu untuk memberitakan Injil dan memimpin mereka untuk menerima keselamatan.

28 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 2 Selasa

Pengampunan Dosa dan Menerima Karunia Roh Kudus
Kisah Para Rasul 2:38
Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus

Ayat Bacaan: Kis. 2:38; 8:15-17; 19:2-6; 10:43; Ef. 1:7; 1 Kor. 12:4, 15:3; Rm. 12:6; 1 Ptr. 4:10

Menurut Kisah Para Rasul 2:38, baptisan dalam nama Yesus Kristus adalah untuk pengampunan dosa-dosa. Pengampunan dosa-dosa adalah berdasarkan penebusan Kristus yang digenapkan melalui kematian-Nya (10:43; Ef. 1:7; 1 Kor. 15:3). Ini merupakan berkat pertama dan mendasar dari keselamatan Allah yang sempurna. Berdasarkan ini berkat keselamatan Allah yang sempurna terus maju dan rampung pada saat seseorang menerima karunia Roh Kudus.
Dalam 2:38 Petrus menyuruh orang-orang untuk bertobat, dibaptis untuk pengampunan dosa-dosa, dan mereka akan menerima karunia Roh Kudus. Karunia Roh Kudus ini bukan karunia apa pun yang diberikan oleh Roh itu, seperti yang disebutkan dalam Roma 12:6, 1 Korintus 12:4, dan 1 Petrus 4:10; melainkan Roh Kudus sendiri, yang Allah berikan kepada orang-orang beriman dalam Kristus sebagai karunia satu-satunya yang menghasilkan semua karunia yang disebut dalam Roma 12, 1 Korintus 12, dan 1 Petrus 4.
Dalam Injil Tuhan bertujuan agar manusia mendapatkan pengampunan dosa-dosa, juga agar manusia menerima karunia Roh Kudus (Kis. 2:38) dan warisan ilahi (Kis. 26:8). Ketika kita bertobat dan berpaling kepada Allah, maka dosa-dosa kita diampuni, kita menerima karunia Roh Kudus dan warisan ilahi. Roh Kudus, yang adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi Roh yang almuhit, diberikan kepada kita ketika kita bertobat menjadi berkat almuhit dari Injil penuh Allah (Gal. 3:14) supaya kita dapat menikmati segala kekayaan Allah Tritunggal. Warisan ilahi ini adalah Allah Tritunggal sendiri, bersama dengan segala yang dimiliki-Nya, segala yang telah Dia kerjakan, dan segala yang hendak Dia kerjakan untuk umat tebusan-Nya. Allah Tritunggal ini terwujud di dalam Kristus yang almuhit (Kol. 2:9) menjadi bagian orang-orang kudus (Kol. 1:12). Roh Kudus, yang diberikan kepada orang-orang kudus, adalah pencicipan, meterai dan jaminan warisan ilahi ini (Ef. 1:14), yang kita bagikan dan nikmati hari ini sebagai pencicipan dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah, dan kita akan berbagian dan menikmati sampai puncaknya di zaman akan datang dan dalam kekekalan (1 Ptr. 1:4).

27 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 2 Senin

Bertobatlah dan Dibaptis dalam Nama Yesus Kristus
Kisah Para Rasul 2:38
Jawab Petrus kepada mereka: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia Roh Kudus

Ayat Bacaan: Kis. 2:37-38

Setelah Petrus membicarakan mengenai Tuhan Yesus dalam pekerjaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya, ia menyuruh dan menganjuri orang-orang yang digerakkan Roh itu supaya bertobat, dibaptiskan, dan diselamatkan (ay. 37-41). Kisah Para Rasul 2:37-38 mengatakan, “Ketika mereka mendengar hal itu hati mereka sangat tersayat (TL.), lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain: Apa yang harus kami perbuat saudara-saudara? Jawab Petrus kepada mereka: Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing dibaptis dalam nama Yesus Kristus untuk pengampunan dosamu, maka kamu akan menerima karunia, yaitu Roh Kudus.” Di sini Petrus mula-mula menyuruh orang-orang untuk bertobat. Bertobat adalah mengalami perubahan pikiran yang menghasilkan penyesalan dan mengalihkan tujuan.
Setelah mengalami pertobatan maka langkah berikutnya yang seharusnya diambil adalah dibaptis. Membaptis orang-orang adalah mencelupkan mereka, menguburkan mereka ke dalam air, yang melambangkan kematian. Menyuruh orang yang bertobat untuk dibaptis menunjukkan bahwa orang yang bertobat itu tidak ada gunanya lagi selain untuk dikuburkan. Karena itu, baptisan melambangkan pengakhiran manusia lama supaya permulaan yang baru dapat direalisasikan dalam kebangkitan oleh Kristus sebagai Pemberi-hayat. Baptisan dalam Alkitab menyiratkan kematian dan kebangkitan.
Begitu kita beroleh selamat, hasilnya adalah kebangkitan. Bukan Tuhan yang mengubah kita, melainkan Tuhan yang memberi kita satu hayat, supaya batin kita hidup. Tidak saja pada hari kita beroleh selamat demikian, sampai hari ini pun, pekerjaan Tuhan di atas diri kita, semuanya berdasarkan prinsip kebangkitan. Menurut prinsip ini, kita seharusnya setiap hari menempuh kebangkitan. Bukan setiap hari memperbaiki diri, melainkan setiap hari bangkit. Kita perlu setiap hari membiarkan hayat kebangkitan bekerja di dalam kita, supaya kita terlepas dari kubur dan ikatan, terlepas dari terpendam, juga terlepas dari pengikatan yang membuat kita tidak bebas. Barang-barang yang mengubur kita, hal-hal yang mengikat kita, semuanya terlepas dari kita karena hayat kebangkitan bekerja di dalam diri kita.

26 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 2 Minggu

Allah telah Membuat Yesus Menjadi Tuhan dan Kristus
Kisah Para Rasul 2:36
Jadi seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti, bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus

Ayat Bacaan: Kis. 2:22-36; Mat. 1:16; Luk. 1:43; Yoh. 11:21, 20:28

Sesuai dengan pokok kitab Kisah para rasul yaitu “Pengembangbiakan Kristus yang bangkit dalam kenaikan-Nya, oleh Roh, melalui murid-murid untuk menghasilkan gereja-gereja—Kerajaan Allah”. Maka di sini kita dapat melihat mulai dari pasal dua ada sebuah pengembangbiakan Kristus melalui murid-murid. Pengembangbiakan ini dimulai oleh Tuhan Yesus sendiri. Kemudian melalui kematian dan kebangkitan-Nya Dia mendapatkan murid-murid dan terus berkembang sampai kita hari ini.
Pasal 2:22-36 adalah pemberitaan pertama Petrus kepada orang-orang Yahudi. Dia mempersaksikan Yesus dalam pekerjaan, kematian, kebangkitan, dan kenaikan-Nya. Sebagai Allah, Tuhan selamanya adalah Tuhan (Luk. 1:43; Yoh. 11:21; 20:28). Tetapi sebagai manusia, Dia dijadikan Tuhan di dalam kenaikan-Nya setelah Dia membawa keinsanian-Nya ke dalam Allah di dalam kebangkitan-Nya. Pekerjaan Roh Kudus yang pertama kali pada hari Pentakosta, membuat orang-orang yang mendengar merasa tertusuk hatinya. Apakah yang didengar oleh mereka? Mereka mendengar “Allah telah membuat Yesus, yang telah kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.” Artinya, di antara kita dengan Kristus telah timbul masalah, kita tidak memiliki hubungan yang wajar dengan Kristus, kita telah bermasalah dengan Allah. Kristus telah ditetapkan oleh Allah, tetapi kita malah telah membunuh-Nya. Sebab itu, setelah mereka mendengar perkataan ini, hati mereka sangat tertusuk. Hati mereka tertusuk bukan karena mereka tidak rukun dengan saudara, bukan karena perjudian, bukan karena memukul orang, bukan karena membunuh orang, bukan karena melakukan kejahatan, melainkan karena mereka tidak memiliki hubungan yang wajar dengan Kristus. Mereka mendengar, hati mereka sangat tertusuk, lalu mereka bertanya kepada Petrus dan rasul-rasul yang lain, “Apakah yang harus kami perbuat?’ Perhatikanlah jawaban Petrus: “Bertobatlah dan hendaklah kamu masing-masing memberi dirimu dibaptis dalam nama Yesus Kristus.” Petrus menyuruh mereka (1) bertobat dan (2) dibaptis. Melalui bertobat dan dibaptis, Tuhan menjadi Tuhan dalam roh kita. Sebagai Sang Terurap Dia pun meraja, bertahta dan memerintah di dalam hati kita.

25 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 1 Sabtu

Ia Ditinggikan oleh Tangan Kanan Allah
Kisah Para Rasul 2:33
Dan sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya apa yang kamu lihat dan dengar di sini

Ayat Bacaan: Kis. 2:33, 34, 36; Ibr. 1:9

Kenaikan Kristus adalah perihal Allah meninggikan Dia. Dalam meninggikan Kristus, Allah membuat Dia menjadi Tuhan dan Kristus. Pencurahan Roh Kudus adalah suatu bukti bahwa Allah telah meninggikan Tuhan Yesus dan telah membuat-Nya menjadi Tuhan dan Kristus. Kisah Para Rasul 2:33 mengatakan, “Sesudah Ia ditinggikan oleh tangan kanan Allah dan menerima dari Bapa, Roh Kudus yang dijanjikan itu, maka dicurahkan-Nya Roh itu seperti yang kamu lihat dan dengar di sini.” Kisah Para Rasul 2:35 membicarakan tentang Tuhan Yesus duduk di sebelah kanan Allah. Di sini “di sebelah kanan” menunjukkan kedudukan yang mulia, terhormat, dan berkuasa (Kel. 15:6; 1 Raj. 2:19; Mrk. 14:62). Dalam Kisah Para Rasul 2:36 Petrus menyimpulkan, “Jadi, seluruh kaum Israel harus tahu dengan pasti bahwa Allah telah membuat Yesus, yang kamu salibkan itu, menjadi Tuhan dan Kristus.”
Sebagai Allah, Tuhan selamanya adalah Tuhan (Luk. 1:43; Yoh. 11:21; 20:28). Tetapi sebagai manusia, Dia dijadikan Tuhan di dalam kenaikan-Nya setelah Dia membawa keinsanian-Nya ke dalam Allah di dalam kebangkitan-Nya. Sebagai Yang diutus dan diurapi Allah, Dia adalah Kristus sejak lahir (Luk. 2:11; Mat. 1:16; Yoh. 1:41; Mat. 16:16). Namun sebagai yang demikian, Dia baru secara resmi dijadikan Kristus Allah di dalam kenaikan-Nya. Tuhan dijadikan Tuan, yaitu Tuan dari segala, untuk memiliki segala; dan Dia dijadikan Kristus, Yang diurapi Allah (Ibr. 1:9), untuk merampungkan amanat Allah.
Kristus yang telah naik juga sedang mengontrol setiap peristiwa di bumi—dari kebangunan dan kejatuhan bangsa-bangsa sampai keluarga yang Anda miliki. Semua ini adalah supaya Dia dapat melaksanakan tujuan kekal Allah yang besar, yakni mendirikan kaki-kaki dian-Nya. Namun tanpa kerja sama kita, Kristus yang telah naik hanya mampu berbuat sedikit. Betapa tanggung jawab yang besar, tetapi merupakan suatu hak yang istimewa! Kita dapat menjadi orang yang membiarkan Allah bergerak di bumi untuk penggenapan tujuan kekal-Nya! Kita adalah orang yang sangat penting (V.I.P.) di alam semesta ini. Namun, kita harus setia untuk bekerja sama dengan-Nya, sehingga Dia dapat merampungkan kehendak-Nya melalui kita.

24 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 1 Jumat

Allah Membangkitkan dan Melepaskan Dia dari Sengsara Maut
Kisah Para Rasul 2:24
Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu

Ayat Bacaan: Kis. 2:24; 4:33; 1:8; 1 Tes. 4:14; Rm. 14:9; Yoh. 1:1; 11:25; Ibr. 7:16

Kebangkitan Tuhan adalah persetujuan Allah terhadap-Nya sebagai Mesias. Melalui kebangkitan Kristus, Allah mengumumkan bahwa Kristus yang bangkit itu adalah Mesias yang sejati, Yang diurapi dan Yang ditunjuk Allah untuk melaksanakan amanat kekal-Nya. Kisah Para Rasul 2:24 mengatakan, “Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.” Mengenai Tuhan sebagai manusia, Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa Allah membangkitkan Dia dari antara orang mati (Kis. 10:40-41; Rm. 8:11). Mengenai Dia sebagai Allah, Perjanjian Baru memberitahu kita bahwa Dia sendiri bangkit dari antara orang mati (Rm. 14:9; 1 Tes. 4:14). Kisah Para Rasul 2:24 mengatakan bahwa tidak mungkin bagi Tuhan untuk tetap berada di dalam kuasa maut. Tuhan adalah Allah juga kebangkitan (Yoh. 1:1; 11:25), memiliki hayat yang tidak dapat binasa (Ibr. 7:16). Dia adalah Yang hidup selamanya.
Para rasul adalah saksi-saksi dari Kristus yang bangkit, bukan hanya dalam perkataan, tetapi juga dalam hidup dan tindakan mereka, terutama bersaksi tentang kebangkitan-Nya (4:33). Bersaksi tentang kebangkitan Kristus adalah butir penting, inti, dalam merampungkan ekonomi Perjanjian Baru Allah untuk penyebaran Injil-Nya (Kis. 1:8). Terlebih dulu Kristus adalah Saksi (Why. 1:5), kemudian kita meneruskan Kristus menjadi saksi-saksi, mempersaksikan Dia sebagai Kristus yang almuhit untuk penyebaran Injil-Nya, guna menghasilkan Tubuh-Nya. Kita bersaksi agar orang-orang dosa beroleh selamat menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus bagi pembangunan Tubuh-Nya (Kis. 2:37-42; 4:10-12; 10:41-43). Tujuan kita memberitakan Injil bukan hanya untuk mendapatkan jiwa. Tujuan kita memberitakan Injil adalah untuk mendapatkan orang-orang dosa; tidak hanya mendapatkan jiwa melainkan agar orang-orang dosa ini bisa menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus; juga bukan agar mereka naik ke sorga, melainkan agar mereka menjadi anggota-anggota Tubuh Kristus. Mendapatkan jiwa agar mereka bisa naik ke sorga, itu adalah agama Kristen; tetapi sebagai saksi Kristus, kita pergi mendapatkan orang-orang dosa agar menjadi anggota Tubuh Kristus untuk pembangunan Tubuh-Nya.

