Hitstat

29 September 2012

Efesus - Minggu 1 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3


Kita memuji Allah, karena Allah telah memberkati kita. Karena Dia telah mengatakan kata-kata yang begitu indah terhadap kita, maka kita membalas-Nya pula dengan kata-kata indah. Sebagai contoh, ketika kita membaca tentang penebusan tubuh kita, kita harus berkata, “Ya Allah, betapa syukurku kepada-Mu, karena engkau telah masuk ke dalamku, dan engkau telah menjenuhi aku dengan diri-Mu sendiri. Pada suatu hari, jenuhan-Mu ini akan terekspresi melalui tubuhku. Itulah saat tubuhku ditebus. Ya Allah, betapa syukurku kepada-Mu atas hal ini!” Berkata demikian berarti membalas Allah dengan kata-kata indah. Jadi, Dia memberkati Anda, Anda pun memuji-muji Dia. Belajarlah mengucapkan kata-kata indah kepada Allah menurut ekonomi Perjanjian Baru-Nya. Setelah mendengar kata-kata indah Allah terhadap kita, kita pun memenuhi syarat untuk mengucapkan kata-kata indah, yakni memuji-muji-Nya.

Kita memenuhi syarat, sebab kita adalah makhluk ciptaan-Nya, umat tebusan-Nya, dan umat yang dilahirkan kembali oleh-Nya. Semua berkat, kebaikan, dan manfaat dalam alam semesta ini terbagi dalam tiga kategori. Kategori pertama adalah penciptaan Allah, kategori kedua ialah penebusan Allah, dan kategori ketiga ialah kelahiran kembali Allah. Dalam penciptaan Allah, kita menikmati banyak sekali benda yang baik dan indah, seperti udara, cahaya matahari, mineral, hayat binatang, hayat tumbuhan. Semua itu adalah barang yang baik dan indah dalam penciptaan Allah, dan kita memenuhi syarat untuk mengambil bagian atas semua itu, karena kita adalah makhluk ciptaan-Nya. Selain itu, sebagai umat tebusan, kita menikmati pengampunan dosa, pembenaran oleh iman, pendamaian dalam anugerah Allah, dan pengudusan. Karena kita telah ditebus, maka semua kebaikan dalam penebusan Allah menjadi milik kita. Selain itu, karena kita telah dilahirkan kembali, kita menikmati hayat Allah, sifat-Nya, dan pribadi-Nya. Melalui ketiga kualifikasi ini — diciptakan, ditebus, dan dilahirkan kembali — kita benar-benar memenuhi syarat untuk menikmati segala berkat dalam alam semesta ini; yakni berkatberkat Allah dalam penciptaan, penebusan, dan kelahiran kembali. Para malaikat mungkin tidak berdosa, tetapi mereka tidak bersyarat untuk menikmati semua berkat ini. Namun melalui darah Kristus, kita menikmati pengampunan dosa, pembasuhan darah, pembenaran oleh iman, dan pendamaian dengan Allah. Kita menikmati semua berkat dalam penebusan Kristus. Tidak hanya demikian, dari hari ke hari kita menikmati segala kebaikan dan manfaat dari kelahiran kembali. Kita memiliki hayat ilahi, sifat ilahi, dan Persona ilahi. Adakah yang lebih tinggi daripada ini? Hari ini kita menikmati Pencipta, Penebus, dan Bapa. Itulah aspek kedua dari katakata indah.

Aspek ketiga dari kata-kata indah ialah bahwa Allah “dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga.” Allah telah memberkati kita dengan kata-kata-Nya yang baik dan indah. Tiap kata-kata yang demikian adalah berkat bagi kita. Ayat 4-14 adalah suatu catatan kata-kata indah atau berkat yang sedemikian. Semua berkat ini bersifat rohani, di dalam surga, dan di dalam Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 2

28 September 2012

Efesus - Minggu 1 Jumat


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3


Karena pujian Paulus dalam Efesus 1:3 sulit dimengerti, maka di tempat lain dalam Efesus 1, Paulus berdoa meminta Allah memberikan roh hikmat dan wahyu. Hari ini kita benar-benar memerlukan roh yang sedemikian. Kita perlu wahyu untuk melihat, kita pun perlu hikmat untuk mengerti, menyadari, dan memahami. Namun kebanyakan kita tidak mempunyai wahyu dan hikmat. Kita hanya mempunyai konsepsi alamiah. Karena itulah kita hanya bisa memuji, “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Kita tidak seharusnya memuji sedangkal itu, melainkan perlu memuji-muji Allah menurut puji-pujian Efesus 1:3 ini. Kita harus memuji Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus, memuji Dia atas penciptaan-Nya, inkarnasi-Nya, dan penyaluran hayat-Nya.

Apa adanya Allah bagi Kristus telah ditransmisikan kepada kita. Allah itu milik-Nya, dan Dia milik kita. Allah itu Allah dan Bapa-Nya, dan Dia adalah Tuhan kita. Nanti akan kita lihat dalam Efesus 1:22 bahwa Allah memberikan Kristus kepada gereja sebagai Kepala atas segala sesuatu. Istilah “kepada” yang kecil ini menyiratkan suatu transmisi, yang menunjukkan bahwa apa yang telah dicapai dan diperoleh Kristus telah ditransmisikan kepada gereja.

Sebutan “Tuhan kita Yesus Kristus” mengandung arti yang kaya. “Tuhan” berarti ke-Tuhanan (Lordship) Kristus, “Yesus” berarti keinsanan-Nya menjadi Penebus dan Juruselamat kita, dan “Kristus” berarti Dialah yang diurapi Allah. Ini merupakan keterangan lebih lanjut yang membuktikan bahwa Efesus 1:3 adalah puji-pujian yang top, dan penyanjungan tertinggi terhadap Allah. Kita semua perlu memuji-muji Allah dalam aspek-aspek sedemikian: Allah itu Allah yang menciptakan, berinkarnasi, yang menyalurkan hayat, dan yang mentransmisikan dengan penebusan; sebagai Penebus, Juruselamat, dan Persona yang diurapi untuk menggenapkan kehendak Allah yang kekal.

Bila kita hanya mengerti memuji Allah karena kasih setia-Nya, kita tetap berada dalam kondisi yang kasihan. Puji-pujian macam itu tidak menunjukkan ada sesuatu dari diri-Nya telah masuk ke dalam kita. Karena itu, kita perlu nampak bahwa Pencipta, Allah Yesus Kristus, telah berinkarnasi menjadi manusia, Dia pun Bapa Penyalur hayat yang menyalurkan diri-Nya sendiri sebagai hayat ke dalam kita, sehingga kita dapat menjadi anak-anak-Nya. Berdasarkan Yohanes 20:17, setelah kebangkitan-Nya, Tuhan Yesus memberi tahu Maria Magdalena, “Pergilah kepada saudara-saudara-Ku dan katakanlah kepada mereka bahwa sekarang Aku akan pergi kepada Bapa-Ku dan Bapamu, kepada Allah-Ku dan Allahmu.” Karena Kristus telah menjadi milik kita, maka segala apa adanya Allah bagi Kristus telah disalurkan ke dalam kita. Hal ini jauh lebih besar daripada kasih setia. Allah tidak lagi hanya memberikan kasih setia kepada kita. Dialah Allah dan Bapa kita, dan kita adalah anak-anak- Nya; bukan hanya makhluk ciptaan-Nya. Kita bukan hanya makhluk ciptaan Allah yang telah diciptakan, jatuh, dan ditebus, tetapi juga anak-anak-Nya, yang memiliki hayat dan sifat-Nya dalam batin kita. Jadi, kita bersatu dengan Dia. Oh, semoga Tuhan mencelikkan mata kita, agar kita nampak hal ini! Kita wajib memuji-muji Allah menurut ekonomi Perjanjian Baru. Dalam puji-pujian kita harus terkandung pikiran inkarnasi, penyaluran hayat, dan transmisi yang surgawi dan rohani. Kita pun harus merangkum pikiran Kristus sebagai Tuhan, sebagai Kepala, dan Yesus sebagai Yehova, Juruselamat kita, yang merampungkan penebusan dan keselamatan bagi kita. Kita pun harus ingat bahwa Kristus adalah Persona yang diurapi Allah, yang telah menggenapkan kehendak Allah sepenuhnya. Puji-pujian kita yang tinggi kepada Allah tidak seharusnya alamiahnya, tetapi harus dipenuhi oleh wahyu tentang setiap aspek yang indah dari ekonomi Perjanjian Baru Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 2