23 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 1 Kamis

Diserahkan Allah Menurut Maksud dan Rencana-Nya
Kisah Para Rasul 2:23
Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh oleh tangan bangsa-bangsa durhaka

Ayat Bacaan: Kis.2:23; 1 Ptr. 1:20; Why. 13:8; Yoh. 1:29

Dalam Kisah Para Rasul 2:23 kita dapat melihat bahwa kematian Tuhan adalah menurut penetapan dan pengenalan dini Allah. Di sana dikatakan, “Dia yang diserahkan Allah menurut maksud dan rencana-Nya, telah kamu salibkan dan kamu bunuh melalui tangan bangsa-bangsa durhaka.” Rencana yang ditetapkan ini pasti telah ditentukan dalam suatu musyawarah yang diadakan oleh Trinitas Ilahi sebelum dunia dijadikan (1 Ptr. 1:20; Why. 13:8). Ini menunjukkan bahwa ketersaliban Tuhan bukanlah perkara yang kebetulan dalam sejarah manusia, melainkan suatu perampungan dengan tujuan yang khusus dari ketetapan ilahi Allah Tritunggal.
Kematian Kristus juga menurut pengenalan dini Allah. Kristus telah ditetapkan, disiapkan oleh Allah untuk menjadi Anak Domba yang menebus (Yoh. 1:29) bagi orang-orang pilihan-Nya menurut pengenalan dini-Nya sebelum dunia dijadikan (1 Ptr. 1:20). Ini dilaksanakan menurut kehendak dan rencana kekal Allah, tidak terjadi secara kebetulan. Karena itu, dalam pandangan kekal Allah, sejak dunia dijadikan, yaitu sejak kejatuhan manusia sebagai bagian dari dunia, Kristus sudah disembelih (Why. 13:8). Penyaliban Tuhan Yesus pun bukan hanya menggenapi nubuat Perjanjian Lama (Ul. 21:23; Gal. 3:13; Bil. 21:8-9), tetapi juga menggenapi firman Tuhan tentang cara mati-Nya (Yoh. 3:14; 8:28; 12:32).
Berdasaran pengenalan dini Allah dan penentuan-Nya pula, Kristus datang ke bumi untuk menjadi Penebus kita dan menggenapkan kehendak Allah. Selain itu, Roh itu datang kepada kita, bekerja di atas diri kita, dan membawa kita kepada pertobatan dan iman dalam Kristus. Karena kita telah ditentukan oleh Allah (Ef. 1:5), maka Roh itu datang kepada kita dan melakukan apa saja yang penting untuk membuat kita percaya ke dalam Kristus. Puji Tuhan bahwa ketika Kristus ditentukan, kita ditentukan juga! Haleluya atas pengenalan dini Allah! Dalam kekekalan yang lampau Allah menentukan Kristus dan sejumlah besar orang Kristen, manusia-manusia Kristus. Haleluya atas pengenalan dini Allah akan Kristus dan semua orang Kristen! Mari kita memuji Allah Bapa bagi pemilihan, perkenanan, dan penentuan-Nya.

22 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 1 Rabu

Yesus Ditentukan dan Dinyatakan kepada kita
Kisah Para Rasul 2:22
...dengarlah perkataan ini: Yesus dari Nazaret adalah orang yang telah ditentukan Allah dan dinyatakan kepadamu dengan kekuatan-kekuatan dan mujizat-mujizat dan tanda-tanda ajaib...

Ayat Bacaan: Kol. 2:9, Ef. 1:23, 1 Kor. 14:26

Berita pertama dari pemberitaan Injil para rasul berpusat pada satu Pribadi, yaitu Yesus. Dalam kitab Kisah Para Rasul, Lukas memberitahu kita bahwa Yesus ini diberitakan oleh para rasul sebagai Juruselamat yang ditetapkan Allah. Yesus dari Nazaret adalah orang yang telah ditentukan Allah dan dinyatakan Allah kepada kita. Kata “dinyatakan” dalam ayat 22, diterjemahkan dari bahasa Yunani, yang secara harfiah berarti ditunjukkan, diperlihatkan, dipamerkan, yaitu dibuktikan dengan menunjukkan, dan karenanya diakui. Ini menunjukkan bahwa ketika Kristus sedang melayani, apa pun yang dikerjakan-Nya adalah pameran dari pekerjaan yang dilakukan oleh Allah melalui Dia.
Nikodemus adalah salah seorang guru Yahudi yang terpelajar pada zaman-Nya. Ia juga mengakui bahwa tidak ada seorang pun yang dapat mengadakan mujizat-mujizat (tanda-tanda) seperti yang dibuat oleh Yesus jika Allah tidak menyertai-Nya (Yoh. 3:2). Ketika Tuhan Yesus, sebagai seorang manusia, mengadakan mujizat-mujizat, sebenarnya Allah sendiri yang melakukan mujizat-mujizat itu. Kolose 2:9 berkata, “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Allahan.” Dalam ayat ini “kepenuhan” bukan mengacu kepada kekayaan Allah, melainkan mengacu kepada ekspresi kekayaan Allah. Jadi kepenuhan ke-Allahan adalah ekspresi ke-Allahan dan ekspresi ini ada di dalam Kristus secara individu.
Tubuh Kristus, adalah ekspresi Kristus yang korporat (Ef. 1:23), dan pekerjaannya adalah pameran yang korporat (1 Kor. 14:26). Karena itu, sidang-sidang kita haruslah merupakan suatu pameran ekspresi Allah yang korporat. Untuk itu kita harus berjerih lelah menggali setiap kekayaan Kristus, sehingga kita dapat memperoleh kekayaan-Nya untuk dibawa dan dibagikan ke dalam perhimpunan ibadah gereja. Semoga setiap kali kita berkumpul bersama-sama kita mengadakan sebuah pameran Kristus! Satu-satunya tujuan kita ialah mendapatkan diri Kristus, menumbuhkan Dia, menikmati Dia, membagi-bagikan Dia, dan mengekspresikan Dia. Itulah pekerjaan kita yang sesuai dengan kehendak Allah, yaitu memamerkan ekspresi Allah yang korporat.

21 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 1 Selasa

Berseru kepada Nama Tuhan akan Diselamatkan (2)
Kisah Para Rasul 2:21
Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan

Ayat Bacaan: Kis. 2:21; 9:14; Rm. 10:12-13; 1 Kor. 1:2; 2 Tim. 2:22

Menurut konteksnya, Kisah Para Rasul 2:21 adalah kesimpulan dari kutipan nubuat Yoel yang dimulai dari ayat 17. Ini menunjukkan bahwa hasil pencurahan Roh Allah ke atas semua manusia adalah keselamatan mereka melalui menyeru nama Tuhan. Hari ini meskipun banyak orang yang mengenal nubuat Yoel tentang Roh Kudus, namun tidak banyak yang memperhatikan fakta bahwa untuk menerima pencurahan Roh Kudus dari Allah, kita perlu bekerja sama dengan jalan menyeru nama Tuhan.
Pada zaman gereja sebermula, menyeru nama Tuhan menjadi satu tanda populer dari orang-orang yang percaya kepada Kristus (Kis. 9:14, 21; 22:16; 1 Kor.1:2; 2 Tim.2:22). Ketika Paulus masih sebagai Saulus dari Tarsus, dia mendapatkan satu surat kuasa dari para imam, untuk membelenggu setiap orang yang berseru kepada nama Tuhan (Kis. 9:14). Ini menyatakan bahwa kaum saleh pada masa itu adalah orang-orang yang menyeru kepada Yesus. Penyeruan mereka kepada nama Tuhan telah menjadi tanda, ciri-ciri yang membuat mereka mudah dikenal sebagai orang Kristen.
Ketika Paulus menulis surat Roma, dia sendiri menekankan, “Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dengan orang Yunani, karena Allah yang satu itu adalah Tuhan bagi semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepadaNya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, pasti diselamatkan” (Roma 10:12-13). Dalam 1 Korintus Paulus juga berkata, “ . . . dengan segala orang di segala tempat yang berseru kepada nama Tuhan kita Yesus Kristus, yaitu Tuhan mereka dan Tuhan kita” (1 Kor.1:2). Dalam surat 2 Timotius dia juga memberitahu Timotius, bahwa ia harus menuntut perkara-perkara rohani bersama-sama dengan orang-orang yang berseru kepada Tuhan dengan hati yang murni (2 Tim. 2:22). Dari ayat-ayat di atas kita nampak, bahwa orang-orang Kristen pada abad pertama melaksanakan praktek menyeru nama Tuhan. Tetapi sayang sekali, perkara ini justru telah lama diabaikan oleh kebanyakan orang Kristen. Kita percaya bahwa hari ini Tuhan akan memulihkan perkara menyeru namaNya, dan mau supaya kita menyeru nama Tuhan, agar kita bisa menikmati kekayaan hayatNya.

20 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 1 Senin

Berseru kepada Nama Tuhan akan Diselamatkan (1)
Kisah Para Rasul 2:21
Dan barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan akan diselamatkan

Ayat Bacaan: Kej. 4:26; Ul. 4:7; Yes. 12:4; Rat. 3:55; Kis. 2:21; 1 Kor. 1:2; Rm. 10:10-13.

Orang Kristen bukan hanya perlu memiliki pengenalan terhadap Allah, juga perlu dalam penghidupan sehari-hari dengan riil menikmati Allah yang kita kenal. Salah satu jalan yang paling sederhana untuk menikmati Tuhan yaitu melalui “menyeru nama Tuhan” (LAI “memanggil nama Tuhan”). Menurut arti kata dari bahasa aslinya, “berseru” ini bukan berarti berdoa, dalam bahasa Ibrani berarti “berseru kepada”, “berteriak kepada”; dalam bahasa Yunani berarti “memohon kepada orang”, “memanggil nama orang”, yaitu dengan suara yang terdengar oleh orang lain memanggil nama seseorang. Jadi “menyeru nama Tuhan” adalah memanggil, “Ya Tuhan Yesus” dengan suara yang terdengar.
Ini bukanlah suatu praktek baru dalam Perjanjian Baru, melainkan sudah dimulai dalam Kejadian 4:26, yaitu oleh Enos, keturunan ketiga dari umat manusia. Praktek ini diteruskan dalam zaman Perjanjian Lama oleh Ayub (Ayb. 12:4), Abraham (Kej. 12:8), Ishak (Kej. 26:25), Musa dan bangsa Israel (Ul. 4:7), Simson (Hak. 15:18), Samuel (1 Sam. 12:18), Daud (2 Sam. 22:4), Asaf (Mzm. 80:19), Heman (Mzm. 88:10), Elia (1 Raj. 18:24), Yesaya (Yes. 12:4), Yeremia (Rat. 3:55), dan yang lain (Mzm. 99:6). Yesaya menyuruh pencari-pencari Allah berseru kepada-Nya (Yes. 55:6). Bahkan orang-orang bukan Yahudi tahu bahwa nabi-nabi Israel mempunyai kebiasaan berseru kepada nama Allah (Yun. 1:6). Perintah (Mzm. 50:15) dan keinginan Allah (Mzm. 91:15) adalah supaya umat-Nya berseru kepada-Nya. Inilah jalan sukacita untuk minum sumber air keselamatan Allah (Yes. 12:3-4), dan jalan yang nikmat untuk menyenangkan diri karena Allah (Ayb. 27:10). Karena itu, umat Allah harus berseru kepada nama-Nya setiap hari (Mzm. 88:10).
Dalam Perjanjian Baru, menyeru nama Tuhan pertama kali disinggung oleh Petrus (Kis. 2:21) pada hari Pentakosta sebagai penggenapan nubuat Yoel, yang berhubungan dengan pencurahan Roh almuhit secara ekonomikal oleh Allah ke atas umat pilihan-Nya. Menyeru nama Tuhan membuat kita dapat berbagian dalam Kristus yang almuhit dengan segala yang telah Dia rampungkan, capai, dan dapatkan (1 Kor. 1:2) dan menikmati Allah Tritunggal yang telah melalui proses untuk keselamatan kita yang sempurna (Rm. 10:10-13).

19 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 1 Minggu

Allah Mencurahkan Roh-Nya ke atas Semua Manusia
Kisah Para Rasul 2:17a
Akan terjadi pada hari-hari terakhir – demikianlah firman Allah – bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia

Ayat Bacaan: Kis 2:17; Yoh. 20:22

Setelah Allah mendudukkan Kristus di surga, menjadikan Dia Tuhan dan Kristus, meninggikan Dia untuk menjadi Pemimpin dan Juruselamat, menjadikan Dia Imam Besar, dan menentukan Dia untuk menjadi Hakim atas yang hidup dan yang mati, Ia mencurahkan Roh-Nya ke atas hamba-hamba-Nya. Mengenai hal ini, Kisah Para Rasul 2:17 mengatakan, “Akan terjadi pada hari-hari terakhir—demikianlah firman Allah—bahwa Aku akan mencurahkan Roh-Ku ke atas semua manusia…” Pencurahan Roh ke atas murid-murid adalah aspek ekonomikal dari Roh yang dicurahkan ke atas mereka sebagai kekuatan untuk pekerjaan mereka. Ini berbeda dengan pengembusan Roh ke dalam murid-murid dalam Yohanes 20:22 yang merupakan aspek esensial dari Roh itu yang dihembuskan ke dalam murid-murid sebagai hayat untuk kehidupan mereka.
Roh yang dicurahkan adalah perampungan dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses – inkarnasi, kehidupan di bumi selama tiga puluh tiga setengah tahun, ketersaliban, kebangkitan, dan keterangkatan. Ini adalah berkat yang besar bagi umat pilihan Allah. Mereka dapat sepenuhnya menerima penyaluran dari Allah yang telah rampung ini.
Alkitab tidak memberitahu kita gambaran tentang perasaan pribadi dan emosi murid-murid di hari Pentakosta, tetapi kita tahu, bahwa perasaan dan perilaku mereka agak “tidak biasa”, karena orang-orang yang melihat mereka berkata bahwa mereka mabuk. Menurut pengalaman dari banyak kaum beriman ketika Roh Kudus dicurahkan ke atas mereka, pengalaman mereka beragam. Ada yang menerima penglihatan baru, ada yang mengenal kebebasan baru dalam memenangkan jiwa (D. L. Moody), ada yang dalam memberitakan firman Allah memiliki kuasa yang segar, ada yang dipenuhi dengan sukacita surgawi (Charles Finney) atau pujian yang meluap-luap (R. A. Torrey). Pengalaman apapun yang mereka alami, semuanya adalah pengalaman Pentakosta itu! Kita tidak seharusnya berpraduga menetapkan ukuran tertentu bagi pekerjaan Roh Kudus, tetapi harus membiarkan Allah bebas bekerja menurut kehendak-Nya dan memberikan bukti apa saja dari pekerjaan yang dilakukan-Nya.

18 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Sabtu

Bahasa Lidah yang Sejati adalah Dialek
Kisah Para Rasul 2:11
Baik orang Yahudi maupun penganut agama Yahudi, orang Kreta dan orang Arab, kita mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 2:3-4, 6. 8, 11

Menurut Kisah Para Rasul 2:11, orang-orang itu tercengang-cengang, “Kita mendengar mereka berbicara dalam bahasa kita sendiri tentang perbuatan-perbuatan besar yang dilakukan Allah.” Kata Yunani untuk “lidah-lidah” di sini adalah glossa (Strong No. 1100). Dalam pasal ini glossa dipakai untuk dua hal: organ untuk berbicara (ay. 3) dan dialek-dialek (ay. 4, 11), yang mengacu kepada dialek-dialek dalam ayat 6 dan 8. Bukti ini tidak memberikan dasar bagi orang untuk mengatakan bahwa bahasa lidah hanyalah suara atau bunyi yang diucapkan lidah, organ untuk berbicara. Berbahasa lidah pastilah mengucapkan dialek, karena apa yang diucapkan murid-murid dalam bahasa lidah itu semuanya adalah berbagai dialek yang dipakai di negeri asal mereka. Dikatakan dari aspek ini, bahasa lidah dan dialek adalah sinonim, yang digunakan secara bergantian dalam ayat-ayat ini.
Orang-orang yang mempromosikan bahasa lidah mungkin bersikeras bahwa bahasa lidah itu tidak perlu menjadi satu bahasa manusia yang dapat dimengerti. Mereka mungkin menyatakan bahwa berbahasa lidah itu tidak lain mengucapkan beberapa jenis suara. Orang-orang yang mempromosikan bahasa lidah perlu mengatakan demikian karena yang disebut bahasa lidah hari ini kebanyakan bukanlah dialek-dialek, melainkan suara-suara yang tidak berarti. Tetapi, bahasa lidah yang dikatakan pada hari Pentakosta adalah suatu mujizat yang dibuat oleh Roh Kudus. Karena itu, orang-orang Galilea yang berbahasa lidah pada hari Pentakosta tidak berbicara dengan bahasa Galilea. “Setiap orang mendengar mereka berbicara dalam dialeknya sendiri.”
Orang-orang yang mengaku berbahasa lidah harus mempertimbangkan pengalaman mereka. Jika mereka jujur, maka banyak yang akan mengakui bahwa ketika mereka berbahasa lidah, mereka tidak mengatakan suatu dialek. Tetapi seperti yang telah kita tunjukkan dari Kisah Para Rasul 2, apa yang dikatakan oleh orang-orang yang dipenuhi dengan Roh Kudus pada hari Pentakosta itu adalah satu dialek yang dapat dipahami. Karena itu, bahasa lidah yang sejati itu bukan hanya satu suara atau bunyi saja. Bahasa lidah yang sejati adalah satu dialek.

17 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Jumat

Berbicara dalam Bahasa-bahasa Lain
Kisah Para Rasul 2:4
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya

Ayat Bacaan: Kis. 2:4, 6, 8

Kita perlu membaca Kisah Para Rasul 2:4 dengan teliti, dengan memperhatikan tanda bacanya. Perhatikan bahwa ada koma setelah frase “Roh Kudus”. Ayat ini mengatakan, “Lalu mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus, dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.” Koma setelah frase “Roh Kudus” dapat membantu kita untuk melihat apakah “semua” ini menjelaskan “dipenuhi” atau menjelaskan “mulai berbicara.” Di sini ada dua predikat: “dipenuhi” dan “mulai berbicara”. Kita semua perlu membedakan apakah “semua” di sini menjelaskan kedua predikat itu atau hanya predikat yang pertama. Jika menjelaskan kedua predikat itu, maka ayat 4 akan mengatakan bahwa semuanya berbahasa lidah. Tetapi jika hanya menjelaskan predikat yang pertama, maka ayat ini mengatakan bahwa semuanya dipenuhi dengan Roh Kudus, tetapi tidak semuanya berbahasa lidah.
Menurut tata bahasanya, ayat 4 tidak mengatakan bahwa semuanya dipenuhi dengan Roh Kudus dan semuanya mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain. Misalnya, saya berkata, “Semua orang kudus datang ke dalam sidang, dan mereka mulai berdoa.” Apakah ini berarti mereka semua berdoa? Tidak, ini bukan berarti demikian. Demikian pula, ayat 4 tidak mengatakan bahwa semua yang dipenuhi dengan Roh Kudus itu berbahasa lidah.
Istilah Yunani untuk dialek adalah dialektos, istilah ini digunakan dalam ayat 6 dan 8. Dalam Kisah Para Rasul pasal dua, kedua istilah ini dapat dipertukarkan. Hal ini menunjukkan bahwa bahasa lidah yang dituturkan pastilah suatu dialek, bahasa yang dapat dimengerti, bukan hanya suatu suara atau bunyi yang diucapkan oleh lidah. Tidak ada dialek sesungguhnya yang hanya terdiri atas empat atau lima suku kata. Perihal berbahasa lidah ada di dalam Alkitab, tetapi tidak seperti praktek berbahasa lidah yang dilakukan hari ini. Bahasa lidah dalam Alkitab pastilah suatu bahasa daerah yang dapat dimengerti dan penuh arti. Dalam hal ini, kita seharusnya kembali kepada Firman yang murni, karena hari ini ada pengaruh yang sedemikian, yang menyimpangkan orang-orang yang dengan tulus mencari Allah.

16 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Kamis

Baptisan Roh Kudus: Fakta yang Telah Digenapkan
1 Korintus 12:13a
Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh...

Ayat Bacaan: 1 Kor. 12:13

Baptisan Roh Kudus sudah rampung, seperti tercatat dalam 1 Korintus 12:13, “Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh.” Perhatikanlah bahwa kata kerja yang dipakai dalam ayat ini berbentuk kala lampau. Baptisan Roh Kudus yang dialami seluruh Tubuh Kristus adalah sesuatu yang telah rampung dan masih tetap ada. Baptisan ini bukan untuk dirampungkan di masa yang akan datang atau bahkan pada masa kini, tetapi telah rampung dan masih tetap ada. Prinsip yang berlaku pada penyaliban Tuhan Yesus juga berlaku dalam baptisan Roh Kudus. Jika kita percaya kepada-Nya, kita tidak perlu minta Dia mati lagi untuk kita, karena kematian penebusan-Nya telah rampung. Demikian pula dengan baptisan Roh Kudus. Baptisan ini telah rampung sepenuhnya pada Tubuh dan sekarang ada pada Tubuh, siap untuk kita terima. Kita tidak perlu mohon Tuhan melakukan sesuatu sekali lagi untuk membaptis kita dalam Roh Kudus.
Alkitab dengan jelas memberitahu kita bahwa Kristus mati karena dosa-dosa kita dan bahwa kita telah dibaptis dalam Roh. Alkitab adalah Perjanjian Allah. Kata “perjanjian” sebenarnya berarti “wasiat”. Wasiat atau perjanjian lebih kuat daripada janji. Janji serupa dengan persetujuan atau kontrak. Dalam suatu kontrak, ada sesuatu yang dijanjikan bila sejumlah syarat dipenuhi. Namun, dalam suatu wasiat, semuanya sudah rampung. Alkitab bukan hanya suatu perjanjian yang mengatakan kepada kita bahwa Allah akan melakukan banyak hal untuk kita, tetapi juga merupakan satu wasiat yang memberi tahu kita bahwa Dia sudah melakukan segala sesuatu. Dia sudah menaruh semuanya dalam satu wasiat dan kini menyerahkan wasiat itu kepada kita. Suatu wasiat hanya dapat dilaksanakan jika orang yang memberi wasiat sudah mati. Kristus, Pemberi wasiat itu, bukan hanya sudah mati untuk memberlakukan wasiat itu, tetapi sebagai Kristus yang bangkit, Dia juga melaksanakan wasiat itu. Dia adalah Pemberi, dan sekarang Dia adalah Pelaksana wasiat itu! Segala sesuatu dalam Alkitab sudah rampung; ini adalah suatu wasiat, suatu perjanjian, kita hanya perlu menerimanya.

15 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Rabu

Pemenuhan di Luar dari Roh yang Dicurahkan
Kisah Para Rasul 2:4
Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya

Ayat Bacaan: Kis. 2:2-4; Kis. 13:52; Yoh. 14:17; Rm. 8:11; Kis. 1:8; 2:17

Kisah Para Rasul 2:3-4 mengatakan, “Dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti lidah api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Lalu mereka semua dipenuhi dengan Roh Kudus, dan mulai berbicara dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk dikatakan.” Kata Yunani untuk “dipenuhi” dalam ayat 4 ini adalah pletho (digunakan juga dalam 4:8, 31; 9:17; 13:9; dan Luk. 1:15, 41, 67), mengacu kepada memenuhi secara luaran. Menurut penggunaannya dalam kitab ini, pleroo mengacu kepada memenuhi bejana secara batin, seperti angin memenuhi rumah di dalam (ay. 2); dan pletho mengacu kepada memenuhi orang secara luaran, seperti Roh itu memenuhi murid-murid secara luaran dalam ayat ini. Roh yang memenuhi di dalam adalah Roh esensial untuk kehidupan kristiani mereka, (Yoh. 14:17; Rm. 8:11), sedangkan Roh yang memenuhi di luar adalah Roh ekonomikal, ada di atas diri mereka untuk pelayanan kristiani mereka (Kis. 1:8; 2:17).
Sebenarnya, jika dari sebermula mereka yang diselamatkan mau melepaskan segala sesuatu bagi Tuhan untuk dipakai oleh Dia, maka tiap-tiap orang yang diselamatkan itu akan berada di dalam suatu kedudukan untuk menerima kedua aspek dari pemenuhan Roh Kudus secara bersamaan, seperti yang terjadi di dalam rumah Kornelius. Sangat disayangkan bahwa hari ini terlalu sedikit orang yang mau dipakai oleh Tuhan setelah diselamatkan. Sebagian besar orang puas hanya dengan memiliki hayat kekal dan tidak binasa. Mereka benar-benar tidak mempedulikan pekerjaan Allah dan rencana Allah; mereka tidak ingin memiliki kuasa untuk bekerja bagi Allah ataupun menggenapkan rencana Allah. Karena manusia tidak mau dipakai oleh Allah, hanya sedikit orang yang mendapatkan pemenuhan Roh Kudus yang di luar. hal tersebut menyebabkan pengalaman ini menjadi misterius dan aneh. Kenyataannya, aspek yang di luar dari Roh Kudus tidak berarti lebih berharga atau lebih sulit untuk diperoleh daripada Roh Kudus yang di dalam, satu-satunya syarat adalah kita mau dipakai oleh Allah. Kita perlu berdoa, “Tuhan, aku mau dipakai oleh diri-Mu. Penuhilah aku dengan Roh Kudus untuk kehidupanku dan pelayananku.”