27 September 2012

Efesus - Minggu 1 Kamis


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3


Efesus 1:3 mengatakan, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus yang dalam Kristus telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam surga.” Dalam pujian yang tinggi kepada Allah ini, Paulus tidak berkata, “Terpujilah Allah, bahwasanya untuk se-lama-lamanya kasih setia-Nya.” Banyak orang muda yang suka menyanyikan mazmur, khususnya Mazmur 136 yang mengatakan “Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Pujian terhadap Allah semacam ini sedikit pun tidak setinggi yang diucapkan oleh Paulus dalam Efesus 1:3 ini. Walaupun kita sulit memahami Efesus 1:3, tetapi kita mudah sekali mengerti apa artinya kata bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia Allah, sebab ini cocok dengan konsepsi alamiah kita.

Dalam Efesus 1:3 Paulus berkata, “Terpujilah Allah dan Bapa Tuhan kita Yesus Kristus.” Jika Yesus Kristus itu Allah, mengapa Paulus mengatakan Allah (dari) Yesus Kristus? Bagaimana mungkin Allah menjadi Allah-Nya? Tidak hanya demikian, Paulus juga mengatakan Bapa (dari) Yesus Kristus. Bagaimana mungkin Allah mempunyai seorang Bapa? Ditinjau dari Tuhan Yesus Kristus, kita sebagai Anak Manusia, Allah adalah Allah Tuhan kita Yesus Kristus; ditinjau dari Dia sebagai Anak Allah, Allah adalah Bapa Tuhan kita Yesus Kristus. Menurut keinsanian Tuhan, Allah adalah Allah-Nya; menurut keilahian Tuhan, Allah adalah Bapa-Nya.

Dalam ayat 3 Paulus juga membicarakan tentang Tuhan kita Yesus Kristus. Karena Tuhan Yesus Kristus adalah milik kita, maka hakiki Allah terhadap Dia juga merupakan milik kita. “Tuhan kita” mengacu kepada ketuhanan (Lordship) Juruselamat kita (Kis. 2:36); Yesus mengacu kepada Dia sebagai seorang manusia (1 Tim. 2:5); dan Kristus mengacu kepada Dia sebagai Yang diurapi Allah (Yoh. 20:31).

Adalah mutlak benar jika kita mengatakan Allah penuh rahmat dan kasih setia-Nya kekal. Memang ini suatu ungkapan yang indah untuk menyanjung Allah. Namun, ungkapan sedemikian adalah menurut konsepsi alamiah kita semata. Hari ini kita berada di surga, di dalam kekekalan, di dalam kehendak hati Allah, dan di dalam tujuan Allah. Karena itu, kita tidak seharusnya memujimuji Allah menurut konsepsi alamiah kita, melainkan menurut wahyu-Nya tentang diri-Nya sendiri. Pujian atas kasih setia dan keagungan Allah itu bertaraf sekolah dasar, sedang pujian dalam Efesus 1:3 bertaraf pasca sarjana. Dalam sidang kita perlu lebih banyak pujian tingkat tinggi.

Pujian Efesus dalam 1:3 sungguh dalam dan rahasia, karena mencakup seluruh ekonomi Perjanjian Baru. Di sini tidak saja ada penciptaan yang dinyatakan oleh sebutan “Allah”, tetapi juga ada inkarnasi yang ditunjukkan oleh sebutan “Allah Tuhan kita Yesus Kristus”. Wahyu pertama tentang Allah dalam Alkitab terdapat dalam penciptaan, sebab Alkitab dimulai dengan kalimat, “Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.” Setelah penciptaan ada inkarnasi. Pada suatu hari, Allah Pencipta berinkarnasi menjadi seorang manusia. Firman yang bersama-sama dengan Allah dan yang adalah Allah itu, telah menjadi daging (manusia) (Yoh. 1:1, 14). Ketika Allah sendiri menjadi manusia, maka Allah yang menciptakan segala sesuatu itu menjadi Allah-Nya. Inilah inkarnasi, bukan hanya keagungan atau kasih setia Allah. Karena itu, Allah Tuhan kita Yesus Kristus dalam Efesus 1:3 mengacu kepada inkarnasi; Bapa Tuhan kita Yesus Kristus mengacu kepada penyaluran hayat.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 2