14 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Selasa

Roh Esensial dan Roh Ekonomikal
Kisah Para Rasul 2:2-3
Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing

Ayat Bacaan: Kis. 2:2-3; Yoh. 20:22

Dalam kebangkitan Tuhan, Roh hayat kebangkitan diumpamakan seperti udara yang dihembuskan ke dalam murid-murid (Yoh. 20:22), ini adalah aspek esensial untuk hakiki dan kehidupan rohani mereka. Dalam kenaikan Tuhan, Roh kuasa kenaikan ke surga, yang dicurahkan ke atas murid-murid, di sini dilambangkan dengan angin, adalah untuk ministri dan pergerakan murid-murid secara ekonomikal.
Kita perlu nampak dengan jelas perbedaan antara hembusan dalam Yohanes 20 dengan tiupan dalam Kisah Para Rasul 2. Hembusan dalam Yohanes 20 adalah untuk penyaluran Roh pemberi-hayat ke dalam murid-murid secara esensial untuk hakiki dan kehidupan rohani mereka. Tetapi tiupan dalam Kisah Para Rasul 2 adalah untuk pencurahan Roh kuasa ekonomikal ke atas kaum beriman, yang telah menerima Roh hayat esensial ke dalam mereka. Pencurahan Roh kuasa itu bukan untuk hakiki atau kehidupan rohani kaum beriman; sebaliknya, pencurahan Roh kuasa adalah untuk ministri dan pergerakan kaum beriman.
Marilah kita menggunakan seorang polisi sebagai suatu ilustrasi tentang perbedaan antara Roh esensial untuk hayat yang di dalam dengan Roh ekonomikal untuk kuasa yang di luar. Seorang polisi tidak mengenakan seragamnya untuk meleraikan dahaganya. Dahaga itu tidak dapat dileraikan dengan mengenakan seragam. Seorang polisi mengenakan seragam ketika ia akan pergi bertugas, yaitu ketika ia siap bekerja sebagai seorang polisi. Misalnya seorang polisi minum sesuatu untuk meleraikan dahaganya dan kemudian pergi bekerja tanpa seragamnya. Jika ia melakukan hal ini, maka tidak ada seorang pun yang akan memperhatikannya sewaktu ia mencoba memberi perintah di jalan. Tidak peduli berapa banyak ia minum untuk meleraikan dahaganya, seorang polisi tetap harus mengenakan seragamnya ketika ia akan bekerja sebagai seorang polisi. Jika ia mengenakan seragamnya, maka orang lain akan menghormatinya. Melalui ilustrasi ini kita dapat melihat perbedaan antara minum dan mengenakan. Minum adalah yang batini, sedangkan mengenakan adalah hal yang luaran. Kedua-duanya diperlukan bagi kehidupan dan pelayanan kita.

13 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Senin

Kenikmatan Atas Kelimpahan Kristus yang Bangkit
Kisah Para Rasul 2:1a
Ketika tiba hari Pentakosta...

Filipi 1:19
Karena aku tahu, bahwa kesudahan semuanya ini ialah keselamatanku oleh doamu dan suplai limpah lengkap dari Roh Yesus Kristus (Tl.)

Ayat Bacaan: Flp. 1:19; Gal. 3:14

Hari raya Pentakosta adalah penggenapan hari raya Tujuh Minggu, yang juga disebut hari raya Menuai. Hari raya Menuai melambangkan kenikmatan terhadap hasil berlimpah yang dibawakan oleh Kristus yang bangkit. Tidak banyak pembaca Alkitab yang memperhatikan fakta dengan memadai bahwa Pentakosta sebenarnya mengacu kepada tuaian dan bahwa tuaian itu melambangkan kenikmatan terhadap kelimpahan dari Kristus yang bangkit. Hasil yang limpah ini sebenarnya adalah Roh yang almuhit.
Pada hari Pentakosta, yaitu hari yang kelima puluh, terjadilah pencurahan Roh yang almuhit. Roh ini adalah hasil yang limpah dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses yang diberikan oleh Dia kepada umat pilihan-Nya sebagai berkat Injil. Mengenai ini, Galatia 3:14 mengatakan, “Yesus Kristus telah melakukan hal ini, supaya di dalam Dia berkat Abraham sampai kepada bangsa-bangsa lain, sehingga melalui iman kita menerima Roh yang telah dijanjikan itu.” Ini menunjukkan bahwa berkat unik Injil itu bukan surga, juga bukan pengampunan dosa-dosa; berkat unik Injil adalah Roh itu, yaitu Roh yang almuhit dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Roh ini adalah berkat Injil yang diberikan kepada kita supaya kita dapat menikmati Kristus yang almuhit, yang adalah perwujudan Allah Tritunggal, sebagai tanah permai kita.
Pada hari kebangkitan Kristus ada penggenapan lambang hasil pertama dari tuaian. Lalu lima puluh hari kemudian, pada hari Pentakosta, ada kenikmatan terhadap tuaian hasil yang limpah dari tanah permai. Ini adalah lambang Kristus menjadi kenikmatan yang penuh bagi umat tebusan-Nya sebagai Roh pemberi-hayat yang dicurahkan ke atas mereka dari surga. Melalui pencurahan Roh itu, umat Allah dapat menikmati Kristus yang almuhit sebagai tanah permai mereka. Penerimaan mereka terhadap Roh yang limpah lengkap pada hari Pentakosta menunjukkan bahwa mereka bukan hanya telah masuk ke dalam tanah permai itu, bahkan berbagian dalam kelimpahan yang limpah lengkap dari Kristus yang almuhit di dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya sebagai bagian penuh Allah yang diberikan di dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya. Kita perlu bersyukur kepada Allah yang telah memberikan Roh-Nya dengan berlimpah (Gal. 3:5).

12 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 4 Minggu

Pentakosta: Penggenapan Hari Raya Menuai
Kisah Para Rasul 2:1
Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat

Ayat Bacaan: Kel. 23:16; Im. 23; 1 Kor. 15:20, 23; Yoh. 20:17

Pentakosta adalah penggenapan hari raya Tujuh Minggu, dan hari raya ini juga disebut hari raya Menuai (Kel. 23:16). Pentakosta itu sangat erat hubungannya dengan tuaian, penuaian hasil yang kaya dari tanah permai itu. Pentakosta adalah lima puluh hari setelah persembahan seberkas buah bungaran dari tuaian. Menurut Imamat 23, berkas hasil yang pertama dari penuaian itu dipersembahkan kepada Tuhan sebagai persembahan unjukan pada hari sesudah Sabat. Berkas hasil yang pertama itu adalah lambang Kristus sebagai buah sulung di dalam kebangkitan (1 Kor. 15:20, 23). Dalam Perjanjian Lama, ketika tuaian itu dituai, seberkas hasil yang pertama dari tuaian itu dipersembahkan kepada Allah. Berkas ini adalah lambang Kristus yang bangkit yang dipersembahkan kepada Allah pada hari kebangkitan-Nya.
Kristus dipersembahkan sebagai buah sulung (bungaran) di dalam kebangkitan melibatkan kenaikan-Nya yang rahasia kepada Bapa. Ketika Maria ingin menjamah Dia, Dia berkata kepadanya, “Janganlah engkau memegang Aku, sebab Aku belum naik kepada Bapa, tetapi pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka, bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu” (Yoh. 20:17, Tl.). Pada hari kebangkitan-Nya Tuhan naik kepada Bapa. Ini adalah kenaikan yang rahasia, empat puluh hari sebelum kenaikan-Nya secara umum di pandangan murid-murid-Nya. Pada hari kebangkitan itu, dini hari, Dia naik untuk memuaskan Bapa. Kesegaran kebangkitan-Nya pertama-tama adalah bagi kenikmatan Bapa. Ini adalah penggenapan lambang bahwa buah sulung dari tuaian itu mula-mula harus dibawa kepada Allah.
Saudara saudari yang terkasih. Ini adalah teladan yang diberikan Tuhan kepada kita. Seluruh hidup-Nya tercurah hanya bagi kepuasan Bapa. Dia mempersembahkan kesegaran kebangkitan-Nya untuk Bapa. Sudahkah kita memiliki hati yang sedemikian? Dalam pekerjaan kita, usaha kita, sekolah kita, apakah hal yang menjadi prioritas kita yang utama? Kita tidak seharusnya mengejar hal-hal duniawi hanya bagi kepuasan hawa nafsu kita. Kita perlu mempersembahkan yang terbaik bagi kepuasan Tuhan.

11 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 3 Sabtu

Memilih Matias
Kisah Para Rasul 1:24,26
Mereka semua berdoa dan berkata: “Ya Tuhan, Engkaulah yang mengenal hati semua orang, tunjukkanlah kiranya siapa yang Engkau pilih dari kedua orang ini,.. Lalu mereka membuang undi...dan yang kena undi adalah Matias."

Ayat Bacaan: Kis. 1:3, 23-26; 16:6-8; 1 Sam. 14:41; Neh. 10:34; 11:1; Ams. 16:33; Rm. 8:14; I Yoh. 2:27

Kisah Para Rasul 1:23-26 memberi kita gambaran, bahwa setelah kenaikan Tuhan dan sebelum hari Pentakosta, para rasul berada dalam masa pemulihan. Mereka telah menerima Roh yang berhuni pada hari kebangkitan Tuhan, dan telah dilatih oleh Tuhan selama empat puluh hari sebelum kenaikan-Nya untuk mempraktekkan dan membiasakan diri terhadap penyertaan-Nya yang tidak kelihatan (ay. 3). Namun mereka masih sulit membuang cara lama yang tradisional, yaitu mencari pimpinan Tuhan dengan membuang undi (Im. 16:8; Yos. 14:2; 1 Sam. 14:41; Neh. 10:34; 11:1; Ams. 16:33). Mereka masih belum terbiasa dengan pimpinan dan bimbingan Roh yang berhuni (Rm. 8:14), tidak seperti rasul Paulus dalam Kisah Para Rasul 16:6-8.
Sebelum hari Pentakosta, mereka masih berada dalam tahap permulaan ekonomi Perjanjian Baru Allah. Dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah tidak perlu membuang undi untuk mendapatkan pimpinan Tuhan. Cara yang tepat adalah mengikuti Kristus yang berhuni, mengikuti pengurapan batini (1 Yoh. 2:27). Meskipun Kristus telah meninggalkan para rasul secara ekonomikal, namun Dia ada di dalam mereka secara esensial. Jika dalam Kisah Para Rasul 1 mereka telah terbiasa dengan kehadiran Kristus yang esensial di dalam mereka, mereka tidak akan kembali kepada cara yang lama dengan membuang undi. Fakta bahwa mereka melanjutkan mengikuti cara yang lama itu adalah suatu tanda bahwa sekalipun mereka telah memiliki Tuhan di dalam mereka secara esensial, mereka masih terbiasa dengan kebiasaan-kebiasaan lama.
Sebagai orang Kristen, yang paling mustika adalah di dalam dirinya ada pengajaran pengurapan Tuhan, dan ia berperilaku menurut pengurapan minyak. Hari ini banyak saudara saudari ketika mengalami suatu perkara, senang bertanya kepada orang, menerima pengajaran orang, menjadi orang Kristen yang mementingkan pekerjaan yang di luar. Tetapi Tuhan senang kita tinggal di dalam-Nya, bersekutu dengan-Nya, dalam segala sesuatu menerima pengajaran pengurapan minyak, menjadi orang Kristen yang mementingkan pekerjaan Tuhan di dalam batin. Inilah jalan kita untuk menerima pimpinan-Nya yang berhuni.

10 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 3 Jumat

Menjadi Saksi tentang Kebangkitan-Nya
Kisah Para Rasul 1:2-22
Jadi harus ditambahkan kepada kami seorang dari mereka yang senantiasa datang berkumpul dengan kami...untuk menjadi saksi dengan kami tentang kebangkitan-Nya

Ayat Bacaan: Kis. 1:8, 21-22; 2:23

Kebangkitan Tuhan adalah inti dari kesaksian para rasul. Kesaksian para rasul ini mengacu kepada inkarnasi-Nya, sifat insani-Nya, kehidupan insani-Nya di bumi, dan kematian-Nya yang telah ditentukan oleh Allah (2:23), juga menunjuk kepada kenaikan-Nya, ministri dan administrasi-Nya di surga, serta kedatangan-Nya kembali. Para rasul memberitakan dan menyuplaikan Kristus yang almuhit seperti yang diwahyukan dalam seluruh Kitab Suci.
Sebagai orang Kristen, kita adalah saksi-saksi Kristus. Ketika Anda pergi mengunjungi teman Anda, lupakanlah kejadian-kejadian di dalam berita yang sedang beredar dan bicarakanlah Kristus kepadanya. Anda harus percaya bahwa ketika Anda berbicara, Roh Kudus selalu mengikuti pembicaraan Anda dan menghormati pembicaraan Anda, dan orang-orang akan diselamatkan. Belajarlah membicarakan perkataan yang hidup dan kaya. Jangan katakan, “Bibi, Anda harus percaya di dalam Tuhan Yesus, kalau tidak Anda akan masuk neraka.” Pembicaraan semacam ini akan menyakiti hati orang. Katakanlah pada bibi Anda bahwa lima tahun yang lalu Anda tidak mengenal betapa berharganya Tuhan Yesus bagi Anda. Ceritakanlah padanya dengan menyebutkan segala butir-butir yang kaya dari Kristus. Anda dapat mengatakan padanya, “Sekarang aku tahu bahwa Kristus adalah kuat kuasa dan hikmat Allah bagiku, dan Dia adalah penebusanku. (1 Kor. 1:30)” Pengalaman atas Kristus yang kaya dan manis dalam kehidupan kita akan menjadi kesaksian dari Kristus yang bangkit.
Sepanjang abad, semua hamba Allah yang hidup memiliki Kristus yang bangkit yang hidup di dalam mereka. Kita juga dapat bersaksi bahwa Dia hidup di dalam kita, Dia membuat kita dapat melakukan apa yang tidak pernah dapat kita lakukan sendiri. Haleluya, Tuhan Yesus itu hidup! Bagaimana kita tahu Dia itu hidup? Seperti kidung mengatakan, kita tahu Dia hidup karena Dia hidup di dalam kita. Kita mungkin dianiaya dan ditentang, dan kita mungkin sangat menderita. Tetapi kita memiliki Kristus yang bangkit di dalam kita. Semakin kita ditentang, semakin kita menjadi hidup dan aktif. Jadi, kesaksian kita adalah ini: Bukan lagi aku, melainkan kasih karuna Allah yang menyertai kita.

09 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 3 Kamis

Mengambil Bagian Dalam Pelayanan Ini
Kisah Para Rasul 1:17
Dahulu ia termasuk bilangan kami dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini

Ayat Bacaan: Kis. 1:8, 17, 2 Kor. 4:1, Ef. 4:12

Mengenai Yudas, Petrus selanjutnya berkata dalam Kisah Para Rasul 1:17 bahwa dahulu ia termasuk salah seorang dari para rasul dan mengambil bagian di dalam pelayanan ini. Pelayanan ini, yang juga disebutkan dalam pasal 1:25 adalah ministri (pelayanan) untuk memikul kesaksian Yesus (Kis. 1:8). Walaupun rasul-rasul berjumlah dua belas orang, namun ministri mereka hanya satu — Ministri ini, yaitu ministri korporat di dalam prinsip Tubuh Kristus. Semua rasul merampungkan ministri yang sama untuk memikul satu-satunya kesaksian dari Yesus Kristus yang berinkarnasi, bangkit, dan naik ke surga, yang adalah Tuhan atas segala; mereka bukan memikul kesaksian untuk agama, doktrin, atau praktek apa pun.
Ministri dalam Perjanjian Baru ini unik. Perjanjian Baru hanya memiliki satu ministri (2 Kor. 4:1, Ef. 4:12). Paulus dan Petrus mengambil bagian dalam ministri ini. Semua rasul dalam Perjanjian Baru mengambil bagian dalam ministri ini. Ministri yang unik ini adalah ministri Perjanjian yang Baru. Ministri ini bukan diperoleh melalui doa dan berpuasa. Ministri ini dihasilkan sebagai buah melalui disusun dengan Roh pemberi-hayat yang almuhit. Kristus, dengan segala apa adanya Dia, apa yang dimiliki-Nya, yang telah dicapai-Nya dan yang telah diperoleh-Nya, harus disusun ke dalam setiap bagian dari diri umat pilihan dan tebusan Allah. Ministri ini sebenarnya adalah perkara disusun dengan kasih karunia melalui pengalaman terhadap penderitaan. Inilah satu-satunya jalan untuk menghasilkan satu ministri.
Kita harus memiliki beban bukan hanya memberitakan Injil atau mengajarkan Alkitab, melainkan harus melaksanakan ministri Perjanjian yang Baru ini dan dengan sekuatnya membantu orang-orang yang dengan murni mencari Tuhan dan memperhatikan kedambaan hati-Nya untuk berbagian dalam ministri ini. Ministri ini harus mengendalikan pemberitaan dan pengajaran kita. Tanggung jawab kita adalah memperhidupkan Kristus, memikul suatu kesaksian hidup bagi Dia dalam penghidupan kita sehari-hari, tidak mengetahui apapun selain Kristus, Sang almuhit dan pembangunan gereja, Tubuh-Nya, yaitu kepenuhan Dia yang memenuhi semua dan di dalam semua (Ef. 1:23).

08 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 3 Rabu

Bertekun dengan Sehati dalam Doa Bersama-sama
Kisah Para Rasul 1:14
Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus

Ayat Bacaan: Kis. 1:8, 12-14, Luk. 22:24, 40, 45-48

Sebelum kematian Tuhan, murid-murid tidak berminat mendoakan perkara-perkara rohani (Luk. 22:40, 45-46). Sebaliknya, mereka mempertengkarkan siapa di antara mereka yang dianggap terbesar (Luk. 22:24). Tetapi sekarang, setelah kebangkitan dan kenaikan Tuhan, keadaan rohani mereka berubah secara drastis. Meskipun hari Pentakosta belum tiba dan mereka belum menerima pencurahan Roh kuasa secara ekonomikal (Kis. 2), namun mereka tidak lagi saling berebutan, sebaliknya mereka berbeban untuk berdoa dengan tekun dan sehati. Ini adalah tanda dan bukti yang kuat bahwa mereka telah menerima Roh hayat yang berhuni di dalam secara esensial pada hari kebangkitan Tuhan (Yoh. 20:22). Ini juga suatu bukti bahwa mereka telah dikuatkan dalam ekonomi Perjanjian Baru Allah oleh penglihatan akan kenaikan Tuhan.
Dalam Kisah Para Rasul 1:14 dikatakan bahwa mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa. Kata Yunani yang diterjemahkan “dengan sehati” juga dapat diterjemahkan “dengan satu pikiran”. Murid-murid mungkin berdoa agar mereka mengenakan (dicurahi dengan) Roh kuasa yang dijanjikan Bapa, yang karenanya Tuhan menyuruh mereka supaya tetap tinggal di Yerusalem (Luk. 24:49; Kis. 1:4). Mereka mungkin juga berdoa untuk amanat yang Tuhan berikan kepada mereka dalam Lukas 24:47-48 dan Kisah Para Rasul 1:8 untuk memikul kesaksian-Nya sampai ke ujung bumi.
Allah ingin mencurahkan Roh-Nya bagi perampungan ekonomi Perjanjian Baru-Nya, dan Ia telah berjanji untuk melakukannya. Namun Dia masih memerlukan umat pilihan-Nya berdoa untuk hal ini. Sebagai Allah di surga, Dia memerlukan manusia di bumi bagi perampungan rencana-Nya. Doa keseratus dua puluh murid selama sepuluh hari telah memenuhi keperluan Allah ini. Dengan demikian pekerjaan Allah terlaksana melalui doa gereja (Mat. 18:19-20; Kis. 1:14). Semakin banyak anak-anak Allah berkumpul bersama untuk berdoa, maka doa gereja semakin kuat sehingga pekerjaan Allah makin lancar dan pekerjaan musuh diakhiri. Karena itu doa yang paling berkuasa untuk pekerjaan Allah masih tetap adalah doa gereja yang korporat.

07 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 3 Selasa

Kembali Ke Yerusalem dan Naik ke Ruang Atas
Kisah Para Rasul 1:12a-13b
Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem...Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang

Ayat Bacaan: Kis. 1:4, 12-14, Luk. 24:49

Setelah menyaksikan kenaikan Tuhan, murid-murid kembali ke Yerusalem untuk memegang perkataan Tuhan dalam Luk. 24:49 dan Kis. 1:4, supaya mereka menerima Roh kuasa secara ekonomikal sebagaimana dijanjikan oleh Bapa. Mereka semua adalah orang-orang Galilea (ay. 11). Bagi mereka, tinggal di Yerusalem, lebih-lebih di bawah ancaman pemimpin-pemimpin Yahudi, berarti mempertaruhkan hidup mereka.
Jika kita ingin berada di dalam kelanjutan kitab Kisah Para Rasul, kita perlu bertekun untuk hidup di dalam sejarah ilahi dengan memiliki satu konsekrasi “ruang atas”. Di tepi pantai, Petrus meninggalkan pekerjaannya untuk mengikuti Tuhan Yesus, tetapi di ruang atas ia meninggalkan lebih banyak lagi (Mat. 4:18-20,Kis. 1:13-14) Dia berdiri dengan visi surgawi untuk meninggalkan agama nenek moyangnya. Dia meninggalkan negaranya, hubungannya dengan rekan-rekan, teman-teman serta kerabatnya, dan ia rela mempertaruhkan nyawanya.
Konsikrasi yang kita perlukan hari ini adalah satu konsikrasi ”ruang atas”, satu konsikrasi dimana kita membayar harga agar seluruh diri kita “menikah” dengan visi surgawi (Kis. 26:19, 1:8, 20:24). Jika kita membayar harga bagi visi surgawi, kita akan “membakar jembatan di belakang kita” dan tidak ada jalan untuk kembali. Entah kita telah melihat visi surgawi atau belum bergantung pada apakah kita rela membayar harga untuk membeli Roh yang mengurapi sebagai salep mata (Why. 3:18).
Ketika Tuhan Yesus di bumi, orang banyak mengikuti Dia, tetapi mereka tidak memberikan apa-apa kepada-Nya bagi pergerakan-Nya. Pergerakan-Nya adalah bersama mereka yang di ruang atas, bersama mereka yang matanya telah terbuka dan yang hatinya telah terjamah oleh Tuhan (Kis. 17:6b). Seratus dua puluh orang di ruang atas semuanya menjadi satu kurban bakaran (Rm. 12:1). Mereka dibakar bagi Tuhan di dalam roh dan mereka membakar orang lain dengan api ilahi dari hayat ilahi (Luk. 12:49-50; Kis. 2:3-4; Rm. 12:11). Jika kita ingin berada di ruang atas, kita perlu berdoa secara spesifik dan berkata, “Tuhan, aku rela berada di “ruang atas” bagi pemulihan kesaksian-Mu. Tuhan, aku mau mempersembahkan diri untuk membayar harga bagi visi surgawi.”

06 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 3 Senin

Kristus akan Datang Kembali
Kisah Para Rasul 1:11b
Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga

Ayat Bacaan: Kis. 1:10-12; 1 Kor. 15:45; Mat. 24:30; Za. 14:4; Why. 3:3b; 16:15

Kenaikan Tuhan ke surga mengarah kepada kedatangan-Nya kembali. Di antara kenaikan-Nya dan kedatangan-Nya kembali ada zaman kasih karunia, supaya Kristus yang pneumatik, yaitu Roh pemberi-hayat (1 Kor. 15:45), dapat menerapkan penebusan-Nya yang almuhit ke atas umat pilihan-Nya, menjadi keselamatan mereka yang sempurna, dan supaya Dia dapat menghasilkan serta membangun gereja, yaitu Tubuh-Nya, untuk mendirikan Kerajaan Allah di bumi.
Sewaktu murid-murid menatap ke langit dengan sungguh-sungguh, ada dua orang dengan pakaian putih berdiri di samping mereka. Dua orang ini, yang sebenarnya adalah malaikat-malaikat, bertanya kepada murid-murid mengapa mereka berdiri menatap ke langit. Kemudian malaikat-malaikat itu mengatakan kepada mereka bahwa Yesus terangkat ke surga akan datang dengan cara yang sama seperti mereka melihat Dia naik ke surga (ay. 10-11). Ini menunjukkan bahwa sebagaimana Tuhan Yesus naik secara jasmani, Dia juga akan kembali secara jasmani. Kristus naik ke surga dengan naik di atas awan, dapat dilihat oleh pandangan manusia, dan Dia akan datang kembali secara terbuka di atas awan-awan (Mat. 24:30). Selain itu, Dia naik dari puncak Bukit Zaitun (Kis. 1:12), dan Dia akan datang kembali di bukit yang sama (Za. 14:4). Kita benar-benar percaya bahwa pada kedatangan-Nya kembali, Tuhan Yesus akan menjejakkan kaki-Nya di Bukit Zaitun.
Kedatangan kembali Kristus beraspek dua: aspek rahasia untuk para pemenang dan aspek terbuka untuk seluruh bumi. Kristus akan datang kembali secara rahasia seperti seorang pencuri (Why. 3:3b; 16:15). Seperti pencuri, Kristus akan datang untuk mengambil barang yang berharga. Kristus menyuruh kita berjaga-jaga (Why. 3:3b), karena waktu kedatangan-Nya yang rahasia tidak kita ketahui. Kita wajib bertanya kepada diri kita masing-masing, “Apakah aku berharga? Apakah aku layak dicuri Kristus pada kedatangan-Nya yang rahasia?” Untuk itu kita perlu berjaga-jaga bagi kehidupan doa kita, menebus waktu kita untuk berdoa (Ef. 6:18; Luk. 21:36), rela membayar harga, bersiap sedia dan setia dalam pelayanan kita (Mat. 25:1-30).