26 September 2012

Efesus - Minggu 1 Rabu


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:1-3; 4:13


Sekarang kita perlu melihat penulis Kitab Efesus. Kita tahu penulisnya ialah Rasul Paulus. Efesus 1:1 mengatakan, “Dari Paulus, rasul Kristus Yesus atas kehendak Allah.” Paulus dijadikan seorang rasul Kristus bukan oleh manusia, tetapi melalui kehendak Allah, sesuai dengan ekonomi Allah. Kedudukan ini memberinya otoritas untuk menjabarkan wahyu tujuan kekal Allah mengenai gereja dalam surat ini. Gereja dibangun di atas wahyu ini (2:20). Paulus sebagai rasul Kristus ditujukan kepada kedudukannya, sedang ia sebagai rasul oleh kehendak Allah ditujukan kepada kekuasaannya. Sebagai seorang rasul yang demikian, Paulus menjadi penulis kitab ini.

Bagian akhir dari Efesus 1:1-2 menerangkan, “Kepada orang-orang kudus di Efesus, orang-orang percaya dalam Kristus Yesus. Anugerah dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.” Penerima surat ini ialah orang-orang kudus di Efesus. Ini ditujukan kepada posisi mereka. Orang-orang kudus adalah orang-orang yang dijadikan kudus, yang dikuduskan, dipisahkan bagi Allah dari segala sesuatu yang umum.

Para penerimanya juga adalah orang-orang “yang setia” (Tl.) dalam Kristus Yesus. Orang-orang yang setia ialah mereka yang setia dalam iman, yang disebutkan dalam Efesus 4:13, 2 Timotius 4:7 dan Yudas 3. Para penerima ini, orang-orang yang setia dalam Kristus Yesus, tidak saja memiliki kedudukan yang dikuduskan, juga memiliki kehidupan yang setia. Mereka hidup dengan setia dalam iman mereka. Untuk memenuhi syarat dan berkedudukan menjadi penerima surat ini, kita perlu menjadi orang yang sedemikian. Kita harus menjadi orang-orang yang kudus dan menjadi orang-orang yang setia dalam Kristus Yesus. Kita harus mempunyai posisi yang dikuduskan dan kehidupan yang setia.

Anugerah berarti Allah menjadi kenikmatan kita (Yoh. 1:17, 1 Kor. 15:10). Ketika Allah menjadi bagian kita, untuk kita nikmati, itulah anugerah. Jangan mengira anugerah sebagai sesuatu yang lebih rendah daripada Allah. Anugerah tidak lain ialah Allah yang kita nikmati menjadi bagian kita secara riil.

Damai sejahtera ialah suatu keadaan yang dihasilkan dari anugerah, berasal dari kenikmatan kita terhadap Allah Bapa. Tatkala kita menikmati Allah sebagai anugerah, berarti kita berada dalam suatu keadaan yang penuh perhentian, kepuasan, dan sukacita. Inilah damai sejahtera. Anugerah ialah suatu substansi, sedang damai sejahtera adalah suatu keadaan. Substansi anugerah ialah Allah sendiri, dan keadaan damai sejahtera ialah hasil dari kenikmatan kita terhadap Allah sebagai anugerah. Kita semua dapat bersaksi, ketika kita menikmati Allah sebagai anugerah, kita pun memiliki damai sejahtera. Pada baris pertama kidung No: 378 tercantum, “Hayat dan alangkah teduh (damai).” Hayat adalah anugerah. Ketika kita benar-benar menikmati Kristus sebagai hayat kita, kita pun beroleh bagian dalam anugerah. Kemudian kita akan memiliki damai sejahtera. Alangkah hayat! Alangkah damai! Sekarang kita pun dapat berkata: Alangkah substansi! Alangkah keadaan! Kita memiliki substansi ilahi menjadi kenikmatan kita, dan kita memiliki keadaan surgawi. Inilah damai sejahtera yang kita nikmati.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 1

25 September 2012

Efesus - Minggu 1 Selasa


Pembacaan Alkitab: Ef. 1:17-18


Terakhir, Efesus 6 mewahyukan bahwa gereja ialah pejuang, yaitu pejuang yang korporat. Kalau pasukan tentara terdiri atas banyak prajurit, maka pejuang adalah seorang saja. Gereja adalah manusia baru, dan manusia baru ini ialah seorang pejuang. Seluruh perlengkapan senjata Allah yang tercantum dalam pasal 6 bukan untuk orang Kristen perorangan, melainkan untuk seluruh gereja, manusia baru ini. Sebagai pejuang, gereja melawan musuh Allah dan menaklukkannya.