05 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 3 Minggu

Visi Kenaikan Kristus ke Surga
Kisah Para Rasul 1:9
Sesudah Ia mengatakan demikian, terangkatlah Ia disaksikan oleh mereka, dan awan menutup-Nya dari pandangan mereka

Ayat Bacaan: Luk. 24:51; Kis. 1:9; Mat. 16:18; Ef. 1:23; 3:19

Injil Lukas berakhir dengan kenaikan Tuhan ke surga (Luk. 24:51); Kisah Para Rasul dimulai dengan kenaikan-Nya ke surga. Tuhan melalui orang-orang beriman-Nya, di dalam kebangkitan dan kenaikan-Nya, merampungkan ministri-Nya di surga, menyebarkan Dia sebagai perkembangan Kerajaan Allah bagi pembangunan gereja (Mat. 16:18) di seluruh bumi, demi menyusun Tubuh-Nya, yaitu kepenuhan-Nya (Ef. 1:23), untuk mengekspresikan Dia; dan bahkan sebagai kepenuhan Allah (Ef. 3:19) mengekspresikan Allah.
Dalam penebusan Kristus, boleh dikatakan terdiri atas tiga bagian besar: pertama, kematian Kristus menekankan aspek kebebasan dari hal-hal negatif, yaitu menyelamatkan kita terlepas dari dosa, dunia, daging, alamiah, dan semua hal yang tidak sesuai dengan Allah; kedua, kebangkitan Kristus menekankan aspek jalan masuk ke dalam hal-hal positif, yaitu membawa kita ke dalam segala kekayaan ciptaan baru Allah di dalam Kristus; dan ketiga, kenaikan Kristus merupakan hasil akhir (kesimpulan) yang mulia dari kematian dan kebangkitan-Nya. Hasil akhir dari penebusan-Nya bukanlah kematian atau kebangkitan, melainkan kenaikan. Kristus tidak berhenti pada kematian, juga tidak berhenti pada kebangkitan; Dia berhenti pada kenaikan. Alkitab tidak mengatakan bahwa Tuhan duduk dalam kebangkitan, melainkan Dia duduk di surga (Ef. 2:6). Duduk menyatakan bahwa pekerjaan telah dirampungkan. Karena itu, pekerjaan penebusan Tuhan baru dianggap rampung saat Dia naik ke sorga. Boleh dikatakan bahwa kematian dan kebangkitan hanya merupakan pos-pos dalam proses penebusan Tuhan, kenaikan baru merupakan sasaran akhir penebusan-Nya. Dalam kenaikan-Nya, Kristus membawa semua yang telah Dia rampungkan dalam kematian dan kebangkitan­Nya ke surga, membawa hasil dari semua pekerjaan penebusan ke dalam alam surgawi.
Jadi, hari ini Tuhan juga di dalam posisi kenaikan-Nya menerapkan khasiat penebusan­Nya kepada manusia, semuanya diterapkan oleh Tuhan dalam kenaikan-Nya. Visi kenaikan Kristus ke sorga seharusnya menguatkan iman kita terhadap Tuhan dan karya penebusan-Nya yang sempurna, sehingga kita dapat bekerja sama dengan Tuhan melalui pelayanan kita dalam gereja.

04 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Sabtu

Peralihan Zaman dari Perjanjian Lama Ke Perjanjian Baru
Kisah Para Rasul 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi

Ayat Bacaan: Kis. 1:8, Kol. 2:17; 1 Yoh. 4:14

Dalam ayat 8 Tuhan menunjukkan kepada murid-murid-Nya bahwa mereka harus memperhatikan turunnya Roh Kudus ke atas mereka dan kemudian menjadi saksi-saksi-Nya di Yerusalem, Yudea, Samaria, dan sampai ke ujung bumi. Tetapi murid-murid itu diduduki oleh konsepsi tradisional mereka mengenai kerajaan Israel, Musa, dan memelihara hukum Taurat. Tuhan seolah-olah memberi tahu mereka, “Kalian perlu peralihan zaman. Kalian perlu dialihkan secara ekonomikal dari Perjanjian Lama ke Perjanjian Baru, dari Kerajaan Israel ke Kerajaan Allah, yang adalah gereja, dari hukum Taurat kepada Kristus, yakni, kepada-Ku. Sebagai pengganti Musa dan hukum Taurat, kalian memiliki Aku. Kalian tidak boleh menjadi pemelihara hukum Taurat lagi; sekarang kalian harus menjadi saksi-saksi-Ku yang hidup. Kalian beserta dengan-Ku selama tiga setengah tahun. Kemudian kalian melihat kematian-Ku dan penguburan-Ku, melihat kubur-Ku yang kosong, dan kemudian melihat Aku di dalam kebangkitan. Sekarang Aku di sini menyertai kalian dalam kebangkitan. Lupakan tentang Musa dan hukum Taurat. Jangan menjadi pemelihara hukum Taurat — jadilah saksi-saksi-Ku yang hidup.”
Murid-murid mungkin sulit memahami keperluan mereka akan peralihan zaman. Hari ini banyak orang Kristen memiliki masalah dalam hal ini. Ketika mereka membaca bagian firman ini, mereka tidak melihat hal peralihan ekonomikal. Banyak dari kita juga perlu peralihan yang demikian. Adakalanya, meskipun kita telah diselamatkan selama bertahun-tahun, namun kita masih berusaha memelihara perintah-perintah dalam Perjanjian Baru berdasarkan diri sendiri. Kita damba menjadi pemelihara-pemelihara perintah seperti pemelihara-pemelihara hukum Taurat dan mengabaikan Tuhan sebagai inti Perjanjian Baru.
Kita memerlukan suatu peralihan dari hukum Taurat kepada Kristus. Kita perlu suatu peralihan dari menjadi para pemelihara hukum Taurat kepada menjadi saksi-saksi Yesus. Kita perlu berdoa, “Tuhan, palingkan aku untuk menjadi saksi-saksi-Mu.” Satu Yohanes 4:14 menerangkan bahwa kesaksian ini ialah ”Kami telah melihat dan bersaksi bahwa Bapa telah mengutus Anak-Nya menjadi Juruselamat dunia.” Apa yang kita lihat, itulah yang kita saksikan.

03 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Jumat

Kamu akan Menjadi Saksi-saksi-Ku
Kisah Para Rasul 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi

Ayat Bacaan: Kis. 2:32, 4:33, 5:32, 10:39,41, 23:11, 26:16, Luk. 24:48

Secara harafiah, kata Yunani untuk “saksi-saksi” dalam Kisah Para Rasul 1:8 berarti “para martir.” Saksi-saksi adalah orang-orang yang memikul kesaksian yang hidup tentang Kristus yang bangkit dan naik ke surga dalam hayat. Mereka berbeda dengan pemberita-pemberita yang hanya memberitakan doktrin-doktrin harafiah. Seorang saksi adalah untuk kesaksian. Jadi kesaksian berhubungan dengan orangnya, dengan apa adanya saksi itu (Kis. 26:16). Menjadi saksi berbeda dengan mengajar. Bersaksi menuntut pengalaman melihat dan menikmati Tuhan atau hal rohani.
Kitab Injil mencatat, dalam inkarnasi-Nya, Kristus merampungkan ministri-Nya di bumi seorang diri, dan menaburkan diri-Nya sebagai benih Kerajaan Allah hanya di tanah Yudea. Kitab Kisah Para Rasul mencatat, dalam kenaikan-Nya, Kristus akan merampungkan ministri-Nya di surga melalui saksi-saksi ini, martir-martir ini, di dalam hayat kebangkitan-Nya dan dengan kekuatan dan kuasa kenaikan-Nya untuk mengembangbiakkan dan meluaskan diri-Nya menjadi perkembangan Kerajaan Allah mulai dari Yerusalem sebagai awalnya, sampai ke ujung bumi, sebagai perampungan ministri-Nya dalam Perjanjian Baru. Dalam kitab ini, semua rasul dan murid adalah para martir-Nya, saksi-saksi-Nya yang sedemikian (Kis. 2:32, 5:32, 10:39,41, 23:11, Luk. 24:48). Para rasul adalah saksi dari Kristus yang bangkit, bukan hanya dalam perkataan tetapi juga dalam hidup dan tindakan mereka, terutama bersaksi tentang kebangkitan-Nya (Kis. 4:33).
Saudara-saudari yang terkasih, di dalam kehidupan kita sehari-hari, kita harus menjadi orang-orang yang sepanjang waktu membicarakan Kristus, sepanjang waktu berbicara bagi Kristus, dan sepanjang waktu mengutarakan Kristus. Kapanpun dan dimanapun kita membuka mulut kita, kita membicarakan Kristus, kita berbicara bagi Kristus, dan kita mengutarakan Kristus. Seorang saksi adalah seseorang yang berbicara, seseorang yang hanya membicarakan hal-hal mengenai orang yang sedang dia persaksikan. Kita adalah saksi-saksi-Nya dan kita harus membicarakan Dia, berbicara bagi Dia, dan mengutarakan Dia pada setiap kesempatan.

02 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Kamis

Roh Kudus Turun ke Atas Kamu
Kisah Para Rasul 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi

Ayat Bacaan: Yoh.14:17, Yoh. 7:37-39, 2 Raj. 2:9, 13-15, 1 Kor. 12:13

Mengalami Roh Kudus turun ke atas kita berbeda dengan memiliki Roh Kudus di dalam kita (Yoh.14:17). Roh Kudus dihembuskan ke dalam murid-murid pada hari kebangkitan Tuhan untuk menjadi Roh hayat bagi mereka secara esensial. Roh Kudus yang sama turun ke atas murid-murid pada hari Pentakosta untuk menjadi Roh kuasa secara ekonomikal. Di satu pihak, Tuhan berkata bahwa Roh Kudus akan diam di dalam kita, di pihak lain juga berkata bahwa Roh Kudus akan turun ke atas kita.
Demikianlah, terhadap Roh hayat, kita perlu meminumnya (Yoh. 7:37-39). Namun, terhadap Roh kuasa, kita perlu mengenakan Dia sebagai seragam, yang dilambangkan oleh jubah Elia (2 Raj. 2:9, 13-15). Ini adalah dua aspek dari Roh yang satu itu untuk kita alami (1 Kor. 12:13). Roh hayat yang menghuni adalah esensial bagi hayat juga menyuplai dan menunjang hidup kita; Roh kuasa yang dicurahkan adalah ekonomikal bagi ministri dan pekerjaan kita.
Banyak saudara saudari rajin membaca Alkitab, juga sangat mengasihi Tuhan, tetapi ketika mengabarkan Injil, merasa tidak leluasa, bersaksi bagi Tuhan merasa malu, di dalam sidang sulit membuka mulut. Hal itu disebabkan dan juga membuktikan bahwa di dalam ada Roh Kudus, namun di luar mereka tidak ada Roh Kudus. Kalau mereka mau menuntut, mau menerima, pada suatu hari mereka juga mendapatkan Roh Kudus secara lahiriah, keadaan rohani lahir mereka juga akan berubah besar. Keberanian mereka akan bertambah, kulit muka mereka akan tebal. Jangankan bersaksi kepada satu orang, meskipun membuka mulut di dalam sidang, memberitakan Injil kepada orang banyak, menyanyi atau memberitakan firman di pinggir jalan pun tidak merasa malu. Pada hari Pentakosta, nelayan, orang kecil dari Galilea, tidak takut ditentang atau diancam oleh penguasa, dengan kuat dan berani bersaksi bagi Tuhan. Mereka bisa demikian setelah Roh Kudus turun ke atas mereka. Kalau setiap saudara saudari dalam barisan Injil kita, satu per satu mendapatkan kepenuhan Roh Kudus secara lahiriah, kita akan mampu menggerakkan hati manusia. Kalau kita hendak bersaksi bagi Tuhan, bekerja bagi Tuhan, kita harus dipenuhi Roh Kudus secara lahiriah.

01 December 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Rabu

Kamu akan Menerima Kuasa
Kisah Para Rasul 1:8
Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi

Ayat Bacaan: Yl. 2:28-29; Lukas 24:49; Yoh. 20:19-22; Kis. 1:4-5; 2:1-4, 16-18

Tuhan mengucapkan perkataan “Tetapi kamu akan menerima kuasa” kepada murid-murid-Nya setelah kebangkitan-Nya dan sebelum kenaikan-Nya, Dia mengucapkan lagi janji Allah dalam Perjanjian Lama mengenai Roh Kudus. Dia berjanji, setelah Dia naik ke surga, Dia akan mengutus Roh Kudus menjadi kuasa mereka. “Kuasa” berbeda dengan “Penghibur” (Yoh. 20:19-22). Penghibur adalah Yang akan masuk ke dalam murid-murid dan diam “di dalam” mereka, sedangkan kuasa adalah Yang akan turun “ke atas” mereka.
“Menerima atau mendapat kuasa” adalah Roh Kudus turun ke atas diri kaum beriman sehingga kaum beriman dipenuhi Roh Kudus secara ekonomikal. Janji mengenai menerima kuasa ini adalah penggenapan dari janji dalam Lukas 24:49 dan Yoel 2:28-29, yang digenapi pada hari Pentakosta (Kis. 2:1-4, 16-18), yakni pencurahan sebagai kuat kuasa dari tempat tinggi bagi ministri kaum beriman secara ekonomikal. Roh Kudus turun ke atas diri kita, memenuhi diri kita, membuat kita mengalami dibaptis di dalam Dia, adalah supaya kita menerima kuasa, bersaksi bagi Tuhan. Ini sangat jelas memperlihatkan kepada kita bahwa fungsi Roh Kudus sebagai kekuatan, bukan untuk hayat di batin yang kita terima dari Tuhan, melainkan untuk pekerjaan di luar yang kita lakukan bagi Tuhan. Kuasa ini adalah Allah Tritunggal sebagai Roh itu. Karena ada Roh kuasa di atas kita, maka kita bisa membicarakan Allah, mengutarakan Kristus, berbicara bagi Kristus supaya Kristus dapat disalurkan ke dalam orang lain.
Allah damba agar kita, orang-orang Kristen mau menjadi orang-orang yang berbicara. Kita harus menjadi orang-orang yang sepanjang waktu membicarakan Kristus; kita harus menjadi saksi-saksi dari Dia yang di dalamnya kita percaya. Untuk berbicara kita perlu memiliki Roh. Kita mendapatkan Roh itu melalui berdoa. Maka Roh itu menjadi kuat kuasa dan keberanian kita di dalam pengabaran injil. Isi dan pembicaraan kita haruslah firman yang hidup dan kaya. Bahkan orang-orang saleh yang muda dapat mengabarkan dengan kuat kuasa dan pengaruh yang kuat jika mereka mau percaya di dalam doa, firman, dan Roh itu. Inilah jalan kita untuk menjadi saksi-saksi Kristus, bukan dengan cara atau metode yang bersifat duniawi.