Jika kita menggabungkan ketujuh aspek gereja tersebut di atas, kita akan nampak sebuah lukisan gereja yang sangat indah: sebagai Tubuh, gereja mengekspresikan Kristus; sebagai manusia baru, gereja menerima Kristus sebagai pribadi; sebagai kerajaan, gereja mempunyai hak dan kewajiban; sebagai keluarga, gereja memiliki hayat dan kenikmatan; sebagai tempat kediaman Allah, gereja memberi Allah tempat tinggal; sebagai mempelai perempuan, gereja memuaskan Kristus; dan sebagai pejuang, gereja berperang dan mengalahkan musuh, sehingga Allah dapat menggenapkan kehendak-Nya yang kekal. Inilah gereja.

Sekarang baiklah kita meninjau isi Kitab Efesus. Perkara pertama dalam isi kitab ini ialah berkat yang diterima oleh gereja di dalam Kristus (1:3-14). Rasul Paulus berdoa agar gereja beroleh wahyu untuk melihat semua berkat yang telah diterimanya. Berkat-berkat material seperti mobil atau rumah itu tidak perlu wahyu untuk melihatnya. Tetapi berkat yang diperoleh gereja memerlukan wahyu.

Setelah mewahyukan berkat-berkat ini kepada gereja, Rasul Paulus berdoa agar kaum beriman memiliki roh hikmat dan wahyu untuk memahami hasil dari berkatberkat ini, dan mengetahui kuat kuasa yang mendatangkan berkat ini, agar gereja dapat menjadi Tubuh Kristus, yakni kepenuhan Dia yang memenuhi semua di dalam segala sesuatu (1:15-23).

Dalam Efesus 3:1-13 kita memiliki wahyu dari rahasia dan ministri kepengurusan rumah tangga gereja. Ministri kepengurusan rumah tangga ini berkaitan dengan gereja. Maka bukan rahasia saja yang berkaitan dengan gereja, tetapi juga kepengurusan rumah tangga. Jika kita ingin memahami gereja, kita perlu mengenal wahyu rahasia dan ministri kepengurusan rumah tangga. Masalah ini akan kita bahas secara rinci bila kita tiba pada pasal 3.

Dalam pasal 4 sampai pasal 6 kita nampak kehidupan dan kewajiban gereja di dalam Roh. Jika kita mempunyai satu pandangan yang jernih atas isi Kitab Efesus, segenap Kitab Efesus akan terungkap di hadapan kita. Kita akan nampak berkat-berkat antara lain: pemilihan Allah, penentuan, keputraan, kekudusan, penebusan, pemeteraian, jaminan, dan masih banyak lagi. Kemudian kita akan nampak doa rasul untuk roh hikmat dan wahyu supaya kita mengetahui pengharapan panggilan Allah, nampak kemuliaan warisan Allah di antara kaum beriman-Nya, dan memahami kebesaran kuat kuasa yang telah tergarap dalam Kristus untuk melahirkan Tubuh. Kemudian dalam pasal 2, kita akan nampak kelahiran gereja, sifat gereja, visi gereja, pembangunan gereja, dan fungsi gereja. Dalam pasal 3 kita akan nampak wahyu rahasia dan ministri kepengurusan rumah tangga gereja. Selanjutnya kita akan nampak doa Paulus untuk penguatan manusia batiniah kita, agar Kristus dapat berumah di dalam hati kita, dan agar kita dapat dipenuhi dengan segala kepenuhan Allah. Hal ini memungkinkan kita mengalami Kristus secara riil. Sesudah itu, seperti yang diwahyukan dalam ketiga pasal terakhir, kita akan mengetahui bagaimana kita harus hidup di bumi, bagaimana kita harus menanggung kewajiban, dan bagaimana kita berperang bagi kehendak Allah. Demikianlah isi Kitab Efesus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Efesus, Buku 1, Berita 1