30 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Selasa

Pemulihan Kerajaan Israel
Kisah Para Rasul 1:6-7
Maka bertanyalah mereka yang berkumpul di situ: “Tuhan, maukah Engkau pada masa ini memulihkan kerajaan bagi Israel?” Jawab-Nya: “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya”

Ayat Bacaan: Kis. 1:6-7; Yoh. 1:3

Kerajaan Israel, yang dinantikan oleh para rasul dan orang-orang Yahudi yang takwa lainnya adalah kerajaan material. Kerajaan ini berbeda dengan kerajaan hayat Allah, yang Kristus bangunkan melalui pemberitaan Injil-Nya.
Dalam mengajukan pertanyaan yang dicatat dalam ayat 6, murid-murid kelihatannya telah melupakan hayat ilahi yang ada di dalam mereka. Konsepsi mereka dihubungkan dengan pemulihan kerajaan Israel. Konsepsi tradisional ini ada di dalam pemikiran semua orang Yahudi. Petrus, Yohanes, Yakobus, dan murid-murid lainnya memiliki konsepsi bahwa kerajaan Israel akan dipulihkan. Hari demi hari mereka mengharapkan pemulihan kerajaan Israel.
Tetapi dalam 1:3 kita diberi tahu bahwa Tuhan bukan berbicara kepada mereka tentang kerajaan Israel, melainkan tentang Kerajaan Allah. Meskipun Tuhan berbicara kepada murid-murid-Nya mengenai Kerajaan Allah selama lebih dari empat puluh hari, mereka mungkin lebih memperhatikan kerajaan Israel daripada Kerajaan Allah. Hati mereka mungkin telah diduduki oleh kerajaan Israel. Tuhan juga berbicara kepada mereka tentang baptisan Roh Kudus. Kerajaan Allah dan baptisan Roh Kudus adalah hal-hal yang berhubungan dengan ekonomi Perjanjian Baru. Tetapi, sebagaimana ditunjukkan dengan pertanyaan mereka dalam ayat 6, murid-murid mungkin tidak memiliki pemahaman yang tepat akan hal-hal ini. Dalam menjawab pertanyaan yang diajukan oleh murid-murid, Tuhan Yesus berkata, “Engkau tidak perlu mengetahui masa dan waktu, yang ditetapkan Bapa sendiri menurut kuasa-Nya” (ay. 7). Di sini Tuhan Yesus seolah-olah berkata, “Serahkan pemulihan kerajaan Israel kepada kedaulatan Allah. Lupakan tentang kerajaan Israel, dan terimalah firman-Ku mengenai Kerajaan Allah dan baptisan Roh Kudus.” Ketika Tuhan Yesus datang untuk kali pertama, orang-orang Yahudi mengharapkan Mesias untuk memulihkan kerajaan-Nya (Luk. 2:25; 3:15; 7:19; Yoh. 1:41; 7:27, 41). Baru sampai kedatangan-Nya yang kedua kali itulah Ia akan memulihkan kerajaan Mesias (Mat. 23:39). Kita perlu berdoa agar kita dilepaskan dari konsepsi tradisional dan memperhatikan perihal menjadi saksi-saksi Tuhan bagi Kerajaan Allah dalam hayat.

29 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Senin

Dibaptis dengan Roh Kudus
Kisah Para Rasul 1:5
Sebab Yohanes membaptis dengan air, tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus

Ayat Bacaan: Mat.3:11; Kis. 1:5, 14; 2:1-4, 38; 5:32; 11:15-16

Mengenai janji tentang Roh Kudus telah dinubuatkan oleh Yohanes Pembaptis di dalam Matius 3:11. Tuhan Yesus sendiri juga telah menubuatkan, “Tetapi tidak lama lagi kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis.1:5). Demikianlah, murid-murid dan Tuhan sendiri telah menubuatkan tentang janji mengenai Roh itu. Janji tentang Roh Kudus ini digenapkan kepada dua macam orang: pertama, kaum beriman bangsa Yahudi, pada hari Pentakosta, “Tetapi tidak lama lagi kamu (kelompok kaum saleh Yahudi yang pertama), akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis.1:5); kedua, Roh itu digenapkan bagi orang bukan keturunan Yahudi di rumah Kornelius, “Dan ketika aku (Petrus) mulai berbicara, turunlah Roh Kudus ke atas mereka (kaum saleh bangsa bukan Yahudi) sama seperti dulu ke atas kita (kelompok pertama kaum saleh Yahudi). Maka teringatlah aku akan perkataan Tuhan...kamu akan dibaptis dengan Roh Kudus” (Kis.11:15-16).
Baptisan Roh Kudus ke atas Tubuh Kristus di dalam Kisah Para Rasul merupakan suatu penggenapan sekali untuk selamanya. Kita tidak perlu menunggunya, karena kita telah mengalaminya. Satu Korintus 12:13 mengatakan bahwa, “dalam satu Roh kita semua dibaptis ke dalam satu tubuh.” Kita harus paham bahwa baptisan Roh Kudus adalah fakta yang telah rampung. Baptisan Roh Kudus adalah satu butir yang terdapat dalam perjanjian, wasiat yang diberikan kepada kita semua, dan kita semua berhak atasnya selaku anggota Tubuh Kristus. Namun, kita tidak boleh berhenti pada fakta ini saja.
Sering kali kita memberitakan Injil dalam ketidakpercayaan. Kita hanya percaya sebagian, tidak sepenuhnya; karena itu, kita tidak memiliki kekuatan. Kita percaya Tuhan sudah mati bagi kita, tetapi kita tidak percaya Dia sudah membaptis kita dengan Roh Kudus. Sebab itu, kita tidak memiliki kekuatan dalam memberitakan Injil. Jika kita berdiri di pihak Tubuh, percaya kepada seluruh janji Tuhan, dan menerima fakta yang telah rampung mengenai baptisan Roh Kudus atas Tubuh dengan iman yang hidup, kita akan mengikat orang kuat itu (Iblis) dan membungkam mulutnya. Kita akan melihat kekuatan yang sejati dalam pemberitaan Injil.

28 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 2 Minggu

Menantikan Janji Bapa
Kisah Para Rasul 1:4a
Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa

Ayat Bacaan: Kis. 1:4; Luk. 24:49; Kis. 1:4-8; Yoh. 14:17; Yoh. 14:16-17, 26; 16:7; 15:26

Dalam Kisah Para Rasul 1:4-8 Tuhan Yesus menyuruh murid-murid untuk menantikan baptisan Roh Kudus. “Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-sama dengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa...” (ay. 4) Janji di sini dan dalam Lukas 24:49 itu berbeda dengan janji dalam Yohanes 14:17. Janji Tuhan dalam Kisah Para Rasul 1:4 dan Lukas 24:49 adalah janji Yoel 2:28-29, yang digenapi pada hari Pentakosta (Kis. 2:1-4, 16-18), untuk pencurahan Roh sebagai kuat kuasa dari tempat tinggi bagi ministri dan pelayanan kaum beriman. Dipenuhi Roh itu secara lahiriah adalah untuk pekerjaan rohani. Janji Tuhan dalam Yohanes 14:17 digenapi pada hari kebangkitan-Nya, ketika Roh itu dihembuskan ke dalam murid-murid sebagai hembusan hayat (Yoh. 20:22). Dipenuhi Roh itu secara batiniah adalah untuk kehidupan kita.
Roh Kudus di dalam kita adalah untuk diri kita sendiri, supaya kita bertobat, mendengarkan firman Allah, mengenal Tuhan. Roh Kudus di atas diri kita, yaitu di luar kita, adalah untuk orang lain, supaya orang lain bertobat, mendengarkan firman Allah, mengenal Tuhan. Mengapa kita bisa mendekati Tuhan, tetapi tidak bisa membawa orang lain mendapatkan karunia mendekati Tuhan? Karena kita kekurangan Roh Kudus secara lahiriah! Ketika memberitakan Injil kepada orang lain kita merasa malu, takut kesulitan, tidak bebas, tidak mempunyai kekuatan; merasa kikuk, seolah terikat, tidak bisa bersaksi bagi Tuhan. Sampai suatu hari, Anda mengalami Roh Kudus turun ke atas Anda, Anda akan menjadi gairah seperti terbakar, keberanian Anda berlipat ganda, Anda bebas, leluasa, dan berkuasa, dengan berani maju bersaksi bagi Tuhan.
Adapun jalan untuk dipenuhi Roh Kudus secara lahiriah adalah dengan bertobat, mengaku dosa dan membereskannya dengan tuntas (Kis. 2:38), kemudian harus percaya bahwa kita sudah dibaptis di dalam Roh Kudus. Selanjutnya kita harus taat pada kehendak Allah, dan menjadi orang yang tekun berdoa sehati dan menuntut kemajuan rohani bersama saudara saudari dalam gereja. Dengan demikian kita akan mengalami realitas dari janji Bapa.

27 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Sabtu

Ia Berbicara tentang Kerajaan Allah

Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31; 1 Kor. 4:15; Yoh. 3:5; 2 Ptr. 1:3-11

Di dalam kitab Kisah Para Rasul banyak ayat yang membicarakan kerajaan (Kis. 1:3; 8:12; 14:22; 19:8; 20:25; 28:23, 31) dan banyak ayat lainnya yang membicarakan gereja (5:11; 8:1, 3; 9:31; 11:22, 26; 12:1, 5; 13:1; 14:23, 27; 15:3-4, 22, 41; 16:5; 18:22; 20:17, 28). Kitab Kisah Para Rasul diawali dan diakhiri dengan kerajaan Allah. Terlebih lagi, Kisah Para Rasul memperlihatkan kepada kita bahwa kerajaan dan gereja adalah satu pasangan, karena kerajaan berjalan seiring dengan gereja. Tanpa kerajaan tidak ada permulaan dan kesimpulan kehidupan gereja. Kerajaan adalah nadi kehidupan gereja. Karena itu, kerajaan mutlak penting bagi kehidupan gereja.
Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa kerajaan Allah akan menjadi subyek utama pemberitaan para rasul dalam amanat selanjutnya setelah hari Pentakosta. Kerajaan Allah bukanlah kerajaan materi melainkan kerajaan hayat ilahi. Inilah perkembangan dan perluasan Kristus sebagai hayat ke dalam orang-orang beriman-Nya, hingga terbentuk suatu ruang lingkup yang di dalamnya Allah berkuasa dalam hayat-Nya. Kerajaan Allah juga adalah realitas gereja yang dihasilkan oleh hayat kebangkitan Kristus melalui Injil (1 Kor. 4:15). Kelahiran kembali adalah pintu masuknya (Yoh. 3:5), pertumbuhan hayat ilahi di dalam kaum beriman adalah perkembangannya (2 Ptr. 1:3-11). Hari ini, di dalam gereja sebagai kerajaan, kita berada di bawah penguasaan, pemerintahan, pendisiplinan, dan pelatihan kerajaan (1 Kor. 6:9-10; Gal. 5:19-21; Ef. 5:5). Di dalam pemulihan Tuhan, pada saat yang sama kita berada di dalam kerajaan dan di dalam gereja, di dalam harta yang terpendam dan di dalam mutiara (Mat. 13:44-46). Walaupun gereja hari ini adalah kerajaan Allah, namun kita bisa berada di dalam kerajaan secara realitas hanya bila kita hidup dan berjalan di dalam roh, bukan di dalam manusia alamiah kita (Rm. 8:4; Gal. 5:16, 25). Sebagai orang-orang yang berada di bawah penyaluran Trinitas Ilahi, kita perlu menempuh kehidupan kerajaan di dalam gereja, bertumbuh dan berkembang dalam hayat ilahi hingga kita mencapai kematangan dan masuk ke dalam Kerajaan kekal Tuhan kita (2 Kor. 13:14; 2 Ptr. 1:5-11).

26 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Jumat

Dilatih untuk Terbiasa Menikmati Penyertaan Tuhan yang Praktis
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3; Yoh. 13:23

Tuhan menyatakan bahwa Ia hidup dengan tujuan melatih murid-murid untuk mempraktekkan dan menikmati penyertaan-Nya yang tidak kelihatan secara berkesinambungan. Setelah Tuhan bangkit, Dia menjadi Roh itu, dengan demikian penyertaan-Nya menjadi tidak terlihat secara kasat mata. Sedangkan penampakan atau penampilan-Nya yang dibicarakan dalam Kisah Para Rasul 1:3 adalah untuk melatih murid-murid menyadari, menikmati, dan terbiasa dengan penyertaan-Nya yang tidak terlihat yang sebenarnya lebih praktis, lebih unggul, lebih mustika, lebih limpah, dan lebih riil dari pada penyertaan-Nya yang kelihatan. Penyertaan-Nya yang indah ini berada di dalam Roh itu, di dalam kebangkitan.
Selama tiga setengah tahun Dia telah menyertai murid-murid dengan bentuk yang kelihatan di dalam daging. Mereka dapat melihat Dia, menjamah Dia, dan makan bersama-Nya. Salah satu dari mereka bahkan bersandar pada ribaan-Nya (Yoh. 13:23). Tiba-tiba penyertaan-Nya yang kelihatan itu diambil. Kemudian Tuhan datang kembali untuk menghembuskan diri-Nya ke dalam mereka (Yoh. 20:22). Sejak waktu itulah, kehadiran Tuhan yang menyertai murid-murid itu bersifat rohani dan tidak lagi kelihatan. Meskipun penyertaan Tuhan yang rohani itu tidak kelihatan, namun penyertaan ini lebih riil dan lebih unggul daripada penyertaan-Nya yang kelihatan.
Tuhan kita sungguh luar biasa! Terkadang, Dia menampakkan diri, terkadang Dia menghilang. Baik menampakkan diri ataupun menghilang, semuanya tidak tergantung pada kita. Adakalanya, tanpa sebab kita dipenuhi dengan sukacita, berdoa dan menyanyi. Di waktu yang lain, kita merasa putus asa dan sedih, berkeluh kesah dan berdukacita. Ketika kita merasakan kehadiran Tuhan, semuanya menjadi baik. Ketika kita tidak merasakan kehadiran Tuhan, kita kehilangan arah dan patah semangat, mengeluh dan semua kemarahan muncul. Tetapi, begitu kita menjamah Tuhan Yesus, sekali lagi kita merasakan bahwa Dia begitu setia dan patut dikasihi, dan segala masalah tertiup seperti awan. Semua ini dikarenakan fakta bahwa kita memiliki Tuhan yang luar biasa di dalam kita yang senantiasa menyertai kita (2 Tim. 4:22).

25 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - MInggu 1 Kamis

Ia Berulang-ulang Menampakkan Diri
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Kis. 1:3, Yoh. 20:19; 20:26

Setelah Tuhan Yesus datang dalam Yohanes 20:19, tidak ada kata atau petunjuk dalam catatan Yohanes yang menunjukkan bahwa Tuhan meninggalkan murid-murid. Sebenarnya Dia tetap tinggal bersama mereka, hanya mereka tidak menyadari kehadiran-Nya. Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa Dia berulang-ulang menampakkan diri kepada para rasul. Penampakkan-Nya bukan berarti bahwa Dia pernah meninggalkan mereka. Allah mengunjungi umat pilihan-Nya dalam kehidupan insani-Nya selama tiga puluh tiga setengah tahun. Selanjutnya, melalui kematian-Nya, Yesus di dalam tubuh jasmani diakhiri. Tetapi tiga hari kemudian Yesus yang diakhiri ini dalam kebangkitan keluar dalam bentuk yang telah diubah. Orang pertama yang diubah adalah Yesus. Dia diubah dari bentuk jasmani ke bentuk rohani.
Pada malam hari kebangkitan-Nya, meskipun pintu-pintu tempat murid-murid itu berada ditutup, Yesus tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka. Dia juga melakukan hal ini sekali lagi delapan hari kemudian (Yoh. 20:26). Apakah Dia menampakkan diri kepada murid-murid-Nya secara jasmani atau secara rohani? Ini adalah misterius. Tetapi setelah kenaikan-Nya, Dia tidak mengunjungi para pencari-Nya secara jasmani melainkan secara rohani. Kini kita pun dapat bersaksi bahwa kita dikunjungi oleh Dia secara rohani. Dua puluh dua surat kiriman dari Kitab Roma sampai Kitab Wahyu mengajarkan tentang Kristus yang rohani. Kristus yang rohani ini mengubah orang dosa menjadi orang yang rohani, menjadi batu-batu yang hidup untuk membangun rumah Allah, gereja.
Sebelum kita beroleh selamat, kita hanyalah makhluk jasmani dalam dunia materi, tetapi suatu hari Yesus mengunjungi kita secara pribadi dalam cara rohani. Kita menerima Dia dan Dia melahirkan kita kembali secara pribadi, secara rahasia, dan secara rohani dengan hayat ilahi Allah. Setelah kelahiran kembali, Allah bekerja untuk mengubah bagian kita yang belum diubah, yakni jiwa kita. Petrus dan Paulus adalah orang-orang yang telah diubah sejak Tuhan menampakkan diri kepada mereka setelah kebangkitan-Nya. Kiranya setiap hari kita bisa berjumpa Tuhan dan melalui kunjungan-Nya di dalam persekutuan yang intim dengan-Nya, kita dapat mengalami pengubahan ini.

24 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Rabu

Ia Membuktikan bahwa Ia Hidup
Kisah Para Rasul 1:3
...dengan banyak tanda Ia membuktikan, bahwa Ia hidup. Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah

Ayat Bacaan: Yoh. 14:16-17, 19

Kisah Para Rasul 1:3 memberi tahu kita bahwa dengan banyak bukti Tuhan menunjukkan bahwa Dia hidup. Sebab selama empat puluh hari Dia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah. Dalam Yohanes 14:16-17b Tuhan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, yaitu Roh Kebenaran.” Kemudian, dalam ayat 19 Dia berkata, “...sebab Aku hidup dan kamu pun akan hidup.”
Pada hari kebangkitan, murid-murid tahu bahwa Tuhan hidup dan mereka juga hidup. Tetapi cara hidup mereka berbeda dengan cara hidup sebelum mereka disalibkan dengan Kristus. Sebelumnya, mereka hidup dengan hayat mereka sendiri, sekarang setelah mereka disalibkan dengan Kristus, mereka hidup dengan hayat Allah Tritunggal. Hari ini, memang kita memiliki Kristus di dalam kita sebagai hayat, tetapi pikiran, emosi, dan tekad kita itu sangat kuat sehingga kita seringkali tidak memberikan kebebasan kepada Kristus untuk hidup di dalam kita. Namun puji Tuhan, di dalam kita Dia menjadi pemberi kekuatan, menjadi penyuplai yang limpah, sehingga kita bisa memperhidupkan Dia, mengekspresikan Dia. Kita harus membiarkan Dia hidup di dalam kita agar kita diselamatkan oleh hayat-Nya (Rm. 5:10).
Untuk memperhidupkan Kristus, kita perlu berdoa tanpa henti (1 Tes. 5:17). Dalam hidup kita, perkara apapun, besar atau kecil, haruslah menengadah kepada-Nya, bertanya kepada-Nya, berunding dengan-Nya, “Tuhan, aku berbicara demikian, apakah Engkau besertaku? Aku bersikap demikian kepada orang, apakah Engkau besertaku? Aku menggunakan uang demikian, berpakaian demikian, memotong rambut demikian, mendidik dan merawat anak-anak demikian, apakah Engkau besertaku?” Syukur kepada Tuhan, setiap kali kita bertanya kepada-Nya, Dia tidak mungkin tidak menjawab kita. Dia pun selamanya tidak pernah menjawab, “Terserah”. Dia pasti menunjukkan jalan yang harus kita tempuh, Dia pasti memberi tahu kita apa yang berkenan kepada-Nya, karena Dia sungguh-sungguh hidup di dalam roh kita.

23 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Selasa

Ia telah Memberi Perintah-Nya oleh Roh Kudus
Kisah Para Rasul 1:2
Sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2; Mat. 28:18-20

Kisah Para Rasul dimulai dari kenaikan Kristus ke surga (Kis. 1:2). Di dalam kenaikan-Nya, Dia memiliki segala kekuatan dan segala kekuasaan di alam semesta ini. Menurut Matius 28:18, Kristus yang bangkit berkata kepada murid-murid, “Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi.” Karena itu, dengan kekuatan dan kekuasaan di dalam kenaikan-Nya, Tuhan sangat aktif. Tuhan yang telah naik ke sorga, sedang melaksanakan perkembangbiakan-Nya yang universal dan kekal.
Siapakah yang dapat menerangkan mengapa bumi hari ini dipenuhi dengan orang-orang Kristen? Mengapa ada begitu banyak orang beriman di dunia ini? Orang-orang besar telah berusaha menguasai bumi ini, tetapi mereka telah gagal. Hitler, misalnya, berusaha melakukan ini, tetapi akhirnya ia kehilangan segalanya. Napoleon, setelah ia dikalahkan, dilaporkan bahwa ia memandang ke langit dan mengakui bahwa Yesus telah mengalahkannya. Napoleon mengakui bahwa sekalipun Tuhan Yesus tidak berperang, Dia mendapatkan segalanya. Seluruh bumi ini berada di dalam tangan Dia yang tidak terkalahkan.
Hari ini pekerjaan Tuhan yang naik ini adalah mengembangbiakkan diri-Nya sendiri ke seluruh bumi. Oleh sebab itu, sebelum keterangkatan-Nya, Kristus yang telah bangkit memerintahkan kepada murid-murid-Nya, “Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman.” (Mat. 28:19-20). Perintah ini tidak hanya ditujukan kepada sebagian kecil murid-murid dan kepada seratus dua puluh orang yang berdoa pada hari Pentakosta di sebuah ruang atas, tetapi ditujukan kepada semua orang yang percaya Tuhan di sepanjang zaman.
Tuhan telah memberikan perintah ini kepada kita, dan perintah ini disertai dengan kuasa-Nya. Karena itu, ketika kita pergi untuk memberitakan Injil kepada orang lain, kita harus berani dan tidak perlu takut. Tidak peduli siapa saja yang kita jumpai, kita dapat memberitahu mereka dengan berani, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Yesus!”

22 November 2009

Kisah Para Rasul Volume 1 - Minggu 1 Senin

Ia Terangkat ke Surga
Kisah Para Rasul 1:2a
Sampai pada hari Ia terangkat.

Efesus 1:20
Yang dikerjakan-Nya di dalam Kristus dengan membangkitkan Dia dari antara orang mati dan mendudukkan Dia di sebelah kanan-Nya di sorga

Ayat Bacaan: Kis. 1:1-2; 1 Tim. 6:16; 3 Kor. 3:6; Yoh. 6:63; 4:24; Ef. 6:17-18

Tuhan tidak hanya mati untuk kita, tidak hanya bangkit untuk kita, juga naik ke surga untuk kita. Kematian-Nya menyelesaikan kesulitan kita, kebangkitan-Nya membuat kita mempunyai hayat Allah, kenaikan-Nya membawa kita memasuki kedudukan surgawi.
Kenaikan Tuhan Yesus tidak hanya membuat Dia melebihi segala sesuatu yang di bumi, juga membuat Dia melebihi segala yang di angkasa—tempat Iblis berkuasa. Semua yang milik Iblis, penguasa kegelapan itu, telah Ia lampaui, berada di bawah kaki-Nya (Ef. 1:20-21).
Efesus 2:6 berkata, “Memberikan tempat bersama-sama dengan Dia (Kristus) di surga.” Cara penyelamatan Allah tidak hanya menyuruh kita mati bersama Kristus, bangkit bersama Kristus, juga menyuruh kita bersama dengan Dia duduk di surga. Allah menaruh kita di dalam Kristus supaya kita bersatu dengan Kristus, sehingga kita mati bersama, bangkit bersama, dan duduk di surga bersama Kristus. Kristus yang tinggal di dalam surga juga tinggal di dalam kita. Batin kita tembus dengan surga. Sama seperti lampu listrik di ruangan ini, karena listrik di dalam mereka berhubungan dengan tempat pembangkit listrik, ini boleh dikatakan bahwa listriknya juga berada di tempat pembangkit listrik. Karena hayat Kristus yang ada di dalam kita, maka kita berhubungan dengan Kristus yang duduk di surga, dan bersama-sama dengan Dia duduk di surga. Sebagaimana Dia melampaui segala sesuatu, kita juga melampaui segala sesuatu. Sebagaimana Iblis dengan kuasa gelapnya berada di bawah kaki Kristus, begitu juga dia berada di bawah kaki kita. Kenaikan Kristus membuat kita dapat memasuki kedudukan surgawi ini, membuat kita melampaui segala musuh. Asal kita berada pada kedudukan surgawi ini, segala musuh berada di bawah kaki kita.
Kita berada di dalam-Nya, dan Dia berada di dalam Allah, sebab itu kita bersama-Nya tersembunyi di dalam Allah (Kol. 3:3). Di sini kita bisa terlepas dari bumi dan menempuh hidup yang unggul, juga membuat kita terpelihara, mendapatkan perhentian. Kita perlu percaya dan bersandar pada kedudukan kebangkitan dan keterangkatan yang telah digenapkan Tuhan bagi kita.